< Previous 3) Pipa Keras Seperti diketahui bahwa pada tabel Z, jenis pipa ini tersedia dengan panjang 5,8 s.d 6 meter dan bahan ini dimaksudkan untuk sistem instalasi yang membutuhkan pipa memanjang. Tetapi karena kekerasannya dan dinding pipa yang tipis membuat bahan ini tidak dapat dibengkokkan dan dibentuk, dan jika dibutuhkan dapat menggunakan alat-alat sambung.Pada standar yang ada di negara lain, memungkinkan diproduksi dinding pipa yang lebih tebal, sehingga dapat dibengkokkan dengan mesin dan sering ditemui kesulitan besar. Sifat-sifat Mekanik Pipa Tembaga Standar inggris (standar Indonesia untuk pipa tembaga belum ada) untuk pipa-pipa tembaga yang digunakan pada instalasi air, gas adalah BS. 2871, bagian. Tingkat Kekerasan Pipa Tembaga Tabel Mulai dari Sampai dan termasuk Kondisi Daya Regang Pemuaian 5,65 v 55 minimum W - 10 lunak 210 40 X - 54 ½ keras 250 30 54 108 ½ keras 250 30 108 159 ½ keras 250 30 Y - 35 lunak 210 40 35 108 lunak 210 40 - 35 ½ keras 250 30 35 108 ½ keras 250 30 Z - 54 keras 380 - 54 108 keras 310 - 108 159 keras 310 - Pipa tembaga di pasaran tersedia dalam tiga tingkat kekerasan, yakni: lunak, setengah keras, dan keras seperti dijelaskan pada tabel W, X, Y, Z pada standar inggris BS 2871 bagian 1. Pipa tembaga yang termasuk dalam tabel W tersedia dalam bentuk lunak, sedangkan pipa yang termasuk dalam table X merupakan jenis yang paling popular dan untuk penggunaan umum. Dimensi Pipa Tembaga Dimensi Pipa Ukuran pipa (mm) Ukuran Luar (max) Diameter Minimum Tabel W Ketebalan nominal (mm) Tabel X Ketebalan nominal (mm) Tabel Y Ketebalan nominal (mm) Tabel Z Ketebalan nominal (mm) 6 6,045 5,965 0,6 0,6 0,8 0,5 8 8,045 7,965 0,6 0,6 0,8 0,5 10 10,045 9,965 0,7 0,6 0,8 0,5 12 12,045 12,965 0,6 0,8 0,5 15 15,045 14,965 0,7 1,0 0,5 18 18,045 17,965 0,8 1,0 0,6 22 22,055 21,965 0,9 1,2 0,6 28 28,055 27,965 0,9 1,2 0,6 35 35,07 34,99 1,2 1,5 0,7 42 42,07 41,99 1,2 1,5 0,8 54 54,07 53,99 1,2 2,0 0,9 67 66,75 66,60 1,2 2,0 1,0 76 76,30 76,15 1,5 2,0 1,2 108 108,25 108,00 1,5 2,5 1,2 133 133,50 133,25 1,5 1,5 159 159,50 159,25 2,5 1,5 Karakteristik dan Parameter pipa tembaga Karakteristik tembaga Dalam standar (inggris) BS 6017 1981, kandungan minimum dari tembaga adalah 99,85% Cu dan residu phosphor 0,13 s.d 0,050% Cu. Masa Jenis 8,9 g/cm3 , titik lelehnya 1083o C dan koefisien muai panjangnya 16,8 x 10 pero C (antara 20o - 100o C). Jenis-jenis pipa tembaga terdiri atas: 1) Pipa Lunak 2) Pipa Setengah Keras 3) Pipa Keras Sifat-sifat mekanis pipa tembaga dari mulai pipa lunak sampai dengan pipa keras, antara lain: - Daya regangnya antara 210 s.d 380 - Pemuaiannya mulai dari 30 s.d 40 Dimensi Pipa pipa tembaga mulai dari 6 mm sd 159 6. Pipa Beton Pipa Beton adalah adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuatdari campuran semen atau bahan perekat sejenisnya,air, batu koral dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu pipa beton itu.Digunakan untuk saluran limbah, terowongan, dan irigasi. Pembuatan Pipa Beton Proses pembuatan pipa beton yaitu menggunakan teknologi vibro vacuum dan circumferential prestressing (pratekan melingkar). Selama ini, pipa beton yang dibuat perusahaan menggunakan proses vibro, metode "penggetaran" untuk mengangkat kualitas beton. Atau sistem steam curing,yang menggunakan