< Previous604.2. Sewing Sewing adalah proses menjahit kain setelah di reeling dengan tujuan agar pada waktu proses relaxing di mesin rotary washer kain tidak lepas sehingga proses relaxing dapat berjalan dengan lancar. 1. Cara kerja : 1) Menyiapkan kain yang akan di jahit beserta jarum jahit, benang dan cutter. 2) Menjahit kain dengan cara memasukkan jarum pada tepi kain sampai satu gulung dengan jarak 1–1,5 cm dari tepi kain. 3) Menarik jarum kemudian memotong benang jahitan tersebut, lalu mengikat benang yang sudah terpotong dengan kelonggaran ikatan 4–7 cm atau 4–5 jari tangan 4) Menumpuk kain yang sudah dijahit. 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1) Benang yang digunakan untuk menjahit harus kuat 2) Jahitan dan ikatan benang harus kuat 3) Setiap lembaran kain harus terjahit semua 4) Setiap sisi gulungan dijahit 2 – 6 jahitan 4.3. Relaxing dan Scouring Relaxing dan scouring yaitu proses relaksasi, pemasakan, dan penghilangan kanji secara simultan kain poliester dengan air panas pada waktu dan suhu tertentu yang bertujuan untuk : 1. Menurunkan tegangan kain sehingga elastisitas kain dapat kembali 2. Menghilangkan kotoran dan kanji yang menempel pada bahan 3. Mendapatkan shrinkage (mengkeret) dengan lebar sesuai yang diinginkan 4. Mendapatkan TPI yang sesuai 5. Mengembalikan struktur benang agar didapat pegangan kain yang lembut Gambar 4 – 2 Skema Jalannya Kain pada Mesin Rotary Washer 61Keterangan gambar :1. Kain 2. Pintu mesin 3. Panel 4. Body mesin 5. Motor penggerak 6. Belt 7. Pipa pembuangan 8. Pipa uap 9. Pipa air 10. Kaki mesin 1. Contoh resep NaOH – 48% : 3 g/l Detrol WR 14 : 2 g/l Dyamul : 0,3 g/l Leonil SCR : 0,3 g/l Suhu : 120 0C Waktu : 30 menit 2. Fungsi zat:NaOH : sebagai zat pemasak Detrol WR 14 : sebagai zat penghilang kanji Dyamul : sebagai zat pembasah / sabun Leonil SCR : sebagai zat untuk mengurangi kesadahan air 3. Cara kerja: - Mengambil kain hasil reeling dan stitching yang akan diproses sesuai program- Mengecek lebar dan pick kain sebelum diproses - Mengisi mesin dengan air sesuai dengan kapasitas mesin (4500–5000 l). - Memasukkan kain ke dalam mesin kemudian memasukkan zat kimia sesuai resep. - Melakukan proses desizing dengan menjalankan mesin sesuai dengan program/grafik proses (heating, constant, cooling). - Setelah waktu konstan desizing selesai, cooling kemudian rinsing. Dengan demikian proses desizing telah selesai. - Membuka pintu mesin kemudian masukkan zat kimia untuk proses relaxing.- Menentukan program proses relaxing (1200C x 30 menit). - Menjalankan mesin dengan menekan tombol On. - Memeriksa jalannya proses dengan mengamati suhu atau putaran mesin. - Setelah proses selesai sampai cooling, tekanan udara dibuang dengan membuka kran udara lalu lakukan rinsing. - Mengeluarkan kain dari mesin dan letakkan dalam kereta untuk proses berikutnya.