< Previous 107 d) Skala dengan jarum penunjuk Alat ukur pembanding (comparator) umumnya mempunyai jarum penunjuk yang bergerak relatif terhadap skala yang diam, di mana gerakan dari jarum penunjuk adalah berdasarkan prinsip mekanis ataupun prinsip elektris. Prinsip mekanis dipakai pada alat ukur dengan pengubah mekanis,sedang prinsip elektris digunakan pada alat ukur dengan pengubah elektris.Penunjuk dari jenis elektris ini sesungguhnya merupakan suatu alat ukur lain, yaitu dapat merupakan voltmeter (yang mengukur besarnya tegangan listrik) atau berupa amperemeter (yang mengukur besarnya arus listrik) akan tetapi skalanya telah disesuaikan (dikalibrasi) menjadi penunjukan satuan panjang. Suatu kesalahan pembacaan yang dikenal dengan nama paralaks mungkin dapat terjadi pada waktu membaca posisi jarum penunjuk pada skala, yaitu apabila mata kita tidak pada satu bidang yang melalui jarum penunjuk dan tegak lurus bidang skala (bidang pembacaan), lihat Gambar 3.8. Paralaks ini dapat dicegah apabila mata kita (sebelah kanan atau sebelah kiri) tepat pada bidang pembacaan. Beberapa alat ukur mempunyai cermin pada bidang skalanya, dengan demikian apabila mata kita tepat pada bidang pembacaan maka bayangan dari jarum penunjuk masih tetap kelihatan, pembacaan boleh dilakukan setelah jarum penunjuk menutupi bayangannya. Meskipun tidak memakai cermin, dengan membuat letak jarum penunjuk sangat dekat dengan bidang skala maka akibat dari paralaks dapat dikurangi. 2) Penunjuk Berangka (Digital) Pada alat ukur dengan penunjuk berangka kita dapat langsung mengetahui hasil pengukuran melalui deretan angka yang ada 108 padanya.Penunjuk berangka ini dapat kita golongkan menjadi 2 macam, yaitu jenis mekanis dan jenis elektronis. Penunjuk digital mekanis terdiri dari susunan beberapa silinder masing-masing diberi angka pada permukaannya mulai dari 0 sampai dengan 9, lihat Gambar 3.9. Mulai dari yang paling kanan silinder-silinder tersebut kita sebut sebagai silinder pertama, kedua dan seterusnya. Melalui sistem roda gigi, pengubah mekanis secara kontinu memutar silinder pertama. Untuk satu kali putaran, silinder pertama akan memutar silinder ke dua sebanyak 1/10 putaran. Apabila silinder kedua ini telah genap berputar satu kali maka silinder ketiga akan terputar sebanyak 1/10 putaran. Proses pemutaran silinder dengan cara bertingkat ini dapat berlangsung terus sampai silinder berakhir. Dengan demikian angka pada suatu silinder menyatakan kelipatan 10 dari angka silinder disamping kanannya. Penunjuk digital elektronis menggunakan komponen elektronis yang disebut dengan LED (Light Emitting Diode). Suatu kode angka dapat dibuat dari 7 buah LED yang disusun seperti angka 8, lihat Gambar 48. Apabila pada suatu saat ke 7 buah LED ini menyala (biasanya dengan sinar merah) maka kita melihat sebagai kode angka 8. Jika hanya beberapa LED yang menyala pada tempat-tempat tertentu maka akan terlihat sebagai kode angka lain. Suatu sirkuit elektronis memerintahkan LED ini untuk menunjukkan suatu kode angka, demi dan pula halnya untuk kode angka angka yang lain yang disusun menjadi satu barisan angka. Isyarat dari pengubah elektronis yang berupa pulsa dihitung secara aljabar biner dengan menggunakan suatu sirkuit elektronis tertentu. Setelah Silinder ke 167 diubah oleh pembuat kode decimal isyarat diteruskan ke bagian pengatur penyalaan LED. 109 Gambar 44. Penunjuk digital dengan sistem mekanis Gambar 45. Penunjuk digital elektronik Pencatatan Skala Ukur Untuk beberapa hal tertentu penunjukkan suatu harga pada suatu saat dianggap tidak memberikan suatu informasi yang lengkap mengenai proses pengukuran yang sedang dilakukan. Oleh karena itu diperlukan alat pencatat yang dapat membuat suatu grafik pengukuran pada kertas berskala. Beberapa proses pengukuran yang memerlukan alat pencatat antara lain adalah pengukuran konfigurasi permukaan pengukuran 110 kebulatan. Pada saat ini alat pencatat yang berdasarkan prinsip kerja elektris lebih banyak dijumpai pada alat pencatat dengan system mekanis. Dua prinsip kerja yang umum digunakan oleh alat pencatat elektris adalah prinsip galvanometer atau prinsip servomotor. Suatu kumparan, spoel, yang bebas berputar pada suatu medan magnit tetap adalah