< Previous 232 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Gambar 17.17 Tagangan-tegangan pada dekoder saklar Dekoder saklar PLL Didalam dekoder stereo didapatkan kembali frekuensi pembawa 38 kHz. Posisi pasa antara frekuensi pemancar, yang diberikan malalui sinyal pemandu 19 kHz, dengan frekuensi yang dibangkitkan dalam pesawat radio harus SAMA. maka digunakanlah rangkaian PLL (Phase Locked Loop = lingkaran pengunci fasa) Gambar 17.18 Rangkaian PLL terdiri dari osilator yang dikendalikan oleh tegangan (VCO), yang disinkronisasikan dengan frekuensi yang masuk. 233 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Gambar 17.19 PLL Cara kerja pembanding pasa, UA adalah tagangan dengan frekuensi seharusnya, UB adalah tegangan dengan frekuensi yang terjadi dari VCO. Jika pergeseran pasa = 90 maka UL mempunyai tegangan bagian positip dan negatip yang sama. Dan melalui rangkaian filter tegangan ini menjadi nol volt. Jika pergeseran paha lebih besar atau lebih kecil dari 90 maka akan terdapat tegangan negatip atau positip setelah di filter. Tegangan ini untuk mengatur VCO hingga sefasa. 234 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Gambar 17.20 Stereo Decoder Pendekoderan sinyal stereo dicapai dengan dua saklar elektronik, yang bekerja dalam irama 38 kHz. Penalaan frekuensi 76 kHz oleh rangkaian RC pada kaki 14. Frekuensi 76 kHz, oleh flip-flop dibagi menjadi 38 kHz dan 19 kHz. Pembanding pasa yang ke 2 bertugas untuk mengenal adanya penerimaan stereo atau mono. Tegangan yang dihasilkan malalui sebuah penguat untuk membebaskan dekoder stereo unuk bekerja dan menghidupkan lampu penampil stereo. Selain pengoperasian mono secara otomatis, jika sinyal yang diterima TANPA PEMANDU 19 kHz maka dekoder stereo bekerja dalam posisi mono, dapat pula secara manual. Pensaklaran malalui kaki 8 235 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Dekoder kurva sampul Gambar 17.21 Sinyal multipleks stereo dilewatkan dalam dua jalur. Satu jalur harus melewati palalu 19 kHz, sehingga hanya sinyal PEMANDU STEREO 19 kHz yang dilewatkan. Oleh pengganda frekuensi sinyal 19 kHz frekuensi sinyal 19 kHz digandakan frekuensinya menjadi 38 kHz. Kemudian malalui pelalu 38 kHz sehingga hanya sinyal berfrekuensi 38 kHz saja yang lewat. Sinyal ini digabungkan dengan sinyal multipleks yang melewati jalur yang lain sehingga diperoleh getaran yang termodulasi amplitudo malalui sinyal L + R dan L + R . Pasa kurva sampul bergeser sekitar 180, pada pencampuran sinyal multipleks dengan pembawa bantu diperoleh kurva sampul yang berlainan, masing-masing ( L + R ) + ( L - R ) = 2L ( L + R ) ( L - R ) = 2R 236 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Gambar 17.22 Setero decoder D2 dan D3 adalah pengganda frekuensi D4 dan D5 adalah demodulator Tahanan 5,6 k pararel kapasitor 22 nF adalah rangkaian korektor, untuk mengkompensir adanya komponen-komponen buta. Latihan Jelaskan bagaimana kita dapat mengkait sinyal komposisi stereo dalam pemancar ? a. Gambarkan spektrum frekuensi sinyal komposisi status dari proses multipleks status dimana : Frekuensi sinyal informasi 30 Hz - 12 kHz b. Berapa frekuensi maksimum sinyal komposisi ? Dari soal no.2 (sinyal komposisinya) akan dimodulasi FM dengan deviasi maksimum frekuensi pembawa = 70 kHz. Hitung lebar panel pemancar FM stereo Bagaimana cara mendapatkan kembali sinyal L dan R dari pemancar FM stereo agar kita dengar kembali didalam penerima radio 237 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Jelaskan