- Melakukan pengecekan yaitu memeriksa lebar dan pick kain. 624. Hal-hal yang perlu diperhatikan: - Penyusunan kain dalam mesin harus teratur - Resep harus sesuai program - Level air harus sesuai dengan ketentuan - Pengecekan lebar dan pick kain dilakukan sebelum dan sesudah diproses - Pada saat mesin berjalan, pintu luar dan dalam harus terkunci dengan baik- Pada waktu membuka pintu mesin tekanan harus 0 kg/cm24.4. Hydro Extracting Hydro extracting adalah proses pemerasan kain dengan tujuan untuk mengurangi kandungan air pada kain hasil relaxing dan scouring. Pemerasan ini dimaksudkan untuk memudahkan proses opening. (lihat gambar 3 - 3 dan 3 - 4) 1. Cara kerja : - Mengambil kain hasil proses relaxing dan scouring - Memasukkan kain ke dalam mesin dengan jumlah kain maksimum 2.500 yard- Menutup pintu mesin kemudian menjalankan mesin dengan menekan tombol On. - Mengakhiri proses setelah air perasan yang keluar semakin sedikit (proses berjalan sekitar 10–15 menit) - Menurunkan kain dan menempatkan pada lantai open. 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan - Jumlah kain dalam mesin jangan melebihi kapasitas - Kain diletakkan dengan rata dan rapi - Jangan membuka pintu mesin pada saat mesin sedang berjalan dengan putaran tinggi dan jangan menghentikan mesin bila kandungan air masih terlalu banyak.4.5. Opening Opening atau unrolling yang dikenal dengan proses pembeberan kain bertujuan untuk membuka kain dari bentuk gulungan menjadi bentuk lebar dengan maksud agar mempermudah proses selanjutnya, kemudian ditumpuk pada sebuah gerobak (setiap sambungan per piece harus dijahit). Proses opening dilakukan pada mesin Opener atau Unrolling. (lihat gambar 3 - 5) 1. Cara kerja: - Mengambil kain hasil proses hydroextracting kemudian membuka jahitannya- Memasukkan kain ke dalam bak scaray I lalu melewatkannya ke rol penarik, bak scaray II,63 rol pengantar kemudian ke plytor - Menjalankan mesin dengan menekan tombol On. - Mematikan mesin dengan menekan tombol Off kemudian menyambung dengan cara dijahit pada kain yang akan diproses berikutnya - Menulis identitas kain pada ujung kain dengan menggunakan mark pen yellow2. Hal-hal yang perlu diperhatikan : - Memperhatikan jalannya kain pada mesin sehingga jika ada masalah dapat segera diketahui, misalnya roll penarik tidak berfungsi dengan sempurna yang mengakibatkan kain melillit pada roll tersebut. - Permukaan kain pada saat penyambungan tidak boleh terbalik. - Sambungan kain harus kuat dan rapi. - Penumpukan kain pada kereta harus rapi. Gambar 4 – 3 Mesin Hydro Extractor Gambar 4 - 4 Skema Mesin Hydro Extractor Keterangan Gambar 3 – 4 : 1. Body mesin 2. Poros basket 3. Saringan 4. Handle rem 5. Penahan goyangan mesin 6. Dinamo 7. Saluran pembuangan air Gambar 4 - 5 Skema Jalannya Kain pada Mesin Opener Keterangan : 1. Bak gulungan Kain 5. Playtor 2. Rol Penarik 6. Kereta 3. Bak screy 7. Kain grey 4. Roll Pengantar 65B. BAB V PROSES PERSIAPAN PENCELUPAN DAN PENCAPAN KAIN SELULOSA, KAIN PROTEIN, DAN KAIN CAMPURANKain grey adalah kain mentah yang masih mengandung banyak kotoran–kotoran baik berupa kotoran alam maupun kotoran yang berasal dari luar. Kotoran alam adalah kotoran yang timbul bersama tumbuhnya serat seperti malam, lemak/lilin, pigmen dan lainnya. Kotoran luar adalah kotoran yang timbul karena proses pengerjaan dari pengolahan serat sampai menjadi kain seperti noda minyak, potongan daun, ranting, debu, dan kanji yang sengaja ditambahkan sebelum pertenunan. Lemak, malam/lilin dan kanji bersifat menghalangi penyerapan larutan (hidrofob).Kain grey jenisnya bermacam-macam tergantung jenis serat yang digunakan sepert :1. Kain grey dari serat selulosa : - Kain