< PreviousPENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 150 (2) Berdasarkan jarak dan arah Menentukan letak titik dengan cara ini, dilakukan dengan menggunakan suatu titik yang tentu (P) dan dengan garis lurus yang tentu pula (PQ), maka letak suatu titik (A) tersebut ditentukan dengan jarak titik itu dari titik yang tentu tadi (P) dan dengan sudut yang dibuat oleh PA dan PQ (sudut α). Sudut α adalah sudut jurusan yang dimulai dari arah Utara dan berputar dengan jalannya jarum jam, sehingga sudut jurusan yang bersangkutan dapat mempunyai semua harga dari 0º - 360º. Notasi untuk menyatakan letak titik tersebut dinyatakan dengan A (d,α). Gambar 6.18. Kordinat titik dengan menggunakan arah dan jarak (3) Berdasarkan jarak dan jarak Lokasi suatu titik ditentukan berdasarkan jarak dan jarak dari titik tertentu yang dianggap titik O (0,0). Penentuan lokasi dengan jarak dan jarak, ini lebih mudah jika dilakukan pada peta topografi dengan sistem proyeksi UTM. Pada titik tertentu O tersebut seolah merupakan perpotongan dari dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang mendatar dinamakan absis atau sumbu X dan garis yang tegak lurus dinamakan ordinat atau sumbu Y, sedangkan titik O yang merupakan titik porong dua sumbu dinamakan titik asal O. Berdasarkan gambar di bawah ini, maka letak titik T adalah (500m,500m) dari titik O. PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 151 Gambar 6.19. Kordinat titik dengan menggunakan jarak dan jarak (4) Berdasarkan arah dan arah Dasar penentuan letak lokasi suatu titik adalah dengan mengikatkan titik tersebut kepada dua buah titik lain yang sudah diketahui letaknya, misalnya titik P pada gambar di bawah ini ditentukan berdasarkan dua puncak bukit dengan mengukur azimuth titik P dengan kedua puncak bukit tersebut. Gambar 6.20. Koordinat titik menggunakan arah dan arah (5) Berdasarkan garis kontur Untuk beberapa kepentingan, seringkali kita membutuhkan letak suatu titik dari permukaan laut. Dengan peta topografi yang dilengkapi dengan garis PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 152 kontur, maka tinggi titik tersebut dapat diperkirakan dengan bantuan garis kontur tersebut. d) Luas Suatu kawasan dalam peta digambarkan dalam bentuk polygon. Pada umumnya kawasan-kawasan tersebut berbentuk tidak teratur, sehingga untuk menentukan luasan kawasan tersebut diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu. Cara yang paling umum dan mudah dilakukan adalah dengan grid, yaitu dengan bantuan kotak-kotak bujur sangkar. Untuk melaksanakan pengukuran ini bisa dilakukan dengan cara membuat kotak-kotak bujur sangkar pada lembaran peta atau dengan bantuan kertas milimeter blok transfaran yang dioverlay di atas peta tersebut. Gambar 6. 21. Menghitung luas dengan menggunakan kotak bujur sangkar Dari overlay tersebut kemudian dihitung bujur sangkar yang utuh di dalam areal polygon. Bujur sangkar yang tidak utuh apabila kurang dari setengah kotak diabaikan dan apabila lebih dari setengah kotak dihitung 1 kotak. Jumlah kotak yang diperoleh, misal N, maka Luas kawasan tersebut = N X 1 cm2 X penyebut sekala Disarankan untuk menggunakan kertas milimeter transparan, karena didalamnya terdapat kotak-kotak 1 mm2 , sehingga sangat membantu dalam memutuskan kotak yang tidak penuh untuk dihitung atau tidak, disamping mempercepat penghitungan (tidak perlu menggaris). PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 153 Cara yang paling cepat dan mudah adalah dengan bantuan planimeter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur luasan polygon yang tidak teratur pada bidang datar. Terdapat dua macam planimeter, yaitu manual dan digital. Pengukuran luas dengan planimeter digital memungkinkan untuk dilakukan pilihan dalam beberapa satuan, seperti m2, ha, dll. e) Ketinggian dan Kemiringan Lereng Ketinggian pada peta pada umumnya direpresentasikan oleh titik tinggi dan kontur, sedangkan kemiringan lereng merupakan