< Previous 19 b. Dinding Biru dengan mesin Hijau - Kombinasi netral c. Dinding Ros dengan mesin Hijau - Panas Penggunaan kombinasi warna dalam bengkel : 1. Hijau berarti aman, digunakan pada alat PPPK 2. Kuning berarti hati-hati digunakan pada tempat/ bagian yang membahayakan seperti : a) Bagian menonjol b) Bagian yang mudah terkena kepala c) Bagian atas dan bawah tangga 3. Orange digunakan pada bagian-bagian perlengkapan berbahaya yang dapat mematahkan, menghancurkan, mengejutkan dan melukai, seperti : a) Tanda adanya aliran listrik yang menyebabkan bahaya b) Tanda masuk untuk komponen mesin c) Tempat bagian-bagian yang berputar : roda gigi, roda bor dan alat pemotong d) Bagian dalam kotak sekering e) Bagian tajam pisau potongan f) Tutup pengaman mesin 4. Merah digunakan untuk : a) Tanda letak peralatan pemadam kebakaran (persegi) b) Pintu darurat c) Saklar listrik untuk menghidupkan/ mematikan mesin d) Kaleng minyak (diberi tambahan garis/ ban kuning) 5. Biru berarti : “Perhatian terhadap” : a) Mesin yang bergerak berlawanan b) Mesin yang sedang diperbaiki c) Jalan antara mesin-mesin/ peralatan 20 d) Jalan tikungan e) Tempat mencuci peralatan f) Sekitar tempat sampah 6. Hitam putih atau kombinasi hitam putih berarti tanda-tanda lalulintas dan tanda-tanda (urusan) rumah tangga (misalnya tembok) 7. Putih untuk langit-langit (plafon) Kegaduhan/ kebisingan yaitu : 1. Komunikasi dalam ruangan luas dapat berlangsung secara wajar/ tanpa gangguan yang menghambat. Secara pokok paling sedikit 5 db dari kemungkinan suara gangguan. 2. Komunikasi tanpa alat bantu/ tanpa tambahan energi yang melakukan. Guru mengeluarkan suara tidak lebih dari 75 db, siswa tidak kurang dari 40 db. 3. Menempatkan tempat duduk siswa paling belakang dekat dinding penyekat > 2 M. 4. Mengurangi kegaduhan/ kebisingan dengan jalan : a. Membuka dinding atau pintu cukup lebar b. Menadah peredaran kebisingan pada dinding c. Mengatur letak antara mesin-mesin d. Rangsangan untuk motivasi belajar e. Peningkatan minat oleh komite keselamatan dan kesehatan kerja disertai penyediaan peralatan yang memadai f. Kontrol yang baik yaitu : 1) Pengawasan di tunjukkan kesalahannya 2) Pencegahan dengan diskusi, induktrinasi dan poster/ slogan 21 3) Perbaikan dengan instruksi kerja, cara kerja. Dengan demikian pimpinan instalasi dan karyawan serta siswa harus saling bertanggungjawab atas penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat masing-masing. Untuk itu perlu dibentuk suatu organisasi keselamatan dan kesehatan kerja yang mendapat dukungan dari para ahli keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun prosedur yang sistematis dari komite keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan dapat menciptakan dan memelihara minat atas terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik. 22 KEGIATAN BELAJAR 3 PENCEGAHAN KECELAKAAN DAN GANGGUAN KESEHATAN DI BENGKEL/ LABORATORIUM I. PENCEGAHAN UMUM Supaya tidak terjadi kecelakaan dan gangguan kesehatan maka diperlukan tindakan sebagai berikut : a) Seluruh tempat kerja harus dijaga setiap waktu dari kotoran b) Seluruh tempat kerja terbebas dari barang-barang lain yang mengganggu pekerjaan/ orang lewat c) Setiap peralatan/mesin siap dipergunakan kapan saja d) Peralatan pembawa/ pengangkat harus dalam keadaan baik e) Tangga (kayu atau aluminium) harus dalam keadaan siap dan aman dipakai f) Setiap tempat kerja sebaiknya terdapat nomor-nomor telepon yang relevan dengan pertolongan pada kecelakaan seperti : - Dokter - Rumah sakit - Polisi - Pemadam kebakaran - Ambulan g) Perlengkapan PPPK siap digunakan dan mudah dijangkau h) Pekerjaan yang menimbulkan api seperti pada las, gerinda dan lainnya, harus ditempatkan jauh dari keberadaan bahan-bahan yang mudah terbakar i) Setiap ruang harus terbebas untuk penyelamatan diri (evakuasi) j) Setiap bagian mesin yang berputar harus terlindungi dengan baik k) Paku dan sejenisnya harus dimasukkan/ dibengkokkan. 