penguapan untuk mengeringkan beton.Proses pembuatan pipa beton menempuh tiga tahap inti. Mula-mula, dilakukan pembuatankerangka dengan sistem melingkar dan memanjang. Kemudian, dipasang cetakan luar dancetakan dalam, yang dilanjutkan dengan pengecoran. Pada tahap inilah, sekaligus, diterapkan prosedur vibro vacuum, sehingga beton mencapai kekuatan tertentu. . Berbeda dengan buis beton yang hanya dibuat dengan bahan semen dan pasir yang mana pembuatannya hanya digunakan alat sederhana / konvensional, Spesifikasi ini meliputi pipa beton yang tidak bertulang untuk mengalirkan air limbah rumah tangga, limbah industri, air hujan dan untuk gorong-gorong. Spesifikasi ini dalam satuan metriks. Spesifikasi ini berlaku untuk pabrik dan perdagangan dan tidak termasuk persyaratan untuk lapisan dasar pipa, penimbunan atau hubungan antara kondisi lapangan dengan klasifikasi kekuatan pipa. Pengalaman menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan produk ini tergantung kepada pemilihan jenis pipa, kelas pipa, tipe dasar pipa bedding, penimbunan pemeliharaan serta pemasangannya sesuai spesifikasi teknis. Pengadaan pipa beton harus memperhatikan persyaratan lapangan, serta persyaratan pengawasan pada saat pemasangan.Pipa Beton Bertulang dibuat di pabrik yang menggunakan mesin yang cukup modern, bahkan mesin pembuatan pipa ini diimport dari negara-negara Eropa, Amerika atau Australia. Pipa ini didesain dengan ketebalan tertentu, dan dalam pembuatannya menggunakan beton mutu tinggi dan rangka besi yang dibuat dengan mesin juga, sehingga pipa ini memang diperuntukkan untuk dapat ditanam dibawah jalan raya yang setiap harinya dilewati beban kendaraan berat. Mengapa menggunakan Pipa Beton Bertulang ? Pipa Beton Bertulang umumnya digunakan untuk saluran drainase jalan perkotaan, kawasan industri, dan beberapa perumahan yang cukup mewah, karena umumnya perumahan tersebut memiliki sistem saluran drainase tertutup, sehingga genangan air dari limbah rumah tangga atau air hujan tidak terlihat. Teknologi Pembuatan Pipa Beton Sebelum tahun 1984, di Indonesia belum ada pabrik pembuatan pipa beton. Adaanya adalah buis beton yang dibuat dengan cara merojok-rojok campuran semen dan pasir pada 2 buah cetakan berbentuk lingkaran luar-dalam. Jadi pemadatan adukan hanya mengandalkan tenaga manusia. Kemudian mulai tahun 1984 s/d 1999, bermunculan pabrik-pabrik pipa beton yang menggunakan teknologi pembuatan yang berbeda. Ada 4 teknologi dan semuanya ada di Indonesia . 1. High Vibration Vertical Cast Pipa dibuat dengan mesin penggetar. Cetakan terdiri dari Inner Mould dan Outer Mould berupa tabung vertical. Pemadatan beton diperoleh dari 3 buah vibrator frekuensi tinggi yang dipasang secara eksentik pada Inner Mould. Teknologi ini dikembangkan di Eropa dan sampai sekarang masih digunakan dibeberapa negara, meskipun sudah mulai ditinggalkan. 2. Sentrifugal / Wet Spinning Pipa dibuat dengan cara memanfatkan putaran tinggi (gaya sentrifugal). Sebuah Mould didudukan diatas 2 pasang roda besi, kemudian roda yang digerakkan dengan motor sehingga mould tersebut ikut berputar dengan kecepatan yang bisa diatur. Putaran ini kira-kira akan menghasilkan gaya putaran / sentrifugal lebih dari 10x gaya gravitasi bumi. Gaya inilah yang dimanfaatkan untuk memadatkan beton. Berbeda dengan di atas posisi mould bukan vertical melainkan horizontal. Teknologi ini ditemukan oleh Orang Australia yang bernama Humes, kira-kira 1 abad yang lalu. Oleh karenanya pipa beton yang dihasilkan kadang disebut Humes Pipes. Teknologi ini banyak digunakan di Australia, Jepang, negara-negara Asia dan beberapa negara Eropa sampai dengan sekarang. 