< Previous Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 59 Model Furnitur Periode Kebangkitan kembali (Ilmu Pengetahuan) (Revival Furniture): Model Furnitur Art Nouveau (Art Nouveau Furniture): Model Furnitur Bauhaus (Bauhaus Furniture): Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 60 Model Furnitur Art Deco (Art Deco Furniture): Model Furnitur Modern (Modern Furniture): Model Furnitur Modern Dikerjakan Secara Masinal Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 61 FURNITUR MODEL ETNIS, Disain Furnitur model Etnis didominasi oleh karakter khusus, menggambarkan etnis, suku bangsa, budaya, adat istiadat atau kearifan tertentu. Ekspressi model etnis ini tidak hanya kepada bentuk furnitur saja, tetapi pada bentuk lain, seperti perangkat pelaminan, interior gedung, Asesories, dan disain ornamen. Sebagai contoh, misalnya anda bisa mengamati pelaminan dalam upacara pernikahan. Variasi model, corak, dekorasi, hiasan, ornamen, warna, termasuk furnitur yang dipakai, sangat beragam, dan benar-benar akan disesuaikan dengan budaya dan adat istiadat serta ciri karakteristik daerah tertentu. Di Indonesia, model Etnis tersedia sebanyak suku yang ada, tetapi yang menonjol secara nasional kita kenal dengan disain model etnis : Jawa, sunda, Aceh, Padang, Palembang, Banjar, Bugis, Toraja, dan masih banyak yang lainnya. Untuk lebih jelas belajar tentang model etnis : SILAHKAN ANDA CARI DARI SUMBER APA SAJA, TENTANG FURNITUR ATAU UKIRAN KAYU MODEL ETNIS LALU DIINVENTARISIR SECARA MANDIRI COBA ANDA RENCANAKAN SECARA KONSEPTUAL, TUNJUKKAN KARAKTERISTIKNYA FURNITUR JENIS MEJA, KURSI DAN LEMARI DARI PERSPEKTIF ETNIS TERTENTU Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 62 Gambar Disain produk Furnitur Model Etnis Selamat, Anda sudah Mengamati Furnitur Model Etnis ini. Sekarang anda dipersilahkan untuk mencatat Berapa jenis Furnitur Etnis yang sudah dipelajari, Etnis apa saja, ciri-ciri nya bagaimana ? Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 63 Gambar Disain produk Furnitur Model Etnis (Jepara) Gambar Disain produk Furnitur Model Bufet Etnis (Jepara) Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 64 FURNITUR MODEL KONTEMPORER/ MODERN Ciri-ciri furniture Kontemporer (mulai abad 20), (Walthon J.A, 1984). 1. Memenuhi tuntutan Standard. Walaupun telah banyak perubahan dan penambahan bentuk yang begitu berhasil, standard konstruksi meningkat dari arsitektur dan furniture, tetapi tidak dapat berpengaruh terlalu besar terhadap motif atau gaya (mode) tradisonal. 2. Bersifat sederhana/ Simple. Selama dekade pertama abad ke 20, organisasi Werkbund (di Jerman) sebagai organisasi besar dalam disain furnitur saat itu, dan juga organisasi lain sejenisnya bekerja menghasilkan design yang sederhana (Simple-Plain), sementara nilai seni dan seni-seni halus menuntut menjadi suatu mode, sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen pada umumnya. 3. Berbasis Kerja Mesin (Masinal). Pada periode ini masih melangsungkan era Victoria baik bentuk maupun ornamen-ornamen dangkalnya. Furniture gaya Elizabeth juga masih mewarnai yaitu , berat,besar dan sering terbuat dan konstruksi yang sederhana. Penggunaan block yang diberi lem (Glue Block), paku dan sekrup, dan dekorasi campuran profil (Moulding) dan ukiran. Beberapa perancang mencoba mengekspresikan secara pribadi dengan melakukan percobaanp ercobaan, yaitu memasangkan ornament variasi dan beberapa bahan seperti : gadirig, plastik dan kaca. Venir tipis juga sering digunakan untuk menutupi konstruksi yang kurang bagus. 4. Ringan, Rapih dan Halus. Sebelum Perang Dunia ke I. design terakhir memperlihatkafl perubahan kepada bentuk ringan dan lebih rapih setelah kerapihan gaya Sheraton. Perubahan ini mempengaruhi Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 65 penggunaan bahan-bahan bangunan baru yang tidak dapat ditiru dengan baik oleh gaya-gaya Arsitektur belakangan. Bentuk Arsitekturnya memungkinkan diisi oleh furnitur yang lebih ringan dan Iebih cocok untuk dibentuk interior baru. PERMULAAN BENTUK ABSTRAK MODERN Setelah Perang Dunia ke I ada pergolakan/persaingan antara pendukung-pendukung Designer Furniture baru yang tetap mempertahankan prinsip modernisasinya, sementara di lain pihak menginginkan tetap bertahannya gaya-gaya ornament tradisional dan untuk tetap mempertahankan karya seninya. Pasca Perang Dunia berdampak sangat meningkatnya keperluan barang-barang dagangan dalam segi kuantitas, dalam jumlah banyak, bukan kualitasnya yang diutamakan, karena semata-mata untuk memenuhi permintnan dari semua jenis barang yang demikian melonjak besar-besaran termasuk juga pelayannnya. Permintaan