< Previous 120 Definisi lacquer yang berlaku sekarang, ialah suatu bahan reka oles yang mempunyai kemampuan membentuk lapisan film, dengan pengeringannya melalui penguapan thinner. 3) Thinner Thhinner sebagai bahan pengencer Beberapa kriteria pengaruh thinner pada proses finishing semprot Kelarutan cat NC Waktu pengeringan Pot life Resistensi cat 4) Apakah Nitroselulose Nitroselulose adalah salah satu resin berbahan baku selulose yang berasal dari serat kayu atau pulp pohon koniverus seperti pinus atau dari hasil serat kapas (cotton linter). Serat selulose direbus dengan bahan kaustik sehingga bersih dari debu dan kotoran. Melalui reaksi pencampuran dalam tabung agitasi dan reaktor stainless stell, dengan bahan asam nitrat (HNO3) serta asam sulfat (H2SO4), dengan proses nitrasi serta pelarutan dan pengendapan, selulose dan air dapat dipisahkan. Hasil nitrasi tersebut berupa tepung nitroselulose, pada umumnya diperdagangkan dalam bentuk lekat atau cairan, yakni dengan pelembaban oleh kelompok alkohol, seperti ethyl acohol (ethanol), isopropyl alcohol (isopropanol), atau butyl alcohol (butanol). Lekatan NC atau NC-powder wetted with 121 alcohol ini memiliki kandungan alkohol sebesar 30% sedang nitroselulosenya 70%. Lekatan NC ini harus disimpan hati-hati karena sangat mudah terbakar. Di samping itu nitroselulose yang berbahan selulose, masih banyak turunan lainnya, tergantung pada pencampuran atau pereaksian bahan selulose tersebut, misalnya dengan ester yang berasal dari asam anorganik, ester yang berasal dari asam organik, sehingga berturut-turut terdapat produk berbahan selulose sebagai berikut. Ester dari asam anorganik adalah celulose nitrate (NC). Ester dari asam organik adalah selulose asetat atau celulose asetat butyrate (CAB) Ether, mempunyai turunan methylcellulose, ethylcellulose, hydroxyethylcellulose. Bermacam-macam resin turunan selulose tersebut telah banyak dikembangkan dan semua berperan penting sebagai bahan industri serta merupakan bahan utama dalam industri cat dan bahan reka oles. Namun, dari semua turunan produk selulose, selulose nitrate atau nitroselulose lah yang paling sukses, paling ekonomis, serta paling luas digunakan dalam industri cat masa kini. Dalam aplikasinya, resin NC tidak dapat digunakan tunggal karena mempunyai sifat rapuh atau membentuk lapisan film yang getas, oleh karena itu harus ada bahan penambah (additive), yaitu sejenis minyak nondrying, yang mempunyai kedalaman minyak pendek (short oil), misalnya minyak kelapa, minyak jarak, asam lemak sintetik. Dengan penambahan minyak nondrying itu, lapisan film yang terbentuk menjadi lentur serta elastis 122 namun cukup keras sebagai pelapis dan pelindung benda kerja. Minyak penambah sifat lentur biasa disebut plasticizer. Selulose nitrat pertama kali ditemukan oleh beberapa orang ahli kimia pada awal abad ke-19, yaitu Braconnet dari Perancis (1833), Schonbein dari Swiss (1845), dan Parkes dari Inggris (1855). Pada awalnya, Parkeslah yang memproduksi selulose nitrat serta mengkomersialkan sebagai bahan reka oles. Pada tahap awal itu, perkembangan kualitas teknik bahan itu sangat lambat karena keterbatasan bahan pelarut (solvent) yang dipakai sebagai pengencer (thinner). Situasi kurang menggembirakan pada awal resin nitroselulose mulai tersingkap sejak pelarut amil asetat (amyl acetat) ditemukan oleh J.H. Stevens dari Amerika Serikat (1882). Dengan penemuan amil asetat, terjadilah perubahan besar-besaran dalam dunia industri bahan reka oles, khususnya industri lak nitroselulose modern. Amil asetat merupakan pelarut aktif dari NC dengan penguapan lambat. Permukaan lapisan film nitroselulose menjadi lebih mengkilap, halus, licin, serta rata. Demikian pula, permukaan lapisan cat tidak kusam dan tidak mengabut (blushing). Dengan adanya amil asetat ini, permintaan pengecatan mobil dan furnitur dengan bahan nitroselulose menjadi tinggi. Bisa juga dimulai penggunaan conveyor atau ban berjalan bagi pabrik berskala besar dengan sistem cepat kering