< Previous secara terpisah. Semua pengujian harus dilakukan sesuai dengan Test Method ASTM C 497. Jumlah benda uji penyerapan harus sama dengan jumlah pipa yang disediakan untuk uji kekuatan hancur. Benda uji harus diberi nomor atau penandaan sesuai dengan pipa yang diambil. Untuk setiap metoda, benda uji harus ditempatkan pada tempat yang luasnya 12 - 20 m Pengukuran dilakukan terhadap permukaan pipa dari keseragaman ketebalan dinding pipa, serta pipa harus bebas dari retakan yang terlihat. Pipa dapat diterima bila semua pengujian pipa dilakukan sesuai dengan persyaratan penyerapan yang ditentukan. Persyaratan Fisik Benda Uji Jumlah pipa yang diperlukan untuk pengujian harus ditentukan oleh pembuat dan harus dipilih secara acak oleh pembeli, dan diambil dari pipa yang tidak ditolak berdasarkan spesifikasi. Pemilihan harus dilakukan padu suatu tempat yang didesain oleh pembeli ketika dilakukan pemesanan. Pipa yang diuji, pertama-tama harus dijaga agar bebas dari semua kelembaban. Bila kering setiap pipa harus diukur dan diperiksa. Hari pemeriksaan harus dicatat. Jumlah dan jenis benda uji yang diperlukan. Pembuat harus menyediakan pipa untuk : 1) Pengujian kekualan dan penyerapan sebanyak 0,5 % dari jumlah pipa untuk setiap ukuran yang termasuk dalam pesanan, kecuali bila tidak ada masalah, jumlah pipa yang diuji tidak boleh kurang dari dua pipa. 2) Untuk uji permeabilitas 2 % dari jumlah pipa untuk setiap ukuran yang termasuk dalam pesanan, kecuali bila tidak ada masalah, jumlah pipa yang diuji tidak boleh kurang dari dua pipa. 3) Untuk uji hidrostatis 0,5 % dari jumlah pipa dari tiap ukuran yang termasuk dalam pesanan, kecuali bila tidak ada masalah, jumlah pipa yang diuji tidak boleh kurang dari dua pipa. Persyaratan beban luar untuk uji Kekuatan. Kekuatan hancur pipa beton taripa tulangan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam Hasil setiap pengujian untuk masing-masing ukuran pipa dan pada saat pengangkutan dan pemasangan harus ditabulasi secara terpisah. Kekuatan hancur bisanya harus digunakan tidak kurang dan 75 % pipa yang diterima untuk setiap pengujian. Semua pengujian harus dilakukan mengacu padu metoda uji ASTM C 497. SNI 03-6368-2000 Bila diperlukan oleh pembeli pengujian penyerapan dapat dilakukan dengan metode A atau metode B sesuai dengan ASTM C 497. Penyerapan tidak boleh lebih dari 9 % untuk metode A atau 8,5 % untuk B. Hasil masingmasing pengujian dari variasi uji untuk setiap ukuran pipa pada setiap pengiriman dan pemasangan harus ditabulasi secara terpisah. Semua pengujian harus dilakukan sesuai dengan Test Method ASTM C 497. Jumlah benda uji penyerapan harus sama dengan jumlah pipa yang disediakan untuk uji kekuatan hancur. Benda uji harus diberi nomor atau penandaan sesuai dengan pipa yang diambil. Untuk setiap metode, benda uji harus ditempatkan pada tempat yang luasnya 12-20 m Pengukuran dilakukan,terhadap permukaan pipa dan keseragaman ketebalan dinding pipa, serta pipa harus bebas dari retakan yang terlihat. Pipa dapat diterima bila semua pengujian pipa dilakukan sesuai dengan persyaratan penyerapan yang ditentukan. Persyaratan Permeabilitas Bila dilakukan uji permeabilitas seperti diuraikan dalam test method ASTM C 497, permukaan pipa bagian luar tidak boleh kurang dari 80 % dari pipa yang di uji harus menunjukkan tidak basah atau terdapat kumpulan bintik-bintik basah pada akhir dari periode pengujian