< Previous 13 Direktorat Pembinaan SMK 2013 VIDEOGRAFI 7. Mengenal Studio Film Studio film memiliki pengertian umum sebagai perusahaan yang mendistribusikan film. Namun, secara harfiah, istilah studio film mengacu pada sebuah tempat untuk pembuatan gambar bergerak. Tempat produksi ini bisa di dalam ruangan, luar ruangan, dan gabungan keduanya. Pada sebuah studio film terdapat berbagai peralatan yang dibutuhkan untuk produksi video. Peralatan-peralatan tersebut terbagi menjadi peralatan produksi, peralatan penyiaran, dan peralatan pendukung. a. Peralatan Produksi Camera system (studio camera dan eng/efp camera) Video system Audio system Editing (and dubbing) system VCR system Lighting system Master control Production control Commucation system Mobile production unit Maintenance equipment dan lain-lain b. Peralatan Penyiaran Sending VCR system Continuity studio equipment Camera system Audio system Video system Lighting system Master control (sharing dengan produksi) Peralatan transmisi (pemancar, microwave link, dan up & down link) 14 Direktorat Pembinaan SMK 2013VIDEOGRAFI c. Peralatan Pendukung (Teknik Umum) Pembangkit daya listrik: - Stationary (PLN, generator sets) - Mobile/protable: Mobile generator sets sebagai kelengkapan mobile production unit. Small silent generator set. Alat pendingin (AC) untuk studio dan ruang peralatan Alat komunikasi - Stationary - Protable: handy talky, mobile phone. Komputer (IT) untuk komputer grafis. Mobil untuk transportasi tim produksi. Mobil untuk transportasi peralatan pendukung siaran luar. E. Rangkuman 1. Sejarah penemuan video diawali oleh perkembangan fotografi. 2. Kamera film pertama ditemukan oleh Louis dan Auguste Lumière. Film yang dibuat oleh keduanya diputar pertama kali pada tahun 1895. Louis dan Auguste Lumière kemudian dikenal sebagai bapak sinematografi. 3. Selain oleh Louis dan Auguste Lumière, Thomas Edison juga mengembangkan gambar hidup. Hanya saja, hasil yang dibuat oleh Thomas Edison mutunya lebih rendah dan hanya dapat dinikmati melalui sebuah kotak besar orang per orang. 4. Di Berlin terdapat festival film pendek pada tiap-tiap tahunnya dan ditonton hingga dua puluh juta orang. Film tersebut hanya berdurasi 90 detik dan diputar pada monitor-monitor di kereta api, bus, dan kereta listrik. Festival film pendek juga dilakukan di Serbia pada bulan April tiap-tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan besarnya apresiasi masyarakat atas film-film pendek. 5. Film pendek dapat dibuat oleh setiap orang oleh karena sumber daya yang diperlukan dapat dipenuhi oleh rata-rata orang. 6. Film pendek paling banyak dibuat dengan genre komedi dan dalam bentuk iklan. 7. Iklan dapat dikelompokkan ke dalam genre film pendek karena dalam sebuah iklan terkandung cerita yang menyerupai film. Hanya saja, pada iklan diselipi deskripsi produk. 8. Insan perfilman adalah orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film. Insan perfilman terdiri atas penulis skenario, sutradara, artis (pemeran), juru kamera, penata cahaya, penata suara, penyunting suara, penata laku, penata musik, penata artistik, penyunting gambar, 15 Direktorat Pembinaan SMK 2013 VIDEOGRAFI perancang animasi, dan produser. Pada praktiknya, orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film dengan bidang pekerjaan yang lebih spesifik bisa jadi lebih banyak lagi sesuai dengan karakteristik dan tingkat kesulitan film yang dibuat. 9. Ada beberapa tantangan dalam pembuatan film pendek. Tantangan-tantangan tersebut meliputi ketersediaan cerita, peralatan, waktu, pengetahuan dan keterampilan, dan keterbatasan kesempatan. Dengan adanya tantangan tersebut bukan berarti kita harus berhenti membuat film karena dengan strategi, kejelian, dan kerja keras kita dapat mengatasinya dengan baik. 10. Studio film adalah sebuah rumah produksi yang tugas utamanya memproduksi film dengan peralatan pendukung yang cukup lengkap. F. Penilaian 1. Instrumen Penilaian Sikap Nama : __________________ Kelas : __________________ Aktivitas Peserta didik Rubrik Petunjuk: Lingkarilah 1. BT, bila aspek karakter belum terlihat 2. MT, bila aspek karakter mulai terlihat 3. MB, bila aspek karakter mulai berkembang 4. MK, bila aspek karakter menjadi kebiasaan Lembar Observasi No. Aspek-aspek yang dinilai Skor BT MT MB MK 1. 