< Previous 13 Pada hari ini, ........................... tanggal .........................tahun ............ Guru beserta siswa merencanakan pelaksanaan kegiatan belajar sebagaimana tabel di bawah ini No Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat belajar Catatan Perubahan 1 Memahami penyambungan logam 2 Memahami pekerjaan Fabrikasi Logam 3 Latihan 1Menggambar dan memotong pola 4 Latihan 2 Membuat sambungan plat 5 Latihan 3 Membuat kotak persegi 6 Memahami mengelas Dengan Las Oksi-Asetilena 7 Latihan 4 Melakukan Instalasi Peralatan Las Oksi Asetilin 8 Latihan 5 Menyalakan Api Brander 9 Latihan 6 Membuat Jalur Las Tanpa Bahan Tambah 10 Latihan 7 Membuat Rigi Las Dengan Bahan Tambah 11 Latihan 8 Sambungan Tumpang 12 Latihan 9 Sambungan Pinggir 13 Latihan 10 Sambungan Sudut Luar 14 No Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat belajar Catatan Perubahan 14 Latihan 11 Sambungan Sudut Dalam 15 Memahami Sambungan Patri 16 Latihan 12: Membuat Sambungan Las Tumpang 17 Latihan 13: Membuat Sambungan Plat dan Pipa 18 Menjawab review evaluasi 19 Melaksanakan kegiatan penerapan/tugas proyek ............................., ........................ Guru Orangtua/Wali Siswa Siswa .............................. .................................. .............................. 15 A. Penyambungan Logam Mengidentifikasi Macam-Macam Sambungan Logam Perhatikan gambar 2.2 disamping, yang menunjukkan beragam pengunaan sambungan logam dari peralatan rumah tangga sederhana, komponen kendaraan, sampai pada jembatan. Berdasar pada gambar serta berbagai sumber informasi lainnya, diskusikan dengan teman sekelas kamu, tulislah beragam jenis sambungan logam. 16 Tabel 2.1 Identifikasi Bermacam Sambungan Logam No Benda Kerja Yang Di Sambung Jenis Sambungan Digunakan Cara Penyambungan Dengan Pemanasan Ya Tidak 1 Plat kopling Keling √ 2 Konstruksi baja jembatan 3 Cetakan kue 4 Dandang 5 Knalpot motor ... ... Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung dua bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian–bagian logam ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan.Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari metoda lainnya. Metoda penyambungan yang digunakan pada suatu konstruksi sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, diantaranya : 1. Proses Pengerjaan Sambungan Proses pengerjaan sambungan yang dimaksud adalah bagaimana pengerjaan konstruksi sambungan itu dilakukan seperti: sambungan untuk konstruksi tangki dari bahan pelat lembaran. Untuk menentukan sambungan yang cocok dengan kondisi tangki ini ada beberapa alternatif persyaratan.Persyaratan yang paling utama adalah tangki ini tidak bolehbocor. Tangki harus tahan terhadap tekanan. Proses penyambungannya hanya dapat dilakukan dari sisi luar dan sebagainya. Jika dipilih sambungan baut dan mur kurang sesuai, sebab sambungan ini kecenderungan untuk bocor besar terjadi. Sambungan lipat akan Berdasar Tabel di atas, buatlah pengelompokkan jenis sambungan logam baik berdasar benda yang disambung, proses penyambungan, alat/bahan penyambung atau berdasar pengelompokan lainnya. 17 sulit dilakukan sebab tangki yang dikerjakan cukup besar dan bahannya juga cukup tebal,sehingga akan sulit untuk dilakukan pelipatan. Persyaratan yang paling sesuai untuk kondisi tangki ini adalah sambungan las.Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang memadai. Di samping itusegi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan relatif murah, maka yang paling mendekati sesuai untuk konstruksi tangki ini adalah sambungan las. 2. Kekuatan Sambungan Contoh pertimbangan penggunaan sambungan ini adalah pembuatan tangki. Dengan persyaratan seperti pada uraian diatas, maka pemilihan metoda penyambungan yang cocok untuktangki jika ditinjau dari sisi kekuatannnya adalah sambungan las.Sambungan las ini mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sambungan yang lainnya. 3. Kerapatan Sambungan Tangki biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan cairan maka pemilihan sambungan yang tahan terhadap kebocoran ini diantaranya adalah sambungan las. Kriteria sambungan las ini merupakan pencairan kedua bagian bahan logam yang akan disambung ditambah dengan bahan tambah untuk mengisi celah sambungan. Pencairan bahan dasar dan bahan tambah ini menjadikan sambungan las lebih rapat dan tahan terhadap kebocoran. 4. Penggunaan Konstruksi Sambungan Penggunaan dimana konstruksi sambungan las itu akan digunakan juga merupakan pertimbangan yang tidak dapat diabaikan apalagi jika konstruksi tersebut bersentuhan dengan bahan makanan. Kemungkinan lain jika konstruksi sambungan tersebut digunakan untuk penyimpanan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan bahan logam.Untuk konstruksi tangki 18 yang digunakan sebagai bahan tempat penyaluran minyak, maka sambungan las masih sesuai dengan penggunaan konstruksi tangki ini. 5. Faktor Ekonomis Faktor ekonomis yang dimaksud dalam pemilihan untuk konstruksi sambungan ini adalah dipertimbangkan berdasarkan biaya ke-seluruhan dari setiap proses penyambungan. Biaya ini sejalan dengan ketersediaan bahan-bahan, mesin yang digunakan juga transportasi dimana konstruksi tersebut akan diinstal. Besar kecilnya konstruksi sambungan dan volume kerja sambungan juga menjadi bahan pertimbangan secara keseluruhan Contoh pemilihan metoda yang tepat untuk suatu konstruksi sambungan dapat dilihat pada perakitan file cabinet. Metoda perakitan file cabinet yang digunakan adalah metoda penyambungan dengan las titik. Pertimbangan pemilihan ini mengingat proses penyambungan dengan las titik ini sedehana,mempunyai kekuatan sambungan yang baik dan hasil penyambungannya tidak menimbulkan cacat pada plat.Metoda-metoda penyambungan yang umum digunakan untuk kostruksi sambungan plat-plat tipis ini diantaranya : a. Metoda penyambungan dengan lipatan b. Metoda penyambumgan dengan keling c. Metoda penyambungan dengan patri d. Metoda penyanmbungan dengan las titik e. Metoda las busur f. Metoda las oksi-asetilen g. Metoda penyambungan baut dan mur Dari identifiasi yang telah kamu lakukan di atas, proses penyambungan logam dapat dilakukan dengan cara memanaskan benda kerja dan tanpa pemanasan, tabel 2.2 berikut merupakan klarifikasi penyambungan. 19 Tabel 2.2 Pengelompokkan Metode Penyambungan Logam Las Titik (Spot Welding) 20 B. Pekerjaan Fabrikasi Logam Pada pembelajaran berikut, kamu akan pelajari salah satu jenis pekerjaan penyambungan dengan tidak menggunakan panas, yaitu sambungan lipat yang biasanya dikenal dengan pekerjaan fabrikasi logam. Pada industri fabrikasi logam, baik pekerjaan fabrikasi ringan ataupun pekerjaan fabrikasi berat (light and heavy fabrication) secara umum adalah sama, di mana jenis bahan, alat-alat tangan dan mesin-mesin yang digunakan relatif sama. Namun demikian, perbedaan yang spesifik dapat dilihat dari penggunaan bahan dan kapasitas/kemampuan mesin.Industri yang melakukan pekerjaan fabrikasi ringan menggunakan bahan dengan ketebalan sampai 3mm, sedang pada pekerjaan fabrikasi berat menggunakan tebal bahan di atas 3mm. Adapun penggunaan mesin-mesin