< Previous 97 5. Alat Pelindung Badan Badan dan anggota badan seperti lengan dan kaki harus terlindung dari sumber bahaya pada saat bekerja. Sumber bahaya tersebut dapat berupa temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair, semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, benda kerja terkontaminasi, sengatan listrik, bahan kimia, dan infeksi kulit, lantai licin, lantai basah. Guna melindungi badan dapat digunakan pakaian khusus sesuai jenis pekerjaan seperti boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket. Sedangkan untuk anggota badan dapat menggunakan sarung tangan (gloves), armlets, mitts, safety shoes, safety boots, legging, spat yang memiliki beragam jenis bahan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pakaian kerja harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan untuk memastikan bahwa para pekerja terlihat dengan jelas. Pakaian dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering dan berada pada temperatur yang nyaman. Untuk bekerja di daerah yang beriklim panas dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk Gambar 3.10 Macam macam pakaian kerja 98 menghindari radiasi panas yang berlebihan dan memudahkan pengeluaran keringat. Pemilihan pakaian pelindung harus sesuai dengan kondisi kerja yang dilaksanakan, seperti adanya resiko radiasi UV, temperatur panas, potensi bahaya biologis, bekerja di tempat gelap. Apron Ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala api. Rompi (Safety Vest) Pengaman untuk bekerja pada malam hari/kondisi gelap , sehingga pekerja dapat terlihat orang lain. Jenis Sarung Tangan Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila memegang benda yang berminyak, bagian-bagian mesin atau bahan logam lainnya Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api. Sarung tangan ini digunakan bila setiap memegang benda yang panas, seperti pada pekerjaan mengelas dan pekerjaan menempa (pande besi). Sarung tangan kulit, digunakan untuk memberi perlindungan dari ketajaman sudut pada pekerjaan pengecoran. Perlengkapan ini dipakai pada saat harus mengangkat atau memegang bahan. Sarung tangan karet, digunakan pada pekerjaan pelapisan logam seperti pernikel, perkhrom dsb. Sarung tangan menjaga tangan dari bahaya pembakaran asam atau melindungi dari kepedasan cairan pada bak atau panic dimana pekerjaan tersebut berlangsung. Gambar 3.11 Alat pelindung badan dan anggota 99 Jenis Sepatu Kerja Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada gambar terdapat beberapa jenis, yaitu: a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindungi jari kaki dari kejatuhan benda b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian tuas sampai jari c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin. e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di tempat becek f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia 6. Alat Pelindung Tenggelam Gambar 3.12 Sepatu kerja Gambar 3.13 Pelindung tenggelam 100 Pekerjaan atau kegiatan di perairan ditempat genangan air seperti kolam, sungai, danau, laut hendaknya menggunakan alat ini. Jaket pelampung seperti gambar harus dipakai oleh petugas yang bekerja dimana penggunaan tali pinggang tidak dilakukan. 7. Alat Pelindung Jatuh Beberapa jenis pekerjaan dilakukan di tempat ketinggian, alat pelindung jatuh perorangan digunakan untuk membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar. Jenis Pelindung Jatuh 1. Full Body Hardness Pakaian penahan Bahaya Jatuh, dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat. Pakaian ini dirancang dengan desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. 2. Life Line (tali kaitan) Tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik minimum 500 kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat kaitan dan menggantung secara vertikal, atau diikatkan pada tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara horisontal 3. Anchor Point (tempat kaitan), tempat menyangkutkan pengait yang sedikitnya harus mampu menahan 500 kg per pekerja yang menggunakan tempat kaitan tersebut. Tempat kaitan harus dipilih untuk mencegah kemungkinan jatuh. Tempat kaitan, jika memungkinkan harus ditempatkan lebih tinggi dari bahu pemakainya 101 Jenis Pelindung Jatuh 4. Refracting life lines (Pengencang tali kaitan), komponen yang digunakan untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tali tersebut akan memanjang dan memendek secara otomatis pada saat pekerja naik maupun pada saat turun 5. Lanyard (Tali pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman tali, digunakan untuk menghubungkan pakaian pelin-dung jatuh pekerja ke tempat kaitan atau tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2 meter dan harus yang kancing pengaitnya dapat mengunci secara otomatis 6. Jaring pengaman Jaring pengaman digunakan dibagian bawah lokasi kerja untuk menjaga kemungkinan kegagalan peralatan pelindung jatuh. Ingat ! Sebagian besar Alat Pelindung Diri menyebabkan ketidaknyamanan bagi pemakainya, terutama bila dipakai untuk jangka lama. Sekalipun demikian jangan sekali-kali melepaskan APD untuk menghilangkan ketidaknyamanan. “Melepaskan APD