< Previous 50 e) Penyebab Kegagalan Perekatan Penyebab-penyebab kegagalan perekatan atau pengeleman adalah sebagai berikut: Menggunakan bahan perekat (lem) yang tidak sesuai Pengerjaan permukaan bahan yang tidak sempurna Pengaruh dari air Pengaruh dari tegangan (stress) Pengaruh korosi (corrosion) Pengaruh panas Tidak dipenuhi syarat-syarat atau prosedur dari cara pengeleman. 4. Memotong Bahan Pelapis a) Jenis Bahan Pelapis Bahan pelapis yang akan digunakan untuk laminasi terdiri dari berbagai macam bahan yang berasal dari kayu dan hasil olahannya maupun berasal dari bahan sintetis buatan pabrik. Jenis bahan pelapis untuk laminasi yang berasal dari kayu dan olahannya antara lain berupa finir, teakwood, tripleks, multipleks dan sejenisnya. Ada pula bahan pelapis sintetis hasil produksi pabrik bahan bangunan atau mebel, biasanya berbentuk lembaran antara lain seperti formica, reconsheet, finil, aluminium foil, dan sejenisnya. 2.2. Cara Memotong Bahan Pelapis Cara memotong bahan pelapis disesuaikan dengan karakteristik bahan dan kegunaan peralatan atau mesin. Untuk bahan pelapis yang berasal dari kayu dan hasil olahan seperti finir, teakwood, tripleks, multipleks dan sejenisnya bisa dipotong menggunakan peralatan tangan maupun mesin. 51 Peralatan tangan yang digunakan untuk memotong bahan pelapis bisa menggunakan berbagai macam gergaji, antara lain gergaji tripleks, gergaji punggung, dan sejenisnya tergantung karakteristik bahan pelapis tersebut. Apabila bahan pelapis tersebut dipotong menggunakan mesin, maka dapat digunakan mesin gergaji bundar bermeja atau mesin sejenisnya menurut karakteristik bahan pelapis yang akan dikerjakan. b) MengerjakanProses Laminasi Kayu (1) Peralatan Laminasi Peralatan untuk mengelem atau laminasi bisa dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu peralatan laminasi yang menggunakan alat tangan dan peralatan laminasi yang menggunakan mesin tekan (press). Mesin tekan (press) ini sangat efektif untuk melakukan pekerjaan laminasi berupa lembaran lebar sampai dengan selebar ukuran tripleks. Penekanan yang dihasilkan oleh mesin ini merata ke seluruh bidang permukaan benda kerja, sehingga Gb. 4.1. Peralatan Laminasi dan Mesin Tekan (Press) 52 (2) Persiapan Proses Laminasi Persiapan pekerjaan laminasi atau pengeleman kayu memerlukan beberapa persiapan yang harus dilakukan supaya hasil yang didapatkan bisa baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Beber Peralatan pengeleman atau laminasi yang menggunakan alat tangan antara lain adalah peralatan penjepit, tempat atau botol lem, alat untuk mengoleskan lem yaitu spatula, klos/batang kayu sebagai pelindung benda kerja. Peralatan penjepit atau klem untuk laminasi ada berbagai macam, antara lain adalah klem F, klem batang, klem rangka, klem sisi, dan klem sudut. Gambar di samping menunjukkan pengeleman lis pada lembaran benda kerja mengg unakan peralatan penjepit berupa klem sisi. Klem sisi ini sangat efektif untuk menjepit pengeleman lis pada sisi lembaran, karena mempunyai penekanan pada dua arah, yaitu arah mendatar maupun arah tegak. 