< Previous 55 memastikan penuh atau tidaknya, dapat dilihat dengan membuka drain valve paling atas. d. Peringatan: 1. Spacer seal terbuat dari cheramic yang mudah pecah. Sehingga harus betul-betul dijaga agar protector jangan sampai terbentur. Jika seal ini pecah, akan terjadi komunikasi antara pompa dan motor. Disamping itu spacer seal juga berfungsi untuk menahan fluida yang mengalir melalui shaft. 2. Setiap protector yang dilepaskan dari unit yang sudah pernah di start, harus diganti sebab sudah terkontaminasi dengan fluida sumur. Apabila protector yang baru dicabut, akan digunakan kembali (re-run), protector ini harus tetap dalam posisi berdiri sampai disambungkan kembali. Contoh penulisan spesifikasi protector:Type 66 L, PSSB, PSDB, dan Modular Type 66 L = Labyrinth (seal) PSSB = Positive Seal Single Bag PSDB = Positive Seal Double Bag Modular = Kombinasi dari labyrinth dan positive seal type protector (khusus dipakai untuk sumur yang memakai motor dengan HP tinggi) 56 57 Gbr. Protector 58 Motor Motor berfungsi untuk menggerakan pompa dengan cara mengubah electrical energy menjadi mechanical energy. Energi ini menggerakkan protector dan pompa melalui shaft yang terdapat pada setiap unit yang dihubungkan dengan coupling. a. Komponen utama Rotor: Susunan elemen tipis yang berputar dan di tengah-tengahnya terdapat shaft. Jarak antara rotor dengan stator sangat kecil yaitu 0.007 inch. Stator: Kumparan kabel yang dipasang di bagian dalam body motor. Dielectric oil (minyak reda): Berfungsi sebagai pelumas dan pendingin motor. b. Cara kerja Stator yang dialiri listrik (dienergize) akan menginduksi rotor sehingga berputar. Pada saat berputar, rotor akan terangkat dalam keadaan “melayang” sedikit dari kedudukannya (thrust bearing), dan pada waktu yang sama, shaft yang berada di tengah rotor akan memutar protector dan pompa. Motor yang biasa dipakai mempunyai ciri-ciri: Induction motor (60 cycle) Three phase motor Two pole motor 59 Squirrel cage Plug PIPE Base Coupling Shaft Thrust BEARING Valve DRAIN Head Rotor Stator Housing Bearing MOTOR Plug vent Flat cable Flange cable Cap screw Gambar. Motor 60 Power cable Power cable gunanya untuk mengalirkan arus listrik dari switchboard ke motor. Kabel terbuat dari tembaga dengan rancangan yang disesuaikan dengan kondisi sumur serta besar/kecil horse power (HP) dari motor. Komponen power cable Armor, terbuat dari lapisan baja dan galvanize Filler, terbuat dari pelat tipis dari kuningan (brass shim) Lead jacket, terbuat dari timah Insulation, terbuat dari karet Conductor, terbuat dari tembaga sebagai penghantar arus Armor Filler Lead jacket Insulation Conductor Gambar : Power cable 61 2. Cable clamp Digunakan untuk mengikat power cable di sepanjang rangkaian pipa dan SPS dengan jarak dan jumlah yang tertentu. Panjang dari clamp tergantung dari ukuran pipa atau SPS tempat kabel diikatkan. Clamp terdiri dari: strapping yang terbuat dari high tensile steel dan seal atau buckle yang terbuat dari galvanize. Alat yang digunakan untuk memasang atau membuka cable clamp: Stretcher sebagai tensioner atau penegang clamp Sealer sebagai penjepit seal atau buckle dari strapping Tin cutter sebagai pemotong 3. Cable guard Terbuat dari baja yang dipasang bersama dengan clamp untuk mengikat kabel pada rangkaian SPS dengan tujuan melindungi kabel terhadap gesekan dengan casing sewaktu dimasukkan atau dicabut. Peralatan Pelindung 1. Check valve Check valve dipasang sekitar 1 (satu) joint tubing diatas pompa, pemasangan ini bertujuan untuk menjaga tubing agar selalu penuh oleh cairan dan mencegah turunnya cairan didalam tubing pada waktu pompa berhenti bekerja. 62 2. Bleeder valve/Circulating sub Dipasang pada rangkaian pipa di atas check valve dengan tujuan membuang fluida yang terperangkap mulai dari permukaan sampai dengan check valve. Fluida akan keluar menuju annulus apabila pin pada bleeder valve diputuskan dengan cara menjatuhkan drop bar sebelum rangkaian dicabut pada saat pekerjaan well service. Untuk sumur bertekanan tinggi dianjurkan untuk mempergunakan circulating sub karena mempunyai pin/port lebih banyak sehingga proses sirkulasi sewaktu pematian sumur lebih sempurna. Gambar : Bleeder Valve 63 PROSEDUR MENGHIDUPKAN SPS 1. Pastikan semua valve pada wellhead, flow line dan header sampai ke gathering station sudah terbuka (Operator) 2. Pastikan posisi fuse link 3. Set underload dan overload protection sesuai dengan yang direkomendasikan (Electrician) 4. Pastikan sistem dan kontrol pada switchboard sudah dalam posisi yang benar 5. Pasang recording chart untuk 24 jam atau 7 hari (Electrician/Operator) 6. Pasang pressure gauge di wellhead (Operator) 7. Naikkan disconnect switch ke posisi ON, set parameter setting pada motor controller, putar selector ke posisi AUTO, tekan tombol START (Electrician) 8. Monitor tekanan pada wellhead dan buka sample cock untuk mengetahui ada tidaknya fluida yang keluar (Electrician/Operator) 9. Apabila jalannya SPS sudah stabil, set kembali overload, underload dan time delay sesuai dengan kondisi pada normal running (Electrician) 10. Periksa semua sambungan dan valve di flowline tidak ada yang bocor (Operator) PROSEDUR MEMATIKAN SPS 1. Putar selector switch ke posisi OFF 2. Turunkan disconnect switch pada posisi OFF 64 3. Tutup semua valve (dimulai dengan annulus valve sampai block valve) Pasang LOTO di switchboard sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan Untuk menghindari kerusakan pada pompa seperti upthrust dan downthrust wear, maka sangat dianjurkan untuk mengoperasikan pompa dalam kapasitas range tertentu untuk optimum impeller dan thrust hearing wear. Range kapasitas pompa bervariasi sesuai menurut perbedaan type pompanya. Idealnya (rule of thumb) adalah kapasitas terendah tidak boleh di bawah 75 % dari peak capacity (top pump efficiency) dan kapasitas tertinggi tidak boleh melebihi 125 % dari peak capacity range. Discharge rate atau pressure dari submersible pump tergantung kepada : RPM, ukuran impeller, design impeller, jumlah stages, dynamic head dimana pompa dipasang dan sifat-sifat fisik fluida yang dipompakannya. Total dynamic head dari pompa adalah total head yang harus diberikan oleh pompa agar pemompaan dapat mencapai kapasitas yang diinginkan. Problem-problem yang sering didapat pada ESP motor adalah : 1. Underload (amper yang rendah) 2. Overload (amper yang tinggi) 3. Motor burnout (motor terbakar) Next >