< Previous 40 ber material yang sangat menjanjikan dan mempunyai nilai potensial yang tinggi sebagai produk unggulan dalam negeri untuk menghadapi serbuan produk global. Dibandingkan dengan kayu, bambu tumbuh dengan cepat karna bambu tergolong pada tumbuhan rumput, dalam 40-50 hari bambu dapat tumbuh hingga 47 inci dengan tinggi 78 hasta. Bambu mencapi kematangan penuh setelah berusia sekitar 3-5 tahun, sedangkan kayu keras tradisional membutuhkan waktu sekitar 20-120 tahun untuk menghasilkan kualitas yang bagus. Penggunaan bambu sebagai bahan alternatif pada furnitur merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak global warming pada hutan hijau sebagai paru-paru bumi, material bambu juga tidak memerlukan refinished sesering kayu keras lainnya. Keunggulan bambu saat ini telah dimanfaatkan dan sangat mungkin untuk dikembangkan dengan dukungan teknologi pengolahan bambu menjadi material dasar seperti : Struktur rangka bangunan berupa balok, komponen-komponen interior, furnitur, kusen, bingkai gambar dan komponen dekoratif rumah dan kerajinan . Meningkatnya kebutuhan akan kayu yang semakin menipis serta bentuk bambu yang berongga membuat bahan bambu ini tidak bisa menjalankan fungsinya secara maksimal, jika membutuhkan komponen yang bentuknya kecil saja bambu bisa menjadi andalan, persoalan akan muncul apabila berbentuk papan yang lebar, meski bisa dibuat dalam bentuk susun kekuatannya tidak begitu kuat dibandingkan dengan kayu. 41 Adanya teknologi laminasi pada bambu saat ini bila dibandingkan dengan kayu daya tekannya lebih bagus dan tidak mudah pecah dan patah seperti bahan triplex atau plywood. Karena penggunaannya belum populer, teknologi bambu laminasi ini hanya diproduksi dalam jumlah terbatas, menyebabkan bambu laminasi saat ini harganya masih sangat tinggi, jika saja teknologi dan inovasi untuk membuat bambu laminasi ini sudah berkembang dengan baik, tentu harganya akan menurun banyak dan menjadi lebih murah dibanding bahan lain dari kayu. Kita tahu persediaan bambu di Indonesia jumlahnya sangat banyak dan melimpah. 42 6. Kegiatan Belajar 6 ; Menerapkan Teknik Laminasi a. Tujuan pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran diharapkansiswa dapat Mengenal Bahan Perekat Kayu Memotong Bahan Pelapis Mengerjakan Proses Laminasi Kayu b. Uraian Materi 1. Pengamatan Pernahkah kalian memiliki meja komputer yang terbuat dari partikel board, coba kalian amati dengan seksama bagai mana proses laminasi yang dilakukan, coba bayangkan proses pelapisan bahan takon/ plastik yang digunakan gunakan logikamu , diskusikan dengan teman teman sekelompokmu tenteang proses laminasi perekat apa yang digunakan carilah sumber informasi di buku bahan ajar ini atau dari sumber informasi lain untuk melengkapi pengetahuaanmu, buatlah kesimpulan dan presentasikan setelah diskusi kelompok selesai 2. Bahasan materi Proses Laminasi pada Permukaan yang Telah Disiapkan, yang secara terinci disusun ke dalam topik-topik sebagai berikut: 43 Mengenal Bahan Perekat Kayu Asal Mula Bahan Perekat Jenis Bahan Perekat Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perekatan Memotong Bahan Pelapis Jenis Bahan Pelapis Cara Memotong Bahan Pelapis Mengerjakan Proses Laminasi Kayu Peralatan Laminasi Persiapan Proses Laminasi Langkah Kerja Laminasi 3. MengenalBahan Perekat Kayu. a) Asal Mula Bahan Perekat Bahan perekat atau lem adalah suatu bahan untuk mengikat bendabenda atau bahan-bahan lain, misalnya kayu, melalui permukaan (perekatan/penempelan) atau yang sering disebut dengan pekerjaan laminating atau laminasi. Perekatan telah dikenal sejak zaman purbakala, yaitu sekitar tahun 1500 sebelum Masehi. Waktu itu orang-orang Mesir telah menggunakan Arabic Gum dan putih telur sebagai perekat. Kemudian berkembang menjadi kanji sebagai bahan perekat, namun bahan perekat ini tidak tahan terhadap kelembaban dan terhadap jamur serta bekteri lain sehingga mudah membusuk. Pada tahun 1930 mulai digunakan bahan-bahan sintetis sebagai bahan dasar pembuatan perekat atau lem. Bahan perekat ini tahan terhadap kelembaban dan bakteri-bakteri lain. 44 Phenol-formaldehyde adalah bahan sintetis (sintetis resin) pertama yang digunakan untuk bahan perekat