< PreviousSanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 55 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN KEGIATAN BELAJAR 3 c. Hentikan bila ada kesalahan Bila peralatan berhenti bekerja, rusak, atau nampaknya ada kesalahan hentikan penggunaan. Suara yang aneh, panas yang berlebihan, berhenti pada saat dipakai adalah tanda-tanda adanya masalah. Jangan ditunda segera tempelkan label “mesin rusak” dan laporkan kepada supervisor. d. Hindari kerusakan pada kabel peralatan Jangan biarkan kabel peralatan tersangkut di bawah pintu atau perabot, atau ditarik pada ujung yang tajam. Jangan menarik kabel. Bila anda kehabisan kabel gantilah colokan pada tempat yang lebih nyaman. Matikan colokan sebelum dipindahkan. Cabutlah colokan dengan perlahan dengan memegang colokannya bukan kabelnya. e. Hindari Bahaya kesetrum (tripping) Bila anda menyedot atau memoles koridor dan jangan biarkan kabel pada salah satu tembok sehingga mengurangi bahaya tersandung. Pergunakanlah tanda bahaya bila kabel harus terentang dimana tamu, pengunjung atau staf lain harus melintas. f. Hindari bahaya tersengat listrik Jangan biarkan secara sembarangan barang yang menghubungkan listrik. Jangan menyentuh colokan atau tombol dengan tangan basah. Bila anda mengganti sambungan (attachments), matikan mesin dan lepaskan colokan. g. Lakukan pemeliharaan secara berkala Bila anda selesai menggunakan mesin, matikan, lepaskan colokan, kosongkan dan bersihkan sesuai instruksi yang diberikan. Gulung kabel dengan hati-hati supaya tidak terlalu kencang dan tidak ada luka pada kabel. Dan lakukan pemeliharaan peralatan secara berkala. 5. Bagaimana cara kita untuk dapat menjaga keselamatan saat kerja: a. Berpikir positif b. Menghadapi setiap masalah dengan tenang c. Yakin akan kemampuan diri sendiri d. Menerapkan hidup sehat secara: pribadi, keluarga dan lingkungan e. Memilih makanan yang sehat f. Melakukan pekerjaan sesuai aturan kesehatan Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 56 KEGIATAN BELAJAR 3 g. Lembar Kerja Peserta didik Petunjuk Umum: Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok kecil (2-4 orang) 1. Prosedur untuk mengendalikan bahaya dan risiko dengan mengajukan pertanyaan seperti: Sebutkan beberapa contoh bahaya dan risiko di tempat kerja? Bagaimana Anda mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja? Apa saja cara yang efektif untuk melaporkan bahaya dan risiko di tempat kerja? Mengapa penting untuk segera melaporkan bahaya dan risiko di tempat kerja? Berikan contoh bagaimana Anda menggambarkan prosedur pengendalian risiko kerja? Mengapa cara tersebut yang digunakan? Seberapa efektif pelaksanaannya? Mengapa perlu menyesuaikan prosedur pengendalian risiko kerja pada saat ini? 2. Peserta didik ditugaskan mencari 1 (satu) berita lengkap dengan data tentang resiko kerja pada suatu perusahaan. Berita dicari dari beberapa sumber untuk menjawab semua pertanyaan di atas. 3. Hasil disusun menjadi sebuah laporan. 4. Dipresentasikan. Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 57 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN KEGIATAN BELAJAR 4 4. Kegiatan Belajar 4: Implementasi Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja pada bidang Perhotelan a. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, peserta didik mampu: Mengimplemetasikan Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja di tempat kerja b. Uraian Materi Peserta didik merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Sebelum peserta didik mengimplemetasikannya pada bidang kerja Perhotelan, maka sebaiknya dilakukan pembelajaran yang sesuai dengan materi Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja di sekolah. Apa, bagaimana dan mengapa perlu diimplementasikan mulai dari lingkungansekolah? Tujuan dari implemetasikan pembelajaran Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja adalah untuk membiasakan peserta didik melakukan pencegahan penyakit (preventif) dengan menjaga: a. Kebersihan lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat; b. Kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berad, bebas dari pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga atau binatang; c. Keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungannya pada saat bekerja atau membantu orang lain bekerja. Peserta didik diharapkan terbiasa melakukan hidup bersih dan sehat. Misalnya bagaimana cara menggunakan alat saniter, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menjaga kebersihanruang kelas/belajar, ruang praktek/ workshop/bengkel/laboratorium, lingkungan sekitar kelas misalnya selasar, halaman sekolah dan lingkungan sekitar luar sekolah serta menjaga keselamatan kerja pada saat berlatih. Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 58 KEGIATAN BELAJAR 4 Sanitasi agaimana cara menggunakan peralatan saniter yang benar? Bagaimana cara menjaga kebersihan saniter (toilet bowl) agar aman dipergunakan oleh setiap orang ketika sudah selesai dipergunakan? Gambar 2. 