< Previous 63 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari menggambarkan seorang ibu yang sedang meninabobokan anaknya. Harfiahnya tari Buai-Buai ini menceritakan atau melambangkan tentang proses pemberian nasehat seorang ibu kepada anaknya yang sedang tumbuh dewasa yang nantinya akan menghadapi proses regenerasi. Tari Buai-Buai ini diperagakan pada waktu upacara adat atau upacara Batagak Penghulu. Upacara tersebut menceritakan tentang proses pergantian atau regenerasi dari yang tua ke yang muda. Kalau dilihat munculnya Tari Buai-Buai pada saat upacara Batagak Penghulu ada kaitannya dan ada hubungannya dengan proses pergantian atau regenersi untuk masa yang akan datang. Tujuannya adalah pemberian nasihat kepada anak yang dibuai-buai oleh ibunya. Tari Buai-Buai kalau dilihat dari bentuk penyajiannya sangat sederhana, bentuk geraknya juga kelihatan sederhana sekali, dimainkan oleh dua orang penari atau lebih yang sedang meninabobokan anaknya sambil bersenandung. Bentuk geraknya berasal dari silat yang berkembang di Daerah Pauh, yang terkenal dengan silat Pauh. Tari ini disajikan pada waktu upacara Batagak Penghulu saja. Akhir-akhir ini keberadaan tari Buai-Buai sangat memprihatinkan karena tarian ini sudah mulai punah. Hal ini diakibatkan karena kehidupan masyarakat yang semakin berkembang dan mengalami perubahan. Perkembangan pikiran dan pandangan masyarakat yang mengalami perubahan telah mempengaruhi eksistentsi tari Buai-Buai tersebut. Keberadaan tari Buai-Buai berasal dari masyarakat dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat, serta milik masyarakat yang mengungkapkan tata kehidupan masyarakat Pauh Sembilan. Semakin berkembang pikiran dan pandangan masyarakat terhadap kehidupannya, tatanan sosialnya, maka lama-kelamaan tingkat kepedulian masyarakat terhadap eksistensi tari Buai-Buai tersebut bisa punah, yang pada akhirnya hilang. Begitu juga kalau dilihat dari segi fungsinya, semakin berkembang pikiran masyarakat, maka berubah pula tatanan kehidupan masyarakatnya, otomatis tari Buai-Buai juga mengalami perubahan. Pada awalnya makna yang terkandung di dalamnya sangat kental dengan nilai-nilai budaya yang ada di daerah itu,tetapi saat ini sebagian masyarakat kurang mempedulikannya lagi, bahkan makna tersebut cenderung hilang dari penampilannya, yang pada akhirnya hanya sekedar seremonial saja. Begitu juga kalau dilihat dari bentuk penyajiannya semula mengutamakan sifat sakral dan religius, dan sangat komunikatif dengan orang yang menontonnya, tetapi saat ini terkesan dihilangkan. Di bawah ini contoh nama ragam gerak tari Buai-buai 64 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Gambar 44. Ragam gerak Rantak Kudo Gambar 45. Ragam gerak sembah penutup 65 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari e. Tari Bambangan Cakil (Surakarta) Tari Bambangan Cakil menggambarkan peperangan antara lambang kebenaran dalam bentuk Bambangan melawan lambang kejahatan yang berbentuk raksasa Cakil. Tokoh Bambangan ini dapat digambarkan dengan peran Arjuna, Abimanyu dan sebagainya. Gambar 46. Tari Bambangan Cakil dari Surakarta http://www.eboza.com/pelajaran/tarian-tradisional-indonesia.html f. Tari Saputangan (Maluku) Tari Saputangan yaitu tari tradisional dari Maluku yang ditarikan oleh pria dan wanita yang berpasang-pasangan tanpa bersentuhan badan ataupun berpegangan tangan dan masing-masing penari memegang saputangan. 