dan banyak digunakan di bidang perkayuan dan pembuatan plywood. Kemudian muncul urea- formaldehyde dan resorcinol formaldehyde, dan lain-lain. Bahan perekat yang baik adalah bahan perekat yang apabila sudah digunakan untuk laminating cukup kuat dan warnanya sama dengan warna kayu yang dilaminasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perekatan antara lain, adalah kebersihan dari permukaan, keadaan permukaan, dan tekanan. b) Jenis Bahan Perekat Ditinjau dari jenisnya, bahan perekat terdapat dua jenis, yaitu bahan perekat (lem) yang berbasis air; dan bahan perekat (lem) yang berbasis hardener. Pada pekerjaan laminating atau laminasi, bahan-bahan perekat di atas bisa diterapkan sangat kondisional sekali. Artinya, bahwa bahan-bahan perekat tersebut bergantung pada beberapa hal, yaitu bahan / kayu apa yang akan dilaminasi; di mana akan digunakan; dan seberapa besar kekuatan yang harus dipikul oleh kayu tersebut. Sebagai contoh pekerjaan laminasi untuk pembuatan bahan dasar Gitar dari kayu Aghatis yang akan dieksport ke Eropa / Amerika. Maka hal ini tidak akan berhasil jika menggunakan bahan perekat (lem) berbasis air. Mengapa demikian ? Berdasarkan teori perekatan bahwa perekatan ternyata memainkan peranan yang penting di dalam teknologi, mulai dari merekat mainan anak-anak, alat-alat rumah tangga, 45 mebel, dan konstruksi kayu hingga alat-alat transportasi supersonik. Pembagian bahan perekat dibagi menjadi beberapa bagian secara utama terdiri dari bahan perekat alami dan bahan perekat alami. Bahan perekat alami berasal dari hewani, tumbuhan, dan mineral. Beberapa bahan perekat yang berasal dari hewani adalah Albumen, Casein, Shellac, Lilin lebah dan Kak (Animal Glue). Beberapa bahan perekat yang berasal dari tumbuhan adalah Damar Alam, Arabic Gum, Protein, Starch, Dextrin, dan Karet Alam. Beberapa bahan perekat yang berasal dari mineral adalah Silicate, Magnesia, Litharge, Bitemen, dan Asphalt. Bahan pereket sintetis berasal dari Elastomer, Thermoplastic, dan Thermosetting. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Elastomeradalah Poly Chloropene, Poly Urethane, Silicon Rubber, Polisoprene, Poly Sulphide, dan Butyl Rubber. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Thermoplastic adalah Ethyl Cellulose, Poly Vinyl Acetate, Poly Vinyl Aalcohol, Poly Vinyl Chloride, Poly Acrylate, dan Hotmelt. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Thermosetting adalah Urea Formaldehyde, Epoxy Polyamide, dan Phenol Formaldehyde. (1) Animal Glue Secara umu jenis le mini dikenal lem Kak. Bahan ini dibuat dari collagen(suatu protein kulit binatang, tulang-tulang dan daging penyambung tulang). Keistimewaan dari bahan ini adalah dapat larut dalam air panas, dan pada waktu pendinginan terjadi pembekuan seperti agar-agar (jelly), sehingga lam ini dapat menghasilkan daya rekat pertama yang cukup kuat. 46 Pada pengeringan selanjutnya terjadilah daya rekat yang kuat. Lem Kak ini terdapat dipasaran dalam bentuk granulate (butir-butir), potonganpotongan dan lempengan. (2) Casein Casein adalah zat protein yang terdapat dalam susu hewan (sapi) sebagai hasil samping dari perusahaan keju. Larutan casein dalam bentuk pasta banyak digunakan pada penempelan label kertas ke botol gelas. Keistimewaan dari lem casein ini ialah hasil penempelannya bersifat tahan terhadap kelembaban dan juga tehan terhadap air, sehingga jika botol terendam di dalam air kertas tidak akan lepas. (3) Starch dan Dextrin Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh yang kita jumpai ialah terbuat dari tepung tapioca. Bahan ini sudah dikenal sejak dahulu sebagai bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan air. Dextrin adalah hasil modifokasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini banyak digunakan pada pembuatan kantong-kantong kertas, kotak-kotak karton, dan lain-lain. (4) Poly Vinyl Acetate Poly vinyl acetate atau disingkat PVAc adalah suatu resin (polymer) dari hasil polimerisasi di mana sebagai bahan monomernya adalah vinyl acetate. Hasil dari polimerisasi ini berbentuk disperse atau emulsi di dalam air, berwarna putih dan pasta. 