11 Penggunaan Toilet Duduk Pada gambar di atas terlihat cara penggunaan toilet bowl yang salah dan yang benar. Pada saat pembelajaran peserta didik ditugaskan secara berkelompok untuk mengerjakan tugas di bawah ini: 1. Mengapa kita harus selalu menjaga sanitasi dan hygiene di sekolah? 2. Bagaimana cara membersihkan toilet bowlagar selalu hygienesetelah selesai dipergunakan? 3. Apa bahan dan alat pembersih yang dipakai?Peserta didik mencari bahan pembersih yang terbuat dari bahan alami atau natural untuk menjaga lingkungan (go green) B Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 59 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN KEGIATAN BELAJAR 4 Personal Hygiene Bagaimana menjaga kebersihan pribadi? Ada beberapa perlengkapan yang dipergunakan secara pribadi dan tidak boleh dipergunakan oleh orang lain atau dipakai secara bergantian. Dengan memperhatikan dan menjaga kebersihan peralatan pribadi berarti kita sudah menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Peserta didik ditugaskan mengisi format personal hygiene di bawah ini: NO NAMA PERLENGKAPAN FUNGSINYA MENGAPA PERLU DIGANTI 1. Sikat gigi Membersihkan gigi dan mulut Sikat yang sudah tidak strandar akan mempengaruhi kesehatan gusi dan gigi n. Sumber yang dipergunakan (buku/majalah/internet dan lainnya) agar dicantumkan. Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 60 KEGIATAN BELAJAR 4 Sumber:http://www.glamcheck.com Gambar 2. 12 Personal Hygiene Personal hygiene dalam penampilan pribadi termasuk juga penggunaan perhiasan. Perhiasan yang dipergunakan harusyang sesuai Standar Operasional Prosedur yang diwajibkan oleh suatu perusahaan. Jenis perhiasan tersebut diantaranya adalah: cincin, giwang/anting, jam tangan, hair net, dan make-up yang tidak terlalu menyolok. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. Berbagai arah keselamatan dan kesehatan kerja 1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya. 2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja 3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja 4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi. Mengenai peraturan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang terutama adalah UU Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja dan Deta Pelaksanaan UU Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja. Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 61 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN KEGIATAN BELAJAR 4 SAFETY SIGN Safety sign adalah sebuah media visual berupa gambar untuk ditempatkan di area kerja yang memuat pesan-pesan agar setiap karyawan selalu memperhatikan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun jenis rambu dapat berupa: Rambu dengan Simbol. Rambu dengan Simbol dan Tulisan. Rambu berupa pesan dalam bentuk Tulisan. Arti Bentuk Simbol Gambar 2. 13 Bentuk Geometri Kelompok Rambu Keselamatan Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 62 KEGIATAN BELAJAR 4 Gambar 2. 14 Sub Kelompok Rambu Keselamatan Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 63 PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN KEGIATAN BELAJAR 4 Rambu – Rambu Keselamatan Penggunaan Warna Biru : Berarti Perintah melaksanakan sesuatu, atau kewajiban memakai Alat Pelindung Diri dalam rangka K3 (kontrasnya warna biru adalah putih). Merah : Berarti Larangan Melakukan sesuatu, misalnya tanda stop dan sebagainya. Tetapi khusus untuk Pencegahan Kebakaran, baik berupa petunjuk, perintah, peringatan maupun larangan, tetap dipakai warna merah (kontrasnya warna merah adalah putih). Kuning : Berarti Peringatan untuk berhati-hati dan waspada terhadap risiko bahaya (kontrasnya warna kuning adalah hitam). Hijau : Berhati keadaan Aman, misalnya untuk petunjuk arah/jalan, pintu darurat, P2K, daerah bebas rokok dan sebagainya. Manfaat Safety Sign : 1. Menarik perhatian terhadap adanya keselamatan dan kesehatan kerja; 2. Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat; 3. Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan; 4. Mengingatkan para karyawan untuk menggunakan peralatan perlindungan diri; 5. Mengindikasikan di mana peralatan darurat keselamatan berada; 6. Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak diperbolehkan. Landasan Hukum: 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 (Undang-Undang Keselamatan Kerja) “Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja“ Sanitasi, Hygiene, dan Keselamatan Kerja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 64 KEGIATAN BELAJAR 4 2. Permenaker No. 05/MEN/1996 (SMK3) “Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman“ Peserta didik dapat mencari gambar dari berbagai rambu-rambu keselamatan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan dan yang dapat ditemui di tempat kerjanya! Faktor penyebab berbahaya yang sering ditemui: 1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun. 2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal. 3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis proyek: pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan oleh peralatan. Peserta didik melakukan identifikasi faktor penyebab berbahaya disesuaikan dengan kondisi di tempat praktek baik di sekolah maupun di tempat kerja sesuai bidangnya. Next >