3. Rolller Suspension Teknologi ini juga ditemukan beberapa tahun setelah Metode Sentrifugal, Penemu juga orang Australia yaitu Robert dan Clark. Hampir sama dengan Sentrifugal, metode ini juga dengan memutar mould. Bedanya adalah cetakan tidak ditaruh diatas roda besi tetapi digantung oleh batang roller. atang Roller tersebut berputar sehingga mould ikut berputar. Karena kecepatan putaran tidak sekencang metode sentrifugal, maka pemadatan didapat dari tumbukan antar batang roller dengan beton itu sendiri. Gaya Sentrifugal hanya 2 s/d 4 x gaya gravitasi bumi, yang hanya menjamin beton tidak jatuh pada saat dicetak. Tekmologi ini masih digunakan di Australia, China, Perancis dan beberapa negara Asia. 4. Packer Head Metode ini adalah metode yang paling akhir ditemukan. Metode ini seperti gabungan antara sistem Vertical Cast dan Putaran. Posisi Mould adalah vertical, tetapi tidak ada mould bagian dalam hanya ada mould bagian luar, batang roller dengan ujungnya berupa pasangan roda-roda besi akan berputar dengan kencang yang bergerak dari bawah ke atas sehingga dinding pipa terpadatkan oleh gaya press dari ujung roller tersebut. Dalam pengoeprasinnya mesin ini lebih dikontrol secara automatis, sehingga lebih sedikit memerlukan tenaga kerja. Oleh karenanya teknologi ini lebih berkembang di Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Masing-masin ketiga metode pembuatan pipa beton terakhir masih banyak digunakan, dan masing masing mempunyuai ciri khas pada produknya. Ketiganya punya kelebihan dan kekurangnanya. Dalam memilih teknologi pembuatan pipa beton, pabrikan akan melakukan pilihan berdasarkan pertimbangan : 1. Efiseinsi Material 2. Efisiensi Man Power 3. Kapasitas Produksi 4. Investasi Alat Spesifikasi pipa Beton Spesifikasi pipa beton untuk saluran air limbah, Saluran air hujan dan gorong-gorong SNI 03-6368-2000 1. Ruang Lingkup. Spesifikasi ini meliputi pipa beton yang tidak bertulang untuk mengalirkan air limbah rumah tangga, limbah industri, air hujan dan untuk gorong-gorong. Spesifikasi ini dalam satuan metriks. Spesifikasi ini berlaku untuk pabrik dan perdagangan dan tidak termasuk persyaratan untuk lapisan dasar pipa, penimbunan atau hubungan antara kondisi lapangan dengan klasifikasi kekuatan pipa. Pengalaman menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan produk ini tergantung kepada pemilihan jenis pipa, kelas pipa, tipe dasar pipa bedding, penimbunan pemeliharaan serta pemasangannya sesuai spesifikasi teknis. Pengadaan pipa beton harus memperhatikan persyaratan lapangan, serta persyaratan pengawasan pada saat pemasangan. 