1 2 3 4 2. 1 2 3 4 3. 1 2 3 4 4. 1 2 3 4 5. 1 2 3 4 Jumlah skor Skor maksimal : (4 x 5) X 10 20 16 Direktorat Pembinaan SMK 2013VIDEOGRAFI 2. Instrumen Penilaian Pengetahuan Nama : __________________ Kelas : __________________ Soal: Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban singkat! 1. Kamera film dan proyektor pertama kali ditemukan oleh …. 2. Kamera film dan proyektor ditemukan pada tahun …. 3. Insan pefilman terdiri atas …. 4. Tantangan-tantangan dalam pembuatan film bisa terjadi dalam bidang …. 5. Peralatan studio film terbagi menjadi tiga jenis, yaitu …. Kunci jawaban penilaian pengetahuan: 1. Louis dan Auguste Lumière. 2. 1895. 3. Penulis skenario, sutradara, artis, juru kamera, penata cahaya, penata suara, penyunting suara, penata laku, penata musik, penata artistik, penyunting gambar, perancang animasi, dan produser. 4. Cerita, keterbatasan peralatan, keterbatasan waktu, keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, keterbatasan kesempatan. 5. Peralatan produksi, peralatan penyiaran, dan peralatan pendukung. G. Refleksi 1. Apakah pembelajaran dalam modul ini menyenangkan? 2. Manfaat apa sajakah yang Anda peroleh setelah mempelajari unit mengenal film ini? 3. Hal-hal baru apa sajakah yang Anda peroleh setelah mempelajari unit ini? 4. Menurut Anda, apakah yang perlu ditambahkan dalam unit mengenal film ini? 5. Bagaimana sebaiknya sikap kita kalau memperoleh sesuatu yang berharga/baru? 6. Apakah yang dapat Anda lakukan setelah mempelajari modul ini? 7. Menurut Anda, apakah modul ini berkaitan dengan modul lain? 17 Direktorat Pembinaan SMK 2013 VIDEOGRAFI H. Referensi Andrić, Radivoje. 2010. How to Make a Film, Panduan Praktis Membuat Film (terjemahan Heru Apriyono). Yogyakarta: Insania. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman. 18 Direktorat Pembinaan SMK 2013VIDEOGRAFI 19 Direktorat Pembinaan SMK 2013 VIDEOGRAFI VIDEOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL A. Ruang Lingkup Pembelajaran B. Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kegunaan videografi dalam desain komunikasi visual 2. Mendeskripsikan kegunaan videografi dalam desain komunikasi visual 3. Memahami bahan dan alat yang digunakan untuk videografi 4. Mengidentifikasi bahan dan alat videografi C. Kegiatan Belajar 1. Mengamati Ada empat hal yang dapat Anda amati pada unit ini, yaitu tentang konsep dasar desain komunikasi visual, posisi videografi dalam desain komunikasi visual, alat-alat pembuatan video atau film, dan langkah-langkah dalam pembuatan video. Dalam proses pengamatan ini, Anda disarankan mengunjungi langsung studio yang ada di daerah Anda atau, jika ada, sekolah Anda. Kalau di daerah dan/atau di sekolah Anda belum terdapat studio film, Anda dapat menggunakan media sebagai alat bantu. Anda dapat menonton video tutorial videografi yang banyak diunggah di internet. Membuat Naskah Video Proses PembuatanMembuat Naskah VideoMembuat Naskah VideoMembuat Naskah VideoProses Pembuatan VideoUNIT 2 20 Direktorat Pembinaan SMK 2013VIDEOGRAFI a. Cermatilah produk dan cara pembuatan berbagai media komunikasi visual! b. Cermatilah perbedaan, kekhasan dan posisi video atau film dalam lingkup desain komunikasi visual! c. Cermatilah alat-alat yang digunakan dalam pembuatan video! d. Cermatilah langkah-langkah pembuatan video/film! Dalam proses pengamatan tersebut, jangan lupa menyiapkan alat untuk mencatat dan/atau merekam informasi yang Anda amati. 2. Menanya Dalam kaitannya dengan proses mengamati tadi, Anda dapat mengajukan beberapa pertanyaan agar lebih mudah dan terarah dalam mengumpulkan informasi/data. Untuk itu, Anda membutuhkan daftar pertanyaan. Berikut contoh daftar pertanyaan yang dapat dilakukan. a. Produk desain komunikasi visual apa sajakah yang saat ini banyak beredar di masyarakat? b. Apakah perbedaan mendasar yang menunjukkan ciri khas video dibandingkan dengan produk desain komunikasi visual lain? c. Peralatan apa sajakah yang digunakan dalam pembuatan video? d. Langkah apa sajakah yang harus dilalui dalam proses pembuatan video? Jika dipandang perlu, Anda dapat menambahkan beberapa pertanyaan lain yang esensial atau memodifikasinya sehingga sesuai dengan kebutuhan Anda. Tulislah pertanyaan-pertanyaan tersebut pada lembar khusus. Berikut contoh tabel lembar pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai rujukan. Modifikasilah jika dirasa perlu! No. Pertanyaan 1. 