< Previous70didapatkan tegangan kain yang sesuai. Tegangan kain yang rendah (kendor) menyebabkan kain terbakar, timbulnya bulu pada proses penyikatan kurang sempurna, dan kain dapat melipat kearah lusi. Gambar 5 – 4 Rol Penegang Keterangan gambar : A = Rol penegang 2. Rol pengering (cylinder drayer)Gambar 5 – 5 Rol Pengering Keterangan : B = Rol Pengering (cylinder dryer)Kain71Rol pengering (cylinder dryer) terletak pada bagian depan mesin, rol dialiri uap panas, dan rol dilalui kain sehingga permukaan kain kekeringannya sama. Kondisi kain yang kering memudahkan timbulnya bulu pada proses penyikatan, dengan demikian bulu dapat terbakar sempurna dan hasilnya lebih rata. Pada kain yang sudah kering, pengeringan pada rol tidak perlu dilakukan untuk mengurangi biaya proses. 3. Rol penyikat (brusing rol)Gambar 5 – 6 Rol Penyikat Keterangan : C = Rol penyikat Kain sebelum masuk ruang pembakar dilewatkan pada rol–rol penyikat. Rol–rol penyikat berfungsi untuk menimbulkan bulu pada permukaan kain. Selain itu dalam proses penyikatan juga terjadi proses penghilangan debu, potongan-potongan serat / benang. Rol–rol penyikat ini terdapat dalam ruangan tertutup yang dihubungkan dengan kipas penghisap (Blower), rol–rol penyikat berputar dengan kecepatan tinggi dan arah putarannya berlawanan dengan jalannya kain. Kedudukan rol–rol sikat dapat diatur mendekat atau menjauh dari kain tergantung pada tujuan yang diharapkan. Kotoran - kotoran yang berupa potongan serat/benang akan terhisap oleh kipas dan masuk ke kotak debu yang terdapat di luar ruangan. 4. Ruang pembakar bulu Pada ruang pembakar terdapat tungku (Burner) dan Rol pendingin (Coolingrol). Burner dialiri gas dan udara, api yang dihasilkan dari burner tersebut akan membakar kain. Rol pendingin berfungsi sebagai landasan kain saat kain dibakar, api yang terus menerus membakar kain mengenai rol pendingin sehingga makin lama 72menyebabkan rol pendingin panas, untuk itu rol pendingin dialiri air dingin untuk mengurangi panas pada rol pendingin. Adanya pembakaran dalam ruang pembakar menimbulkan suhu ruang tinggi, untuk menguranginya ruang pembakar dilengkapi dengan penghisap (exhause fan).Gambar 5 – 7 Ruang PembakarKeterangan : D = Ruang pembakar E = Rol pendingain F = Burner Gambar 5 - 8 1234Keterangan : 1 = Tungku 2 = Lubang api 3 = Kain 4 = Api73Burner5. Pengatur kecepatan Pengatur kecepatan kain berfungsi untuk mengatur jalannya kain pada proses pembakaran bulu. Pengaturan kecepatan mesin pembakar bulu bergantung pada tebal tipisnya kain yang dibakar. Pengaturan kecepatan dilakukan dengan memutar handle pengatur kearah kanan. 6. Pengatur percampuran gas dan udara Untuk memperoleh api yang berwarna biru kehijauan dilakukan dengan cara mencampur aliran gas dan udara. Percampuran antara gas dan udara tersebut dilakukan dengan mengatur kedudukan handle. perbandingan campuran harus seimbang. Gambar 5 – 9 Pengaturan Gas dan Udara 7. Bak pemadam api Kain yang dibakar melewati bak yang berisi air sehingga api yang terbawa akan mati. Selain berisi air bak juga mengandung larutan penghilang kanji seperti enzim sehingga proses pembakaran bulu simultan dengan penghilangan kanji. Sistem ini banyak dilakukan pada industri tekstil. (lihat gambar 4- 10) 5.1.2.1 Pengoperasian Mesin Untuk mengoperasikan mesin pembakar bulu ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu : BACKeterangan : A = Kran udara B = Kran gas C = Burner741. Persiapan kain Tumpukan kain pada palet yang telah disambung ditempatkan di bagian depan mesin kemudian dipasang pada mesin melewati rol–rol pengantar, rol penegang, rol pengering, rol penyikat, ruang pembakar, bak air, dan playtor2. Persiapan mesin Mesin yang akan digunakan harus dalam siap operasi. hal hal yang dilakukan dalam persiapan meliputi kesiapan gas, kebersihan mesin, mengatur aliran air pada rol pendingin, aliran udara, bak air, dan panel–panel listrik. 