< Previous 267 Gambar 6.6 Bagian bagian ragum Gambar 6.7 Memilih tinggi ragum untuk bekerja Gambar 6.8 Pelapis rahang ragum 268 Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan benda kerja mengalami kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum. Guna mengatasi hal itu, maka pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya rahang ragum dilapisi dengan pelapis. Pelapis tersebut terbuat dari bahan yang lunak seperti baja lunak, pelat tembaga, karet pejal dan pelat seng yang tebal. Batang ulir dan rumah ragum harus selalu diperiksa dari proses pelumasan. Jika ditinggalkan rahang ragum harus selalu dalam keadaan tertutup. Ragum bukanlah merupakan landasan sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan pemukulan benda kerja dengan dengan ragum sebagai landasan. Hal-hal yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut: a. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya. b. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum. c. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk. d. Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum. Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan. Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya jepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut: a. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi b. Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperi memahat, menggergaji, mengikir, mengetap dan menyenai maka 269 kedudukan benda kerja harus serendah mungkin berada di atas rahang ragum c. Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang, di mana bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah lingkaran. Bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak sehingga tidak akan merusak penampang pipa. Gambar 6.9 Penjepitan beberapa jenis bahan benda kerja Gambar 6.10 Pengikatan benda kerja pada ragum 270 Gambar 6.11 Posisi penjepitan benda kerja pada ragum 4. Penggores (sciber) dan Balok penggores a. Penggores Penggores digunakan untuk penandaan dengan menggoreskan garis tipis dan dipakai dengan mempergunakan siku-siku atau mistar. Alat ini digunakan untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga dihasilkan goresan garis gambar pada benda kerja. Karena tajam, maka ia dapat menghasilkan goresan yang tipis tapi dalam. Bahan untuk membuat penggores ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup menggores benda kerja. Sebelum digunakan ujung penggores dikeraskan terlebih dahulu. Terdapat dua jenis penggores, yaitu penggores dengan kedua ujung tajam dengan bentuk satu ujung lurus dan satu ujung lain bengkok, kedua penggores dengan hanya satu ujung yang tajam, sedangkan ujung yang lainnya tidak tajam. Gambar 6.12 Macam-macam penggores 271 Gambar 6.13 Langkah menggores benda kerja Langkah-langkah penggunaan penggores adalah sebagai berikut: a. Beri pewarna permukaan benda kerja yang akan digores atau diberi gambar. b. Tentukan kedudukan dari garis gambar yang akan dibuat. c. Letakkan benda kerja dan alat bantu pada meja perata. d. Pegang alat bantu pada tangan kiri dan penggores pada tangan kanan. Perhatikan Hal yang perlu diingat dalam melakukan lukisan menggunakan penggores, yaitu: 1.Mata penggores harus tajam dan keras atau dikeraskan 2.Pembuatan garis pada benda kerja dengan menggunakan penggores hanya dilakukan satu kali, sebab apabila dilakukan secara berulang-ulang akan dapat membuat garis yang banyak, sehingga akan membingungkan para pekerja untuk menentukan garis mana yang harus diikuti dalam pelaksanaan pekerjaan. 3.Dalam pelaksanaan pembuatan garis dengan menggunakan penggores dibutuhkan alat-alat bantu lain, seperti; mistar baja, siku-siku, protractor dan peralatan lain sesuai dengan jenis garis dan gambar yang diinginkan. 272 e. Tempatkan alat bantu (siku atau mistar baja) pada daerah di mana garis akan dibuat f. Miringkan penggores dan tempatkan ujungnya pada tempat yang telah ditentukan. Apabila sudah benar lakukan penggoresan secara perlahan-lahan. b. Balok Penggores Pada proses pelaksanaan melukis dan menandai pemakaian penggores sangat banyak dan menggunakan beberapa alat bantu lainnya, seperti memakai bilah penggores. Dengan menggunakan alat-alat bantu tersebut maka akan dapat dihasilkan lukisan yang benar-benar baik dan proses pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih singkat. Sebagai contoh di bawah ini dapat dilihat proses penggoresan atau membuat garis-garis dengan menggunakan penggores dan alat-alat bantu lain seperti blok siku, dan blok gores. Alat bantu blok penggores adalah alat bantu yang banyak dipakai pada pekerjaan penggoresan benda kerja. Dengan menggunakan alat bantu ini, maka pekerjaan yang sulit dapat dikerjakan. Sebagai contoh penggoresan benda kerja yang dijepit pada blok siku. Dengan menggunakan blok penggores ini maka penggoresan atau pembuatan garis akan dapat dijamin ketelitiannya. Blok penggores ini terdiri dari bilah baja sebagai alasnya yang dilengkapi dengan penjepit yang dapat berputar. Penjepit ini untuk mengikat poros utama, di mana penggores akan dijepitkan di sini. Blok alasnya mempunyai alur berbentuk V, sehingga ia mudah ditempatkan di aats benda kerja yang berbentuk bulat. Pada poros dilengkapi dengan penjepit penggores, sehingga kedudukan penggores bisa diatur tinggi rendahnya sesuai dengan kebutuhan. Pada alasnya juga dilengkapi peralatan pengatur, sehingga kedudukan poros dapat diatur pada posisi-posisi yang diinginkan. Untuk menjamin agar blok alas tidak bergerak, maka pada blok alas juga dilengkapi dengan pena penahan. Alat ini di samping untuk membuat garis pada benda kerja pada saat melukis dan manandai, juga dapat digunakan untuk memeriksa kesejajaran permukaan benda kerja. 