< Previous 110 Pencil brushes : untuk perbaikan dan coating / Tusir Stain brushes : kuas pipih berbagai ukuran untuk pewarnaan. Dusting brushes :kuasuntuk membersihkan benda kerja,kuas ini tidak boleh kena minyak. Dulling brushes : seperti halnya sikat sepatu untuk membuat permukaan polishing menjadi dof. Kain Pemoles ( Polishing Rubber ) Suatu alat yang sangat penting untuk memoleskan politur pada permukaan benda kerja adalah kain pemoles / rubber. Pemakaian rubber memerlukan suatu keterampilan yang lebih untuk mendapatkan hasil kerja yang berkualitas bagus, cepat, tepat, dan efisien, serta hasil mengkilap. Tukang politur yang profesional memiliki tiga macam rubber yang tersimpan pada tempat / container yang kedap udara. Pada proses skinning-in dipakai rubber yang baru. Pada proses bodying-up dipakai rubber yang telah dipakai pada proses skinning-in. Pada proses stiffening-out dipakai rubber yang telah dipakai pada proses skinning-in,rubber yang baru atau bekas dipakai pross bodying-up tidak dipakai untuk proses stiffening-out. Material untuk Membuat Rubber Material untuk membuat rubber pada umumnya dibuat dari wool katun dan kain katun ukuran 20 cm x 20 cm persegi empat. Kain katun tersebut dibuat/ dibntuk seperti ditunjukkan pada lampian 1, rubber ini sangat bagus untuk proses skinning-in. Wool katun diremas – remas dan dibungkus dengan kain katun atau kain flannel, besar dan kecilnya rubber 111 tergantung dari pemakaiannya. Penyimpanan Rubber Rubber yang digunakan untuk finishing politur ini tidak harus selalu memakai rubber yang baru, rubber yang lama akan lebih bagus dipakai, dengan catatan rubber tersebut disimpan dengan benar. Cara penyimpanan rubber dengan cara menaruhnya didalam tempat / container yang kedap udara agar kondisi tetap lembab dan dibedakan pula tempatnya sesuai dengan kegunaan dari rubber tersebut. 5) Tahapan aplikasi a) Menutup Pori dengan Filler/Wood tilling in Agar permukaan kayu lebih padat dan pejal secara merata, maka pori-pori kayu dilabur/ditutup dengan filler. Filler dapat dibuat dari kapur tembok atau batu apung, namun hasil wood tilling in kurang bagus, untuk menghasilkan wood tilling in yang terbaik, dianjurkan menggunakan wood filler yang telah jadi dan dapat diperoleh dipasaran dengan mudah. Setelah benda kerja di filler dan diberi cukup waktu untuk proses pengeringan filler, kemudian dilakukan pengampelasan filler dari permukaan benda kerja, sehingga permukaan tersebut benar-benar halus. Disarankan agar filler tidak tertinggal dipermukaan benda kerja, dengan kata lain filler hanya mengisi/menduduki pori-pori saja. Pekerjaan menutup pori dengan filler dilakukan terutama pada permukaan kayu pori terbuka (open grain). Permukaan kayu yang telah cukup padat tidak perlu di filler, karena lapisan coating telah cukup efektif untuk menutupi porinya. b) Polesan Politur/Coating Sebelum dilakukan coating permukaan benda kerja harus dicek secara keseluruhan apakah sudah bisa dinyatakan bahwa pekerjaan coating bisa dimulai. Pemeriksaan ini 112 sampai pada tempat – tempat yang sulit dijangkau oleh penglihatan da perabaan dengan tangan terutama pada pojok – pojok atau sudut – sudut konstruksi. Jika mendapatkan filler yang masih menempel pada permukaan benda kerja dapat dibersihkan dengan cara melembabkan filler tersebut dengan minyak tanah kemudian digosok ringan dengan ampelas nomor 240. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan sangat hati – hati agar warna tidak berubah karena pengaruh dari gosokan ampelas dan tetap sama dengan warna sekelilingnya. Jika tedapat filler berada pada pojok, dibersihkandengan menggunakan scrapper tumpul agar tidak melukai benda kerja. Apabila secara keseluruhan proses pemeriksaan selesai,bersihkanlah benda kerja sekali dengan menggunakan ampelas nomor 240 yang sdah tumpul atau ditumpulkan,dan benda kerja dibebaskan dari debu dengan menggunakan kuas untuk mempermudah menghilangkan debu – debu pada sudut – sudutnya. c) Cara coating : Untuk melapiskan polish dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: Cara