2. 3. dst. 21 Direktorat Pembinaan SMK 2013 VIDEOGRAFI 3. Mengumpulkan Data Untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap, Anda dapat menggunakan berbagai sumber dan/atau media. Informasi atau data yang telah didapatkan hendaknya ditulis pada lembar khusus. Berikut tabel yang dapat dibuat sebagai rujukan dalam pengumpulan informasi atau data. No. Sumber Informasi Bentuk Informasi Tanggal Pengambilan Data Keterangan 1. 2. 3. dst. 4. Mendiskusikan Setelah mendapatkan informasi atau data yang cukup pada proses mengamati, menanya, dan mengumpulkan data, lakukanlah diskusi kelompok. Informasi yang telah dikumpulan ditelaah lagi, dikelompokkan, disunting, untuk kemudian disimpulkan. Jika pada tahap sebelumnya sudah melalui kegiatan kelompok, diskusi langsung dilakukan dalam kelompok yang sama. Jika belum, bentuklah kelompok terlebih dahulu. Berikut hal-hal yang dapat Anda diskusikan. a. Berbagai produk desain komunikasi visual. b. Ciri, kelebihan, dan kekurangan video dibandingkan produk desain komunikasi visual lain. c. Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan video. d. Perkembangan peralatan dalam pembuatan video. e. Langkah-langkah atau prosedur pembuatan video. 5. Menyajikan Tidak lengkap jika hasil diskusi tidak dipertanggungjawabkan. Di antara bentuk pertanggungjawaban proses diskusi adalah presentasi. Oleh karena itu, presentasikanlah hasil diskusi yang telah dilakukan dalam kelompok Anda! Pada presentasi ini, Anda dapat menggunakan berbagai media yang dipandang perlu, termasuk di antaranya Microsoft Powerpoint, proyektor, dan media-media lain. Jangan lupa beri kesempatan kepada peserta diskusi, khususnya yang berasal dari kelompok berbeda untuk bertanya atau menyampaikan masukan. Anda 22 Direktorat Pembinaan SMK 2013VIDEOGRAFI tidak perlu takut karena hakikatnya pertanyaan dan masukan dari kelompok lain merupakan proses belajar juga. Berbagai masukan yang disampaikan untuk kelompok Anda hendaklah dicatat dengan rapi. Catatan tersebut dapat digunakan di kemudian hari untuk berbagai kepentingan. D. Penyajian Materi 1. Lebih Dekat dengan Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual mulai dikenal di Belanda pada tahun 1977. Waktu itu, Gert Dumbar mengungkapkan bahwa seorang desainer grafis tidak sekadar menangani urusan cetak-mencetak, tetapi juga mengurusi moving image, audio-visual, display, hingga pameran. Oleh karena wilayah kerjanya lebih luas, konsep Gert Dumbar ini tidak lagi dapat dinamakan desain grafis. Dia pun menggagas istilah desain komunikasi visual. Istilah ini tidak langsung dikenal di Indonesia. Beberapa tahun kemudian, yaitu tahun 1980-an, istilah desain komunikasi visual baru sampai ke Indonesia. Saat ini, secara umum spesifikasi desain komunikasi visual dikelompokkan menjadi tiga, yaitu grafis, multimedia, dan periklanan. Sesuai karakteristik ilmu pengetahuan, mungkin saja di kemudian hari pengelompokkan ini dapat berubah atau berkembang mengikuti berbagai pengembangan dan penemuan yang dilakukan umat manusia. Pada desain grafis, seorang desainer harus memiliki kompetensi dalam bidang teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi, cetak-mencetak, dan pengetahuan atas bahan dan biaya. Sementara itu,multimedia difokuskan oleh berbagai media yang dimanfaatkan dalam penyampaian pesan, yaitu audio-visual, animasi, dan antarmuka. Lebih detail lagi, elemen-elemen utama multimedia terdiri atas teks, image, movie, sound, dan user control. Berbeda dengan kedua jenis tersebut, periklanan memanfaatkan desain grafis dan multimedia dengan tujuan menyampaikan pesan-pesan tertentu, baik pesan sosial maupun pesan komersial. Sesungguhnya, peran desain komunikasi visual ini tidak berhenti pada penyampaian pesan atau informasi. Dewasa ini, desain komunikasi visual juga berperan sebagai pemberi citra (image) terhadap sesuatu yang dikomunikasikan. Penerima informasi tidak sekadar tahu melainkan terpengaruh dan tersugesti. Dengan kata lain, citra tidak sekadar membuat penerima tahu, tetapi juga menjadikannya berubah pandangan¸ berubah sikap, dari tidak suka menjadi suka, dari menolak menjadi menerima. Next >