grey kapas - Kain grey rayon 2. Kain grey dari serat protein - Kain grey sutera - Kain grey wol 3. Kain grey dari serat campuran - kain grey tetoron kapas (T/C) - Kain grey tetoron rayon (T/R) - Kain grey wol kapas Kain grey kapas mengandung kotoran - kotoran baik berupa kotoran alam maupun kotoran luar selain itu terdapat pula kotoran berupa bulu–bulu serat pada permukaannya sebagai akibat dari gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-peregangan pada waktu proses pertenunan, bulu-bulu pada permukaan kain menyebabkan hasil pencelupan warnanya kurang cerah dan pada pencapan menyebabkan warna blobor dan motif kurang tajam. Kotoran – kotoran berbentuk bulu tersebut terdapat pula pada kain grey rayon, wol, dan kain grey campuran. Serat sutera mengandung kotoran alam berupa serisin. Kotoran–kotoran alam, kotoran luar maupun bulu-bulu pada permukaan kain akan mengganggu proses penyempurnaan tekstil baik pengelantangan, pencelupan, maupun pencapan sehingga perlu dihilangkan dalam proses : 1. Pembakaran bulu (Singeing)2. Penghilangan kanji (Desizing)663. Pemasakan (Scouring)Berbeda dengan kainkapas, kain protein tidak kuat/ mudah rusak oleh larutan basa kuat, sehingga proses penghilangan kotoran dilakukan dalam larutan basa lemah seperti larutan sabun dan Natrium Karbonat (Na2CO3),sedangkan kain kapas dilakukan dalam larutan Kostik Soda (NaOH) 5.1. Pembakaran Bulu (Singeing)Pembakaran bulu bertujuan untuk menghilangkan bulu–bulu yang tersembul pada permukaan kain. Bulu–bulu pada kain timbul sebagai akibat adanya gesekan-gesekan mekanik dan peregangan-peregangan pada waktu proses pertenunan. Bulu–bulu yang timbul pada permukaan kain mengurangi kualitas kain dan mengurangi kualitas hasil proses merserisasi, pencelupan, dan pencapan. Pada proses merserisasi bulu yang menonjol pada permukaan kain lebih banyak menyerap larutan dan menutup permukaan kain sehingga menurunkan efek merserisasi dan mengurangi kilau kain hasil merserisasi. Kurang sempurnanya efek merserisasi, menyebabkan ketidak rataan hasil pencelupan. Pada proses pencapan bulu-bulu tertekan oleh screen dan roboh/tertidur keluar dari garis motif, bulu yang tidur dan terkena pasta dapat menyerap pasta cap kemudin memindahkan pasta cap tersebut keluar garis batas motif sehingga hasil pencapan warna kurang tajam. Pencucian setelah pencapan akan menyebabkan bulu yang tertekan dan menutup motif berdiri akibatnya warna tidak rata. Tidak semua kain dibakar bulunya. Terdapat kain yang tidak boleh dibakar bulunya yaitu : Kain handuk Kain karpet Kain flanel, dsb. Tetapi untuk kain-kain berikut harus dilakukan proses pembakaran bulu yaitu : Kain untuk lapis (voering) Kain anyaman keeper, tenunan wafel, dan Kain-kain yang berusuk garis-garis ke dalam. Kain-kain yang akan di merser, dicelup, dan dicap. Kain–kain murahan untuk meningkatkan kualitasnya. Prinsip pembakaran bulu adalah melewatkan kain di atas nyala api, plat logam, dan silinder panas dengan kecepatan tertentu sesuai dengan tebal tipisnya kain.Penanganan yang kurang tepat dalam proses pembakaran bulu menyebabkan hal–hal berikut : 671. Kain gosong, disebabkan karena api atau plat logam terlalu panas. kain gosong menyebakan pegangan kaku, dan gosong pada kain akan sulit diperbaiki2. Kain terbakar, disebabkan karena kain putus, kain kendor, dan kecepatan jalannya kain lambat 3. Kain melipat, disebabkan karena tegangan kain yang rendah, sambungan melipat. lipatan kain akan menyebabkan bulu pada lipatan tersebut tidak terbakar dan membentuk garis sesuai lipatan. garis lipatan akan terlihat setelah kain dicelup. 