23 II. BENGKEL MESIN / OTOMOTIF / LAFALO a) Gunakan selalu kaca mata/ pelindung keamanan b) Gunakan baju kerja selagi praktik di ruang kerja c) Pada saat menggerinda periksa sisa kepanjangan terhadap roda gerinda d) Segera diganti apabila ada sepasang roda gerinda yang tidak balan / seimbang dan tidak rata permukaannya e) Bersihkan segera setelah selesai bekerja di mesin f) Pastikan mata bor dalam keadaan benar dan keras terpasang demikian juga bahan yang akan dibor g) Berusaha selalu posisi tubuh dalam keadaan baik selama bekerja h) Lindungi hidung dan mulut sewaktu sedang mengecat i) Bila sedang memotong pelat dengan pahat pada ragum (vice) arahkan ke dinding j) Jauhkan muka kita dari aliran gas buang k) Jangan melepas serpihan kepala pahat dengan tangan l) Jangan gunakan air bila terjadi kebakaran berasal dari listrik m) Lepaskan salah satu kabel baterai pada kendaraan sewaktu sedang bekerja III. PERAWATAN MESIN/ PERALATAN YANG MELIPUTI : PENGETESAN, PENYETELAN, PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN BAGIAN/ KOMPONEN Hal-hal yang diperlukan untuk pencegahan terjadinya kerusakan dan kecelakan adalah : n) Yang meliputi tindakan keamanan, pencegahan, getaran, debu dan bahaya karat 24 o) Pelumasan yang efektif merupakan jaminan umum dari suatu mesin p) Bengkel perawatan yang ada hubungannya dengan perencanaan dan penjadwalan perawatan q) Pemeriksaan yang teratur r) Penentuan jadwal perawatan mesin s) Penyediaan alat-alat IV. PERBAIKAN MESIN/ PERALATAN SETELAH DIKETAHUI DARI HASIL PEMERIKSAAN MEMERLUKAN PERBAIKAN KECIL/ BESAR. Perbaikan dilakukan apabila : t) Produk tidak memenuhi syarat u) Dudukan/ bantalan tidak kokoh, longgar v) Suara mesin menunjukkan kejanggalan Prosedur perbaikan ditempuh dengan jalan : a) Pemeriksaan hasil kerja yang ada hubungannya dengan ketelitian b) Pembongkaran, bagian yang rusak dibuat atau diperbaiki/ diganti dengan yang baru c) Pemasangan, penyetelan sambil diadakan penelitian apakah elemen-elemen mesin sudah berfungsi dengan baik d) Pengukuran, dimaksudkan penyetelan dimendional baik tanpa beban ataupun daya beban e) Kedudukan pemasangan mesin (diperiksa dengan water pas) 25 KEGIATAN BELAJAR 4 JENIS-JENIS PERLENGKAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA I. SUMBER BAHAYA Inti penyelenggaraan keselamatan atau pencegahan kecelakaan kerja adalah pengamanan setiap sumber bahaya kecelakaan. Dalam hal ini, seluruh bahaya potensial diupayakan sedemikian rupa, sehingga kecil sekali atau tidak ada sama sekali. Sebagai misal, bagian mesin yang bergerak/ berputar adalah suatu sumber yang sewaktu-waktu bisa saja mendatangkan kecelakaan. Namun demikian suatu pagar pengaman yang dipasang dengan baik akan menghindari timbulnya kecelakaan tersebut. Pagar pengaman seperti itu mempunyai fungsi yang teramat penting. Tindakan yang harus diambil sebagai langkah pertama ke arah pengamanan sumber bahaya kecelakaan adalah diidentifikasi yang tepat sumber bahaya itu sendiri. Identifikasi ini kadangkala sangat mudah dilakukan seolah-olah tidak mengisyaratkan sesuatu ilmu secara khusus. Oleh karena itu setiap orang diminta partisipasinya untuk melakukan identifikasi sumber bahaya kecelakaan kerja masing-masing. Untuk melaksanakannya diperlukan kemampuan observasi dan menggunakan akal biasa sebagaimana lazimnya. Lebih jauh perlu diketahui bahwa sebenarnya identifikasi bahaya sumber kecelakaan menuntut