66 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Penari pria dan wanita pada bagian awal menari dalam koreografi kelompok, masing-masing membawa selembar saputangan di tangan kanan mereka. g. Tari Mandau (Kalimantan) Tari ini merupakan tarian dari suku Dayak Kalimantan. Tarian ini merupakan tarian yang menceritakan tentang pertempuran di medan perang. Maksud tarian ini adalah untuk mempertunjukkan kekuatan dalam berperang. Tarian ini juga sering dipentaskan untuk menunjukkan seorang anak laki-laki yang sudah matang atau dewasa. Sebagai bukti bahwa ia sudah mencapai kedewasaannya yang matang dia harus menunjukkan kebolehannya atau kemahirannya membunuh musuh dengan senjata. Kata mandau berarti senjata yaitu semacam pedang yang unik dari suku Dayak Kalimantan. Tarian ini ditarikan secara berpasangan dan masing-masing penari membawa mandau di tangan sebelah kanan dan perisai panjang dengan dekorasi yang indah di tangan sebelah kiri. Instrumen pengiringnya sangat sederhana yaitu hanya menggunakan alat petik semacam gitar. h. Tari Serampang Duabelas (Sumatera) Tarian ini ditarikan oleh laki-laki dan wanita dan dilakukan secara berpasangan. Kata serampang adalah variasi suara dari kata cerancang yang berarti bagian dari variasi suara, sedangkan dua belas menunjukkan anggota yang agak banyak. Selanjutnya dari tarian cerancang berubah menjadi tari Serampang Dua Belas yang artinya dengan beberapa variasi gerakan. Gerakan tarian ini dimulai dari gerakan yang lamban, perlahan-lahan kemudian bertambah cepat, dinamis dan gembira ria. Tarian ini menggambarkan percintaan antara pemuda pemudi atau tari sosial untuk saling mengetahui keadaan masing-masing. 67 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari i. Tari Gending Sriwijaya (Sumatera) Apabila ditinjau dari nama tarian, Gending Sriwijaya berasal dari gending/lagi yang mengiringinya. Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan merupakan asal dari kelahiran dari tari Gending Sriwijaya. Tari Gending Sriwijaya merupakan tarian istana yang biasanya ditarikan oleh dua, empat penari wanita atau lebih. Para penari berpakaian sangat indah, berikat kepala yang anggun dan memakai kuku emas gemerlapan yang sangat panjang. Tari Gending Sriwijaya hanya dipertunjukkan pada upacara-upacara resmi yakni pada waktu pertemuan untuk merundingkan sesuatu yang sangat penting dari raja Sriwijaya dengan segenap hulu balangnya di Balairung. Perundingan didahului dengan upacara mamah pinang. Satu orang penari membawa kotak/tempat pinang, sedangkan tiga orang penari lainnya membawa membawa perlengkapan lainnya. Para penari menari dengan membawa perlengkapan tersebut di depan raja. Jika raja telah mengambil pinang dan memamahnya, maka penari satu per satu meninggalkan Balairung. Hal ini berarti perundingan resmi segera dimulai. Tarian Gending Sriwijaya adalah sebuah tarian yang sangat indah dan penuh dengan gerakan-gerakan jari lentik yang menarik, lebih-lebih dengan memakai kuku panjang dari emas imitasi gemerlapan. j. Tari Mak Inang Pulau Kampai (Sumatera) Tarian ini menggambarkan percintaan seorang manusia biasa dengan seorang bidadari dari kahyangani. Cerita ini sama dengan cerita Rajapala di Bali dan Jaka Tarub di Jawa. Dikisahkan seorang bidadari dari kahyangan sedang mandi di sebuah telaga di sebuah gunung. Pada saat bidadari tersebut sedang asyik mandi air yang sejuk dan jernih, tiba-tiba datanglah seorang jejaka yang jatuh hati padanya, kemudian ia mencuri pakaian bidadari itu. Setelah mandi bidadari akan mengenakan pakaiannya, namun sangat terkejut karena pakaiannya sudah tidak ada di tempat (hilang). Ia sedih dan menangis tersedu-sedu. Seorang jejaka tampan datang dan mengatakan bahwa pakaiannya ada padanya dan ia mau mengembalikan pakaiannya jika bidadari itu bersedia menjadi istrinya. Bidadari itu tidak punya pilihan kecuali menyetujuinya. 