Saat Bekerja Merugikan Pekerja Dan Menjadi Penyebab Kecelakaan” Gambar 3.14 Pelindung Jatuh 102 Perhatikan ilustrasi berikut ini: Seorang siswa keahlian instrumentasi akan bekerja di bengkel kerja mekanik. Pekerjaan yang akan dilaksanakannya meliputi pekerjaan sebagai berikut : a. Membuat benda kerja dengan menggunakan mesin las asitelin b. Membuat benda kerja dengan perkakas tangan; gergaji, palu, gunting plat c. Menggunakan mesin perkakas tangan ; mesin gerinda tangan Dari kondisi di atas, pilihlah alat keselamatan kerja (Alat pelindung diri) yang harus digunakan pada saat bekerja dengan las asitelin, menggunakan perkakas tangan dan pada saat menggunakan mesin perkakas tangan. Memilih Alat Keselamatan Kerja Berpikir Positif K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (Zero Accident). Upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bukan kegiatan menghabiskan banyak biaya (cost), melainkan investasi yang memberi 103 C. Ergonomi Kamu pasti pernah menjalankan aktivitas pekerjaan sehari-hari yang berulang dan waktu yang lama. Apabila posisi kerja salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain). Agar tidak terjadi gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja diperlukan penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan tata kerja. Ergonomi merupakan upaya menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa Latin yaitu Ergon (Kerja) dan Nomos (Hukum Alam) dapat didefmisikan sebagai aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja. Penerapan ergonomi meliputi : 1. Sikap tubuh dalam bekerja Sikap pekerjaan harus selalu diupayakan agar merupakan sikap ergonomis. Sikap yang tidak alamiah harus dihindari dan jika hal ini tidak mungkin dilaksanakan harus diusahakan agar beban statis menjadi sekecil-kecilnya. 104 2. Pembebanan kerja fisik Beban fisik yang dibenarkan umumnya tidak melebihi 30-40% kemampuan maksimum seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari. Untuk mengukur kemampuan kerja maksimum digunakan pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 kali per menit di atas denyut nadi sebelum bekerja. Di Indonesia beban fisik untuk mengangkat dan mengangkut yang dilakukan seorang pekerja dianjurkan agar tidak melebihi dari 40 kg setiap kali mengangkat atau mengangkut. 3. Mengangkat dan mengangkut Gambar 3.14 Posisi kerja yang salah Gambar 3.15 Posisi Mengangkat benda 105 Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses mengangkat dan mengangkut adalah beratnya beban, intensitas, jarak yang harus ditempuh, lingkungan kerja, ketrampilan dan peralatan yang digunakan. Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja perlu dihindari manusia sebagai ―alat utama‖ untuk mengangkat dan mengangkut. 4. Sistem manusia–mesin Penyesuaian manusia-mesin sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan dan efisiensi kerja. Perencanaan sistem ini dimulai sejak tahap awal dengan memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia dan mesin yang digunakan interaksi manusia-mesin memerlukan beberapa hal khusus yang diperhatikan, misalnya : 1) Adanya informasi yang komunikatif 2) Tombol dan alat pengendali baik 3) Perlu standard pengukuran anthropometri yang sesuai untuk pekerjaannya. 5. Kebutuhan kalori Konsumsi kalori sangat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan. Semakin berat kegiatan yang dilakukan semakin besar kalori yang diperlukan. Selain itu pekerjaan pria juga membutuhkan kalori yang berbeda dari pekerja wanita. Dalam hal ini perlu diperhatikan juga saat dan frekuensi pemberian kalori pada pekerja. 6. Pengorganisasian kerja Pengorganisasian kerja berhubungan dengan waktu kerja, saat istirahat, pengaturan waktu kerja gilir (shift) dari periode saat bekerja yang disesuaikan dengan irama faal tubuh manusia. Waktu kerja dalam 1 hari antara 6-8 jam. Dengan waktu istirahat ½ jam sesudah 4 jam bekerja. Perlu juga diperhatikan waktu makan dan beribadah. Termasuk juga di dalamnya terciptanya kerjasama antar pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan serta pencegahan pekerjaan yang berulang (repetitive) 106 7. Lingkungan kerja Dalam peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja berbagai faktor lingkungan kerja sangat berpengaruh. Berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh misalnya suhu yang nyaman untuk bekerja adalah 24-26OC. 8. Olahraga dan kesegaran jasmani Kegiatan olahraga dan pembinaan kesegaran jasmani dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, tes kesehatan sebelum bekerja/tes kesegaran jasmani perlu dilakukan sebagai tahap seleksi karyawan. 9. Musik dan dekorasi Musik dapat meningkatkan kegairahan dan produktivitas kerja dengan mempertimbangkan jenis, saat, lama dan sifat pekerjaan. Dekorasi dan pengaturan warna dapat memberikan kesan jarak, kejiwaan dan suhu. 10. Kelelahan Kelelahan adalah mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut dan memerlukan terjadinya proses pemulihan. Sebab-sebab kelelahan diantaranya adalah monotomi kerja, beban kerja yang berlebihan, lingkungan kerja jelek, gangguan kesehatan dan gizi kurang. Gambar 3.16 Olahraga ringan saat bekerja Next >