< Previous 393 Perlu Kamu Tahu Semakin lama waktu tubuh dalam sengatan semakin fatal pengaruh yang diakibatkannya pada manusia. Pengaruh Arus listrik pada manusia: Arus 1mA hanya menimbulkan kejutan kecil dan tidak membahayakan Arus 5 mA akan memberikan stimulasi yang cukup tinggi pada otot dan menimbulkan rasa sakit Arus 10 mA akan menyebabkan rasa sakit yang hebat. Arus 20 mA akan menyebabkan terjadinya pengerutan pada otot sehingga orang yang terkena tidak dapat melepaskan diri tanpa bantuan orang-orang lain. Arus 50 mA sudah sangat berbahaya. Arus 100 mA akan mengakibatkan kematian. 394 4. Pengamanan Bahaya Listrik Ada banyak cara/metoda pengamanan dari sentuhan langsung seperti yang akan dijelaskan berikut ini. a. Pastikan bahwa kualitas isolasi pengaman baik, dan dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan dengan baik. Memasang kabel sesuai dengan peraturan dan standard yang berlaku. Gambar 4.44 Pengamanan dengan isolasi pengaman b. Menghalangi akses atau kontak langsung menggunakan enklosur, pembatas, penghalang Gambar 4.45 Pengamanan dengan Pemagaran c. Menggunakan peralatan INTERLOCKING. Peralatan ini biasa dipasang pada pintu-pintu. Ruangan yang di dalamnya terdapat peralatan yang berbahaya. Jika pintu dibuka, semua aliran listrik keperalatan terputus (door switch) d. Pentanahan (Grounding)Earthing) Pentanahan merupakan salah satu cara konvensional untuk mengatasi bahaya tegangan sentuh tidak langsung yang dimungkinkan terjadi pada bagian peralatan yang terbuat dari logam. Untuk peralatan yang mempunyai selungkup/rumah tidak terbuat dari logam tidak memerlukan sistem ini. Agar sistem ini dapat bekerja secara efektif maka baik dalam 395 pembuatannya maupun hasil yang dicapai harus sesuai dengan standard. Ada 2 hal yang dilakukan oleh sistem pentanahan, yaitu: 1) menyalurkan arus dari bagian-bagian logam peralatan yang teraliri arus listrik liar ke tanah melalui saluran pentanahan 2) menghilangkan beda potensial antara bagian logam peralatan dan tanah sehingga tidak membahayakan bagi yang menyentuhnya. Dengan saluran pentanahan peralatan jauh lebih aman. Karena itu, saluran pentanahan ini juga disebut Saluran Pengaman. Walaupun begitu, untuk menjamin keefektifan saluran pentanahan, perlu diperhatikan bahwa sambungan-sambungan harus dilakukan secara sempurna. 1) Setiap sambungan harus disekrup secara kuat agar hubungan kelistrikannya bagus guna memberikan proteksi yang baik; 2) Kabel dicekam kuat agar tidak mudah tertarik sehingga kabel dan sambungan tidak mudah bergerak. Dengan kondisi sambungan yang baik menjamin koneksi pentanahan akan baik pula dan bisa memberikan jaminan keselamatan bagi orang-orang yang mengoperasikan peralatan yang sudah ditanahkan. (a) koneksi (b) hubungan alat dan pengguna (c) aliran arus Gambar 4.46 Pengawatan kabel pentanahan e. Alat Proteksi Otomatis Alat-alat proteksi otomatis terhadap tegangan sentuh. Peralatan ini tidak terbatas pada pengamanan manusia dari sengatan listrik, namun berkembang lebih luas untuk pengamanan dari bahaya kebakaran. Jenis-jenis alat proteksi yang banyak dipakai, antara lain adalah: Residual Current Device (RCD), Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) dan Ground Fault Circuit Interruptor (GFCI). Walaupun berbeda-beda namun secara prinsip adalah sama. Yakni, alat ini akan bekerja/aktif bila mendeteksi 396 adanya arus bocor ke tanah. Karena kemampuan itulah, arus bocor ini dianalogikan dengan arus sengatan listrikyang mengalir pada tubuh manusia. 