< Previous 222 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Suatu beban sederhana 50 yang dapat dibuat sendiri ditunjukkan pada Gb. 4. Dua buah beban seperti ini dapat digunakan untuk menguji jembatan. Pemakaiannya, satu beban 50 dipasang pada J2 dan antena atau peralatan lain yang diuji dipasang pada J3. Suatu meter 0 - 100 A dapat digunakan untuk pembacaan relatif pada J4. R2 Penghubung jenis N Beban 50 Gb. 4 beban VHF 50 R1 - R4 = 200 , 1/4 watt Resistor karbon untuk beban 50 Latihan 1. Apakah faktor pantulan ( K ) itu ?. 2. Apakah SWR itu ?. 3. Bagaimana cara membuat beban 50 , dari resistor karbon 200 1 Watt. 4. Berapa daya maksimum dari beban tiruan yang dibuat itu. 5. Faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan beban tiruan ? 6. Apa yang mempengaruhi terjadinya gelombang tegak?. 7. Apakah resistor wire wound yang berdaya besar dapat digunakan sebagai dummy load ?. .Jawaban 223 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI 1. Faktor pantulan : Faktor pantulan menyatakan perbandingan tegangan gelombang yang dipantulkan ( Er ) dengan tegangan yang dikirimkan atau tegangan gelombang maju ( Et ) Perbandingan gelombang tegak (SWR): Perbandingan antara tegangan atau arus rms maksimum dengan arus atau tegangan rms minimum sepanjang saluran transmisi didefinisikan sebagai standing wave ratio (SWR). 2. Dengan memparalel (4) buah resistor 200 Ohm. 3. Daya maksimum yang dapat dihasilkan adaah 4 x 1 watt = 4 Watt. 4. Faktor yang diperhatikan dalam pembuatan beban tiruan adalah : 5. Resistor murni (resistip) 6. Nilai Impedansinya tidak terpengaruh perubahan frekuensi. 7. Karena tidak cocoknya antara impedansi pemancar,saluran transmisi dan beban atau salah satu diantaranya. 8. Tidak dapat karena resistor jenis ini bersifat induktip akibat adanya lilitan tahanannya itu 224 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI FM Stereo a. Tujuan Pembelajaran Peserta didik harus dapat: Menerangkan dasar pengiriman stereo Menggambarkan spektrum frekuensi sinyal multiplek stereo Menggambarkan gambar pembangkitan sinyal multiplek stereo Menyebutkan 4 macam dekoder stereo Menerangkan cara kerja dekoder stereo b. Uraian Materi A. FM Stereo (Bagian 1) Prinsip pengiriman stereo Gambar 17.1 Blok pemancaar dan penerima FM Stereo Gambar menunjukkan prinsip pengiriman stereo dengan jalan terpisah. Untuk penghematan maka dikembangkan suatu modulasi dimana informasi kiri dan kanan dipancarkan melalui pemancar dengan sebuah jalur frekuensi 225 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Gambar 17.2 Jalur frekuensi Karena tidak semua pesawat penerima FM semuanya stereo maka pemancar harus mengirimkan SINYAL MONO UL + UR (KOMPATIBELITAS).Untuk keperluan stereo dikirimkan sinyal TAMBAHAN STEREO UL - UR untuk memperoleh kembali sinyal informasi kiri dan kanan. 