< Previous 37 d. Membandingkan dengan Bentuk Standar, yaitu pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan bentuk produk dengan bentuk standar dari produk tersebut. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan profil proyektor. 2. Pengambilan Data Pengukuran Pengambilan data adalah bagian dari proses pengukuran yang menuntut ketelitian atau kesaksamaan yang tinggi, karena kegiatan ini selalu dibayangi oleh kemungkinan sulitnya pengulangan proses pengukuran jika data yang sudah diperoleh mengalami kekeliruan. Kesulitan pengambilan data ulang antara lain disebabkan oleh sudah berlalunya obyek pangukuran ke pos pengerjaan berikutnya, sehingga menyulitkan pelacakan, dan berubahnya karakteristik elemen pengukuran terhadap waktu, misalnya perubahan suhu atau perubahan karakteristik alat ukur yang akan mengakibatkan berubahnya nilai ukur. Oleh karena itu, proses pengambilan data sebaiknya dilakukan hanya pada satu kesempatan sampai tuntas dan tanpa kekeliruan. Dalam proses pengambilan data terdapat lima elemen yang terlibat yaitu; Obyek ukur, Standar ukur, Ukur, Operator pengukuran, Lingkungan. Proses pengukuran tidak dapat berlangsung dengan baik bila salah satu dari keempat elemen yang pertama tidak ada. Faktor lingkungan selalu hadir pada setiap situasi. Kelima elemen perlu dipahami agar kesalahan yang ditimbulkan oleh setiap elemen dapat dipelajari. Proses pengukuran dilakukan si operator dengan membandingkan benda ukur (obyek) dengan alat ukur (standar) yang sudah diketahui nilai ukurnya (kalibrasi) dengan sarana ruang dan alat bantu ukur yang memenuhi persyaratannya. a. Obyek Ukur, Obyek ukur adalah komponen sistem pengukuran yang harus dicari karakteristik dimensionalnya, misal panjang, jarak, diameter, sudut, kekasaran permukaan dst, agar hasil ukurnya memberikan nilai yang aktual, maka sebelum proses pengukuran dilakukan, obyek ukur harus dibersihkan dahulu dari debu, minyak atau 38 bahan lain yang menutup atau mengganggu permukaan yang akan diukur. b. Standar Ukur Standar ukur adalah komponen sistem pengukuran yang dijadikan acuan fisik pada proses pengukuran. Bagi pengukuran dimensional standar satuan ukuran adalah standar panjang dan turunannya. Dalam proses pengukuran yang baik menuntut standar ukur yang mempunyai akurasi yang memadai dan mampu telusur ke standar nasional/internasional. c. Alat Ukur, Alat ukur atau instrumen adalah komponen sistem pengukuran yang berfungsi sebagai sarana pembanding antara obyek ukur dan standar ukur, agar nilai obyek ukur dapat ditentukan secara kuantitatif dalam satuan standarnya. Ciri-ciri dari alat ukur yang baik adalah yang memiliki kemampuan ulang yang ketat, kepekaan yang tinggi, histerisis yang kecil dan linieritas yang memadai. d. Operator pengukur Operator pengukur adalah orang yang menjalankan tugas pengukuran dimenisonal baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Seorang operator hendaknya dibekali dengan; kemampuan membaca gambar kerja, pengetahuan tentang sistem toleransi, kemampuan menjalankan alat/mesin ukur, pengetahuan tentang statistika pengukuran dan teori ketidakpastian. Tugas ini terdiri dari pos pekerjaan, diantaranya; 1) Pemeriksaan obyek ukur (dan gambar kerja), 2) Pemilihan alat-alat ukur (dan standar ukur), 3) Persiapan pengukuran (penjamin kebersihan, penyusunan sistem ukur, pemeliharaan kondisi lingkungan dan lain-lain). 4) Perhitungan analisis kesalahan pengukuran dan pembuatan interprestasi ketidakpastian pengukuran 5) Penyajian hasil pengukuran (dalam bentuk laporan pengukuran). 