oleh bahan reka oles nitroselulose ini. Dibandingkan bahan reka oles lainnya, seperti politur, sintetik resin alkid enamel, dan vernis kopal, cat dan vernis berbahan resin NC ini lebih unggul dalam 123 penampilan hasil reka olesnya. Demikian pula cat baru ini lebih ekonomis bila diperhitungkan dari sisi nilai manfaat dan biaya yang dikeluarkan guna aplikasinya. Singkatnya waktu untuk menyelesaikan reka oles atau finishing kendaraan dengan NC merangsang pula peningkatan industri mobil. Nitroselulose dengan tingkat kekentalan tinggi dapat dipakai untuk pengecatan barang-barang yang tidak kaku, misalnya kulit dan tekstil. Nitroselulose dengan tingkat kekentalan rendah dipakai dalam pembuatan cat lak atau cat duko dengan campuran kadar padat yang tinggi, tetapi mudah diencerkan untuk memenuhi ketebalan film sesuai dengan yang ditetapkan oleh ketentuan penyemprotan. Di Indonesia, cat nitroselulose dipakai untuk reka oles furmitur duco dan untuk reka oles ulang atau refinishing pada mobil dan kendaraan yang cacat akibat tabrakan. Kini perusahaan perakit/karoseri tidak lagi mengandalkan cat duco atau lak yang kering udara (air dry), tetapi lebih memanfaatkan cat oven atau baking paint yang cocok untuk cat baru dan tahan lebih lama bagi mobil yang terkena matahari dan ultra violet langsung. Furnitur atau perabot duko yang berada di dalam ruang tentu masih banyak memanfaatkan cat lak atau duko ini. Produk ekspor, terutama perabot reproduksi dari zaman keemasan Chippendale, Rokoko, Baroque, Renaissance, banyak yang harus direka oles dengan nitroselulose. Pembeli menginginkan kualitas reka oles dengan mutu tingkat tinggi. Memang terdapat juga finishing lain bagi perabot repro, yaitu precatalisator, 124 melamine, dan polyurethane. Namun, NC lebih unggul untuk variasi dan kreasinya, baik dalam pemakaian glaze, poles, dan kemungkinan perbaikannya di tempat. Beberapa kelemahan NC adalah mudah melunak dan lengket apabila terkena panas (thermoplastic) sehingga acap kali timbul problem lengket (sticky) dengan bahan pembungkusnya sewaktu diekspor memakai kontainer, akibat panas yang dapat mencapai 60-80°C. Untuk itu, dinding kontainer perlu dilapisi dengan bahan peredam panas. Kita dapat juga memilih bahan reka oles NC yang di dalam formulanya mengandung bahan pelicin atau slip agent sehingga tidak saling lengket. Selama aplikasi, penggunaan bahan reka oles nitroselulose tidak menyulitkan dibandingkan apabila kita menggunakan jenis bahan reka oles lain yang terdiri dari dua komponen, yaitu resin dasar dan pengerasnya. Kebaikannya terutama pada pembersihannya setelah usai bekerja, serta tidak mengotori lingkungan sekitar ruang semprot. Karena NC mengering oleh penguapan thinner semata dan terdiri dari bahan satu komponen, maka lekatan yang ada di pistol semprot dan alat reka oles mudah dilarutkan lagi atau dicuci dengan thinner hingga bersih kembali. 5) Sistem Nitroselulose Natural Transparan (NC) Pengisian Pori Kayu o Gunakan wood filler solvent base maupun water base o Amplas nomor 180-240 125 o 5 menit tunggu kering, amplas habis o Pelapisan Permukaan o Sanding sealer NC o Amplas nomor 320 o 30 menit amplas ringan o Pelapisan Akhir o Nitroselulose Clear o Penampilan gloss, semi gloss, maupun doft o Catatan o Ruang yang digunakan untuk pengeringan harus bersirkulasi udara baik, mengingat keringnya dengan cara penguapan. 6) Nitroselulose Natural Transparan Nitroselulose natural transparan disebut pula vernis duko tanpa warna atau NC clear. Disebut natural transparan karena menampilkan pola serat kayu alami dan menunjukkan warna asli jenis substrat kayu. Adapun transparan berarti tembus pandang. Hasil reka olesnya bening seperti ditutup kaca. Karena natural transparan atau bening alami, maka hasil reka olesnya secara sepintas hampir sama dengan hasil reka oles politur natural, atau sama penampilannya dengan vernis alkid maupun vernis kopal. Yang membedakan hanyalah kualitas, harga, dan kecepatan kerjanya. Reka oles nitroselulose