2. Acuan. Standar-standar ASTM : ASTM C 33 : Specification for Concrete Agregates ASTM C 150 : Specification for Portland Cement ASTM C 309 : Specification for Liquid membran -forming Compound for Curing Concrete ASTM C 443 : Specification for Joint Circular Concrete Sewer and Culvert Pipe Using Rubber Gasket ASTM C 497 : Specification for Blended Hydraulic Cements ASTM C 618 : Specification for Fly Ash and Row Calcined Natural Pozzolan for Use as Mineral Admixture in Portland Cement Concrete ASTM C 882 : Terminology Relating In Concrete Pipe and Related Products Standar-standar SNI : SNI 03-2457-1991 : Metode Pengujian Agregat untuk Beton Penahan Radiasi SNI 03-2494-1991 : Spesifikasi Abu Terbang untuk Sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton SNI 03-2915-1992 : Spesifikasi Beton Tahan Sulfat 3. Pengertian. Definisi yang berhubungan dengan pipa beton, dapat dilihat pada SNI 03-2915-1992, Spesifikasi Beton Tanah Sulfat. 4. Klasifikasi. Pipa beton yang dibuat sesuai dengan spesifikasi ini dibagi dalam 3 kelas yaitu : a) pipa beton tidak bertulang kelas I b) pipa beton tidak bertulang kelas II c) pipa beton tidak bertulang kelas III. 5. Dasar Penerimaan Pipa yang dapat diterima harus ditentukan berdasarkan hasil uji, bila diperlukan ditentuka oleh pengawas apakah pipa sesuai dengan spesifikasi, pada saat perencanaan dan tidak cacat. Penerimaan berdasarkan kekuatan Pipa didasarkan atas hasil uji kekuatan sesuai persyaratan seperti yang dijelaskan dalam butir 10.3. SNI 03-6368-2000 Penerimaan berdasarkan penyerapan Pipa didasarkan atas hasil uji penyerapan sesuai persyaratan seperti yang dijelaskan dalam butir 10.4. Penerimaan berdasarkan permeabilitas Pipa didasarkan atas hasil uji permeabilitas, sebagai pengganti uji permeabilias. Penerimaan berdasarkan hidrostatis Pipa didasarkan atas hasil uji hidrostatis sesuai persyaratan seperti yang dijelaskan dalam butir 6. Material Beton terdiri dari bahan pengikat (semen), agregat halus dan kasar, serta air. Bahan Pengikat (Semen) Bahan Pengikat (Semen) harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Semen-Portland ASTM C 150) atau harus berupa Semen Portland blast furnace slag atau Semen Portland Pozzolan yang memenuhi persyaratan spesitikasi ASTM C 595, kecuali unsur pokok pozzolari dalani tipe IP semen portland pozzolan berupa abu terbang dan kandungannya tidak lebih dari 25 % berat. Abu terbang harus memenuhi persyaratan spesitikasi sesuai SNI 03-2406-1991 tentang Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton. Kombinasi bahan pengikat yang diizinkan adalah salah satu dari sebagai berikut : Hanya Semen Portland Hanya Semen Portland blast furnace slag. Hanya Semen Portland pozzolan Kombinasi Semen Portland dan Abu Terbang, dimana kandungan Abu Terbang antara (5-25) % berat total bahan pengikat (Semen Portland dan Abu Terbang ). Agregat harus memenuhi persyaratun SNI 03-2494-91 tentang Spesifikasi Agregat untuk Beton Penahan Radiasi atau SNI 03-2457-1991 tentang Metode Pengujian Agregat untuk Beton Penahan Radiasi kecuali jika persyaratan gradasi tidak digunakan. Pengadukan dan pencampuran Pengadukan dan pencampuran dapat dilakukan dengan persetujuan pembeli. 