39 e. Lingkungan Proses pengukuran dapat dilakukan dimana saja: diruang terbuka maupun diruang ysng terkondisi. Pada ruang terkondisi khususnya pengukuran dimensional tentunya akan menjamin hasil ukur lebih akurat,dengan persyaratan yang dipersyaratkan bagi sebuah ruang untuk keperluan pengukuran/kalibrasi dimensional adalah suhu 200C dan kelembaban relatif 50 %. 3. Proses Pengukuran Sebelum pengukuran dilakukan, secara administratif perlu dipersiapkan petunjuk pemakaian alat ukur, dan grafik untuk mencatat hasil pengambilan data, serta gambar tata letak dari sistem pengukuran. Alat ukur yang akan digunakan perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu uji visual, fungsional dan unjuk kerja. Uji visual dimaksudkan untuk melihat kelengkapan alat ukur, dan cacat yang dapat dilihat mata.Uji fungsional untuk memeriksa tanggapan yang terjadi sebagai akibat input yang diberikan dengan mengubah posisi setiap tombol. Apabila semua fungsinya dapat bekerja alat ukur tersebut dapat digunakan dengan catatan terdapat hasil uji unjuk kerja secara tertulis, yang berupa laporan kalibrasi atau sertifikat kalibrasi. Dilihat dari jumlahnya pengambilan data dapat dilakukan satu sampai beberapa kali dimaksudkan untuk menjamin nilai kebenaran hasil ukur, data-data harus diambil lebih dari dua kali pada setiap posisi. Oleh karena itu pengambilan data yang dilakukan secara berulang, sehingga dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk mendekati harga yang sebenarnya. Di pihak lain, jumlah obyek pendataannya sendiri dapat hanya satu atau beberapa buah. Dengan demikian dapat terjadi kombinasi : a. obyek tunggal – pengambilan data satu kali b. obyek tunggal – pengambilan data berulang c. obyek majemuk homogen – pengambilan data satu kali d. obyek majemuk homogen – pengambilan data berulang 40 Dalam kasus obyek majemuk homogen baik pengambilan data satu kali maupun berulang, dapat diperoleh proporsi status obyek. Namun untuk hasil yang lebih akurat, lebih baik dipilih pengambilan data yang berulang. Karena cara ini akan mengurangi kemungkinan adanya status obyek yang meragukan khususnya bagi obyek yang berada pada nilai batas. 4. Kualitas Benda Produksi Jika kamu diminta membuat benda kerja, maka tentulah benda kerja tersebut harus dibuat sesuai dengan keinginan pemesan atau pemakai benda kerja tersebut. Jika persyaratan yang diinginkan oleh pelanggan terpenuhi dan benda yang dibuat tersebut memuaskan pelanggan, maka akan muncul kepuasan pelanggan yang pada akhirnya muncul penilaian bahwa benda kerja tersebut berkualitas. Di dunia industri, pembuatan benda kerja dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas, karenanya untuk mencapai kepuasan pelanggan benda kerja yang di buat harus memenuhi berbagai jenis kualitas, diantaranya adalah kuaitas fungsional, kualitas perencanaan, kualitas gambar,kualitas material, kualitas geometris, kualitas psikologis, kualitas sumberdaya manusia dan kualitas manajemen industri yang membuatnya. Diantara banyak kualitas yang harus dipenuhi, kualitas fungsional merupakan kualitas yang penting dilihat dari kemampuan benda kerja yang diproduksi untuk dapat bermanfaat/berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mendapatkan kualitas ini maka bentuk, ukuran dan kehalusan benda kerja diperhatikan agar memenuhi kualitas yang diinginkan. Pemenuhan ukuran bentuk dan kekasaran permukaan tersebut dinyatakan kualitas geometris. Kualitas geometris dapat dicapai jika benda kerja memenuhi persyaratan spesifikasi Geometris yang meliputi Ukuran/dimensi (dimension), bentuk (form), dan