53 apa hal yang perlu dipersiapkan untuk proses laminasi antara lain adalah: (a) Merencanakan waktu untuk proses laminasi. (b) Memilih jenis bahan perekat yang sesuai dengan fungsinya. (c) Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan. (d) Menyiapkan dan memeriksa peralatan yang akan digunakan. (e) Mengatur tempat kerja untuk proses laminasi. (3) Langkah Kerja Laminasi Setelah pekerjaan persiapan proses laminasi telah dikerjakan dengan baik, maka selanjutnya merencanakan langkah kerja laminasi supaya seluruh proses laminasi bisa berjalan sesuai dengan tata-cara dan ketentuan yang disyaratkan. Secara garis besar alur atau langkah kerja pengeleman kayu atau laminasi adalah sebagai berikut: (a) Persiapan Komponen Kayu Untuk menghasilkan pengeleman yang baik, salah satunya adalah kadar air kayu yang akan dilem sebaiknya memenuhi persyaratan yang ditentukan. 54 Sebaiknya prosentase kadar air kayu yang akan dilem berkisar antara 7 – 12 %. Selain itu, apabila ada perbedaan ketebalan kayu yang akan dilem, maka perbedaan tersebut maksimal 1 mm. Alangkah baiknya kalau seluruh permukaan kayu sudah diketam. (b) Persiapan Lem Setelah menentukan jenis lem yang akan digunakan, maka selanjutnya adalah menyiapkan lem tersebut sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Selanjutnya melakukan pengadukan atau pencampuran lem dengan bahan tambahan apabila diperlukan. Apabila menggunakan lem yang menggunakan bahan pencampur, maka waktu tunggu lem tersebut jangan terlalu lama karena akan mempengaruhi kualitas lem. (c) Pensortiran Kayu Pensortiran kayu merupakan langkah lanjut dari persiapan komponen kayu. Hal ini perlu dilakukan supaya kayu yang dilem memenuhi pilihan kayu yang diinginkan. Pilihlan kayu yang akan dilaminasi, sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Selain itu harus diperhatikan kesamaan warna dan pola serat kayu yang akan dilem sehingga tampak serasi dan indah. (d) Pengolesan Lem Pengolesan lem dilakukan pada bidang permukaan kayu yang akan dilem sesuai dengan ketentuan. Satu set 55 kayu yang akan dilaminasi, selanjutnya diolesi lem secara merata kedua permukaannya, dengan menggunakan spreader/ rol. Pemakaian lem + 280 gr/cm2 (e) Penekanan/ Pengepresan Penekanan dan waktu yang dibutuhkan untuk menekan hendaknya disesuaikan dengan kondisi yang diperlukan. Amati permukaan garis lem, karena sebagian lem akan meleleh ke luar, oleh karena itu disiapkan kain lap untuk segera dibersihkan sehingga pertemuan kedua bidang kayu yang dilem tersebut menjadi bersih dari sisa lem yang tidak diperlukan. 56 8. MATERI KEGIATAN 8. MENGENAL BAHAN PEMBANTU a. Tujuan Pembelajaran Dalam pembelajaran kali ini akan dibahas Mengenal alat bantu paku Alat bantu sekrup Pengunci dan penggantung Kaca sebagai bahan furnitur b. Logam dan Alumunium sebagai bahan bantu a) Uraian Materi a) Pengamatan Didesa Pak Maman ada sebuah gubug yang sudah lama umurnya disana ada beberapa perabot bahkan pintu yang digunakan tidak menggunakan peralatan bantu seperti engsel dan pengunci yang digunakan, coba kalian bayangkan apa yang kalian ketahui bila engsel yang digunakan hanya karet ban yang diikatkan dan penguncinyapun hanya dari kawat yang ikat sedemikian sederhananyan coba andaikan kalian sudah mendapatkan pengetahuan tentang penggantung dan pengunci apa yang akan kalian lakukan dengan kondisi sebagai man tersebut Diskusi Diskusikan dengan kelompokmu tentang bahan pembantu atau penunjang yang dapat digunakan dalam konstruksi furitur 57 Carilah informasi dari sumber buku bahan ajar ini atau dari sumber informasi lain yang dapat menambah pengetahuanmu, buat kesimpulan