1) Residual Current Device (RCD) Gambar 4.47 menunjukkan gambaran fisik sebuah RCD untuk sistem fasa tunggal dan diagram skemanya. Prinsip kerja RCD dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan gambar diagram skematik Gambar 4.47 b. (a) Gambaran fisik RCD (b) diagram skematik RCD Gambar 4.47 Contoh pengaman otomatis Iin : arus masuk Iout : arus keluar IR1 : arus residual yang mengalir ke tubuh IR2 : arus residual yang mengalir ke tanah Min : medan magnet yang dibangkitkan oleh arus masuk Mout : medan magnet yang dibangkitkan oleh arus keluar. Dalam keadaan terjadi arus bocor : - arus keluar lebih kecil dari arusmasuk, Iout < Iin; - arus residu mengalir keluar setelah melalui tubuh manusia atau tanah; - karena Iin>Iout maka Min>Mout - akibatnya, akan timbul ggl induksi pada koil yang dibelitkan pada toroida; - ggl induksi mengaktifkan peralatan pemutus rangkaian 397 (a) Diagram rangkaian (b) Pemasangan pada beban (lokal) (c) Pemasangan Terpusat Gambar 4.48 RCD/ELCB Fasa-Tiga Skema diagram untuk sistem fasa tiga ditunjukkan pada Gambar 4.48. Prinsip kerja pengaman otomatis untuk sistem fasa tiga ditunjukkan pada Gambar 4.48 (a). Bila tidak ada arus bocor (ke tanah atau tubuh manusia) maka jumlah resultant arus yang mengalir dalam keempat penghantar sama dengan nol. Sehingga trafo arus(CT) tidak mengalami induksi dan triggerelektromagnet tidak aktif. Dalam hal initidak terjadi apa-apa dalam sistem. Namun sebaliknya bila ada arus bocor, maka jumlah resultant arus tidak sama dengan nol, CT menginduksikan tegangan dan mengaktifkan trigger sehingga alat pemutus daya ini bekerja memutuskan beban dari sumber (jaringan).Gambar 4.48 b dan c memperlihatkan pemakaian CRD/ELCB. Bila pengamanan untuk satu jenis beban saja maka RCD dipasang pada saluran masukan alat saja. Sedangkan bila pengamanan untuk semua alat/beban dan saluran, 398 maka alat pengaman dipasang pada sisi masukan/sumber semua beban. Mana yang terbaik, tergantung ari apa yang diinginkan. Kalau keinginan pengamanan untuk semua rangkaian, Gambar 4.48 c yang dipilih. Namun perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya, karena semakin besar kapasitas arus yang harus dilayani maka harga alat akan semakin mahal pula walaupun dengan batas arus keamanan (bocor) yang sama. Untuk alat-alat yang dipasang di meja, cukup dengan arus pengamanan DIn=30 mA. Untuk alat-alat yang pemakaiannya menempel ke tubuh (bathtube, sauna, alat pemotong jenggot, dll)digunakan alat pengaman dengan arus lebih rendah, yaitu DIn = 10 mA. Untuk pengamanan terhadap kebakaran (pemasangan terpusat) dipasang denganDIn= 500 mA. d. Pengaman peralatan portabel Metode pengamanan peralatan listrik portabel dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu Alat Kelas I dan Kelas II. Sedangkan untuk alat-alat mainan dikategorikan Alat Kelas III. Alat Kelas I adalah alat listrik yang pengamanan terhadap sengatan listrik menggunakan saluran pentanahan (grounding). Alat ini mempunyai selungkup (casing) yang terbuat dari logam. Alat Kelas II adalah alat listrik yang mempunyai isolasi ganda, di mana selungkup atau bagian-bagian yang tersentuh dalam pemakaiannya terbuat dari bahan isolasi. Pada alat kelas initidak diperlukan saluran pentanahan. Berikut ini adalah contoh alat yang termasuk Kelas I dan Kelas II. Gambar 4.49 Contoh klasifikasi pengamananalat portabel 5. Bahaya Kebakaran dan Peledakan Banyak peristiwa kebakaran dan peledakan sebagai akibat dari kesalahan listrik. Peristiwa ini memberikan akibat yang jauh lebih fatal dari pada peristiwa sengatan listrik karena akibat yang ditimbulkannya biasanya jauh lebih hebat. 