yang disebabkan oleh air yang lolos dinding pipa. Persyaratan Hidrostatis Bila dilakukan uji hidrostatis seperti yang diuraikan dalam ASTM C 497 pipa akan menunjukkan tidak bocor selama 10 menit pada tekanan 70 KPa. Uap akan tampak pada permukaan pipa berupa bintik atau manik-manik yang menempel pada permukaan tetapi tidak harus dinyatakan bocor. Pipa uji harus diisi dengan air dan dibiarkan dahulu pada tekanan 0,7Atmosfer selama 24 jam, kecuali bila pendapat pembuat atau penjual waktu rembesan atau tekanan atau keduanya dapat diperkecil. Pengujian dapat dilanjutkan selama 24 jam dan pipa harus dinyatakan lulus uji bila selama periode uji 10 menit tidak terdapat kebocoran. Bila persyaratan bidrostatis digunakan untuk sambungan pipa seperti yang dijelaskan dalam butir 10 dari spesifikasi C 4431, uji sambungan yang sama harus digunakan sebagai dasar penerimaan untuk persyaratan hidrostatis pipa yang diizinkan sesuai dengan butir 5.5 dan butir 10.6 spesifikasi ini. Uji ulang Dilakukan jika lebih dari 20 % contoh uji gagal memenuhi persyaratan uji permeabilitas atau lebih dari 20 % contoh uji gagal memenuhi persyaratan uji penyerapatan atau hidrostatis dari bagian ini. Pembuat dapat memilih stok pipa dapat memperkecil kuantitas pipa, dan harus menandai pipa tersebut sehingga tidak diangkut. Pengujian yang diperlukan harus di lakukan secara seimbang sesuai permohonan dan mereka harus menerima jika mereka menunjuk persyaratan-persyaratan khusus. Jika contoh uji kedua gagal memenuhi persyaratan khusus, semua pipa harus ditolak. 11. Dimensi dan Variasi yang Diizinkan. Dimensi dan Ukuran Pipa harus dilengkapi ukuran diameter Variasi dimensi dalam yang diizinkan. Variasi dimensi dalam yang diizinkan harus dibatasi seperti berikut ini : Diameter dalam Diameter dalam tidak boleh lebih atau kurang dari diameter yang didesain dengan toleransi ukuran tidak lebih dari 5 mm untuk pipa yang didesain berukuran 300 mm; sedangkun untuk diameter lebih kecil dari 300 mm, toleransi ukurannya tidak lebih dart 6 SNI 03-6368-2000 6mm. Untuk pipa yang didesain dengan diameter antara 400- 450 mm, toleransi tidak lebih dart 8 mm. Untuk pipa yang didesain dengan diameter 530 mm hingga 600 mm, Ketebalan dinding pipa Tebal dinding pipa tidak kurang dari nilai pada tabel 1 atau dari tebal dinding yang direncanakan oleh pabrik, jika lebih besar dari tabel 1 toleransinya 1,6 mm untuk pipa yang diameternya kurang dari 250 mm. Toleransi ketebalan 3 mm untuk pipa dengan diameter 130-600 mm. Toleransi tebalnya 5 mm untuk pipa yang berdiameter Iebih dari 600 mm. Toleransi boleh lebih dari 5% dari tebal dinding pipa yang ditabulasi atau dari tebal dinding pipa yang disain paling tebal. Variasi tebal dinding pipa yang rnelebihi ketentuan di atas diterimn jika memenuhi persyaratan uji fisik yang ditentukan. Panjang Panjang setiap bagian pipa dapat bervariasi tidak lebih dari 13 mm dari ketentuan atau panjang yang direncanakan. Panjang dari dua sisi yang bcrlawanan Panjang dari dua sisi yang berlawanan dari setiap bagian pipa dapat bervariasi tidak lebih dari 6 m atau 2 % dart diameter yang direncanakan, dipilih yang terbesar. Kelurusan Pipa harus lurus tidak boleh mernpunyai penyimpangan lebih dari 10 mm per meter panjang pipa. 12. Perbaikan. Pipa dapat diperbaiki, akibat kurang sempurnanya pembuatan atau kerusakan karena penanganan bila pembeli menyetujui. Perbaikan pipa tersebut mengacu pada persyaratan dari spesifikasi ini. 13. Pemeriksaan. Kualitas dari seluruh bahan dan penyelesaian pembuatan pipa harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengawas yang bekerja untuk pembeli. Pengawasan dapat dilakukan pada saat pembuatan atau pengiriman. Metoda penandaan sebagai penerimaan atau penolakan pipa harus disetujui dahulu antara pengawas, pembeli dan pembuat. Pipa yang ditolak harus diganti oleh pembuat atau penjual dengan pipa yang memenuhi persyaratan. 