7. Desain. Persyaratan desain harus sesuai seperti pada tabel 1.Ketebalan dinding pipa nominal sesuai dengan nilai yang dalam tabel 1, kecuali adanya toleransi khusus yang ditentukan oleh perencana. Modifikasi atau desain khusus Pabrik boleh mengajukan kepada pembeli untuk mendapatkan persetujuam mengenai tebal dinding pipa yang berbeda dengan yang ditunjukkan dalam tabel 1 sebelum pembuatan Setiap pipa harus memenuhi semua persyaratan fisik seperti yang diuraikan dalam butir SNI 03-6368-2000 7. Sambungan. Sambungan harus didesain yaitu ujung dari setiap pipa beton dibentuk sedemikian rupa sehingga penyambungan pipa dapat membentuk jaringan yang menerus dengan variasi yang diizinkan 9. Pembuatan. Campuran Agregat harus diukur dipilih dan dicampur dengan balian pengikut dan air secara proporsional agar diperoleh kualitas campuran beton yang homogen sehingga pipa memenuhi persyaratan uji dan desain yang tercantum dalam spesitikasi ini. Semua beton harus mempunyai rasio air semen tidak lebih dari 0,53 dari berat. Balian pengikat harus memenuhi ketentuan dalam butir 6.2 dan harus ditambahkan ke dalam campuran secara proporsional tidak kurang dari 280 kg/m kecuali campuran didesain dengan kandungan bahan pengikat yang lebilh rendah dan menghasilkan kualitas dan bentuk pipa yang memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini. Perawatan Pipa harus memenuhi setiap ketentuan dari metoda perawatan Perawatan dengan uap air panas Pipa ditempatkan dalam bak yang bebas dari pengaruh luar, dan dirawat dengan udara basah dengan menginjeksikan uap pada setiap saat pada temperatur tertentu, untuk memperoleh pipa yang memenuhi persyaratan. Bak perawatan harus dibuat sedemikian rupa agar sirkulasi uap dapat mengenai seluruh permukaan pipa. Perawatan dengan air Pipa beton dirawat dengan air dengan cara direndam dengan memakai pipa sistem berlubang, sprinkler mekanis, selang rembes air, atau dengan cara lain sehingga pipa tetap basah selama periode perawatan yang ditentukan. Pabrik dapat memilih kombinasi cara-cara yang diuraikan dalam butir 9.2.1 dan butir sehingga kekuatan khusus dapat tercapai. Perawatan membran Membran penyegel penggunaannya disesuaikan dengan persyaratan dari spesifikasi standar ASTM C-309 dan dibiarkan utuh hingga persyaralan kekuatan khusus dipenuhi. Beton pada saat penggunaan harus berada pada antara temperatur udara ± 170C. Semua permukaan harus dijaga pada keadaan basah terlebih dahulu, pencampuranan harus dilakukan dalam keadaan lembab. Hal Khusus Persyaratan umum Bentuk khusus, seperti fiting Y, T, bengkokan dan sambungan untuk penggunaan pipa beton disesuaikan dengan spesitikasi ini, dan harus sesuai dengan persyaratan yangdigunakan pada pipa beton untuk klas dan diameter luar. Sambungan harus cocok dengan yang digunakan dalam penyambungan pipa beton. SNI 03-6368-2000 Cabang yang dibuat berbentuk Y, T, harus terjamin sedemikian rupa sehingga sesuai dengan dinding pipa tidak kurang atau pun tidak terlalu longga ryang dapat mengakibatkan air mengalir dari sambungan pipa.Pipa harus dapat diterima bila semua pengujian sesuai dengan persyaratan yangditentukan. Setiap pengujian pipa yang memenuhi butir 10.2, akan memenuhi persyaratan kekuatan. Pembuat akan dibolehkan menguji pipa yang gagal dan pipa hanya dapat diterima bila semua pengujian pipa tambahan ini memenuhi persyaratan kekuatan. Persyaratan Penyerapan Bila diperlukan oleh pembeli pengujian penyerapan dapat dilakukan dengan metoda A atau metoda B sesuai dengan ASTM C 497. Penyerapan tidak boleh lebih dari 9 % untuk metoda A atau 8,5 % untuk metoda B. Hasil masing-masing pengujian dari variasi uji untuk setiap ukuran pipa pada setiap pengiriman dan pemasangan harus ditabulasi Next >