< Previous 4 Mud house merupakan gudang untuk menyimpan additives Steel mud pits/tank merupakan bakpenampung lumpur dipermukaan terbuat daribaja. Mixing hopper merupakan perlatan yang digunakan untuk menambah additives kedalam lumpur. Chemical mixing barrel merupakan peralatan untuk menambahkan bahan-bahan kimia (chemical) ke dalam lumpur. Gambar 1.3 Fasilitas Sistem Sirkulasi Lumpur Pemboran di Lapangan 5 Bulk storage bins Merupakan bins yang berukuran besar di gunakan untuk menambahkan additives dalam jumlah banyak. Water tank Merupakan tangki yang digunakan pada tempat persiapan lumpur. Reserve pit Merupakan kolam yang besar digunakan untuk menampung serbuk bor dan kelebihan lumpur. Tempat ini merupakan tempat dimana cairan pengeboran dipersiapkan dan dirawat atau di ganti, tergantung dari keadaan di dalam lubang sumur. Perubahan-perubahan mungkin di perlukan antara lain : Agar selalu mendapatkan lubang sumur bor yang baik atau stabil. Untuk membentuk cairan pengeboran yang memiliki jenis yang cukup. Untuk membentuk cairan pengeboran yang mampu mentoleransi kemungkinan kontaminasi dari lubang bor yang sedang ditembus. Untuk mendapat sifat-sifat fluida pengeboran yang baik agar memperoleh sifat aliran yang baik. Untuk mempersiapkan lumpur agar tidak menimbulkan kerusakan pada formasi produktif. Terdapat 4 macam kerja rutin utama di dalam mempersiapkan lumpur pengeboran yang biasa di lakukan tim pengeboran : Persiapan pertama, untuk membuat kekentalan (viskositas) lumpur. Mengurangi air tapisan. Penambahan bahan-bahan kimia lumpur, untuk membuat perubahan ikatan-ikatan kimia dalam lumpur pengeboran agar memiliki sifat lumpur yang baik. 6 Mixing Hopper Peralatan ini berbentuk corong yang dipakai untuk menambahkan bahan lumpur berbentuk tepung kedalam cairan pengeboran pada waktu perawatan lumpur ditangki lumpur. Jenis yang banyak dipakai adalah Hopper jet, yang bekerja berdasarkan prinsip tekanan ruang hampa. Gambar 1.4 Mixing Hopper 1.2. Rumah lumpur ( Mud house ) Adalah suatu gudang penyimpan bahan lumpur tertutup. Terletak di samping mixing hopper, di area tempat mempersiapkan lumpur. Didalam mud house ini terdapat tumpukan karung berisi bahan-bahan lumpur yang kering yang akan dipakai bila diperlukan didalam program perawatan cairan pengeboran untuk suatu formasi yang sedangdibor. Gudang ini biasanya diletakan sama tingginya dengan bagian atas dari tangki lumpur, untuk mempermudah jalannya truk pengeboran dan agar bahan-bahan kimia tambahan tersimpan dalam keadaan kering, sehingga mempermudah untuk percampuran bahan lumpur tersebut 7 kesistem pencampuran. Gambar 1.5mud house Tangki-tangki baja untuk lumpur Kotak-kotak baja berbentuk segi empat yang untuk menampung dan mengatur cairan pengeboran setelah keluar dari sumur bor. Bulk Storage bins Merupakan bejana tempat menyimpan yang terbentuk corong yang terletak disamping kolam lumpur daerah tempat mempersiapkan lumpur. Tangki-tangki ini berisi bahan-bahan tambahan yang besar seperti bentonite dan bahan-bahan pemberat (barite). Bejana tempat menyimpan bahan lumpur inibekerja berdasarkan prinsip gravitasi (gravity feed). Tangki Air Tangki air merupakan tempat menyimpan air yang diperlukan sebagai cadangan/persiapan. Sumber air berasal dari sumur-sumur air atau sumber air lainnya di sekitar lokasi pengeboran. 8 Kerjakan Soal – Soal Berikut ini : 1. Mengapa pemboran memerlukan lumpur ? 2. Dimanakah lumpur pemboran disiapkan 3. Sebutkan peralatan untuk mensirkulasikan lumpur pemboran ! 4. Bagaimana cara untuk menjaga lumpur tetap bersih ? 5. Disebut apakah kotoran yang terbawa lumpur ke permukaan ? 9 BAB II FUNGSI LUMPUR PEMBORAN 2.1 FUNGSI MAJOR : 1. Mengontrol tekanan formasi 2. Mengangkat cutting 3. Mempertahankan stabilitas lubang bor 2.1.1. Mengontrol tekanan formasi Lumpur pemboran mengontrol tekanan formasi dengan tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik adalah tenaga desak dengan kolom fluida dikalikan dengan berat fluida dan kedalaman (TVD). Tekanan fluida formasi umumnya adalah sekitar 0,465 psi/ft kedalaman. Pada tekanan yang normal air dan padatan di pemboran telah cukup untuk menahan tekanan formasi ini. Kegagalan mengontrol tekanan formasi mengakibatkan masuknya fluida formasi ke sumur yang mengakibatkan kick Untuk tekanan yang lebih kecil dari normal (subnormal), density lumpur harus diperkecil agar lumpur tidak hilang masuk kedalan formasi. Sebaliknya untuk tekanan abnormal (lebih dari 0,465 psi/ft kedalaman), maka kadang-kadang perlu ditambahkan barite untuk memperberat lumpur pemboran. Tekanan yang diakibatkan oleh kolom lumpur pemboran pada kedalaman D ft dapat dihitung dengan rumus : Dimana : Pm = tekanan hidrostatik lumpur, psi Ρm = densitas lumpur pemboran, ppg D = kedalaman, ft 10 Perlu diketahui bahwa rumus diatas adalah berlaku untk keadaan statik. Tekanan pada formasi yang diakibatkan oleh fluida pada saat mengalir adalah tekanan yang dihitung dengan rumus diatas ditambah dengan pressure loss (kehilangan tekanan) pada annulus diatas formasi yang bersangkutan. 