14. Penolakan. Pipa ditolak berdasarkan jumlah kegagalan terhadap pemenuhan persyaratan spesifikasi pembuatan dan pembelian, oleh karenanya kerusakan pipa selama pemasangan atau yang disebabkan oleh beban lapangan dalam keadaan terpasang tidak menyebabkan penolakan karena tidak memenuhi spesifikasi ini. Bagian-bagian pipa tertentu dapat ditolak karena hal-hal berikut : Pecahan atau retakan pada dinding atau sambungan, kecuali jika terdapat retakan yang panjangnya tidak lebih dari 50 mm pada salah satu ujung pipa atau retakan atau lepasannya sambungan tidak lebih dari 75 mm ke arah melingkar atau 50 mm ke vah pailiang sambungan tidak harus ditolak, kecuali jika kerusakan tersebut lebih dari 5 % dari yang dikirim. Kerataan ujung pipa tidak tegak lurus terhadap sumbu memanjang batas penyimpangannya sesuai dengan butir 11.24. SNI 03-6368-2000 Kerusakan/cacat yang menunjukkan saat pencampuran dan pencetakan yang tidak memenuhi ketentuan butir 9.1. Kerusakan/retak yang masih memenuhi persyaratan kekuatan, keawetan, atau fungsi pipa. 15. Penandaan Produk Pipa Informasi berikut harus ditulis pada setiap pipa. Kelas pipa dan spesitikasi yang direncanakan Tanggal pembuatan Nama atau merk dengan dari pabrik lndentifikasi pabrik pembuat Penandaan harus dilakukan dengan cat tahan air pada bagian pipa yang tahan air. Persyaratan fisik dan dimensi untuk pipa beton tanpa tulangan. ipa besi Beton dalam pekerjaan system saluran dan pembuangaan digunakan untuk instalasi air bersih dan air kotor, pipa ini diproduksi dengan ∅2” – 15” dengan panjang 3-6 m.SNI 03-6368-20001 Pipa kuningan Kuningan adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga antara 60-96% massa. Warna kuningan bervariasi dari coklat kemerahan gelap hingga ke cahaya kuning keperakan tergantung pada jumlah kadar seng. Seng lebih banyak mempengaruhi warna kuningan tersebut. Komponen utama dari kuningan adalah Tembaga sehingga kuningan biasanya diklasifikasikan sebagai paduan tembaga Kuningan sangat mudah untuk di bentuk ke dalam berbagai bentuk, sebuah konduktor panas yang baik, dan umumnya tahan terhadap korosi dari air garam. Karena sifat-sifat tersebut, kuningan kebanyakan digunakan untuk membuat pipa, assesoris plambing alat plambing, tabung, sekrup, radiator, alat musik, aplikasi kapal laut, dan casing cartridge untuk senjata api. Kuningan lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga, Dalam perdagangan dikenal 2 jenis kuningan, yaitu: • Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95% • Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90% (Sumber: Dep.PU, 1985) • Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90% Sejarah Pengrajin logam kuno di daerah yang sekarang dikenal sebagai Syria atau Turki timur telah mengetahui bagaimana cara untuk mencairkan tembaga dengan timah untuk membuat logam yang disebut perunggu pada awal 3000 sebelum masehi. Kadang-kadang mereka juga membuat