merupakan komponen utama dari galvanometer. Apabila ada arus listrik (berasal dari pengubah elektris) yang melalui kumparan ini maka posisi dari kumparan akan terputar sampai suatu kedudukan tertentu tergantung dari kuat lemahnya arus listrik. Akibatnya pena pada ujung batang yang bersatu dengan kumparan akan menggoreskan suatu garis pada kertas grafik (kertas berskala) yang secara kontinu bergerak selama proses pengukuran berlangsung. Pegas spiral yang terpasang pada kumparan berfungsi untuk menyetel/mengembalikan ke posisi nol serta untuk menaikkan reaksi dari alat pencatat. h. Teknik penggunaan peralatan dasar laboratorium (gelas dan non gelas) Teknik penggunaan alat gelas sangat diperlukan agar dapat menjamin keselamatan laboran, praktikan ataupun alat gelas itu sendiri. Teknik atau dapat juga disebut kaidah harus dipatuhi mengingat jumlah dan jenis alat gelas di laboratorium sangat banyak dan alat gelas mempunyai sifat mudah pecah. Teknik penggunaan alat gelas sangat ditentukan oleh bahan yang akan dipindahkan atau diukur. Kaidah dan prinsip-prinsip penggunaan alat gelas secara umum adalah: 1) Alat gelas harus bersih dan kering 2) Skala yang ditunjukkan pada alat gelas terlihat dengan jelas 3) Alat gelas berfungsi dengan baik (tidak cacat) 4) Pada proses penggunaan suhu tinggi harus digunakan alat gelas yang tahan panas 111 5) Jika digunakan untuk menggukur atau memindahkan cairan yang berbahaya maka tidak boleh menggunakan anggota tubuh secara langsung namun dengan menggunakan alat bantu dan alat keselamatan kerja. 6) Menungkan cairan kedalam cairan yang lain harus diperhatikan urutannya, karena urutan yang salah dapat menimbulkan letupan bahkan ledakan. 7) Penggunaan alat gelas untuk cairan basa harus segera dilakukan pencucian karena sisa cairan akan menimbulkan kerak sehingga merusak alat. 8) Penggunaan alat gelas yang untuk asam kuat atau yang menimbulkan gas yang beracun harus dilakukan di dalam alamari asam. 9) Sebelum disimpan alat gelas dicuci bersih dan dikeringkan 10) Penyimpanan alat gelas diatur berdasarkan kelompoknya. i. Teknik mengukur volume cairan Berbagai jenis peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur volume cairan, diantaranya pipet ukur, pipet volume, gelas ukur, buret dan lain-lain. Semua peralatan yang digunakan untuk mengukur volume cairan harus dalam kondisi bersih, oleh karena itu harus dilakukan pencucian terlebih dahulu. Di dalam mencuci yang terpenting adalah keterampilan memilih bahan pencuci, keterampilan mencuci dan cara mengeringkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur volume cairan adalah sebagai berikut: 1) Alat harus dalam kondisi bersih dan kering 2) Sebelum digunakan, pastikan bahwa alat dalam kondisi baik terutama ujung atas dan bawah serta skala penunjukannya terlihat jelas 3) Pilih alat pengukur volume cairan yang akan digunakan sesuai dengan tingkat ketelitian yang anda kehendaki. Tersedia pipet ukur berukuran 112 5 ml, 10 ml, 25 ml dan 50 ml dengan skala pembacaan terkecil 0,1 ml, 0,05 ml dan 0,01 ml. 4) Untuk mengisi cairan yang tidak berbahaya ke dalam alat, dapat menggunakan mulut namun hindarkan cairan masuk ke dalam mulut anda 5) Jangan sekali-kali menghisap larutan berbahaya dengan menggunakan mulut. Gunakanlah alat bantu untuk menghisap cairan seperti misalnya ball pump. 6) Pembacaan skala harus datar antara permukaan lengkung cairan (meniskus) dengan mata anda. 7) Saat membaca skala usahakan larutan tidak bergerak 8) Pastikan tidak ada gelembung udara di dalam alat pengukur volume larutan 9) Saat mengeluarkan cairan pada jangan ditiup, biarkan cairan keluar dengan sendirinya. 