3. Menjalankan mesin Menjalankan mesin meliputi tahap penyalaan api dan mengatur kecepatan mesin.Aliran gas dan udara dibuka burner dinyalakan, kemudian mesin dijalankan dengan cara memutar tombol pengatur kecepatan (speed). setelah mencapai kecepatan 20–40 meter/menit api didekatkan pada kain dan selanjutnya kecepatan diatur sesuai dengan kain yang dibakar. Gambar 5 - 10 SaturatorKeterangan :G = Saturator 5.1.2.2 Pengendalian Proses Bulu pada permukaan kain harus terbakar sempurna pada seluruh kain yang dibakar, untuk mencapaihal tersebut perlu dilakukan pengendalian proses dengan cara mengontrol pada seluruh bagian dan tahapan proses.5.2 Penghilangan Kanji Sebelum ditenun benang lusi dikanji untuk menambah kekuatan dan daya gesek yang tinggi. Benang lusi yang tidak dikanji kekuatannya rendah, mudah putus sehingga mengurangi mutu kain dan efisiensi produksi. 75Kanji bersifat menghalangi penyerapan (Hidrofob) larutan baik dalam proses pemasakan, pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan khusus sehingga hasil proses tersebut kurang sempurna. Pada proses pencelupan dan pencapan zat warna tidak bisa masuk kedalam serat sehingga warna luntur dan tidak rata. Penganjian benang lusi biasanya menggunakan kanji alam maupun kanji sintetik tergantung dari jenis seratnya. Kanji alam antara lain : - Pati (tapioka), jagung (meizena), kentang (farina), gandum (terigu),- Kanji protein seperti glue, gelatin, dan kasein - Macam – macam gom. - Modifikasi kanji , dekstrin. Kanji sintetik antara lain : - PVA (Polivenil Alkohol), Akrilik, dan lain-lain - Derivat selulosa seperti tylose (CMC), Hidrksil etil selulosa, dan metil selullosa. - Derivat kanji seperti starch ester, starch eter. Di Indonesia untuk mengaji benang kapas digunakan kanji tapioka sedang di Amerika banyak dipakai jenis kanji jagung. Penganjian benang rayon viskosa biasanya dengan modifikasi kanji (dekstrin). Benang–benang sintetik biasanya dikanji dengan PVA, campuran PVA dan gom, dan sebagainya. Prinsip penghilangan kanji Agar kanji larut dalam air kanji harus dihidrolisa atau dioksidasi menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga rantai molekulnya lebih pendek dan mudah larut dalam air. Untuk menghilangkan kanji dikenal beberapa cara : 1. Perendaman 2. Asam Encer 3. Alkali Encer 4. Enzym 5. Oksidator 5.2.1. Penghilangan Kanji dengan Cara Perendaman Cara perendaman paling mudah dilakukan, kain direndam dalam air panas + 35oC - 40oC selama 24 jam, selanjutnya dicuci dengan air panas kemudian dengan air dingin. Penghilangan kanji dengan perendaman ini dapat dilakukan untuk Jenis kanji yang mudah larut dalam air seperti gom, dekstrin, CMC, PVA dan lain-lain. Reaksinya yang terjadi adalah sebagai berikut : hidrolisa(C6H10O5)n + nH2O nC6H12O6kanji (amilum) netral glukosa (gula) 76Cara perendaman ini tidak banyak dipakai lagi karena reaksinya berjalan lambat dan hasilnya kurang sempurna. Perendaman yang terlalu lama menyebabkan timbulnya asam