68 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Setelah pakaiannya didapatkann kembali, bidadari mengatakan pada suaminya bahwa sudayah saatnya ia pulang kembali ke kahyangan. Dan ia berharap bisa bertemu kembali pada lain kesempatan, selanjutnya ia terbang ke angkasa dan meninggalkan suaminya yang bersedih karena ditinggalkan oleh istrinya tercinta. Gambar 47. Tari Mak Inang Pulau Kampai merupakan bentuk penyajian tari berpasangan Gambar 48. Tari berpasangan dengan garapan tari kreasi baru yang merupakan pengembangan dari gerak-gerak tari tradisi http://www.eboza.com/pelajaran/tarian-tradisional-indonesia.html 69 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Gambar 49. Tari pergaulan antara pemuda dan pemudi, merupakan bentuk penyajian tari berpasangan. http://www.eboza.com/pelajaran/tarian-tradisional-indonesia.html Gambar 50. Tari berpasangan dengan mengambil tokoh dalam cerita pewayangan yang bersumber dari epos Maha barata yaitu Gatutkaca dan Pergiwo dengan penyajian tari gaya Surakarta. http://www.eboza.com/pelajaran/tarian-tradisional-indonesia.html 70 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari k. Tari Srikandi Mustakaweni Tarian ini menggambarkan tokoh Srikandi dengan Mustakaweni. Srikandi adalah tokoh pewayangan puteri yang berwajah cantik dan memikiki kepandaian berperang, dan ia termasuk sebagai salah satu istri Arjuna. Adapun Mustakaweni adalah seorang puteri cantik dan kakaknya adalah seorang raja yang berwujud Danawa. Dalam kisahnya, Mustakaweni mendapat tugas dari kakaknya untuk pergi ke Amarta dan pulangnya harus membawa Pusaka Layang Jamus Kalimusada yang saat itu dititipkan oleh raja Amarta kepada permaisurinya yaitu Dewi Drupadi. Sebelum menuju Amarta ia beralih rupa menjadi Gatotkaca, karena ia berencana untuk melakukan tipu daya agar terhindar dari peperangan. Setibanya di Amarta ia bertemu dengan Srikandi yang saat itu sedang berlatih perang dengan para Wadyabala, ia bertanya di mana Dewi Drupadi berada, dan Srikandi lalu memberitahukan bahwa Sang Dewi berada di Keputren. Setelah Gatotkaca palsu pergi menuju Keputren, barulah Srikandi sadar tertipu dirinya karena tidak mungkin Gatotkaca tidak mengetahui keberadaan Sang Dewi, sehingga ia yakin bahwa itu adalah orang jahat yang menyamar. Oleh sebab itulah ia pun segera menyusul ke Keputren. Di Keputren kerajaan Amarta Dewi Drupadi kedatangan Gatotkaca palsu yang berpura-pura mendapat tugas dari sang raja untuk mengambil pusaka, dan sang dewi menyerahkannya. Di tengah perjalanan Gatotkaca palsu tersusul oleh Srikandi, dan terjadi perkelahian, namun Gatotkaca palsu tertusuk panah sakti Srikandi dan kemudian beralih kembali wujudnya menjadi Mustakaweni. Selanjutnya terjadi perang tanding antara Srikandi dengan Mustakaweni. 