273 Penggunaan lainnya ialah untuk membantu pengukuran ketinggian dari benda kerja, terutama ialah apabila pada permukaan benda kerja tersebut akan dibuat garis batas pengerjaan. Gambar. 6.14 Menggores dengan alat bantu Gambar 6.15 Blok penggores 5. Penitik (punch) Penitik dibuat dari baja perkakas yang dibagian badannya dibuat bergerigi agar tidak licin pada waktu dipegang. Bagian ujungnya dibuat lancip dan mata penitiknya diasah pada mesin gerinda sehingga masing-masing membentuk sudut 90 derajat untuk penitik pusat, dan 60 derajat untuk penitik garis Terdapat 2 jenis penitik ditinjau dari segi fungsinya, yaitu penitik garis dan penitik pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting dalam pelaksanaan melukis dan menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri. Gambar 6. 16 Penitik 274 c. Penitik garis. Gambar 6.17 Penitik garis Penitik garis memiliki sudut mata sebesar 60 derajat. Dengan sudut yang kecil ini maka ia dapat menghasilkan suatu tanda yang sangat kecil. Dengan demikian jenis penitik ini sangat cocok untuk memberikan tanda-tanda batas pengerjaan pada benda kerja. Tanda-tanda batas pengerjaan pada benda kerja akan dihilangkan pada waktu finishing (pengerjaan akhir), maka tanda-tanda yang tipis dan jelas adalah yang sangat diperlukan agar supaya tidak menimbulkan bekas setelah selesai pekerjaan finishing. d. Penitik pusat/center. Gambar 6.18 Penitik pusat Penitik pusat memiliki sudut 90 derajat, sehingga ia akan menimbulkan bekas yang lebar pada benda kerja. Penitik pusat ini digunakan untuk membuat tanda terutama untuk tanda pengeboran atau tempat di mana tanda tersebut akan dikerjakan lanjutan dengan menggunakan mesin bor atau dibuat lobang dengan menggunakan mesin bor. Karena sudut penitik ini besar, maka tanda yang dibuat dengan menggunakan penitik ini akan dapat mengarahkan mata bor untuk tetap artinya mata bor tidak akan berpindah tempat pada saat pengeboran berlangsung. Dengan adanya tanda tersebut akan dapat mengarahkan mata bor tetap pada posisi pengeboran. 275 c. Penitik otomatis Penitik otomatis ini banyak digunakan untuk membuat titik senter/pusat pada benda kerja, dimana di tempat tersebut akan dikerjakan lanjutan terutama untuk dibor atau dibuat lobang. Dengan demikian sudut matanya adalah sebesar 90 derajat, tetapi ada juga penitik otomatis dengan sudut matanya 30 derajat dan 60 derajat. Dengan besar sudut sebesar itu jelas pemakaian dari penitik senter/pusat hanya untuk memberikan tanda-tanda pada pekerjaan melukis. Dalam pemakaiannya maka penitik otomatis dan penitik pusat serta penitik garis adalah sama. Perbedaan antara penitik garis dan penitik pusat dengan penitik otomatis ialah hanya pada konstruksinya. Pada bagian badan pentik otomatis terdapat rongga, di mana pada rongga tersebut dipasangkan kepala baut yang bergerigi serta mempunyai pegas. Jika penitik ini ujungnya ditekankan pada benda kerja, maka pegas akan meregang dan jika sampai pada batasnya pegas akan lepas kembali, sehingga kembali pada posisi semula. Dengan lepasnya pegas tersebut maka akan menekan pada benda kerja dan timbullah tanda pada benda kerja. Gambar 6.19 Penitik otomatis Besar tanda yang dibuat tergantung dari besar suatu mata penitik itu sendiri. Tanda-tanda yang dihasilkan oleh penitik adalah sangat penting bagi para pekerja, untuk itu dalam melakukan pembuatan tanda pengerjaan dengan menggunakan penitik harus dilakukan secara benar. 276 Gambar 6.20 Membuat tanda dengan penitik Langkah-langkah pelaksanaan pembuatan tanda-tanda pengerjaan dengan menggunakan penitik adalah sebagai berikut : a. Setelah permukaan benda kerja diberi pewarna, maka tentukan tempat di mana akan dibuat tanda-tanda batas pengerjaan atau tanda di mana akan dibuat lobang. Biasanya dengan menggunakan penggores. b. Setelah itu pegang penitik dengan menggunakan tangan kiri dan pegang palu dengan tangan kanan (khusus untuk penitik garis dan penitik pusat bukan untuk penitik otomatis). c. Tempatkan ujung penitik pada garis yang akan ditandai atau pada titik di mana akan dibuat titik senter. Penempatan ujung penitik pertama-tama dimiringkan, sehingga dapat dipastikan bahwasanya ujung penitik benar-benar berada pada garis atau titik yang dimaksudkan. d. Setelah kedudukan mata penitik tepat, maka tegakkan penitik sehingga ia tegak lurus terhadap benda kerja. e. Pukullah kepala penitik dengan menggunakan palu (palu yang digunakan untuk pekerjaan ini ialah palu dengan berat 250 gram). Lakukanlah secara berulang-ulang, sehingga pekerjaan selesai. Untuk pembuatan tanda batas pengerjaan jarak antara titik yang satu dengan titik yang lainnya adalah sebesar 1 sampai 2 mm. Next >