< Previous 177 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 Gambar 63. Mesin pencapan rol a) Metoda Pencapan (1) Pencapan Langsung (Direct Printing) Pencapan langsung adalah proses pelekatan satu atau beberapa zat warna pada bahan putih, dan hasilnya berwarna sesuai dengan warna yang dicapkan. Pada proses fiksasi tidak terjdi perubahan warna sehingga warna yang dicapkan merupakan hasil akhir. (2) Pencapan Tumpang (Over Printing) Pencapan tumpang merupakan proses pelekatan zat warna yang dilakukan di atas bahan tekstil berwarna, pencapan tumpang termasuk pencapan langsung. Zat warna yang dicapkan menutup warna bahan yang dicap tanpa merusaknya, oleh karena itu warna bahan harus lebih muda dari warna yang dicapkan, pencapan tumpang disebut juga pencapan etsa palsu (imitation discharge). (3) Pencapan Etsa (Discharge Printing) Pada pencapan etsa, pasta cap mengandung zat pembantu yang berfungsi merusak warna dasar pada bagian yang dicap. Zat pembantu tersebut bekerja 178 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 merusak warna dasar pada saat proses fiksasi, dan fiksasi yang umum dilakukan dalam pencapan etsa adalah fiksasi penguapan (steaming). (4) Pencapan Rintang (Resist Printing) Zat perintang dicapkan pada bahan, kemudian bahan dicelup dengan zat warna, zat perintang bekerja secara fisika maupun kimia menghalangi pengikatan antara zat warna dan kain sehingga fiksasi zat warna pada tempat tempat yang dicap terhalang. b) Prosedur Pencapan Secara umum prosedur pencapan meliputi tahapan sebagai berikut: (1) Persiapan Pengental Pengental berfungsi untuk melekatkan zat warna pada bagian bahan tekstil yang akan diwarnai selama proses pencapan berlangsung, sehingga dipeoleh batas gambar yang tajam, warna yang rata, dan penetrasi zat warna yang cukup baik. Dalam memilih pengental, selain viskositas ada beberapa persyaratan lain yang menjadi pertimbangan yaitu : (a) Stabilitas pasta pencapan Pengental harus stabil dalam segala suasana baik asam, basa dan zat pembantu yang digunakan. (b) Sifat sifat dari film pengental kering Lapisan film harus mempunyai daya lekat dan fleksibilitas yang baik. (c) Pengaruh pada hasil warna (d) Kemudahan persiapan dan penghilangan Proses persiapan pengental lebih mudah, waktu lebih singkat dan proses penghilangan kembali dalam pencucian setelah pengukusan menjadi bahan pertimbangan. (e) Biaya Harga pengental menjadi pertimbangan dalam perhitungan biaya produksi. Pengental untuk pencapan harus memiliki syarat-syarat tertentu antara lain : 179 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 (a) Harus sesuai dengan bahan yang dicap (b) Tidak membentuk busa pada pasta pencapan (c) Tidak berwarna, karena bahan pengental yang berwarna akan mempengaruhi warna zat warna yang digunakan dalam pencapan. (d) Tidak berubah viskositasnya, baik selama penyimpanan maupun selama proses pencapan berlangsung, tidak terjadi perubahan fisis maupun chemis. (e) Viskositasnya dapat diatur (f) Tidak mengadakan reaksi dengan zat warna dan zat pembantu (g) Lapisan film yang terbentuk memiliki fleksibilitas, tidak kaku setelah kering. (h) Tidak menimbulkan migrasi warna yang disebabkan oleh kontak dengan serat setelah pengeringan (i) Dapat mengikat air dengan baik, sehingga dapat menghindari bleeding (blobor) pada waktu pengukusan (j) Mempunyai daya reduksi yang rendah (k) Mudah dihilangkan kembali dalam proses pencucian (l) Memberikan nilai warna yang baik, serta ketajaman garis-garis motif. Selain pengental alam yang terbuat dari bahan baku seperti di atas (golongan polisakarida), jenis pengental lain adalah modifikasi pengental alam, emulsi, semi emulsi, dan pengental sintetik. Pengental emulsi dibuat dari campuran minyak dan air yang ditambah zat pengemulsi (emulgator). Pengental emulsi banyak digununakan untuk pencapan pigmen sedangkan untuk zat warna lain penggunaannya dicampur dengan pengental alam dari jenis alginat atau guar. Campuran pengental