10) Bila melakukan pengukuran volume cairan dengan buret maka harus dipastikan buret tidak bocor dan skala penunjukan buret terlihat jelas serta satuan skala pembacaan (0,1 ml, 0,05 ml atau 0,01 ml ) sesuai ketelitian yang anda harapkan. Gambar 46. Teknik mengukur volume cairan dengan ball pump dan pipet volume 113 j. Teknik menggunakan buret Buret digunakan untuk mengukur volume cairan titer (larutan yang digunakan untuk menitrasi) secara teliti. Penggunaan buret untuk menitrasi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan terhadap teknik titrasi dan indikator. Ada beberapa jenis titrasi diantaranya adalah titrasi asam – basa (asidi-alkalimetri), titrasi Iodometri, titrasi permanganometri, titrasi Argentometri, dan lain-lain. Indikator yang digunakan dari tiap-tiap titrasi tersebut berbeda-beda diantarnya adalah: fenolftalein (pp), metilen biru, metilen orange, amilum, dan lain-lain. Prinsip penggunaan buret adalah sebagai berikut: 1) Buret harus dalam kondisi bersih dan kering 2) Sebelum digunakan, pastikan bahwa buret dalam kondisi baik yaitu: tidak bocor, skala penunjukkan jelas, kran buret dapat diputar dengan mudah, ujung buret tidak cacat dan pangkal buret (tempat mengisi cairan) masih utuh. 3) Pilih buret sesuai dengan tingkat ketelitian yang anda kehendaki. Tersedia buret biasa dan mikroburet. Buret biasa dengan skla pembacaan terkecil 0,05 ml sedangkan mikroburet mempunyai skala pembacaan terkecil 0,01 ml. 4) Untuk mengisi cairan kedalam buret gunakan corong atau beker gelas dan usahakan tidak ada gelembung dalam buret. 5) Pembacaan skala buret harus datar antara permukaan lengkung cairan (meniskus) dengan mata anda. 6) Untuk memudahkan pembacaan letakan skala pembacaan buret didepan 7) Saat membaca skala usahakan larutan dalam buret tidak bergerak 8) Biasakan membilas buret dengan cairan titer minimal 2 kali. 114 Memasang buret pada statif hendaknya dengan posisi yang kokoh dan tegak lurus. Terdapat cara yang untuk meletakkan tangan pada buret. Jika tangan kanan lebih terampil dibandingkan dengan tangan kiri maka gunakan tangan kanan untuk mengguncang erlenmeyer dengan gerakan memutar agar tercampur merata dan tangan kiri memegang kran buret. Sebaliknya apabila tangan kiri lebih terampil (kidal) maka gunakan tangan kiri untuk mengguncang dan tangan kanan memegang kran buret. Cara memegang kran buret harus benar yaitu kran buret diantara ibujari dan jari telunjuk sehingga jari tangan melingkar penuh sekitar laras kran. Saat mengamati skala pada buret maka mata harus sama tinggi dengan meniskus. Membaca skala dilakukan dari atas ke bawah. Misalnya skala miniskus terlihat 4,40 ml kalau dibaca dari atas ke bawah dan 5,60 ml jika dibaca dari bawah ke atas. Pembacaan yang benar adalah 4,40ml. Usahakan membaca skala buret seteliti mungkin. Buret berukuran 10 ml maka 1 skala = 0,1 ml, misalnya miniskus menunjuk 5,5 ml amati lebih seksama apakah 5,45ml, 5,50ml atau 5,55 ml. Teknik menggunakan buret dapat dilihat pada Gambar 47 berikut. Gambar 47. Teknik menggunakan buret 115 3. Refleksi Petunjuk: a. Tuliskan nama dan KD yang telah anda selesaikan pada lembar tersendiri b. Tuliskan jawaban pada pertanyaan pada lembar refleksi! c. Kumpulkan hasil refleksi pada guru anda LEMBAR REFLEKSI 1. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti pembelajaran ini? ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja. ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 3. Manfaat apa yang anda peroleh setelah menyelesaikan pelajaran ini? ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 4. Apa yang akan anda lakukan setelah menyelesaikan pelajaran ini? ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 5. Tuliskan secara ringkas apa yang telah anda pelajari pada kegiatan pembelajaran ini! ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 116 4. Tugas Lembar Kerja a. Teknik mengukur volume cairan Tujuan Melakukan pengukuran volume cairan dengan berbagai alat gelas dengan tepat Alat Gelas ukur 100 mL Pipet ukur 10 mL Pipet volume (pipet gondok) 5mL Bola karet Bahan Aquadest dan Tissue Cara kerja 1) Isi gelas ukur dengan aquadest sebanyak 100 mL kemudian letakan diatas meja 2) Baca skala volume air dalam gelas ukur dengan cara membaca tanda berupa garis melingkar yang menunjukan batas tinggi cairan pada volume tertentu. 3) Sebagai batas pembacaan adalah bagian bawah permukaan lengkung cairan (meniskus). Coba lakukan pembacaan dengan menggunakan 3 cara: 4) Pembacaan skala dengan posisi lebih atas membentuk sudut 45oC dari skala meniskus 5) Pembacaan dengan posisi datar (rata) dengan skala meniskus 6) Pembacaan skala dengan posisi lebih bawah membentuk sudut 45oC dari skala meniskus 7) Catat hasil pembacaan 3a, 3b dan 3c untuk 5 orang. 8) Lakukan pembacaan dengan cara yang sama untuk alat lain misalnya pipet ukur. Next >