< PreviousSeni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 113 Gambar 158 Foto: Banu Arsana Warna dasar yang digunakan untuk mendasari lukisan digoreskan secara merata dan datar menutup objek, gunakan kuas yang besar, sedang dan kecil disesuaikan dengan area objek atau back ground lukisan. d. Membuat kesan volume objek Gunakan warna putih dan sedikit hitam untuk bagian kepala dan ekor burung, kedua warna dicampur dan digoreskan dengan memperhatikan gelap terang sehingga membentuk kesan volume. Dengan cara yang sama gunakan warna merah sedikit hitam dan coklat untuk menutup tubuh burung, dan latar belakang bagian atas, sedangkan latar belakang bagian tengah gunakan percampuran warna putih sedikit coklat dan warna oker. Untuk bagian daun gunakan percampuran yang sama dengan bagian latar belakang bagian tengah, namun ditambah sedikit warna merah. Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 114 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 Gambar 159 Foto: Banu Arsana e. Mempertegas bentuk objek Pada bagian mata tambahkan sapuan warna abu-abu, warna abu-abu dibuat dari percampuran warna putih dengan sedikit hitam, warna abu-abu berfungsi untuk membentuk kesan bayangan cekungan mata, kemudian tambahkan warna hitam untuk bola mata burung. Pada bagian paruh tambahkan kesan lobang hidung burung dengan warna hitam abu-abu. Kemudian pada leher bawah paruh burung tambahkan warna abu-abu yang dibuat bertransisi dari warna gelap ke terang. Begitu juga pada bagian tubuh burung dibuat warna transisi dari terang menuju ke arah gelap pada bagian bawah tubuh burung. Untuk ekor burung gunakan warna yang sama dengan warna campuran pada bagian leher burung. Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 115 Gambar 160 Foto: Banu Arsana Tambahkan warna hijau pada bagian daun secara bertahap dari warna hijau muda kewarna hijau tua, atur transisinya sehingga tidak terlalu kontras antara bagian gelap daun dengan bagian terang daun. f. Membuat detail bagian mata Agar bola mata berkesan bening bersinar, tambahkan wana putih bagian kanan bola mata, dan warna oker pada bagian kiri bawah bola mata, serta tambahkan kontur hitam tipis mengelilingi bola mata burung. Gambar 161 Foto: Banu Arsana Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 116 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 g. Membuat detail bagian paruh Untuk mempertegas ujung paruh burung tambahkan sedikit kontur hitam tipis melengkung pada ujung paruhnya. Gambar 162 Foto: Banu Arsana h. Membuat detail bagian bulu leher Detail bulu-bulu bagian leher bawah paruh dibuat agak gelap, dengan menggunakan warna campuran putih, sedikit hitam, sedikit biru dan sedikit merah, digoreskan dengan kuas berujung runcing no 1, kemudian buat transisinya menghilang kearah warna putih. Gambar 163 Foto: Banu Arsana Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 117 i. Membuat detil bagian bulu kepala dan leher belakang. Buatlah kesan bulu menggunakan warna yang sama dengan warna pada bagian leher bawah paruh, goresan kuas diarahkan diagonal kebawah. Gambar 164 Foto: Banu Arsana j. Membuat detail bagian sayap atas Bulu-bulu sayap bagian atas dibuat menggunakan percampuran warna merah, sedikit biru, sedikit cokelat dan sedikit putih. Warna campuran tersebut digoreskan dengan membentuk setengah lingkaran untuk memberi kesan lengkungan bulu garuda bagian atas, kemudian tambahkan sedikit warna hitam pada campuran tersebut untuk digoreskan pada bagian bawah lengkungan bulu, sehingga dapat memberikan kesan pada bagian ini bervolume. Gambar 165 Foto: Banu Arsana Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 118 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 k. Membuat detail bagian sayap bagian bawah Berbeda dengan sayap bagian atas burung, sayap bahian bawah tidak perlu ditambah goresan lengkungan, namun cukup ditambahkan dengan warna yang mengarah ke warna gelap kehitaman. Karena bagian ini posisinya ada dibawah sehingga tidak banyak mendapatkan sinar. Gambar 167 Foto: Banu Arsana l. Membuat detail bagian ekor Ekor burung garuda dibuat dengan campuran warna yang sama dengan warna pada bagian leher burung, warna campuran tersebut digoreskan menggunakan kuas ujung tumpul dan kuas ujung rata nomer 4 dan 5, ujung kuas tumpul digunakan untuk menyapu area ekor burung secara merata dan datar, kemudian kuas berujung runcing digunakan