399 Akibat ini tidak terbatas pada jiwa namun juga pada harta benda. Lebih-lebih lagi bila melibatkan zat-zat berbahaya, maka tingkat bahayanya juga akan merusak lingkungan. Oleh karena itu, peristiwa semacam ini harus dicegah. Gambar 4.50 Bahaya Kebakaran dan Peledakan Penyebab Kebakaran dan Pengamanan diantaranya adalah: a. Ukuran kabel yang tidak memadai. Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah besar arus nominal yang akan dialirkan melalui kabel/penghantar tersebut sesuai dengan lingkungan pemasangannya, terbuka atau tertutup. Dasar pertimbangannya adalah efek pemanasan yang dialami oleh penghantar tersebut jangan melampaui batas. Bila kapasitas arus terlampaui maka akan menimbulkan efek panas yang berkepanjangan yang akhirnya bisa merusak isolasi dan atau membakar benda-benda sekitarnya. Agar terhindar dari peristiwa kapasitas lebih semacam ini maka ukuran kabel harus disesuaikan dengan peraturan instalasi listrik. Gambar 4.51 Ukuran kabel 400 b. Penggunaan adaptor atau stop kontak yang salah, yang dimaksudkan di sini adalah penyambungan beban yang berlebihan sehingga melampaui kapasitas stop-kontak atau kabel yang mencatu dayanya. Gambar 4.52 Pemakaian stop-kontak yang salah c. Instalasi kontak yang jelek Gambar 4.53 Koneksi yang kendor d. Percikan bunga api pada peralatan listrik atau ketika memasukkan dan mengeluarkan soket ke stop-kontak pada lingkungan kerja yang berbahaya di mana terdapat cairan, gas atau debu yang mudah terbakar. e. Untuk daerah-daerah seperti ini harus digunakan peralatan anti percikan api. Gambar 4.54 Lingkungan sangat Berbahaya Kondisi abnormal sistem kelistrikan Gambar4.55 mengilustrasikan arus kesalahan (abnormal) yang sangat ekstrim yang bisa jadi menimbulkan 401 kebakaran dan atau peledakan, yaitu: Terjadinya hubung singkat antar saluran aktif L1, L2, dan L3; Hubung singkat ke tanah (hubungtanah) antara saluran aktif L1, L2,L3 dengan tanah; Bila ada kawat netral bisa terjadi hubung singkat antara saluran aktif L1, L2, L3 dengan saluran netral. Untuk mencegah potensi bahaya yang disebabkan oleh kondisi abnormal semacam ini adalah pemasangan alat proteksi yang tepat, seperti sekering, CB, MCB, ELCB, dll. Gambar 4.55 Jenis Arus Kesalahan 402 D. Komponen Kelengkapan Kelistrikan 1. Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai/pelanggan listrik (untuk keperluan rumah tangga, sosial, usaha/bangunan komersial, gedung pemerintah dan instansi, maka perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik. APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenaga listrikan (PT. PLN), sebagai dasar dalam pembuatan rekening listrik. Pada sambungan tenaga listrik tegangan rendah, letak penempatan APP dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.56 Diagram satu garis sambungan tenaga listrik tegangan menengah Keterangan: GD : Gardu Distribusi TR : Jaringan tegangan Rendah SLP : Sambungan Luar Pelayanan SMP : Sambungan Masuk Pelayanan SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah APP : Alat Pengukur dan Pembatas PHB : Papan Hubung Bagi IP : Instalasi Pelanggan SLTR yang menghubungkan antara listrik penyambungan pada GD/TR merupakan penghantar di bawah atau di atas tanah. Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa pengukuran yang dimaksud adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Adapun alat ukur/instrumen yang digunakan adalah alat pengukur : Kwh, KVARh, KVA maksimum ,arus listrik dan tegangan listrik. Sistem pengukurannya ada dua macam, yaitu : Next >