kuningan tanpa mereka sadari. Pengrajin logam kuno di sekitar Laut Mediterania mampu membedakan bijih timah seng dari yang mengandung seng dan mulai mencampurkan dengan tembaga untuk membuat koin kuningan atau benda lainnya. Sebagian besar seng itu diturunkan dengan memanaskan mineral yang dikenal sebagai kalamin, yang berisi berbagai senyawa seng. Dimulai pada sekitar 300 A.D, industri kuningan berkembang di tempat yang sekarang di kenal sebagai Jerman dan Belanda. Meskipun pengrajin logam kuno hanya bisa mengenali perbedaan antara bijih seng dan bijih timah, mereka masih tidak mengerti logam seng. Sampai pada tahun 1746 seorang ilmuwan Jerman bernama Andreas Sigismund Marggraf (1709-1782) memperkenalkan logam seng yang diidentifikasikan dan ditentukan sifat-sifatnya. Proses untuk menggabungkan logam tembaga dan seng untuk membuat kuningan telah dipatenkan di Inggris pada tahun 1781. Penggunaan kuningan sebagai casing logam untuk senjata api pertama kali diperkenalkan pada tahun 1852. Berbagai macam logam dicoba, Hasilnya ternyata kuningan yang paling berhasil. Properti ini menyebabkan perkembangan pesat dalam industri senjata api otomatis. Bahan Baku Komponen utama kuningan adalah tembaga. Jumlah kandungan tembaga bervariasi antara 55% sampai dengan 95% menurut beratnya tergantung pada jenis kuningan dan tujuan penggunaan kuningan. Kuningan yang mengandung persentase tinggi tembaga terbuat dari tembaga yang dimurnikan dengan cara elektrik. Yang setidaknya menghasilkan kuningan murni 99,3% agar jumlah bahan lainnya bisa di minimalkan. Kuningan yang mengandung persentase rendah tembaga juga dapat dibuat dari tembaga yang dimurnikan dengan elektrik, namun lebih sering dibuat dari scrap tembaga. Ketika proses daur ulang terjadi, persentase tembaga dan bahan lainnya harus diketahui sehingga produsen dapat menyesuaikan jumlah bahan yang akan ditambahkan untuk mencapai komposisi kuningan yang diinginkan. Komponen kedua dari kuningan adalah seng. Jumlah seng bervariasi antara 5% sampai dengan 40% menurut beratnya tergantung pada jenis kuningan Kuningan dengan persentase seng yang lebih tinggi memiliki sifat lebih kuat dan lebih keras, tetapi juga lebih sulit untuk dibentuk, dan memiliki ketahanan yang kurang terhadap korosi. Seng yang digunakan untuk membuat kuningan bernilai komersial dikenal sebagai spelter. Beberapa kuningan juga mengandung persentase kecil dari bahan lain untuk menghasilkan karakteristik tertentu, Hingga 3,8% menurut beratnya. Timbal dapat ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan. Penambahan timah meningkatkan ketahanan terhadap korosi, Membuat kuningan lebih keras dan membuat struktur internal yang lebih kecil sehingga kuningan dapat dibentuk berulang dalam proses yang disebut penempaan. Arsenik dan antimony kadang-kadang ditambahkan ke dalam kuningan yang mengandung seng lebih dari 20% untuk menghambat korosi. Bahan lain yang dapat digunakan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu mangan, silikon, dan fosfor. Jenis-Jenis Kuningan: •Kuningan Admiralty, Mengandung 30% seng, dan 1% timah. •Kuningan Aich, Mengandung 60,66% tembaga, 36,58% seng, 1,02% timah, dan 1,74% besi. Dirancang untuk digunakan dalam pelayanan laut karena sifatnya yang tahan korosi, keras, dan tangguh. • Kuningan Alpha, Memiliki kandungan seng kurang dari 35%. Bekerja dengan baik pada suhu dingin. • Kuningan Alpha-beta (Muntz), sering