untuk membuat sapuan halus, mengesankan detail bulu ekor burung. Gambar 168 Foto: Banu Arsana Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 119 m. Membuat detail bagian daun Daun-daun warna hijau yang sudah dibuat, ditambahkan diatasnya dengan campuran warna hijau muda dengan sedikit putih dan sedikit kuning, hal ini dilakukan agar dapat memberi kesan serat-serat daun yang berkilauan kena sinar matahari. Gambar 169 Foto: Banu Arsana n. Membuat latar belakang sedikit kabur Latar belakang dibuat kabur tidak detail untuk memberikan kesan jauh, sehingga terbentuk nuansa keruangan. Begitu juga pada bagian latar depan dibawah burung garuda, daun dan batang kayu juga dibuat kabur, hal ini dilakukan agar dapat memberi kesan jauh dibawah, seolah-olah burung garuda bertengger diatas pohon yang tinggi. Gambar 170 Foto: Banu Arsana Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 120 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 o. Membubuhkan nama diri Setelah semua bagian lukisan dapat diselesaikan, maka langkah berikutnya adalah membubuhkan nama diri, nama diri perlu dibubuhkan untuk memberikan identitas pelukis pembuatnya, nama diri juga merupakan kesatuan dari lukisan secara keseluruhan, oleh sebab itu dalam membubuhkan nama diri tidak boleh asal-asalan. Harus diperhitungkan ukurannya, letaknya, warnanya, sehingga tidak lepas berdiri sendiri diluar lukisan. Gambar 171 Foto: Banu Arsana p. Mencermati dan mengamati kalau ada kekurangan Lukisan realis burung garuda yang telah dibuat menggunakan cat akrilik menerapkan teknik opaque perlu dicermati dengan teliti, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakan karya lukisan tersebut sudah final atau belum. Gambar 172 Foto: Banu Arsana Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 121 Dalam mencermati karya lukisan yang telah dibuat salah satu cara yang sering dilakukan oleh pelukis realis professional adalah dengan cara memejamkan salah satu matanya, kalau mata yang lebih tajam bagian mata kanan, maka mata yang dipejamkan adalah mata kirinya, sebaliknya jika mata kiri yang lebih tajam penglihatannya, maka mata kanan yang dipejamkan. Maksut dari memejamkan salah satu matanya ini adalah untuk Mengetahui dengan cepat bagian mana yang belum pas, belum selesai, atau lepas tidak menyatu dengan keseluruhan, sehingga dapat segera diketahui dan dibenahi q. Memasang Pigura Pemasangan pigura dan pemilihan jenis pigura telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yaitu pada bagian melukis pohon pisang. Pada bagian ini akan sedikit ditambahkan tentang pengetahuan pengaruh bingkai/pigura terhadap lukisan. Untuk memberikan kesan antik dan klasik pada lukisan realis flora yang telah dibuat, dapat dipilih pigura kayu berukir, pilih salah satu ukiran yang diambil dari aneka ragam hias/ornamen nusantara. Gambar 173 Foto: Banu Arsana Namun kalau tidak ingin menunjukkan kesan antik pada lukisan yang telah dibuat, pilih pigura polos tidak berukir dengan ukuran tipis. Pigura lukisan juga dapat memberikan kesan atau sugesti bobot atau gaya berat, berat bukan dalam arti Seni Lukis Realis Kelas XI, Semester 2 122 DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2013 timbangan beratnya namun bobot tampilan visualnya. Untuk menambahkan bobot tampilan visualnya tidak harus dengan menggunakan pigura yang bagus, mahal, serta berukir mewah, namun dengan menggunakan pigura yang sederhanapun dapat menambah poin tampilan lukisan tersebut, caranya adalah dengan mencoba beberapa jenis pigura, kemudian dipilih mana yang paling sesuai. 6. Membuat Lukisan Realis Kuda a. Mengamati foto kuda sebagai acuan visual Dalam mengamati foto kuda sebagai acuan visual, harus dapat mengetahui jenis kuda yang akan dilukis secara realis, apakah kuda tersebut berjenis kuda Poni yang relatif kecil, apakah kuda tesebut jenis kuda untuk pacuan, atau kuda untuk penarik beban dan sebagainya, karena dengan mengetahui jenis kuda yang akan dilukis, maka akan mudah pula mengekspresikannya dalam bentuk lukisan realis. Gambar 174 Foto: Banu Arsana b. Memperbaiki sketsa yang telah dibuat sebagai acuan. Kondisi Sketsa kuda yang akan dilanjutkan menjadi karya seni lukis realis masih belum sempurna, karena ketika membuat sketsa masih dalam bentuk global, kasar dan tidak rinci, seperti terlihat pada gambar sketsa dibawah ini, oleh karena itu perlu disempurnakan secara menyeluruh. Next >