< Previous19 Defisiensi asam amino methionin, lisin dan arginin. Gambar 5. Sorghum (www.valencyinternational.com) Barley Barley biasanya ditanam untuk tujuan industri minuman (bier). Barley yang tidak memenuhi standar untuk pembuatan bier, digunakan untuk pakan ternak. Kandungan protein tidak bervariasi 8,0 – 15,5% dibandingkan dengan bahan pakan lainnya; barley tergolong bahan pakan dengan kandungan nutrisi terendah. Gambar 6. Barley (http://www.bible-study-lessons.com/overcomes.html) 20 Gandum Kandungan protein gandum sangat bervariasi antara lain tergantung dari jenis dan tempat pemanasan berkisar 7 – 22%. Gandum yang rusak sebelum dipanen karena pengaruh cuaca bijinya mengkerut. Dedak Bahan pakan ternak ini merupakan produk sampingan (side product) penggilingan padi. Dedak biasanya bercampur kulit. Kandungan proteinnya sekitar 12%. Penggunaannya dalam ransum ayam, terutama untuk anak ayam terkendala oleh tingginya kandungan serat kasar yang mencapai 11% atau lebih. Disamping itu karena kandungan lemaknya juga tinggi kira-kira 13%, maka dedak mudah menjadi tengik dalam penyimpanan. Kandungan mineral Ca yang sangat rendah (0,05%) dan P yang cukup tinggi (±1,5%) menjadi faktor pembatas penggunaan untuk unggas kecil. Gambar 7. Dedak Halus (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) 21 Memanfaatkan dedak padi sebagai bahan pakan perlu memperhatikan kualitas dedak padi yang baik. Dedak harus dipilih yang mengandung kulit ari beras dan menir atau pecahan beras, tetapi tidak tercampur dengan kulit padi yang keras atau pecahan sekam. Jika dedak ini tercampur dengan kulit padi yang keras, kandungan nutrisinya akan berbeda dan serat kasarnya pun akan meningkat hingga 25%. Bekatul Kandungan nutrisi bekatul tergantung dari cara pengolahan padi menjadi beras. Kandungan protein, Ca dan P hampir mirip dengan dedak padi, tetapi kandungan serat kasarnya jauh lebih rendah yaitu kira-kira 4%. Oleh karena itu bekatul dapat digunakan dalam ransum ayam dalam jumlah lebih banyak dari pada dedak padi. Gambar 8. Bekatul (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) 22 Pollard Rice Pollard Rice pollard adalah campuran dari kulit, germ, bran (dedak) maupun bekatul. Kandungan lemaknya antara 14 – 18% sehingga mudah tengik dalam penyimpanan. Rice pollard dapat digunakan dalam ransum sampai 50%. Dalam ransum ayam petelur penggunaan rice pollard sampai 42% tidak mempunyai efek negatif pada produksi telur, bahkan terbukti meningkatkan berat telur. Gambar 9. Rice Pollard (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) Wheat Pollard Gambar 10. Wheat Pollard (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) 23 Bahan ini merupakan hasil sisa pengolahan gandum secara basah. Kandungan protein wheat pollard sangat tinggi sekitar 60%, tetapi kandungan asam aminonya tidak seimbang. Hal ini merupakan faktor pembatas penggunaan wheat pollard dalam ransum ayam, di samping bentuknya yang sangat halus. Corn Gluten Meal (CGM) Penggunaannya dalam ransum ayam disarankan 5% untuk anak ayam dan 10% untuk ayam yang sedang tumbuh. Gambar 11. Corn Gluten Meal (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) DDGS DDGS (Destilled Dried Grains Soluble) merupakan bahan pakan yang berasal dari limbah ekstraksi jagung yang dibuat etanol. DDGS mangandung protein 24 – 28% dan digunakan untuk pakan ternak sebagi sumber energi. 24 Gambar 12. DDGS (Destilled Dried Grains Soluble) (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) Onggok Onggok merupakan produk sampingan dalam proses pembuatan tepung tapioka. Onggok digunakan sebagai bahan pakan ternak sumber energi. Gambar 13. Onggok (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) 25 Tepung Tapioka Tepung tapioka berasal dari sngkong. Bahan pakan ini biasanya digunakan sebagai salah satu bahan sumber energi untuk pembuatan konsentrat pada sapi. Gambar 14. Tepung Tapioka (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) Tepung Gaplek Gambar 15. Tepung Gaplek (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) 26 Tepung gaplek dibuat dari ubi kayu setelah melalui proses pengeringan dengan sinar matahari dan kemudian digiling menjadi tepung. Tepung gaplek banyak mengandung pati dan pada saat pengukusan pati tersebut diubah menjadi zat perekat oleh uap panas. Dengan demikian, penggunaannya sangat membantu sekali dalam pembuatan pakan bentuk pellet sebab pellet yang dihasilkan akan menjadi lebih padat, keras dan tidak mudah pecah. Tetes (Molases) Molases merupakan hasil ikutan dari proses penggilingan tebu untuk dijadikan gula. Molases berbentuk cairan kental, berwarna coklat kemerah-merahan. Bahan ini biasa digunakan untuk campuran pakan sapi. Untuk pakan unggas molases biasanya digunakan dalam jumlah sedikit. Gambar 16Molases (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) 27 Bungkil Kelapa Sawit (Palm Kernel) Bungkil kelapa sawit merupakan bahan pakan sumber protein biasa digunakan untuk menyusun konsentrat sapi. Gambar 17. Bungkil Kelapa Sawit (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) Kulit Kedelai Kulit kedelai biasanya digunakan sebagai bahan penyusun untuk konsentrat sapi. Kulit kedelai mengandung serat kasar yang tinggi dan sebagai bahan pakan sumber energi. Gambar 18. Kulit Kedelai (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) 28 Kulit Kopi Kulit kopi biasanya digunakan sebagai bahan penyusun untuk konsentrat sapi. Kulit kopi mengandung serat kasar yang tinggi dan sebagai bahan pakan sumber energi. Gambar 19. Kulit Kopi (Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013) Minyak nabati Kebutuhan energi metabolisme yang sangat tinggi dalam pakan ayam ras pedaging mencapai 2.800 – 3.200 kkal/kg, sangat sulit tercapai jika hanya mengandalkan bahan baku lain tanpa menggunakan minyak nabati. Minyak nabati memiliki kandungan energi metabolisme sebesar 9.000 kkal/kg dan lemak sebesar 99%. ab Dalam menyusun formula pakan ternak unggas, penggunaan minyak nabati sebagai sumber energi pelengkap biasanya sekitar 3 – 6%. Pemakaian bahan baku ini dapat meningkatkan palatabilitas atau cita rasa pakan, tetapi penggunaan minyak nabati yang berlebihan akan menyebabkan pelet yang terbentuk mudah berubah kembli menjadi bentuk tepung. Next >