juga disebut sebagai kuningan dupleks, mengandung 35-45% seng, Bekerja baik pada pada suhu panas. • Kuningan Aluminium, Mengandung aluminium yang menghasilkan sifat peningkatan ketahanan korosi. • Kuningan dr arsenikum, Berisi penambahan arsenik dan aluminium. • Kuningan Cartridge, mengandung 30% seng, memiliki sifat kerja yang baik pada suhu dingin. • Kuningan umum atau kuningan paku keling, mengandung 37% seng, murah dan standar sifat kerja baik pada suhu dingin. • Kuningan DZR atau dezincification, adalah kuningan dengan persentase kecil arsenik. • Kuningan Tinggi, mengandung 65% tembaga dan 35% seng, memiliki kekuatan tarik tinggi, banyak digunakan untuk pegas, sekrup, dan paku keling. • Kuningan Bertimbal. • Kuningan Bebas Timbal. • Kuningan Rendah, paduan tembaga-seng mengandung 20% seng, memiliki sifat warna keemasan. • Kuningan Mangan, kuningan yang digunakan dalam pembuatan koin dolar emas di Amerika Serikat. Mengandung 70% tembaga, 29% seng, dan 1,3% mangan. • Kuningan nikel, terdiri dari 70% tembaga, 24,5% seng, dan 5,5% nikel. digunakan untuk membuat koin mata uang Poundsterling. • Kuningan Angkatan Laut, mirip dengan kuningan admiralty, mengandung 40% seng dan 1% timah. • Kuningan Merah, mengandung 85% tembaga, 5% timah, 5% timbal, dan 5% seng. • Kuningan Tombac, mengandung 15% seng. Sering digunakan dalam aplikasi produk perhiasan. • Kuningan Tonval (Juga disebut dengan CW617N atau CZ122 atau OT58), paduan tembaga-timbal-seng. • Kuningan Putih, mengandung seng lebih dari 50%. Sifatnya sangat rapuh untuk penggunaan umum. • Kuningan Kuning, adalah istilah Amerika untuk kuningan yang mengandung 33% seng. Besi tuang (Cast Iron) Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon content 2.5% – 4%. Oleh karena itu Besi Tuang yang kandungan karbonnya 2.5% – 4% akan mempunyai sifat MAMPU LASNYA (WELDABILITY) rendah. Karbon dalam Besi Tuang dapat berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan Karbon Bebas (grafit). Perlu di ketahui juga kandungan FOSFOR dan SULPHUR dari material ini sangat tinggi dibandingkan Baja. Besi Tuang tidak dapat ditempa, tetapi jika besi tuang itu masih encer dan cair maka besi tuang itu dapat dimasukkan kedalam berbagai bentuk cetakan. Besi Tuang tidak terlalu mampu menahan tarikan dan juga tidak terlalu elastis, apabila ada tarikan yang besar terutama pada pelengkungan maka besi tuang ini akan cepat patah.Pipa bersoket adalah pipa besi tuang yang paling banyak didapat, pada ujung yang satu dari pipa tersebut ada bagian yang lebih lebar dan lebih tebal yaitu soketnya, pada ujung yang lain dinding pipa tidak dipertebal dan disebut ujung spigot (spigot end). Ujung spigot yang satu berukuran yang sesuaian dengan ujung soket pipa yang berikutnya. Adapula pipa dengan Flensa pada kedua ujungnya, sehingga pipa-pipa tersebut dapat disambungkan dengan sebuah baut. Pipa berflensa biasanya hanya dipakay sementara untuk pipa saluran yang ada diatas permukaan tanah. Fungsinya Pipa baja tuang adalah jenis pipa yang sangat keras dibanding pipa besi sejenis karena dengan hasil cor, karbon (Ca) sehingga mempunyai sifat carbon (sifat mengeras) dan tahan atas karat. Oleh karenanya sangat sesuai digunakan sebagai penyaluran limbah industri pada proyek sanitasi (purification Plan). Akan tetapi cukup banyak pengusaha menggunakan bahan pipa baja tuang ini pada proyek kecil hingga sedang di gedung komersial. Next >