tentang bahan pembantu atau penunjang yang dapat digunakan dalam konstruksi furitur dan presentasikan setelah diskusi selesai. b) Paku sebagai alat bantu (1) Pengertian Paku Paku (nail) adalah sebuah material yang terbuat dari besi, baja, alumunium, dan kawat yang bentuknya slinder dan berujung lancip serta berkepala agak lebar. Selain paku besi dan baja terdapat juga paku-paku yang dibuat dari kuningan, logam galvanisasi dan paku-paku berlapis. Paku merupakan salah satu bahan pendukung produksi dalam dunia industri kayu yang fungsinya untuk menyambung kayu yang sifatnya permanen dan sementara. Paku umumnya terdapat banyak jenis dan ukurannya, serta fungsinya juga berbeda-beda. Selain digunakan pada kayu ada juga yang difungsikan untuk tembok. Paku juga dapat dijual per packed, bijian atau kiloan. (2) Spesifikasi (a) Paku kawat baja Paku kawat baja merupakan jenis paku yang umumnya digunakan oleh masyarakat. Kepala paku ini diberi goresan (grid) untuk menahan tekanan saat proses pemakuan, leher paku dibuat kasar agar cengkeraman pada kayu lebih kuat. Paku jenis 58 ini biasa diterapkan pada balok ukuran 8 x 10 dan 8 x 8 cm. Jenis-jenis dan ukuran paku kawat baja adalah: Paku usuk : 5 inchi, 4 inchi,3 inchi, 3 3/4 inchi , 2 1/5 inchi Paku reng : 1 1/5 inchi,1 inchi Paku ternit : 3/4 inchi Paku triplek : 3/4 inchi, 1/2 inchi (b) Paku Payung Paku ini dinamakan paku payung karena kepala paku ini menyerupai payung. Paku ini terbuat dari besi yang dilapisi galvanis. Biasanya digunakan pada pemakuan seng, asbes, fiber, dan kayu. Tetapi khusus penggunaannya pada kayu tidak umum digunakan. Berdasarkan jenisnya, paku payung terdiri dari tiga jenis yaitu: Paku payung seng/asbes : 2 1/2 inchi Paku pinus : 3/4 inchi Paku payung ulir : 2 1/2 inchi (c) Paku Beton Paku beton memiliki 7 ukuran yang berbeda. Paku ini sering digunakan pada beton atau dinding bangunan. Paku ini terbuat dari baja. Umumnya dijual per packed dan per-biji. Paku ini memiliki kelebihan yaitu: keras, dan tahan terhadap karat. Paku beton berjumlah 144 biji dalam 1 packed/dos. Adapun ukuran yang terdapat adalah: paku 4 inchi, 3 inchi, 2 3/4 inchi , 2 1/4 inchi, 1 1/2 inchi, dan 1 inchi. (d) PakuBengkirai 59 Paku bengkirai biasa digunakan untuk memaku jenis kayu keras seperti giam, bakau, gelugu, dan bengkirai. Paku ini terdiri dari campuran besi dan baja yang dilapisi galvanis. Paku bengkirai sering diterapkan pada kusen pintu dan jendela. Adapun ukurannya yaitu : 4 1/4 inchi, 4 inchi, 2 inchi, dan 1 inchi. (e) Paku Etalase/Pivet Paku jenis etalase ini memiliki 2 komponen, digunakan pada sambungan papan olimpic yang jenis kayunya berfinir. Bahannya terbuat dari besi yang dilapisi cadmium/galvanis. Adapun ukurannya adalah: 2 inchi, 1 3/4 inchi, 1 3/4 inchi. (f) Paku Venner Pin Pakuvenner merupakan jenis paku yang batangnya kecil dan besinya tidak terlalu keras. Paku venner khusus diterapkan pada papan yang terbuat dari venner (serbuk kayu). (g) Paku Duplex Paku duplex sering diterapkan pada bangunan yang akan dicor dan pada ujung kepala paku dapat diikat dengan kawat, sehingga memudahkan untuk menahan kawat tersebut. Paku duplex terbuat dari baja dan pada batangnya dibuat grid agar cengkraman pada kayu atau beton lebih kuat. Adapun ukurannya yaitu: 2 inchi, 2 1/2 inchi, 3 inchi, 3 1/2 inchi, 4 inchi. (h) Paku Tembok (panel pin) Next >