diseprotkan dengan menggunakan spray gun tidak dianjurkan untuk politur) Cara dioleskan dengan mop/kuas halus Cara dioleskan dengan polishing rubber / kain pemoles. d) Skinning – in Definisi skinning-in adalah proses lanjutan proses coting. Dengan maksud menghaluskan permukaan benda kerja. Pekerjaan skinning-in ini suatu proses yang tidak mudah,oleh karena itu banyak pertimbangan yang harus diperhatikan agar hasil skinning-in memiliki kualitas yang tinggi, antara lain : Proses skinning-in ringan Proses skinning-in dengan tekananbesar Proses gerakan rubbering 113 Dijaga kebersihan sudut saat skinning-in Perlakuan stopping pada proses skinninh-in Skinning-in pada bidang kecil Skinning-in pada permukaan yang dibatasi Kondisi polish yang dibawa oleh rubber Pencelupan rubber untuk skinning-in Proses akhir dari skinning-in Pemakaian minyak pada proses skinning-in e) Bodying – up Proses bodying-up dilakukan setelah proses skinning-in dilakukan dan dibiarkan minimum 24 jam, dengan maksud politur / French polish menyusup pada pori – pori dan permukaan benda kerja tidak ada lagi pori – pori dan permukaan benda kerja tidak ada lagi pori-pori, karena polisi sudah mongering dengan baik. Seperti halnya proses skinning-in, ada beberapa ketentuan yang diikuti agar proses bodying up menghasilkan kualitas yang baik, yaitu : Tujuan dari bodying Persiapan bodying Pergerakan rubber Rubber yang dipakai Luas bidang yang dikerjakan Luas sisi yang relatif kecil Pekerjaan stoping saat proses bodying Pemakaian methylated spirits saat proses bodying Pemakaian minyak saat bodying Pemakaian rubber kecil Penyelaan pekerjaan saat bodying Proses bodying dengna tekanan ringan Proses bodying dengan tekanan besar Pencelupan dengan pemakaian rubber Kandungan polish pada rubber Hasil dari finishing yang bagus Proses bodying pada permukaan yang dibatasi 114 f) Stiffening – out Stiffening out adalah proses menghilangkan minyak (yang dilakukan pada saat proses bodying) untuk mendapatkan permukaan yang jernih dan bersih. Ketentuan pokok yang harus selalu diingat saat stiffening dilakukan adalah : Tidak menggunakan rubber yang telah rusak, sebaiknya diambil dari container yang disediakan untuk menyimpan rubber stiffening. Tidak dianjurkan memakai rubber baru. Tidak dianjurkan memakai rubber yang basah. Dianjurkan pemakaian rubber dengan tekanan yang ringan. Menggerakkan rubber haruys lurus tidak boleh melengkung. Perjalanan rubber dianjurkan tidak berhenti pada permukaan benda kerja. Penyelaan pekerjaan di saat stiffening harus dihindari 6) EstimasiBiaya Finishing Politur (FrenchPolish) Perhitungan anggaran biaya pekerjaan politur secara tepat, diperlukan ketelitian dan pengalaman dalam mengestimasi, baik harga, bahan dan waktu pengerjaan, sehingga diperoleh angka koefisien harga yang benar. Berikut ini disajikan cara menghitung anggaran biaya pekerjaan politur berdasarkan Daftar Analisis atau BOW yang angka koefisiennya relatif lebih aman. o Biaya Bahan Biaya bahan pekerjaan politur dihitung dengan satuan luas per 1m2. Selanjutnya hitung luas permukaan benda kerja atau bagian konstruksitertentu yang akan dipolitur, kemudian hasil hitungan luas (dalam m2) dikalikan dengan harga satuan bahan untuk tiap 1meter 115 persegi. Analisis perhitungan biaya bahan untuk tiap 1m2 pekerjaan politur, adalah sebagai berikut ( Menurut Analisis Koefisien/ BOW) : Gambar contoh gambar kerja untuk perhitungan volume pekerjaan Tabel : Luas Bidang Tiap Bagian Furnitur NO LUAS TIAP BIDANG SELIMUT (cm2) LUAS (cm2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 70 x 45 = 3150 2 x 2 x 45 = 180 2 x 2 x 70 = 280 2 x 8 x 37 = 592 2 x 8 x 62 = 992 16 x 2 x 4 = 128 2 x 2 x 29 = 116 2 x 2 x 54 = 216 16(3+4 x 20) = 1920 2 3150 180 280 592 992 128 116 216 1920 6774 cm2 Jumlah luas bidang yang akan dipolitur 0,6774m2 116 (Contoh perhitungan bahan politur) Analisis Harga Bahan per 1m2 Pekerjaan Politur (An.K) 0,0168 kg Sirlak @ Rp. 90.000,00 = Rp. 1.550,00 0,0666 kg Wooden Putty @ Rp. 36.500,00 = Rp. 2.450,00 0,33 liter Spirtus @ Rp. 9.000,00 = Rp. 2.950,00 