71 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari Gambar 51. Peran Srikandi dengan sikap gerak ulap-ulap dalam tari Srikandi melawan Suradiwati, merupakan tari berpasangan. http://www.eboza.com/pelajaran/tarian-tradisional-indonesia.html 3. Tari Kelompok Bentuk penyajian tari kelompok isi tariannya menggambarkan atau mengungkapkan sekelompok yang jabatannya sama, dan nama tariannya berdasarkan dari nama jabatannya atau aktivitasnya, misalnya : a. Menggambarkan para penari putri keraton yang menghibur raja. b. Menggambarkan para prajurit yang sedang berlatih perang dengan menggunakan senjata. Tari kelompok, adalah tari yang dilakukan oleh lebih dari seorang penari dengan gerakan-gerakan yang seragam (rampak). Untuk memenuhi keseragaman gerak maka akan terjadi penyederhanaan gerak, atau sudah ditata sedemikian rupa sehingga tingkat kerumitannya tidak terlalu menyulitkan untuk dilakukan seragam. Kekhasan dan kekuatan koreografi tari rampak atau masal ini adalah dimana setiap sikap dan gerak dari keseluruhan koreografi diungkapkan oleh jumlah penari yang banyak (minimal dua orang atau lebih) dengan perwujudan yang sama atau seragam. Sisi kesulitan bagi para penari di sini adalah harus mampu menjalin kekompakan/harmoni dan kejelian mengekspresikan seluruh anggota tubuhnya sehingga menjadi seragam sampai detail-detailnya Tari kelompok bisa dilakukan dalam jumlah yang sedikit (kelompok kecil) dengan jumlah penari 3, 5, 10, dan 15 orang, sedangkan kelompok besar terdiri dari 15 orang sampai dengan 72 Direktorat Pembinaan SMK 2013 Pengetahuan Tari ratusan orang (kolosal). Kategori besar dan kecil tergantung pada ruang yang digunakan. Tari kelompok koreografinya selalu mempertimbangkan detail gerak yang cenderung tidak terlalu rumit jika dibandingkan dengan koreografi tari tunggal. Gerakan-gerakan yang terlalu rumit biasanya akan menyulitkan kekompakan penari, karena kekompakan dan keserempakan penari menjadi bagian penting dalam penampilan tari kelompok. Aspek yang ditonjolkan pada tari kelompok adalah kekayaan dan variasi pola lantainya. Bahkan dalam bentuk yang massal atau kolosal, pola-pola lantainya sering berbentuk konfigurasi. Tari kelompok biasanya membawakan tema tertentu atau dapat pula membawakan suatu cerita (lakon). Pergelaran tari kelompok dengan menyajikan lakon memerlukan media penyampaian agar dapat jelas diikuti jalan dan isi ceritanya. Media penyampaian dalam tari kelompok ini berupa dialog yang diwujudkan dalam bentuk gerak, dalam bentuk vokal (seni suara) dan dalam bentuk bahasa percakapan. Yang termasuk tari tanpa dialog misalnya sendratari Ramayana dan bentuk-bentuk sendratari lainnya. Yang termasuk bentuk tari kelompok berdialog vokal misalnya langendriyan, dan yang termasuk tari kelompok berdialog prosa misalnya wayang wong. Berikut ini beberapa contoh bentuk peyajian tari kelompok di wilayah Indonesia, a. Tari Pajoge (Sulawesi Selatan) Tari Pajoge merupakan tari tradisional etnis Bugis, yang ditarikan oleh dua belas penari wanita yang berumur sekitar 15 tahun. Busana penari memakai kain sarung tenun Bugis, dan baju pakambang pada bahu sebelah kanan atas dan memakai kipas. Perhiasan kepala berupa jungge. Biasanya tarian ini dipentaskan di istana kerajaan Bone. Tarian ini dipentaskan pada upacara-upacara tradisionil seperti pada upacara pernikahan, menghibur raja dan permaisuri raja, dan upacara pertama kali potong gigi. Gambar 52. Tari pajoge tari istana dari kerajaan Bone Sulawesi Selatan, merupakan bentuk penyajian tari kelompok Next >