47 Poly vinyl acetate dipakai secara meluas di bidang lem sejak tahun 1940 sebagai pengganti dari lem Kak (animal glue) di industri perkayuan. PVAc sangat sesuai digunakan pada mesin-mesin pembungkus yang berkecepatan tinggi. Juga, PVAc digunakan pada mesin-mesin penjilid buku, kantong kertas, pembuatan sampul, dan lain-lain. Secara kimia poly vinil acetate mempunyai gugus-gugus atom yang aktif sehingga ia dapat mengikat bahan-bahan lain dengan cara hydrogen bonding maupun adsorpsi secara kimia. (5) Urea Formaldehide Kemajuan yang dicapai dalam hal perekatan perkayuan ialah ditemukannya bahan perekat sintetis pada tahun pertengahan 1930. Perekat sintatis ini ialah Phenol Formaldehyde dan Urea Formaldehyde. Disebabkan lebih murah, maka Urea Formaldehyde lebih banyak dipakai dibanding yang lainnya. Urea Formaldehyde banyak dipakai pada pembuatan plywood. Pada pemakaiannya kadang-kadang dicampur dengan tepung terigu untuk menjadikan hasil perekatan fleksibel. Resin dicampur dengan hardener di dalam air kemudian ditambahkan tepung terigu sebagai pengisi dan kemudian zat katalis. Adukan ini disebarkan ke permukaan lapisan kayu dengan rol spreader. Lapisan-lapisan kayu tipis (vinir) yang telah dispread dengan lem urea ini kemudian disusun lapis tiga (triplek) dan dipres dengan dipanaskan dengan steam selama 4 sampai 7 menit, dengan temperature atau suhu dari steam antara 125 derajat hingga 140 derajat Celcius. 48 c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perekatan Pengertian mengenai perekat (lem) dan pengertian mengenai perekatan (adhesion) dan juga pengertian mengenai kegagalan perekatan menjadi sangat penting. Untuk itu ada beberapa teori yang perlu dipahami, d iantaranya adalah: • Tegangan Permukaan (Surface Tension) Untuk mengikat melalui suatu bahan, perekat harus dapat membasahi dan menyebar di atas permukaan bahan tersebut dengan baik. Dengan demikian faktor tegangan permukaan (surface tension) dari bahan yang akan dilem dan perekat menjadi sangat berpengaruh. Ini berarti tegangan permukaan dari lem harus lebih kecil dari tegangan permukaan dari bahan. (1) Adsorpsi Secara Fisik Daya tarik dari dua macam benda atau zat disebut adsorpsi secara fisik. Daya tarik ini juga disebut Gaya Van Der Walls. Di samping itu ada lagi daya tarik yang disebabkan oleh gaya dispersi. Daya tarik ini terdapat pada semua molekul-molekul pada benda atau zat. Gaya dispersi adalah dipole (muatan listrik positif dan negatif) yang dihasilkan oleh gerakan elektron-elektron di dalam molekul tersebut. Daya tarik ini (gaya Van Der Walls dan gaya Dispersi) cukup menghasilkan suatu ikatan atau bondingdari dua benda atau zat. Dalam hal ini adalah lapisan lem dan benda yang akan direkat. (2) Ikatan Hydrogen Suatu zat yang molekul-molekulnya mengandung gugus hydroxyl dapat membuat suatu ikatan dengan molekul-molekul dari zat lain melalui ikatan hydrogen. 49 Contoh bahan yang mempunyai gugus hydroxyl (- OH) ini adalah kanji dan dextrin. (3) Adsorpsi Secara Kimia Sesuatu zat yang molekul-molekulnya mengandung gugus atom yang aktif, dapat mengikat molekul-molekul dari zat lain dengan ikatan kimia. Ikatan ini disebut juga adsorpsi secara kimia (chemisorption). Ikatan ini menghasilkan suatu rekatan (bonding) yang tahan lama. Ikatan antara zat A/B dengan lapisan lem dapat terjadi disebabkan oleh adsorpsi secara fisik (lemah); ikatan hydrogen (cukup kuat); dan adsorpsi secara kimia (kuat). Setelah zat A dan B (yang telah dilapisi lem) direkatkan, maka ikatan yang terjadi dari permukaan yang telah dilapisi dengan lem ini disebabkan oleh gaya dispersi dari molekul-molekul lem itu sendiri. d) Keuntungan Menggunakan bahan Perekat Pengeleman atau perekatan mempunyai beberapa keuntungan dibanding dengan cara tradisional seperti dengan paku, sekrup, dan lain-lain. Beberapa keuntungan menggunakan bahan perekat adalah sebagai berikut: (1) Dapat merekatkan materi tipis ke materi lain tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan. (2) Bentuk akhir produk lebih mulus disebabkan tidak terdapat celah, tonjolan paku-paku, sekrup, dan lain-lain. (3) Hasil perekatan lebih tahan terhadap getaran dan pemuaian yang d isebabkan oleh perubahan temperatu r maupun kelembaban. (4) Pengerjaannya lebih cepat dan ekonomis. Next >