1. Pemancar bekerja dengan multipleks FM - AM Spektrum frekuensi sinyal multipleks stereo Gambar 17.3 Spektrum frekuensi sinyal multipleks stereo UL + UR= Sinyal utama, sinyal mono, sinyal kompatibel dengan lebar band 30 Hz - 15 kHz dan amplitudonya 45% dari keseluruhan UL - UR= Sinyal perbedaan antara sinyal UL dan UR yang membentuk band sisi dari modulasi amplitudo dengan pembawa bantu yang ditekan fT = 38 kHz. Lebar band 30 kHz - 15 kHz SINYAL MODULASI AMPLITUDO 38 kHz = sinyal tambahan stereo dengan lebar band 23 kHz - 53 kHz 226 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI SINYAL 38 kHz = Pembawa bantu yang amplitudonya ditekan hingga kurang dari 1% dari keseluruhan f, untuk menghindari modulasi lebih SINYAL 19 kHz = Sinyal pemandu dengan amplitudo sebesar 10% dari seluruh f untuk sinkronisasi dekoder stereo dalam pesawat penerima Keseluruhan sinyal disebut SINYAL MULTIPLEKS STEREO, untuk memodulasi sinyal dalam band frekuensi VHF BAND II antara 87,5 MHz -104 MHz dengan cara modulasi frekuensi FM. Misalnya pada kanal 50 dengan frekuensi 102,00 MHz . Jika f = 75 kHz (untuk kuat suara) maka lebar band untuk stereo adalah B 75 kHz + 53 kHz = 120 kHz = 256 kHz. 2. Pembangkitan sinyal multipleks stereo Gambar blok : ikL - RUU Gambar 17.4 Matrik pengubah UL, UR menjadi UL-UR dan UL+UR : L Gambar 17.5 Matrik dengan Gambar 17.6 Matrik dengan transistor 227 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI transformator Gambar 17.7 penjumlahan (Addition) misalkan : Sinyal kanan mempunyai frekuensi dua kali frekuensi sinyal kiri Sinyal tebal pada gambar atas adalah hasil jumlahnya Gambar 17.8 pengurangan (Substraction) Sinyal kanan bergeser pasa 180 dari semula, sehingga antara sinyal kiri dan kanan merupakan pengurangan 3. Modulasi amplitudo dengan pembawa yang ditekan untuk modulasi dengan pembawa yang ditekan dapat digunakan modulator push pull seperti modulator ring. Gambar 17.9 Ring demodulator cara kerja : 228 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI T1 Gambar 17.10 Dioda D1 dan D2 hidup saat tegangan UT POSITIP, maka tegangan Ui dilalukan ke keluaran. Saat tegangangan UT negatip D3 dan d4 hidup, maka tegangan Ui dilalukan ke keluaran dengan polaritas yang terbalik. Setiap UT berbalik polaritas maka tegangan keluaraanya pun akan BERBALIK. Ditengah-tengah terdapat lompatan pasa, karena getaran negatip belum berpindah ke positip tetapi diikuti bagian negatip lagi. Hal ini terjadi saat sinyal HF dan LF BERSAMA-SAMA MELEWATI GARIS NOL. Terjadinya sinyal multipleks stereo 229 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Gambar 17.11 Stereo multiplekser Sinyal multipleks stereo terdiri dari :SINYAL MONO (UL + UR). SINYAL TAMBAHAN STEREO (UM) DAN SINYAL PEMANDU ( 19 kHz) B. FM Stereo Dekoder Untuk memperoleh kembali sinyal kanan dan kiri, pada pesawat penerima setelah demodulator dipasang Dekoder stereo Gambar 17.12 230 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Dekoder matrik : Gambar 17.13 Gambar blok dekoder matrik Gambar Gambar 17.14 matrik tahanan UL + UR + (UL - UR) = 2 UL UL + UR - (UL - UR) = 2 UR Dekoder saklar : 231 TEKNIK DASAR TELEKOMUNIKASI Gambar 17.15 blok dekoder saklar Sinyal multipleks stereo tidak dibagi-bagi, tetapi langsung diletakkan dalam saklar elektronika, yang dihubungkan dalam irama pembawa bantu stereo (38 kHz) Gambar 17.16 Saklar elektronika Transistor T1 dan T2 hidup dan mati bergantian dalam irama 38 kHz. Sinyal multipleks yang diletakkan pada basis T3 bergantian pula berada dijalur keluaran. Next >