yang dapat menghidrolisa serat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penghilangan kanji dengan perendaman: Saat perendaman waktu harus tepat, jika terlalu lama dapat menurunkan kekuatan bahan yang diproses, yang diakibatkan oleh asam yang terjadi selama proses perendaman (fermentasi). Selama proses bahan harus dalam keadaan terendam semua. Penataan kain pada bak proses harus dalam keadaan rata tidak boleh ada bagian yang tersembul, karena bisa menimbulkan pembasahan yang kurang merata. Air Kain Bak proses Gambar 5 – 11 Cara Perendaman 5.2.2. Penghilangan Kanji dengan Asam Encer Asam dapat menghidrolisa kanji melalui dextrin menjadi glukosa yang larut dalam air, sehingga mudah dihilangkan dalam proses pencucian. Jenis asam yang banyak digunakan dalam proses penghilangan kanji adalah asam sulfat (H2SO4) encer dan asam chlorida (HCl) encer. 2(C6H10O5) + n H2Oo nC12H22O6Kanji Glukosa Bahan direndam dalam larutan asam sulfat (H2SO4) encer atau asam chlorida (HCl) encer pada suh + 35oC - 40oC selama 2 – 4 jam, sampai terjadi glukosa larut dalam air, dicuci panas kemudian cuci dingin, pencucian harus bersih karena sisa asam yang terjadi oleh panas akan menambah kepekatan asam dalam kain sehingga dapat terjadi hidro selulosa. Untuk mencegahnya dapat dilakukan penetralan dalam larutan alkali. 5.2.3. Penghilangan Kanji dengan Soda Kostik (NaOH) Encer Proses penghilangan kanji dapat dilakukan pula dengan soda kostik/soda api encer tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, cara ini jarang dilakukan di samping makan waktu lama juga hasilnya kurang begitu sempurna. Jenis kanji yang larut dengan alkali seperti kanji protein, PVA, pati. 77Bahan direndam dalam larutan natrium hidroksida encer pada suhu kamar selama + 12 jam, Setelah selesai bahan dicuci panas, cuci dingin, keringkan. hidrolisa 2 (C6H10O5)n + nH2O nC12H22O11Kanji (Pati) alkali maltosa (gula) 5.2.4. Penghilangan Kanji dengan Enzima Penghilangan kanji dengan enzim sekarang banyak dilakukan baik oleh industri besar maupun industri kecil. Karena ada beberapa kelebihan dalam penggunaannya yaitu : Hidrolisa kanji berjalan cepat sehingga waktu pengerjaan lebih pendek Tidak terjadi kerusakan pada serat. Senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator Terdapat 3 golongan enzima yang digunakan untuk proses penghilangan kanji yaitu :- Enzym Mout / Malt diastase - Enzym Pankreas diastase - Enzym Bakteri diastase Dalam proses penghilangan kanji dengan enzim perlu memperhatikan faktor suhu dan pH, karena pada pH dan suhu tersebut daya kerja enzym akan berkurang dan hasil kurang sempurna. Prinsip penghilangan kanji dengan enzim adalah merendam peras kain dalam larutan enzim selanjutnya kain diperam selama 6–8 jam tergantung jenis enzimnya. Perendaman dapat dilakukan dengan cara kain digulung, ditutup plastik dan dimasukan dalam suatu ruang kemudian diputar (batcher), atau dapat pula dilakukan dengan cara kain ditumpuk dan ditutup plastik. Reaksi yang terjadi pada perubahan kanji menjadi gula yang larut pada penghilangan kanji dengan enzym dapat digambarkan sebagai berikut : 2 (C6H10O5)n + nH2O nC12H22O11o 2nC6H10O5+H2O Kanji(amilem) enzyma maltosa (gula) glukosa (gula) Maltosa Rendam peras dapat dilakukan bersamaan proses pembakaran bulu. Kain setelah dibakar dilewatkan dalam bak pemadam api yang mengandung larut enzim. Proses penghilangan kanji simultan dengan proses pembakaran bulu lebih efesien, efektif, dan hasilnya lebih baik. 1. Enzym mout / malt diastase Diperoleh dari masa pertumbuhan gandum. Jenis enzim ini diperdagangkan dengan nama Diastofar, Maltoferment, Textillomalt, Terhydna Diastase, Gabalit, Deglatal dan sebagainya. 