natural transparan ini mempunyai lapisan film yang halus, licin, lebih mengkilap (dapat pula buram indah atau mat-dof), tahan benturan, 126 dan kemampuan untuk dipolis baik. Untuk pemakaian reka oles jenis semi pori terbuka, penggunaan NC clear atau transparan ini baik sekali. Ini karena lapisan film yang dibentuk oleh NC sangat tipis serta dapat disemprotkan dengan encer melapisi permukaan kayu yang berpori kecil atau bertekstur halus sampai dengan sedang, misalnya kayu ramin (Gonystylus bancanus Kurz), damar (Agathis Borneensis Warb), pinus (Pinus mercusii), mahoni (Swietenia mahagoni), jelutung (Dyera constulata), eboni (Diospyros celebica Bakh), tanpa menutup kedap. 7) Wood filler Wood filler berfungsi sebagai bahan pengisi pori-pori atau lubang pada kayu. Wood filler yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut : Dapat mengisi pori-pori dengan baik, cepat kering, mudah diampelas, dan dapat menyerap warna atau bahan lapisan finisihing di atasnya dengan baik. Dilihat dri bahan pengencernya wood filler dapat digolongkan kepada: Wood Filler yang dilarutkan dengan air. Wood Filler dengan bahan pembawa minyak. Wood Filler dengan bahan resin sintetik. Penggunaan wood filler ini akan sangat tergantung pada sifat dan jenis kayu yang akan diproses finishing serta jenis bahan finishing yang akan diaplikasikan. Wood Filler. Wood Filler berfungsi untuk menutupi pori-pori atau lubang-lubang kecil pada permukaan kayu. Wood Filler 127 atau dempul telah banyak dipormulasi untuk sistem finishing kayu. Wood Filler dalam penggunaannya dapat dengan menggunakan kape atau dengan kuas lalu diratakan dengan kain majun dan dihaluskan dengan ampelas. Gambar Contoh warna wood filler solvent base 8) Dempul (Putty) Fungsi utama bahan dempul adalah sebagai pengisi kerusakan seperti menutupi lubang akibat pukulan, celah sambungan yang tidak rapat, benturan lubang-lubang jarum pada kayu yang bersifat lebih besar dari pori-pori kayu. Pada pekerjaan finsihing kayu, dempul dibedakan menurut penggunaannya sebagai berikut : Untuk finishing politur, dempul terbuat dari lilin (parafin) yang dicampur dengan oker, dan arpus lalu dipanaskan. Untuk cat duco (putty-grey), atau biasa disebut dempul plastik Untuk finishing transparan dengan dempul wood filler NC dan lain-lain. 128 i) 9) Peralatan dan Perlengkapan. Fasilitas sederhana yang umumnya harus dimiliki suatu bengkel finishing adalah sebagai berikut : Spray Booth. Adalah suatu ruangan khusus yang didesain untuk bebas debu dan kotoran. Ruangan ini dilengkapi dengan alat penerangan dan pemanas yang dapat diatur/disetel. Compressor. Untuk menyediakan dan menyuplay udara secara terus menerus pada saat proses finishing dilaksanakan. Slang Udara. Sebagai saluran udara dari compressor ke spray gun. Regulator. Pengatur tekanan udara dari compressor. Air Tranformer ( Filler Air ). Untuk menyaring udara dari compressor berupa oli, uap air dan kotoran lainnya. Spray Gun. Untuk menyemprotkan bahan finishing dengan bantuan tekanan udara dari compressor. 10) Perlengkapan pendukung adalah sebagai berikut : Kape, untuk mengolesi dempul/plamur. Pisau dempul Untuk mengolesi dempul pada bagian-bagian tertentu. Sanding block, untuk landasan pengampelasan. Kuas/ Sapu-sapu, untuk pekerjaan penguasan. Mesin ampelas portable disc sander dan orbital 129 sander Masker penutup hidung Yang dilengkapi dengan obat khusus. Gunting dan cutter Masking tape Viscosity cup Majun Kaleng pengaduk campuran Tongkat pengaduk cat Rak tempat penyimpanan cat dan perlengkapannya SPRAY GUN Spray Gun Tipe Isap/Vacum Salah satu jenis alat semprot sederhan yang sering dipakai adalah: spray gun tipe isap/vacuum atau tipe suction. Tipe ini umumnya digunakan dibengkel-bengkel dimana pekerjaan finishing hanya dilaksanakan dalam jumlah kecil. o Proses kerjanya. Cat mengalir dari tangki semprot melalui pertolongan pipa hampa udara dengan cara menarik cat atas adanya perbedaan tekanan udara dalam tabung dengan tekanan udara dimulut air cup. Next >