keahlian yang professional. Sekadar mengetahui atau sadar terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tentu saja sudah memadai. Pengetahuan dan kesadaran demikian hanya bagian awal dari upaya memasyarakatkan keselamatan dan kesehatan kerja atau K3. Hanya mengetahui atau sadar tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja baru merupakan 26 pase permulaan yang harus segera didorong ke arah sikap yang lebih positif dan tindakan nyata. Dalam hal ini aktivitas oleh perusahaan, laboratorium, bengkel sehari-hari dalam K3 akan mampu menanamkan kebiasaan hidup dan bekerja secara selamat dan sehat pada perilaku tenaga kerja. Sumber bahaya itu dapat saja pada mesin, peralatan kerja, bangunan atau lingkungan. Melalui identifikasi yang cermat sumber bahaya demikian dapat ditunjukkan dengan pasti kemudian dilakukan pengamanannya. Dalam kaitan ini seorang ahli keselamatan kerja sering dikatakan sebagai memiliki “mata ketiga” dalam kesanggupan mengidentifikasi sumber bahaya tersebut. Tidak pula boleh dilupakan bahwa sumber bahaya kecelakaan mungkin berada pada manusianya sendirir. Bahkan, begitu pentingnya faktor manusia sebagai penyebab kecelakaan, sehingga upaya K3 senantiasa harus memfokuskan perhatian kepada faktor manusia. Bagian ini mencoba menjelaskan beberapa sumber bahaya antara lain dari mesin, peralatan kerja, bangunan atau lingkungan dengan memberi contoh-contoh relevan sesuai spesialisasi bangunan. 1. Sumber bahaya dari mesin Penjelasan ini merupakan tindakan dan perilaku pekerja yang menimbulkan keadaan tidak aman bagi dirinya seperti tergulungnya rambut yang terurai. Dapatkah Anda merenungkan, hal apa lagi yang segera terjadi pada dirinya sesudah mesin menggulung rambutnya ? Mungkin beberapa jawaban akan timbul berurutan seperti luka sobekan dikepala, sakit tidak dapat bekerja, kerugian materi dan seterusnya. Ini merupakan salah satu contoh : mesin yang memerlukan perbaikan. Sesuai tuntutan prinsip keselamatan dan kesehatan 27 kerja, mesin ini bila digunakan sebelum diperbaiki dapat menimbulkan bahaya arus listrik bagi pemakainya akibat hubungan arus singkat. Gambar 4.1 Tulislah pada label kertas bahwa “mesin ini jangan digunakan” 2. Sumber bahaya dari peralatan kerja Sumber bahaya melalui peralatan kerja mempunyai jenis yang relatif banyak seperti terjadinya pemekaran kepala/ atas pahat besi, yang apabila dipukul terus, akhirnya akan dapat pecah mengenai bagian anggota bahan. Contoh lainnya adalah bila menggunakan palu besi dengan tangkai sudah rusak, retak atau longgar. Hal ini bila digunakan akan dapat menimbulkan cedera pada orang lain atau diri pekerja karena kepala pahat tersebut dapat terlempar kearah yang tidak kita ketahui. Contoh ketiga adalah seperti pada gambar 3.2. Bila menggunakan peralatan yang sudah rusak, sehingga kemungkinan besar akan dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja atau orang lain ditempat itu. Tangga yang demikian perlu perbaikan atau penggantian agar aman untuk digunakan. 28 Gambar 4.2 Tangga rusak 3. Sumber bahaya pada bangunan dan lingkungan Bekerja pada bagian bangunan seperti melakukan penggalian, apakah untuk keperluan pondasi bangunan atau untuk tujuan penanaman system pipa limbah terutama bila galian relatif dalam memerlukan perhatian dan tindakan secara khusus untuk pengamanan pekerja, atau benda serta lingkungan. Gambar 4.3 Tanah retak/ rawan longsor Suatu galian tanah minimal 1 meter atau lebih memungkinkan untuk menimbulkan bahaya terutama bila musim penghujan. Untuk menanggulangi pengamanan galian ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain dengan memasang turap pengaman galian seperti pada gambar 4.4 Next >