representasi dari perbedaan tinggi dan jarak antara dua titik. (1) Ketinggian (altitude) Perubahan besar dalam komposisi jenis terjadi bersamaan dengan adanya peralihan dari habitat dataran rendah ke habitat pegunungan. Semakin tinggi letaknya, komposisi jenis dan struktur hutan berubah menjadi terbatas. Demikian juga halnya pengaruh perubahan terhadap suhu udara dimana setiap kenaikan 100 meter mengakibatkan penurunan suhu 1 ºC. Demikian besarnya pengaruh ketinggian suatu kawasan, maka ketinggian merupakan salah satu parameter yang sangat penting untuk diketahui. Pada peta setidaknya terdapat beberapa simbol yang dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi suatu tempat, yaitu titik tinggi, titik trianggulasi dan kontur. (2) Kontur Garis kontur adalah garis dalam peta yang meghubungkan ketinggian yang sama. Garis-garis ini biasanya digambarkan dengan menghubungkan ketinggian yang diketahui di lapangan, yang disebut titik tinggi (Spot heights). PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 154 Perbedaan tinggi diantara garis kontur disebut interval kontur (Interval contour) yang nilainya tetap untuk peta yang berbeda. Dalam peta, interval kontur umumnya dinyatakan dalam meter namun ada juga dalam feet. Gambar 6. 22. Garis kontur dalam peta Kontur dapat menggambarkan : (a) Tinggi titik dari permukaan laut. Untuk mengetahui tinggi titik A dan B dapat langsung dilihat dari angka yang tertulis pada garis kontur yang melalui titik A atau B. Namun untuk menghitung titik T yang tidak dilalui garis kontur, maka perlu dilakukan interpolasi dari nilai titik kontur yang terdekat dengan cara: PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 155 Gambar 6.22. Contoh mencari tinggi titik dengan kontur Pertama-tama dibuat garis terpendek yang melalui titik T antara dua kontur terdekat (garis ATB). Ukur panjang garis AT (d1) dan panjang garis BT (d2) Tinggi A = 500 m (lihat garis kontur) Tinggi B = 450 m (lihat garis kontur) Beda tinggi AB = tinggi A – Tinggi B = 500 m – 450 m = 50 m Tinggi titik R = 50 m + (d2/d1+d2) 50 (b) Indikasi relief permukaan bumi Lembah ditunjukan oleh lekukan kontur yang mengarah pada altitude yang lebih tinggi (bentuk V) Punggungan ditunjukan oleh lekukan kontur yang mengarah pada altitude yang lebih rendah (bentuk U) (c) Bentuk lahan dan drainase Kemiringan Kemiringan lereng dinyatakan dengan sudut α yang dapat dihitung dengan membandingkan jarak vertikal dengan jarak horizontal. Sudut α = arctan AA‟ / AB PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 156 Gambar 6.23 . Perhitungan sudut miring lahan Dengan melihat kasus pada pencarian titik tinggi di atas, maka kemiringan lereng AB dapat dihitung sebagai berikut: Kemiringan lereng AB = arctan (beda tinggi AB/ panjang jarak AB) f) Kondisi Kawasan Bagi para surveyor maupun peneliti sebelum melakukan pengambilan data ke lokasi, sangatlah penting untuk mencari dan mengumpulkan data awal lokasi target sebanyak mungkin namun tetap terkait dengan tujuan survey ataupun penelitian. Selain informasi dasar seperti sungai, jalan kontur, perkampungan, titik tinggi dan lain-lain, peta juga menyajikan informasi pokok sesuai dengan thema dan keperluannya. Peta-peta tema menyajikan berbagai informasi seperti peta tanah, peta iklim, peta hidrologi, penutupan vegetasi, perkembangan tata batas, lokasi-lokasi perambahan, illegal logging, pertambangan, penggunaan kawasan, type ekosistem, status pengelolaan dan lain sebagainya. Informasi yang dapat disajikan dalam setiap peta tema sangat terbatas, sehingga informasi sebagaimana disebutkan di atas terekam pada beberapa lembar peta. Untuk menghimpun berbagai informasi yang dibutuhkan tersebut biasanya dilakakukan teknik overlay. Dengan teknik sederhana ini berbagai data dari beberapa peta dapat disatukan dan dianalisa sesuai dengan kepentingannya. Dengan menghimpun berbagai informasi tersebut seorang surveyor atau peneliti akan dapat membayangkan kondisi