emulsi dengan pengental alam sering disebut dengan pengental setengah emulsi. Pengental ini memberikan keuntungan yaitu lebih tinggi tingkat pewarnaan yang dicapai dan waktu pengeringan lebih cepat dari pada pengental alam. 180 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Pengental emulsi dibagi 2 jenis yaitu : (a) Emulsi air dalam minyak (W/O), yaitu air merupakan fasa terdispersi dan minyak sebagai medium pendispersi (b) Emulsi minyak dalan air (O/W), yaitu minyak merupakan fasa terdispersi dan air sebagai medium pendispersi Kekentalan emulsi dipengaruhi oleh zat terdispersi dalam sistem emulsi, sedangkan kestabilannya dapat dipengaruhi oleh kenaikan suhu, gerakan mekanik, elektrolit, dan pH. (2) Persiapan Pasta Cap Zat warna yang banyak digunakan untuk pencapan bahan selulosa yaitu zat warna direk, zat warna bejana larut, zat warna naftol, zat warna reaktif, dan pigmen. Untuk poliester digunakan zat warna dispersi dan pigmen, serat nilon digunakan zat warna dispersi, zat warna asam, dan pigmen. Sedangkan untuk serat protein digunakan zat warna asam, zat warna reaktif. Pengental yang dipakai untuk pencapan dipilih sesuai dengan kain yang dicap, jenis zat warna dan alat atau mesin yang digunakan. Pengental mempunyai viskositas, daya rekat, daya penetrasi, dan elastisitas tertentu yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga kadang dalam pemakaian untuk pencapan dilakukan percampuran beberapa jenis pengental untuk mendapatkan sifat yang diingginkan dan mengurangi biaya produksi. Pasta yang digunakan dalam proses pencapan terdiri dari : (a) Zat warna (b) Pengental induk (c) Zat pembantu (d) Air (sebagai pelarut dan balance) (3) Persiapan Mesin Pekerjaan persiapan mesin meliputi pembersihan mesin, meja/blngket, mengatur kedudukan screen, 181 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 mengatur raport, mengatur kedudukan dan kemiringan rakel, ruang pengering, dan pengaturan bagian lainnya (4) Pencapan Pencapan pada kain dapat dilakukan dengan bermacam–macam alat pencapan baik secara manual maupun dengan mesin, mesin yang banyak digunakan adalah mesin pencapan kasa datar (flat screen printing) dan mesin pencapan kasa putar (rotary screen printing), secara manual dapat digunakan kasa screen. (5) Pengeringan Pengeringan setelah kain dicap mutlak dilakukan untuk menghilangkan kandungan air pada lapisan pasta cap atau menghilangkan kelembaban lapisan pasta sehingga mencegah zat warna blobor (bleeding), selain itu pengeringan bertujuan untuk memudahkan penanganan kain hasil cap untuk proses fiksasi. Jenis pengeringan yang bisa dilakukan antara lain : (a) Pengering udara panas Sumber panas berasal dari oil panas, uap panas, dan elemen listrik dengan suhu100 –125C (b) Pengering silinder Kain dilewatkan pada silinder panas dengan suhu 95-110C, silinder terbuat dari logam baja tahan karat. (c) Pengering di udara Kain dijemur atau digantung pada ruang terbuka. (6) Fiksasi Zat Warna Fiksasi pada kain yang telah dicap bertujuan agar lapisan zat warna dalam pasta cap masuk dan berikatan dengan serat membentuk ikatan seperti ikatan hydrogen, gaya van der wals, ikatan elektrovalen, dan ikatan kovalen sehingga hasil cap memiliki ketahanan luntur warna. 182 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 Fiksasi dapat dilakukan dengan beberapa metoda fiksasi, seperti metoda perangin–angin, metoda pengukusan (Steaming), udara panas (Thermofiksasi), dan pengerjaan dalam larutan kimia (Wet Development). Pemilihan metoda fiksasi bergantung pada jenis zat warna, pengental, dan peralatan yang tersedia. (7) Pencucian Proses pencucian setelah fiksasi zat warna, dimaksudkan untuk menghilangan zat warna yang tidak terfiksasi, pengental dan zat-zat kimia pembantu sehingga akan diperoleh hasil pewarnaan yang brilian, mempunyai ketahanan luntur yang baik dan pegenan kain cap yang lembut. Demikian pula akan memberikan hasil yang memuaskan pada proses penyempurnaan berikutnya, misalnya