2.1.2. Mengangkut cutting ke permukaan Mengangkut cutting ke permukaan merupakan fungsi vital lumpur, mengangkut cutting yang dihasilkan oleh pahat melaui annulus.Daya angkut ini terutama dipengaruhi oleh profil aliran lumpur (annular velocity profile), berat jenis, yield point serta gel strength. Apabila cutting tidak segera terangkat dari dasar sumur, maka akan tergiling lembut dan melekat pada bit ( bit balling )dan akan menurunkan efektifitas pemboran Faktor yang mempengaruhi cutting transport : Velocity (kecepatan fluida) Meningkatkan velocity dengan meningkatkan pump rate, ukuran borehole, dan ukuran drillstring Density 11 Meningkatkan kapasitas angkut melalui efek pengapungan (bouyancy) pada cutting Viscosity Meningkatkan pembuangan cutting Pipe rotation Rotasi akan melempar cutting ke area berkecepatan tinggi pada area dinding lubang bor dengan pipa bor Hole angle Meningkatnya sudut lubang bor akan mempersulit cutting tranport Fluida pemboran juga harus memiliki kemampuan mengapungkan material cutttng selama proses pemboran berhenti karena pipe connection, bit trips, running logging. Kegagalan dalam mengapungkan material akan menyebabkan pengendapan material ke bagian lebih rendah Penurunan density lumpur 2.1.3. Mempertahankan stabilitas lubang bor Tekanan hidrostatik lumpur pemboran bertindak seperti mengurung lubang bor. Gaya mengurung diperoleh dari terbentuknya lapisan tipis (mud cake) Lumpur bor yang memproduksi cake berkualitas buruk atau tebal akan menyebabkan stuck pipe, kesulitan dalam running casing, dan menurunkan kualitas penyemenan 2.2 FUNGSI MINOR : 1. Menahan sebagian berat pipa 2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drilling assembly 3. Menyalurkan tenaga hidrolik ke bit 4. Sebagai medium wireline logging 12 5. Memungkinkan dilakukan evaluasi formasi dan pengumpulan data geologi 2.2.1. Menahan sebagian berat pipa Gaya apung fluida pemboran (bouyancy) akan menahan sebagian berat dari casing atau pipa bor, persamaan yang digunakan adalah : Mengalikan BF dengan berat pipa di udara akan mendapatkan berat pipa pada hook load. Contoh soal : 1. Casing dengan berat diudara : 250.000 lb Berat lumpur 8,33 PPG Berapakah beban pada hook load ? 2. Rangkaian pemboran terdiri dari Drill pipe G105 = 4” OD, 11.85 lb/ft, 4000 ft. Drill collar = 6” OD, 2,5” ID 79 lb/ft, 400 ft. Berat jenis lumpur = 9,2 ppg. Berapakah : a. Bouyancy factor ? b. Berat rangkaian dalam lumpur ? 2.2.2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drilling assembly Panas dan friksi dapat timbul pada bit dan area antara drillstring dan lubang bor ketika operasi pemboran berlangsung. Konduksi formasi 13 umumnya kecil sehingga sukar menghilangkan panas ini, tetapi dengan aliran lumpur telah cukup untuk mendinginkan sistem. Kontak antara drillstring dan dindng lubang sumur juga dapat menyebabkan torsi (torque) ketika berputar dan seretan (drag) ketika tripping 2.2.3. Menyalurkan tenaga hidrolik ke bit Hydraulic Horsepower (HHP) terjadi pada bit sebagai akibat dari aliran fluida pemboran dan presusure drop melalui bit nozzle. Energi tersebut dikonversi ke tenaga mekanik yang menyingkirkan cutting dari dasar lubang bor dan memperbaiki Rate Of Penetration (ROP) 2.2.4. Sebagai medium wireline logging Fluida pemboran berbahan dasar udara, air, atau minyak mempunyai sifat karakteristik yang berbeda yang akan mempengaruhi dari pemilihan logging yang sesuai. Fluida pemboran harus dievaluasi untuk keperluan pemilihan program logging yang sesuai 2.2.5. Memungkinkan dilakukan evaluasi formasi dan pengumpulan data geologi. Pengumpulan dan intepretasi data geologi dari hasil pemboran , coring dan electric log digunakan untuk menentukan nilai ekonomis dari sumur yang sedang dibor. Penetrasi oleh filtrat dari lumpur baik berbahan dasar air atau minyak akan mempengaruhi ketelitian dari perolehan data commersial yang sesungguhnya. Lumpur pemboran dipilih yang dapat mempertahankan kondisi lubang agar dapat diperoleh pengukuran yang teliti Next >