kekasaran permukaan (surface roughness) 41 Sebagaimana di jelaskan sebelumnya, benda produksi yang dibuat memiliki persyaratan yang harus dipenuhi sehingga dapat dinyatakan bahwa produk tersebut berkualitas. Salah satu kualitas yang harus dipenuhi adalah kualitas geometris tang terdiri dari kualitas terhadap bentuk, ukuran atau dimensi, kekasaran permukaan. Akan tetapi dalam kenyataannya sulit diperoleh hasil yang sangat sempurna dalam arti ukuran, bentuk dan kehalusan yang sangat tepat. Kalau suatu komponen mesin yang kita buat ternyata mempunyai ukuran yang sangat tepat dengan bentuk yang sangat sempurna serta kehalusan permukaan komponen yang sangat halus, maka keadaan yang demikian ini barulah dikatakan bahwa komponen mesin tersebut memiliki karakteristik geometris yang ideal. Sudah dikatakan di muka bahwa hal tersebut adalah tidak mungkin. Karena di dalam proses pembuatannya banyak faktor yang terlibat sehingga faktor ini dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Faktor-faktor tersebut antar lain yaitu: a. Cara penyetelan mesin perkakas yang tidak mungkin diperoleh proses penyayatan logam dengan sangat teliti, b. Metode pengukuran yang kurang tepat, c. Gerakan mesin perkakas yang kadang-kadang menimbulkan penyimpangan baik gerakan translasi maupun rotasi, d. Keausan perkakas potong yang pasti terjadi meskipun kecil, e. Adanya perubahan temperatur yang mempengaruhi struktur benda kerja dan juga mesin perkakas, f. dan faktor yang terakhir adalah adanya gaya-gaya pemotongan baik yang ditimbulkan oleh mesin perkakas itu sendiri maupun yang timbul pada benda kerja. Yang dapat kita lakukan hanyalah berusaha mengurangi adanya penyimpangan-penyimpangan sekecil mungkin, walaupun tidak mungkin menguranginya sampai seratus persen. 42 Untuk memperoleh suatu produk yang memiliki karakteristik geometris ideal menurut ukuran yang dapat diperbuat oleh manusia tidaklah semata-mata dipengaruhi oleh proses pengerjaannya pada mesin, melainkan juga dipengaruhi oleh bagaimana manusia merencanakannya dan bagaimana pula kondisi materialnya. Oleh karena itu, bagian perencanaan suatu komponen sudah seharusnya memperhatikan tentang perbedaan-perbedaan ukuran yang diijinkan sehingga fungsi dari komponen yang dibuat terpenuhi sesuai dengan tujuan. Jadi, bagian perencanaan harus memperhatikan masalah kualitas desain. Di samping itu perlu pula diperhatikan masalah kualitas materialnya. Bagaimana kekuatannya, bagaimana kekerasannya, dan sebagainya. Karena, kualitas material juga akan berpengaruh pada kuaitas fungsional.Dengan demikian, apabila bagian perencanaan telah merencanakan suatu komponen dengan perhitungan-perhitungan tertentu, kemudian dalam proses pengerjaannya pada mesin perkakas dapatmengurangisekecil mungkinadanyapenyimpangan-penyimpangan, maka dapat diharapkan diperolehnya suatu produk yang memiliki karakteristik geometris ideal menurut ukuran kemampuan manusia. Dan sekaligus dengan cara ini pula maka kualitas fungsional dari komponen yang dibuat bisa dipenuhi sesuai dengan tujuan. 5. Sifat Mampu Tukar (Interchangability) Sebagai hasil terbesar dari usaha-usaha manusia mengurangi adanya penyimpangan dalam proses pengerjaan suatu produk adalah munculnya prinsip dasar dalam dunia industri yaitu pembuatan komponen yang memiliki sifat mampu tukar (interchangeability). Salah satu contoh sederhana dari pembuatan komponen dengan sifat mampu tukar adalah pembuatan poros dan roda sudu pompa sentrifugal. Poros dan lubang roda sudu yang dibuat sengaja diberi kelonggaran tertentu. Namun kelonggaran tersebut masih dalam batas-batas maksimum dan minimum Dengan demikian, poros dan roda sudu tersebut masih tetap dapat dipasangkan. Sudah tentu dari 43 kelonggaran ini terjadi variasi perbedaan besarnya beban penekanan. Akan tetapi, karena perbedaan penekanan itu sudah diperhitungkan maka kualitas fungsional dari pompa tersebut tetap dapat dipenuhi. Dengan menggunakan prinsip dasar adanya komponen yang mempunyai sifat mampu tukar seperti tersebut di atas, ternyata ada beberapa keuntungan ditinjau dari proses produksi. