< Previous 65 Underload dan overload bisa dengan cepat diketahui oleh pumper / operator di lapangan dengan melihat ammeter chart pada control panel. Sedangkan untuk mengetahui motor terbakar harus di cek oleh orang listrik. Penyebab-penyebab ESP motor underload adalah : 1) Produksi kecil 2) Produksi yang banyak membawa gas 3) Pompa kebesaran 4) Shaft protector dan pompa patah Penyebab-penyebab ESP motor overload adalah : 1) Berat jenis fluida yang dipompakan bertambah (fluida bercampur pasir atau Lumpur) 2) Kabel ESP rusak 3) Kalau motor mengalami underload terlalu lama karena underload relay tidak bekerja akhirnya bisa overload 4) Terjadi kerusakan pada peralatan di dalam control panel 5) Pompa sendat diputar oleh motor (stuck) Kalau ESP pump mati dalam keadaan underload ia dapat hidup kembali secara otomatis, sedangkan kalau 66 matinya karena dalam keadaan overload tidak mau secara otomatis. Bila operator menjumpai ESP pump mati dalam keadaan overload, maka operator diminta agar jangan menghidupkannya untuk menghindari kerusakan yang lebih serius, ia hanya dianjurkan untuk memutar selector switch ke posisi “OFF”, seterusnya dilaporkan ke orang listrik. Di suatu daerah operasi, overload dan underload relay diatur sebagai berikut: a) Overload relay diatur ± 10% di atas load yang tertulis pada name plate motor. b) Underload relay diatur ± 15 % di bawah load yang sedang jalan (running amper). Penyebab-penyebab reda motor terbakar adalah : 1) Air atau fluida formasi masuk ke motor. 2) Overload (motor hidup melebihi maximum ampere yang diperbolehkan. 3) ESP unit bekerja dalam keadaan underload terlalu lama, mengakibatkan pompa panas dan panas ini merambat ke motor sehingga merusak isolasi motor. 4) Motor terlalu sering hidup mati, sehingga ia akan sering mengalami load yang tinggi (setiap pertama 67 start motor membutuhkan load 3 x full load). Biasanya terjadi pada saat motor di-set ON Timer. AMMETER CHART ANALYSIS Jika recording ammeter berfungsi dengan baik, maka dari penganalisaan chart dapat diketahui beberapa masalah yang sedang terjadi pada unit pompa seperti : 1. Fluktuasi dari primary power line voltage 2. Operasi dari low amperage 3. Operasi dari high amperage 4. Operasi dari erratic amperage Pada beberapa contoh ammeter chart berikut ini dapat dilihat interpretasi dan hubungannya dengan petunjuk dalam trouble shooting dan preventive maintenance dari ESP. Kondisi yang Mempengaruhi Kinerja ESP: Overload Motor dikatakan overload apabila arus yang digunakan melebihi dari normal running ampere. Pada kondisi overload kurva ampere dari motor akan naik. Pada umumnya kondisi ini disebabkan oleh surface voltage, karakteristik dari fluida 68 sumur, dan kondisi motor (low reading). Apabila overload control di-set dengan benar, maka secara otomatis pompa akan mati. Sebaliknya apabila setting-nya ketinggian maka pompa akan hidup terus sampai semua komponen dari rangkaian pompa rusak. Contoh overload pada SPS adalah chart pada gambar 2.1: Section A (1): kurva pada saat pompa start, ampere normal Section B (2): pompa berjalan normal, ampere normal Section C (3): menunjukkan kenaikan ampere secara bertahap sampai akhirnya drop karena overload 2.1. Underload Motor disebut underload apabila arus yang digunakan lebih rendah dari normal running ampere. Pada umumnya kondisi ini terjadi karena fluid over pump (ketinggian fluida di atas pompa atau panjang pompa yang terendam oleh fluida) terlalu rendah, dan ukuran pompa lebih besar dari yang dibutuhkan, sehingga fluida yang dipompakan mengalir secara intermittent (terputus-putus). Apabila setting dari underload control terlampau rendah, maka akan terjadi overheat pada motor karena fluid passage sangat kecil sehingga ampere akan naik sampai akhirnya 1) komponen lain rusak. Gambar 2.2 adalah contoh chart kondisi underload pada SPS: 69 2) Section A: kurva pada saat pompa dihidupkan, ampere normal Gambar: Overload pada Motor 3) Section B: pompa berjalan normal, ampere normal 4) Section C: menunjukkan penurunan ampere secara bertahap 5) Section D: menunjukkan kondisi tanpa load, motor hidup terus sampai panas dan akhirnya drop 70 2.2. Not pumping Pada kondisi ini tidak ada fluida yang terangkat ke atas sedangkan down hole motor atau surface motor tetap bekerja. Hal ini terjadi akibat dari reservoir dan mechanical problem. Apabila fluid over pump cukup tinggi, maka kemungkinan penyebabnya adalah mekanisme dari pompa, fluid intake/seating nipple tersumbat, shaft parted atau tubing bocor. Kondisi not pumping dapat menyebabkan komponen yang lain dari rangkaian pompa rusak. 71 Keterangan Gambar Section A: kurva pada saat pompa dihidupkan, ampere normal Section B: pompa berjalan normal, ampere normal Section C: ampere menurun, indikasi fluida berkurang Section D: tidak ada fluida yang dipompakan, motor drop 72 Fluid level akan naik selama pompa mati. Pompa akan otomatis hidup kembali sesuai preset time delay. Apabila fluid level belum stabil, maka pompa kembali mati. 2.3. Gas Locking Keberadaan gas break-out pada fluid intake (pump intake atau seating niple) atau adanya gas yang terkompres (lihat gas pound) di dalam pompa akan menyebabkan seluruh rangkaian pompa mengalami overheat karena tidak ada fluida yang dipompakan. Gas akan keluar dari solution apabila tekanannya (pada pump intake) lebih rendah dari buble point pressure. Ini bisa terjadi bila fluid over pump tidak cukup. Pada SPS, pada awalnya kurva ampere chart bergerak secara konstan tetapi dengan terjadinya gas break-out akan menyebabkan kurva ampere bergerak turun, kemudian bergerak secara tidak teratur (turun naik), sampai akhirnya pompa mati. Sedangkan pada tubing pump (BTPU & HPU), gerakan upstroke dan downstroke menyebabkan gas yang terkurung di dalam lower chamber akan terkompres sehingga standing valve akan tertutup yang mengakibatkan tidak ada fluida memasuki pompa. 2.4. Gassy Kondisi ini biasanya terjadi pada sumur yang mengandung gas ringan (associated gas), dimana minyak yang mengandung gas atau emulsi gas, minyak atau air masuk ke dalam pompa. Hal ini 73 dapat diatasi dengan memasang gas separator (pada SPS & PCP) atau gas anchor (pada BTPU & HPU) pada rangkaian pompa, sebagai pengganti pump intake. Pada chart di bawah terlihat kurva ampere bergerak secara tidak teratur mulai dari awal. Gambar : Gas Locking 74 Gambar : Gassy Next >