pada proses penyempurnaan tahan kusust dan sebagainya. Pada umumnya proses pencucian diawali dengan cuci dingin dan panas dimaksudkan untuk pembasahan dan pengembangan lapisan pasta cap sehingga mudah dilarutkan dan lepas dari kain, selanjutnya penyabunan dengan deterjen dan zat-zat kimia pada temperatur yang sesuai dimaksudkan agar keseluruhan sisa-sisa residu termasuk zat warna yang tidak terfiksasi dilepaskan dari kain secera penetrasi, pelarutan, pendispersi dan dekomposisi. Kemudian diikuti dengan pembilasan panas dan dingin serta pengeringan. Penodaan area di luar motif oleh sisa-sisa zat warna yang berbeda di dalam larutan pencuci merupakan resiko yang mungkin terjdi jika konsentrasi zat warna yang tidak terfiksasi dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini dapat dihindari jika telah dilakukan seleksi dengan baik terhadap zat warna yang dipakai, zat pengental dan kondisi fiksasi yang tepat, sehingga fikasasi zat warna dapat ditingkatkan dan sisa-sisa zat warna yang tidak terfiksasi dapat diminimalkan. Demikian pula kondisi optimum setiap pencucian juga harus 183 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 disesuaikan terhadap setiap kombinasi zat warna dan jenis serat. 4. Pencapan Beberapa Zat Warna a. Pencapan pada Bahan Selulosa dengan Zat Warna Direk 1) Pencapan langsung Zat warna direk termasuk golongan zat warna langsung yang dapat mewarnai serat. Zat warna direk kebanyakan berbentuk bubuk. Sifat zat warna direk mudah luntur dalam pencucian, maka jarang digunakan dalam proses pencapan, kekurangan ini dapat diperbaiki dengan pengerjaan lebih lanjut dengan larutan garam tembaga dan sekaligus memperbaiki sifat tahan sinarnya. Contah resep pencapan : 184 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 2) Pencapan tidak langsung a) Pencapan etsa putih Pencapan etsa putih dilakukan pada bahan tekstil yang dicelup dengan zat warna direk. Pada prinsipnya hampir sama dengan pencapan direk, hanya zat warna direk diganti dengan zat pereduksi sedangkan bahan dasar dicelup dengan zat warna direk. Pada cara ini zat warna direk akan direduksi oleh zat-zat pereduksi seperti Ronggalit C (formaldehid suftoksilat) dan seng oksida (ZuO2) atau titan oksida (TiO2) untuk membuat putih pada bagian yang dicap dengan zat reduktor tersebut. Contoh resep sebagai berikut : Urutan kerjanya sebagai berikut : 185 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengantar Ilmu Tekstil 2 b) Pencapan etsa warna Etsa warna atau dengan istilah lain bont etsa adalah pencapan yang dilakukan pada bahan yang telah berwarna. Kain yang telah diwarnai dengan zat warnai direk dicap dengan pasta cap yang mengandung zat pereduksi dan zat warna lain. Penghilangan warna dasar dan pemberian zat warna baru dikerjakan dalam waktu yang sama pada proses fiksasi. Zat warna yang dicapkan harus tahan terhadap zat –zat yang digunakan untuk menghilangkan warna dasar misalnya Ronggalit C. Zat warna yang ditambahkan dalam pasta antara lain zat warna bejana, zat warna basa, dan zat warna mordan. Contoh resep pencapan etsa warna zat warna direk : Urutan kerjanya sebagai berikut: 186 Direktorat Pembinaan SMK 2013Pengantar Ilmu Tekstil 1 b. Pencapan Serat Sintetik (Kain Poliester) Zat warna yang digunakan dan paling sesuai adalah zat warna dispersi. Zat warna ini memiliki sifat tahan luntur warna yang baik dan warnanya cerah. Pengental yang digunakan harus mempunyai viskositas tertentu, daya lekat kuat, film terbentuk elastis, rata dan mudah dihilangkan. Pengental yang dipilih tergantung kasa yang digunakan, metode fiksasi dan jenis kain. Contoh Resep : Pasta pengental induk 1) Locust beam 600 g gum 15% 2) CMC 10% 200 g 3) Carbaxy methyl 200 g Starch 10% Jumlah 1.000 g Pasta cap 1) Zat warna dispersi 1 – 200 g 2) Air hangat 50C 200 g 3) Pengental induk 500 g 4) Asam sitrat 1 – 3 g 5) Natrium khlorat 2 – 5 g 6) Anti busa/perata 5 – 10 g 7) Pelunak air 0 – 5g 8) Balance Starch 10% x g Next >