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain adalah: a. Lamanya waktu produksi setiap unit mesin dapat dikurangi karena waktu untuk proses perakitan menjadi lebih cepat. b. Pembuatan komponen-komponen mesin dapat dilakukan secaraterpisahdipabrik lain. Dengan demikian dapat dimungkinkan adanya jalinan kerja sama antar pabrik. c. Pembuatan suku cadang dapat dilakukan dalam jumlah yang besardanbiayanya juga menjadi murah. Suku cadang ini didistribusikankeberbagaitempatsebagaipersediaanuntuk reparasi. Ini mengakibatkan waktu dan biaya reparasi menjadi turun. d. Proses pengelolaan produksi menjadi lebih mudah, kualitas produksi juga dapat dijaga, bahkan dapat ditingkatkan. Sifat mampu tukar pada benda produksi mempunyai keuntungan: a. Waktu perakitan dapat diturunkan b. Komponen tidak harus dibuat oleh pabrik yang bersangkutan (out-plant) c. Suku cadang dapat dibuat dengan massal dan d. Biaya relatif murah e. Produktifitas dan fleksibilitas sistem produksi terjamin Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa antara kualitas geometris dan kualitas fungsional suatu komponen terdapat hubungan yang sangat penting. Untuk mendapatkan kualitas fungsional yang tepat maka kualitas geometris harus diperhatikan. Untuk mendapatkan komponen yang berkualitas geometris menurut ukuran manusia maka pada proses 44 pembuatannya harus berusaha mengurangi penyimpangan-penyimpangan termasuk di dalamnya penggunaan metode pengukuran. Sudah tentu, untuk dapat melakukan pengukuran perlu diketahui pula sistem dan standar pengukuran yang berlaku di bidang industri. 6. Ukuran Dasar (BasicSize) Ukuran dasar merupakan dimensi atau ukuran nominal dari suatu obyek ukur yang secara teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas ataupun toleransi. Walaupun harga sebenarnya dari suatu obyek ukur tidak pernah diketahui, namun secara teoritis ukuran dasar tersebut diatas dianggap sebagai ukuran yang paling tepat. Dalam gambar teknik akan nampak jelas dimana letak dari ukuran dasar tersebut yang biasanya dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat. Dan kebanyakan pula ukuran dasar ini dipakai untuk mengkomunikasikan benda-benda yang berbentuk silindris melalui gambar teknik. Jadi ada istilah poros (shaft) dan istilah lubang (hole). Akan tetapi, tidak semua benda akan berbentuk poros dan lubang. Kalau demikian apakah penggunaaan istilah ukuran dasar ini bisa juga diterapkan pada bidang-bidang datar? Untuk ini dapat diganti istilah poros dan lubang dengan istilah-istilah ruangan padat dan ruangan kosong yang berarti ada pembatasan dari dua bidang singgung, misalnya tebal dari pasak dan lebar dari alur. 7. Toleransi (Tolerance) Toleransi memberi arti yang sangat penting sekali dalam dunia industri. Dalam proses pembuatan suatu produk banyak faktor yang terkait didalamnya, misalnya faktor alat dan operator. Oleh karena itu ukuran yang diperoleh tentu akan bervariasi. Variasi ukuran yang terjadi ini di satu pihak memang disengaja untuk dibuat, sedang dipihak lain adanya banyak faktor yang mempengaruhi proses pembuatannya. 