0,083 kg Wood filler @ Rp. 23.000,00 = Rp. 1.950,00 0,083 kg Wood stain @ Rp. 56.000,00 = Rp. 4.650,00 0,166 lembar ampelas @ Rp. 2.000,00 = Rp. 350,00 + Jumlah Harga Bahan = Rp.13.900,00 Jadi Harga Bahan per 1m2 pekerjaan politur untuk satu kali (tahapan pertama) Adalah Rp. 13.900,00,- ......................... (I) Bila suatu produk (misal Meja kecil) dengan luas bidang polituran = 0,6774m2, maka biaya bahan (Untuk satu kali tahapan pertama) = 0,6774 x Rp. 13.900,00 = Rp. 9425,00,- Untuk Lapisan/ Tahapan kedua, ketiga dan seterusnya, estimasi harga bahan tidak termasuk dempul, filler, dan stain, adalah : Rp. 1550 + Rp. 2950 + Rp. 350 = Rp. 4850,00,- .............................. (II) Biaya Upah Tenaga Kerja Finishing Politur Biaya upah pekerjaan Politur dihitung dengan satuan tiap 1m2 luas 117 bidang permukaan polituran sebagai berikut : 0,145 Tukang Politur @ Rp. 40.000,00 = Rp. 5.800,00 0,09 Pembantu tk @ Rp. 30.000,00 = Rp. 2.700,00 0,05 Pengawas @ Rp. 60.000,00 = Rp. 3.000,00+ Jumlah Biaya Upah = Rp. 11.500,00 Biaya upah tenaga kerja pekerjaan Politur per 1m2 (Harga Jadi) = Rp. 11.500,00 ......................... (III) Estimasi Biaya Pekerjaan Finishing Politur Minimal Dua Lapis/ Dua Tahap Adalah : (I) + (II) + (III) = Rp. 13.900 + Rp. 4.850 + Rp. 11.500 = Rp. 30.250,00 118 6Kegiatan Belajar 6; Mengenal Bahan Melamik( Finishing Semprot) a) Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari dan mengikuti kegiatan belajar 4, peserta diharapkan mampu memahami Bahan bahan : o Melamine dan Nitro Celulose system o pengecatan duco pada kayu o material finishing semprot ramah lingkungan o finishing efek khusus o proses finishing semprot b) UraianMateri 1) Pengamatan Sebelum kalian mengikuti pelajaran coba kalian bayangkan seandainya sebuah meja yang belum difinishing atau dicat kalian tutupi dengan plastik tipis penutup makanan atau plastik meja yang tipis, apa yang kalian lihat ?.Bersih, indah terliahat tektrus kayu serta tahan terhadap sesuatu cairan yang dapat menembus permukaan kayu, nah sekarang bayangkan seandanya juga sebuah cairan bahan finishing yang cair dan tranparan melapisi permukaan furnitur dan dapat mengering dan melindungi dari sesuatu yang dianggapnya akan merusak permukaan, Diskusikan dengan temanmu coba kalian temukan bahan finishing yang kalian ketahui yang sifatnya sesuai dengan kondissi cerita diatas ?,pelajari materi tentang finishing dengan bahan melamin , NC atau finishing transparan polish fahami buku bahan ajar ini atau carilah sumber informasi lain yang dapat memberikan penguatan pada pengetahuan dan buat kesimpulanmu dan presentasikan 119 didepan kelas setelah diskusi selesai. 2) Melamine dan Nitro Selulose System Finishing merupakan tahapan pengerjaan terakhir yang sangat penting dan menentukan. Pemilihan bahan finishing yang tepat dan diimbangi dengan cara pengerjaan yang benar akan menghasilkan pekerjaan yang bermutu dan bernilai tambah yang tinggi. Tujuan finishing adalah untuk mencapai sasaran peningkatan mutu yang unik dan nilai tambah barang//hasil produksi. Selulose nitrate, atau lebih dikenal dengan nitroselulose, sering disingkat dengan NC, adalah salah satu resin yang banyak digunakan di dalam bidang finishing. Selain NC, kebanyakan tukang reka oles menyebutnya pula dengan istilah duko (duco). Bila bahannya mengandung pewarna, maka cat itu disebut cat duko, sedangkan untuk jenis produk yang bening, transparan, tak berwarna, disebut NC clear atau vernis duko. Pada kemasan kaleng NC atau duko, acapkali ditulis nama dagangnya, yaitu lacquer. Pada awalnya, lacquer adalah sebutan bahan reka oles cat atau vernis berbahan baku selulose yang berfungsi untuk meningkatkan keawetan (protective), maupun keindahan (decorative) benda kerja. Meskipun sekarang nama lacquer masih dicantumkan pada kaleng atau kemasan untuk NC, ada kecenderungan juga digunakan untuk penyebutan produk non selulose. Karena itu, definisi lacquer sudah menjadi lebih luas. Menjadi sulit bagi awam untuk membedakan ada tidaknya kandungan nitroselulose dalam sesuatu jenis cat. Next >