jauh lebih meningkat, dengan diperkenalkannya sistem waktu bayaran, cara pembayaran upah kerja dari barang barang tersebut dan sangat kurangnya perancang (designer) Industri yang terlatih, para industrialis melakukan perubahan standard furnitur kearah yang minimalis dalam gaya atau model Furniture yang bisa dipopulerkan. (Walthon. J.A, 1984) Gambar Furnitur bentuk yang dicetak dari bahan sintetis dan metal Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 66 Sebagian dari designer yang progresif merasa kecewa pasca perang dunia, karena kualitas Furnitur begitu drastis menurun, mereka melanjutkan membuat kembali furnitur yang berkualitas baik yang keseluruhannya dibuat dengan tangan (hand made). Mereka menggunakan mesin-mesin terutama untuk pekerjaan besar dan berat, khususnya dalam pekerjaan persiapan dan pembahanan kayu, seperti yang telah dirintis oleh : Edward Barnsley Ltd, Romney Green and Peter Walls Ltd, Heal & Son dan Gordon Russell Ltd, (di Inggris) misalnya, dengan mempunyai pabrik sendiri atau Workshop sendiri dan telah mengembangkan pembuatan Furniture berkuaslitas tinggi (High Quality) sampai sekarang. Pada tahun 1933 pemerintah Jerman telah menutup Bauhaus School padahal di sekolah ini pusatnya perintisan dan pengembangan disain furnitur (Walthon, 1984), dan kebanyakan guru-gurunya dan para pelajarnya menyebar ke Inggris dan Amerika dimana mereka meneruskan pengembangan ide dan pengalamannya. Gambar Model Furnitur Modern dari Metal, Plastik dan Upholstery Pada tahun tigapuluhan para Arsitek dan Designer muda menginterprestasikan “prinsip fungsi” Bauhaus menekankan sekali Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 67 pada aspek apa adanya (secara kaku). padahal model Arsitektur telah menempati urutan atas dalam perkembangannya sehingga banyak diperoleh penemuan baru tentang produksi, misalnya baja, beton-beton bertulang, plat-plat kaca, dengan diperkenalkannya pula cara-cara pengkonstruksian baru. Penggunaan cantilever dan ruangan yang lebar saat itu, membuat para designer muda terinspirasi untuk merencanakan dan mendistribusikan ruangan interior yang luas, dan menghilangkan dinding-dinding penghalang yang tidak terlalu perlu, misalnya jendela--jendela kecil. Bentuk-bentuk bangunan menjadi seperti kotak (box), pemakaian rangka-rangka beton bertulang dan konstruksi baja, dimana dinding-dindingnya terbuat dan batu bata atau beton dan kayu, dengan bagian luar bersifat terbuka dengan pemasangan dinding-dinding kaca yang lebar. Mereka sengaja menyederhanakan (simple), tidak banyak ornament, geometris, ditekankan pada fungsional, serta penggunaan bahan dan konstruksi secara minimalis, ekspresi rancangan dalam model bangunan yang menggunakan rangka-rangka, semuanya mengimbas pada rekayasa dan pemodelan furnitur. Banyak anekdot dalam karakteristik furnitur modern, seperti misalnya ada semboyan “Bentuk mengikuti fungsi” digunakan secara bebas dan dalam hal gaya atau model, dimunculkan adanya “Gaya fungsional”. Gaya ini selanjutnya disebut “Gaya Internasional/ International Style” akibat dari prinsip design Bauhaus diterima, diimplementasikan, dan disebarkan oleh para disainer muda, sehingga berdampak terhadap perancangan. Misalnya skala model, kesederhanaan tipe, Rekayasa dan Pemodelan Furnitur 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 68 isu International style, saat itu menjamur. seiring dengan itu meningkat pula metode transportasi pengangkutan ke tempat-tempat yang jauh telah digunakan secara lebih rneluas, sehingga produksi besar-besaran itu menjadi lebih lancar dan sistematis Gambar Furnitur hasil Perancang Klasik untuk Furnitur Modern Dalam disain arsitektur, penekanan kepada proporsi yang baik, garis-garis lurus dan sudut-sudut ruang telah diterapkan di dalam perancangan interior, dimana dinding dan plafon dibiarkan sederhana sehingga nampak jelas penempatan-penempatan fungsi furniture. Perhatian perancang selanjutnya diutamakan kepada kreasi di sekitar ruangan tersebut sehingga pas/cocok terhadap aktivitas orang secara dasar, misalnya dalam melakukan hal-hal : berdiri, duduk, bekerja, tidur, dan sebagainya. Demikian juga seperti fungsi dari alat penyimpan, tempat tidur, dan tempat duduk, disesuaikan dengan pembagian ruangan di dalam suatu gedung. Furnitur yang bersifat berdiri bebas, dapat berpindah-pindah (moveable) seperti lemari pakaian, rak buku, cabinet/bufet dan bahkan tempat tidur, tereduksi dan beralih kepada yang bersifat tetap, permanen, lalu kemudian disebut “Built in Furniture”. Unit-unit furnitur ini biasanya memenuhi standard kenyamanan pemakaian, dan “Prefab” atau prefabicated, artinya, komponen Next >