kawasan. Namun demikian dalam menggunakan informasi peta sangat penting untuk memperhatikan pembuat dan waktu pembuatan, agar informasi yang digunakan benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan. PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 157 Meletakan Lokasi Objek di Dalam Peta ke Lapangan Dalam setiap survey maupun penelitian lapangan, setiap pelaksanan biasanya telah membuat rencana dimana lokasi survey dan penelitian yang dituangkan dalam peta kerja. Berikut contoh untuk meletakan petak contoh ABCD di lapangan. Gambar 39. Peta kerja peletakan petak contoh Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dan ketepatan hasil, maka pelaksanaan pekerjaan perlu dirancang, baik untuk pekerjaan kantor maupun lapangan, khusunya ukuran, bentuk, jumlah dan persebaran petak contoh. Beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya adalah: a) Persiapan Persiapan merupakan pekerjaan yang dilakukan di kantor, yang meliputi : PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 158 (1) Persiapan adminitrasi pelaksanaan Persiapan administrasi meliputi administrasi keuangan dan kelengkapan surat menyurat (surat perintah tugas, surat pengantar dan lain-lain) serta persiapan tally sheet yang akan digunakan di lapangan. (2) Pembuatan peta kerja Peta kerja dibuat dalam peta dengan skala besar. Letak petak contoh harus diikatkan ke satu titik ikat. Titik ikat (reference point) adalah titik dan atau titik-titik yang diketahui posisi dan atau ketinggiannya dan digunakan sebagai rujukan atau pengikatan untuk penentuan posisi titik yang lainnya. Titik-titik yang biasa digunakan sebagai ikatan adalah titik-titik pasti di lapangan, seperti titik triangulasi, titik kontrol GPS dan apabila tidak dijumpai dapat dilakukan dengan menentukan titik yang mudah ditemukan dilapangan dan relatif tidak banyak berubah dan tergambar di peta (titik markant), seperti pertigaan sungai, dan jembatan. Peta kerja juga dilengkapi dengan daftar trayek yang akan diukur. Berikut contoh trayek berdasarkan peta contoh diatas pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar trayek peletakan petak contoh No Trayek Azimuth Jarak Keterangan 1 A‟ - A αº d1 Titik A adalah pertigaan sungai A dan sungai B 2 A – B 00 d2 3 B – C 900 d3 4 C – D 1800 d4 5 D - A 2700 d5 PENGANTAR SURVEY DAN PENGUKURAN 159 (3) Pembuatan prosedur pelaksanaan Prosedur pelaksanaan memuat rincian kegiatan mulai dari penyelesaian adminitrasi, sampai pada tahap-tahap pelaksanaan kegiatan di lapangan. (4) Prosedur dan petunjuk transportasi Letak petak contoh di kawasan konservasi umumnya ada pada wilayah yang sangat remote, dan aksesibilitasnya rendah, sehingga transportasi umumnya menggunakan carter atau sewa. Apabila pengaturan transportasi tidak direncanakan dengan hati-hati akan berakibat pada tinggi biaya transportasi. Pengaturan transportasi meliputi : Penentuan titik yang akan dituju, baik titik awal maupun titik-titik penjemputan Penentuan waktu antar Penentuan tempat dan waktu jemput Jenis-jenis angkutan yang digunakan. nformasi tempat-tempat sewa kendaraan Perkiraan biaya. (5) Penyusunan organisasi lapangan Pekerjaan yang akan dilakukan oleh tim di lapangan, diantaranya adalah: koordinasi (melapor, visum, mencari tenaga kerja dan lain-lain) pembuatan rintisan Pembuatan rintisan diperlukan untuk memudahkan tim bergerak dan melakukan pengukuran. Untuk tenaga pembuatan rintisan, apabila hanya untuk keperluan membuka jalan cukup 2-3 orang saja. Tenaga pembuat rintisan biasanya sekaligus sebagai bagian dari tim yang mengukur jarak, karena posisinya yang dimuka, maka tenaga pembuatan rintisan sekaligus memegang ujung depan dari tali ukur. pengukuran besaran jarak, azimuth dan kemiringan Panjang jarak diukur dengan tali ukur. Satu ujung tali dipegang oleh pembuatan rintisan atau ketua tim dan ujung lainnya di bagian belakang dipegang oleh seorang anggota tim. Arah atau arah dan kemiringan diukur oleh Next >