macam-macam dekoder stereo Jawaban Menggunakan rangkaian MPX stereo/ multiplek stereo. Dimana sinyal (L-R) dimodulasi secara AM DSB SC dengan frekuensi sub pembawa 38 kHz didalam rangkaian modulator seimbang (Balanz Modulator). Sinyal AM DSB SC dimodulasi dengan sinyal pemancar 19 kHz atau pilot. Oleh karena sinyal sub pembawa 38 kHz dipisahkan dari penggandaan 19 kHz (pilot0, maka jika dalam rangkaian MPX sinyal pilot 19 kHz mati/tidak kerja maka pada keluaran MPX tidak terjadi bentuk sinyal komposisi dan hanya terjadi pencampuran L dan R biasa yang berupa sinyal mono dengan demikian sinyal yang dipancarkan hanya sinyal mono a. Spektrum frekuensi sinyal komposisi stereo (fi = 12 kHz) b. Frekuensi maksimum sinyal komposisi (F comp) = f Sub +fi = 38 + 12 = 50 kHz Untuk FM stereo Sinyal diferensinya berupa sinyal komposisi (F comp) Jadi lebar Band stereo ( B ) Bst = 2 (f + F comp) 238 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI = 2 ( 70+ 50) = 240 kHz Pada penerima radio FM stereo perlu kita lengkapi dengan Dekoder Stereo yang berfungsi untuk memisahkan kembali sinyal L da R dari sinyal komposisi stereo. a. Dekoder Matrik b. Dekoder Sakelar c. Dekoder PLL d. Dekoder Kurva Sampul Delta Modulasi a. Tujuan Pembelajaran Peserta didik/siswa mampu menjelaskan prinsip kerja delta modulasi b. Uraian Materi A. Delta Modulasi Delta modulasi adalah sistem komunikasi digital dengan kecepatan bit yang relatif rendah. Sinyal input analog di komparasikan dengan sinyal clock, sehingga mendapatkan sinyal digital dengan frekuensi sama dengan frekuensi clock. Sinyal digital tersebut siap dipancarkan atau disalurkan ke sebual transmisi. Sinyal digital diterjemahkan kembali oleh rangkaian delta demodulator, yang bisa dibangun dengan rangkaian paling sederhana yaitu rangkaian integrator untuk didapatkan kembali sinyal informasi. 239 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Gambar 18.1 Delta modulator Gambar 18.2 Delta demodulator (Integrator) B. Praktikum Delta Modulasi Untuk melihat proses dan hasil dari sistem delta modulasi, bisa dilakukan dengan melakukan percobaan seperti di bawah ini. 240 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI DELTA MODULATOR 1. Siapkan peralatan dan bahan praktek. 2. Pengaturan dasar alat-alat : a. CRO = disesuaikan dengan pengukuran. b. Catu daya ganda adalah U+=12V, ground dan U-=-12V. c. Susunlah seperti pada gambar di bawah ini : 1. Hubungkan terminal - terminal seperti rangkaian gambar di atas 2. Atur posisi external pada saklar ext/in dari modul tone and clock generator. 3. sambungkan output AFG pada input external dari modul Tone and clock generator. 4. Hidupkan catu daya, CRO dan AFG ( sinyal sinus dengan frekuensi 150 Hz dan 2Vpp) 5. Ukur sinyal pada input delta modulator dan clock( modul delta modulator) dengan menggunakan CRO( imnput pada CH1 dan clock pada CH2). 6. Gambarkan hasil pengukuran sinyal pada diagram1 CRO 241 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI CH1 input delta modulator T/DIV = 0,1 mS V/DIV = .5.V Probe = 1x Amplitudo = 10 Vpp CH2 sinyal delta modulator T/DIV =0,1mS V/DIV =…5..V Probe =1x…. Amplitudo = 15 Vpp 7. Ukur sinyal input dari delta modulator dengan menggunakan CRO CH1, dan.sinyal output dari delta modulator pada CH2. 8. Gambarkan hasil pengukuran sinyal pada diagram2 CRO CH1 input delta modulator T/DIV = 1 mS V/DIV = .10.V Probe =...1x....... Amplitudo = ..15....Vpp CH2 output delta modulator T/DIV =1 mS V/DIV =…5 V Probr =…1x…. Amplitudo = ...13 Vpp Next >