pada keduanya sepintas adalah sama, tetapi kapasitas dan teknik-teknik pengaturannya berbeda. Pekerjaan fabrikasi logam biasanya sebagian besar berupa pengerjaan plat melalui membentuk dan menyambung logam lembaran (pelat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuranyang sudah direncanakan. Karena hal tersebut pekerjaan ini sering disebut kerja plat, baik dikerjakan dengan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi Pada pembelajaran Bab 2 Buku Teks Bahan Ajar Siswa Teknik Dasar Instrumentasi ini, kamu akan mempelajari beberapa jenis penyambungan. Yaitu sambungan tanpa pemanasan (sambungan lipat) dan sambungan dengan pemanasan (las oksi asitilin dan patri keras) 21 pengerjaan melukis, menggunting, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain. Pada pekerjaan fabrikasi diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang umumnya meliputi: 1) Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan 2) Membaca gambar kerja 3) Menghitung Penggunaan Bahan yang akan Dipotong 4) Mengatur penggunaan perlengkapan kerja, alat-alat tangan dan bahan 5) Menentukan urutan pekerjaan 6) Membuat gambar kerja atau model 7) Membuat mal atau pola 1. Membaca Gambar Kerja Semua pekerjaan teknik, diawali dengan merencanakan yang dituangkan dalam gambar kerja. Gambar tersebut dapat berupa gambar kerja lengkap ataupun hanya gambar sket saja yang menginformasikan segala sesuatu tentang pekerjaan yang akan dikerjakan, antara lain; Dimensi ukuran, Jenis dan ukuran bahan serta bagian-bagian, Spesifikasi dan toleransi, serta pekerjaan penyelesaian. Teknik dan kompetensi membaca gambar telah dipelajari pada mata pelajaran Gambar teknik. 2. Menghitung Penggunaan Bahan yang akan Dipotong Ada tiga metode yang dipakai dalam menghitung penggunaan bahan yang akan dipotong : a. Ukuran keseluruhan atau ukuran luar b. Ukuran dalam c. Ukuran nominal Dengan dasar, bahwa semua pekerjaan fabrikasi harus dibuat dengan mengacu pada spesifikasi dan sesuai dengan toleransi yang ditentukan, maka harus diyakinkan hal-hal berikut ini : a. Kesesuaian dengan disaian/gambar kerja 22 b. Tiap-tiap bagian yang dikerjakan cocok satu sama lainnya secara akurat. c. Kemudahan dalam memasang dan merakit. Sedangkan pada spesifikasi pekerjaan, perlu dijelaskan tentang apa yang harus dikerjakan, antara lain : a. Kualitas hasil pekerjaan yang dibutuhkan. b. Kualitas pengecatan (jika perlu) c. Kualitas pengelasan yang diperlukan d. Pengujian yang diperlukan. Adapun penerapan toleransi pada pekerjaan fabrikasi sangat beragam, sehingga harus mengacu pada spesifikasi yang telah ditentukan. Sebagai contoh : jika ukuran akhir sebuah komponen 1850 mm dan toleransinya adalah 1mm, maka ukuran yang diperbolehkan pada komponen tersebut adalah antara 1849 – 1851 mm. 3. Menerapkan Teknik Melukis/Menandai Semua alat ukur yang digunakan dalam melukis atau menandai pada bahan harus alat-alat ukur yang mempunyai akurasi tinggi dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran itu sendiri dan hasil benda kerja secara keseluruhan. Pengaruh yang sama juga dapat terjadi karena penyimpangan/ketepatan (keakurasian) dalam melukis garis sumbu, penggunaan siku pada sudut bahan atau dalam menentukan garis dasar pengukuran, penempatan bahan atau komponen, penyimpangan pemotongan dan lain-lain. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam menerapkan teknik-teknik melukis/menandai, maka dapat diterapkan metode-metode pengukuran, antara lain adalah pengukuran dengan satu patokandan penerapan teknik-teknik konstruksi geometris. Next >