45 Dalam hal variasi ukuran yang sengaja dibuat ini sebetulnya ada tujuan-tujuan tertentu yang salah satunya adalah untuk memperoleh suatu produk yang berfungsi sesuai dengan yang direncanakan. Sudah tentu variasi-variasi ukuran ini ada batasnya dan batas-batas ini memang diperhatikan betul menurut keperluan. Batas-batas ukuran yang direncanakan tersebut menunjukkan variasi ukuran yang terletak diatas dan dibawah ukuran dasar (basic size). Dengan adanya variasi harga-harga batas ini maka komponen-komponen yang dibuat dapat dipasangkan satu sama lain sehingga fungsi dari satuan unit komponen tersebut terpenuhi. Dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa toleransi merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang diizinkan sehingga dari perbedaan ukuran ini dapat diketahui dimana ukuran dari komponen-komponenyang dibuat itu terletak. Besarnya toleransi merupakan selisih dari ukuran maksimum dan ukuran minimum. Jadi, dari benda yang berbentuk poros mempunyai toleransi dan dari benda yang berbentuk lubang juga mempunyai toleransi yang besarnya toleransi dari kedua benda tersebut tidak selalu sama. Penentuan besarnya toleransi sudah barang tentu harus memperhatikan segi-segi positif dan kegunaan dari komponen yang akan dibuat. Makin presisi suatu komponen dibuat maka besarnya toleransi juga makin kecil. Makin kecil toleransi yang harus dibuat maka makin kompleks pula proses pembuatannya, apalagi bila besarnya toleransi mendekati nol. Makin kompleks proses pembuatan suatu komponen sudah tentu akan mempengaruhi pula pada biaya yang harus dikeluarkan. Makin besar toleransi makin kecil biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya makin kecil toleransi yang berarti makin presisi. 8. Harga batas (Limits) Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan dari suatu komponen, di atas dan di bawah ukuran besar (basicsize). Pada pembahasan mengenai statistik dalam 46 metrologi harga batas ini akan dibagi menjadi dua yaitu harga batas atas dan harga batas bawah. 9. Kelonggaran (Clearance) Kelonggaran merupakan perbedaan ukuran antara pasangan suatu komponen dengan komponen lain di mana ukuran terbesar dari salah satu komponen adalah lebih kecil dari pada ukuran terkecil dari komponen yang lain. Contoh yang paling jelas misalnya pasangan antara poros dan lubang. Kelonggaran akan terjadi pada pasangan poros dan lubang tersebut apabila dimensi terluar dari poros lebih kecil dari pada dimensi terdalam dari lubang. E. Karakteristik Alat Ukur Telah kita bahas di atas bahwa untuk mendapatkan kualitas fungsional benda kerja yang dibuat, salah satunya sangat tergantung pada kualitas geometrinya, yang meliputi kualitas ukuran yang sangat tepat dengan bentuk yang sangat sempurna serta kehalusan permukaan komponen yang sangat halus. Untuk mendapat kualitas geometris tersebut dilakukan kegiatan pengukuran menggunakan suatu perangkat yang dinamakan instrumen (alat ukur). Jadi instrumen adalah sesuatu yang digunakan untuk membantu kerja indera untuk melakukan proses pengukuran, yaitu proses membandingkan sesuatu yang ingin diketahui dimensinya dengan besaran standar. Instrumen yang ada saat ini tidak saja untuk memenuhi kebutuhan produksi benda kerja terkait kualitas geometris, instrumen berkembang sejalan dengan meningkatnya teknologi dan rekayasa industri serta aktivitas manusia. Di industri instrumen digunakan misalnya untuk pengukuran tekanan kerja boiler, volume tangki, aliran minyak dalam pipa, temperatur kerja mesin dan masih sangat banyak lagi penggunaan Next >