78Enzyma Mout diastase aktifitasnya sangat dipengaruhi oleh suhu pada pH, karena suhu yang tinggi dapat mengurangi (mematikan) aktifitas enzyma. Adapun kondisi yang optimal untuk jenis enzyma ini adalah sebagai berikut : Konsentrasi enzym 5 – 20 gram/l Suhu larutan 50 – 600C pH larutan 6,0 – 7,5 2. Enzyma pankreas diastase Jenis enzym ini diperoleh dari kelenjar-kelenjar ludah perut babi dengan nama dagang Novofermasol As, Dagomma, Anamyl, Viveral, Ultraferment, Enzymoline, Oyatsime dan lain-lain. Suhu sangat berpengaruh sekali karena pada suhu yang terlalu tinggi atau lebih rendah dari suhu optimal dapat menurunkan aktifitas kerja enzim tersebut. Sedangkan kondisi optimal jenis enzyme pankreas adalah sebagai berikut : Konsentrasi 1 – 3 gram/l Suhu larutan 500C – 600C pH larutan 6,5 – 7,5 3. Enzyma dari bakteri (Bakteri diastase)Enzym jenis ini diperoleh dari pertumbuhan jasad remik yang disterilkan dengan nama dagang : Rapidase, Biolase, Diastase, Rapid, Hidrolasa dan sebagainya.Kondisi optimum untuk jenis ini adalah sebagai berikut : Konsentrasi 0,5 – 1 gram/l Suhu larutan 600C – 700C pH larutan 6 – 7 5.2.5. Penghilangan Kanji dengan Oksidator Zat pengoksid dapat digunakan untuk menghilangkan kanji jenis tapioka, poliaksilar dan lain-lain. Sedangkan zat oksidator yang sering digunakan adalah Natrium sulfo kloramida (aktivin S) pemakaiannya1–3 g/l, penggunaan aktivin S selain menghilangkan kanji juga terjadi efek pengelantangan. Garam persulfat salah satu nama dagangnya adalah Ractogen. Pemakaian ractogen 1% dengan penambahan natrium hidroksida 1%, pembasah 0,5 sampai 1% dan dikerjakan pada suhu 80oC, selama 30 menit.Hidrogen peroksida pemakaiannya dapat menggunakan sistem rendam peras–jigger (Pad–Jig) maupun rendam peras–gulung putar (Pad – batch).Penggunaan zat pengoksid dapat dilakukan pada pH dan suhu tinggi sehingga proses penghilangan kanji ini bisa dilakukan bersama-sama dengan proses pemasakan pada mesin kier ketel, atau proses kontinyu dengan mesin parble range bersamaan dengan proses pemasakan, dan pengelantangan. 79Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Oksidator + H2Oo H2O + On H2O2o H2O + On On (C6H10O5)n n (C6H10O5Kanji (amilun) Kanji (amilum) rantai panjang rantai pendek Dari gambar di bawah dapat diuraikan sebagai berikut : Bahan direndam dalam larutan yang terdiri dari 1–2% peroksida, natrium hidroksida, 0,5–2% dan pembasah 0,1–0,5% pada suhu 40 Diperas dengan pad lalu digulung ( Setelah selesai bahan dicuci panas, bilas dengan air dingin dan diperiksa masih ada kandungan kanji pada bahan yang telah diproses. Penghilangan Kanji dengan Oksidator Sistem Padd – Batch 5.2.6. Pemeriksaan Hasil Proses Penghilangan Kanji Untuk mengetahui hasil proses penghilangan kanji, perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan zat pereaksi larutan KJ Jodium. Cara pembuatan larutan KJ Jodium adalah 10 gram/liter KJ (Joodikal) dan 10 gram jodium dilarutkan ke dalam 1 liter larutan. Dari hasil pengujian bahan yang sudah diproses penghilangan kanji ditetasi dengan laurtan KJ Jodium akan timbul warna yang menunjukkan tingkat kesempurnaan hasil proses yaitu sebagai berikut : Batch1 jam BaklarutanPaddeNext >