4. Kain hitam, karena api berwarna merah yang disebabkan percampuran udara dan gas kurang tepat. 5. Gosong setempat, karena kain kotor mengandung oli. Pembakaran bulu dapat terjadi penurunan kekuatan kain karena adanya zat anti septik seperti trusi/cupri sulfat (CuSO4), seng khlorida (ZnCl2) yang ditambahkan pada proses penganjian benang. Panas yang timbul saat pembakaran akan menguraikan zat anti septik menjadi asam (H2SO2) dan HCl yang dapat menurunkan kekuatan serat selulosa. Mesin pembakar bulu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu : - Mesin pembakar bulu pelat dan silinder - Mesin bakar bulu gas 5.1.1. Mesin Pembakar Bulu Pelat dan Silinder 1. Mesin pembakar bulu plat Mesin pembakar bulu plat terdiri dari satu atau dua plat tembaga berbentuk lengkung. Pemanas plat dipakai batu bara atau campuran antara udara dan gas. Kain dilewatkan dengan menggesekan pada plat logam panas membara dengan kecepatan 125–250 meter/menit sehingga bulu akan terbakar. Kebaikan sistem ini hasil pembakaran lebih mengkilat, akan tetapi ada beberapa kekurangannya yaitu : - Kurang sempurna hasil pembakaran pada kain yang memiliki ribs baik lusi atau pakan dengan alur agak dalam - Memerlukan waktu yang lama untuk membakar dua permukaan karena harus mengulangi dari awal dengan cara membalikan kain. 68Keterangan : 1. Rol pengantar 2. Plat pembakar bulu 3. Kain 2. Mesin pembakar bulu silinder Mesin bakar bulu silinder merupakan pengembangan dari mesin pembakar bulu plat, silinder terbuat dari tembaga, dipanasi dari dalam menggunakan bahan bakar gas, batu bara, minyak, listrik. Kain dilewatkan pada silinder berputar rotasi dengan dua permukaan, seperti pada pembakar bulu plat, pembakar bulu silinder juga menghasilkan kain yang mengkilap. Kedua jenis mesin ini sangat baik untuk jenis kain-kain kapas yang berat. Keterangan : 1. Rol Pengantar 2. Kain 3. Silinder 5.1.2. Mesin Pembakar Bulu Gas Dibandingkan dengan mesin-mesin pembakar bulu yang lain, mesin pembakar bulu gas lebih sempurna hasilnya. Semua jenis kain dapat dibakar sempurna dan tidak tergantung dari bentuk anyaman/tenunan kain. Mesin pembakar bulu gas termasuk pembakar bulu langsung karena kain langsung dilewatkan pada nyala api yang berwarna biru kehijauan. Nyala api langsung ini didapatkan dari pencampuran gas dan udara dengan perbandingan tertentu yang pencampurannya dilakukan dengan blower. Gambar 5 – 3 Mesin Pembakar Bulu Keterangan : A. Rol penegang B. Rol pengering C. Rol sikat D. Ruang pembakar E. Burner F. Rol pendingin G. Bak pemadam api I. Padder J. Playtor Gas yang digunakan bisa diperoleh dari : - LPG - Minyak solar yang dipanaskan - Minyak tanah yang dipanaskan - Bensin yang dipanaskan - Gas alam seperti propan Bagian bagian penting pada mesin pembakar bulu adalah : 1. Rol penegang Kain yang akan dibakar harus dalam posisi tegang, pengaturan tegangan kain dilakukan dengan memutar kedudukan rol penegang sampai Next >