< PreviousBab 15: Kesehatan Kerja 361 15.8.1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan 1. Terjatuh 2. Tertimpa benda 3. Tertumbuk atau terkena benda-benda 4. Terjepit oleh benda 5. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan 6. Pengaruh suhu tinggi 7. Terkena arus listrik 8. Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi 15.8.2. Klasifikasi menurut penyebab 1. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggerjajian kayu, dan sebagainya. 2. Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air. 3. Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik, dan sebagainya. 4. Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak, gas, zat-zat kimia, dan sebagainya. 5. Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah). 6. Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas. 15.8.3. Klasifikasi menurut luka atau kelainan 1. Patah tulang 2. Dislokasi (keseleo) 3. Regang otot (urat) 4. Memar dan luka dalam yang lain 5. Amputasi 6. Luka di permukaan 7. Gegar dan remuk 8. Luka bakar 9. Keracunan-keracunan mendadak 10. Pengaruh radiasi 11. Lain-lain 15.8.4. Klasifikasi menurut letak kelamin atau luka di tubuh 1. Kepala 2. Leher 3. Badan Bab 15: Kesehatan Kerja 362 4. Anggota atas 5. Anggota bawah 6. Banyak tempat 7. Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut. Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya satu faktor, tetapi banyak faktor. 15.9. Tujuan Pengawasan Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja: Upaya perlindungan tenaga kerja dan orang lain dari potensi bahaya yang berasal dari: Kondisi mesin, pesawat, alat kerja, bahan, energi, lingkungan kerja, Sifat pekerjaan, Cara kerja, Proses produksi. 15.10. Upaya Pengendalian Penyakit Akibat Kerja (PAK) 1. Promotif: Pemeliharaan kesehatan kerja, Pembinaan, Gerakan olahraga, Tidak merokok, Gizi seimbang, Ergonomi, Pengendalian, Lingkungan kerja, Higiene dan sanitasi. 2. Preventif: Pemeriksaan Kesehatan Kerja, Imunisasi, Penggunaan APD, Rotasi Kerja, Pengurangan, waktu kerja. 3. Kuratif: Pengobatan, P3K, Rawat jalan, Rawat Inap, Alat bantu dengar 4. Rehabilitatif: Protese, Mutasi, Kompensasi Bab 15: Kesehatan Kerja 363 Kata-kata Penting • Kecelakaan kerja • Kelelahan • Ergonomi Rangkuman Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial; dilakukan dengan usaha-usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk mencapai kesehatan masyarakat pekerja dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik mencakup: pencahayaan, kebisingan, dan kegaduhan, kondisi bangunan. Ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan pelengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan kerja dan produktivitas kerja yang optimal. Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. ◄ Gambar 15.6. Memakai helm standar dan penutup hidung dapat menjaga kesehatan dan keselamatan saat mengendarai sepeda motor Bab 15: Kesehatan Kerja 364 Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama seperti telah diuraikan di atas, yakni faktor fisik dan faktor manusia. Latihan Uji Kemampuan A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Ciri pokok upaya kesehatan kerja adalah ... 2. Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu tempat … 3. Pedoman kesehatan kerja ialah... 4. Upaya pokok kesehatan kerja yang kedua adalah ... 5. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif adalah ... 6. Beban pekerjaan dapat berupa ... 7. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara ... 8. Faktor fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah ... 9. Faktor kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah ... 10. Faktor biologi yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja adalah B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja! 2. Bagaimana mengelola faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kerja agar tidak menjadi beban tambahan kerja! 3. Jelaskan pengaruh lingkungan kerja yang tidak sehat terhadap produktifitas kerja! 4. Jelaskan pengaruh penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak cukup terhadap produktifitas kerja! 5. Jelaskan pengaruh kegaduhan dan bising terhadap produktifitas kerja! 6. Jelaskan pengaruh gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernapasan terhadap produktifitas kerja! 7. Jelaskan pengaruh alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis terhadap produktifitas kerja! 8. Jelaskan tujuan kesehatan kerja! 9. Jelaskan upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja! 10. Jelaskan penyebab kecelakaan kerja pada umumnya! Pada bab ini akan dipelajari tentang: Pengertian penyakit Mekanisme terjadinya penyakit Pernahkah anda menderita penyakit pilek atau flu? Penyakit pilek dapat menular dari satu orang ke orang lain. Dalam pengertian medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Untuk Negara yang sedang berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus, kolera dan penyakit menular lainnya merupakan penyebab utama kematian penduduk. Sedang untuk Negara yang sudah berkembang, penyebab utama kematian pada umumnya ialah penyakit tidak menular seprti: jantung koroner, pembuluh darah, kencing manis, dan kanker. Bab 15: Kesehatan & Penyakit 368 Sumber penularan Cara penyakit masuk ke dalam tubuh Penyakit tidak menular Penyakit menular Pencegahan penyakit menular Pemberantasan penyakit Imunisasi Usaha-usaha menjauhkan diri dari penyakit-penyakit 16.1. Pengertian Penyakit Menurut UU Pokok Kesehatan No.9 tahun 1960, Bab I Pasal 2; Kesehatan meliputi jasmani, rohani (mental), dan sosial, bukan semata-mata keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat menurut WHO adalah terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, psikis (jiwa) atau emosional, intelektual, dan sosial. Dari pengertian tersebut, dengan demikian sakit dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi cacat atau kelainan yang disebabkan oleh gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan sosial. Dengan kata lain, sakit adalah adanya gangguan jasmani, rohani, dan/atau sosial sehingga tidak dapat berfungsi secara normal, selaras, serasi, dan seimbang. Berdasarkan hal itu, maka penyakit dapat dibedakan menjadi penyakit tidak menular dan penyakit menular. Dalam pengertian medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Untuk Negara yang sedang berkembang, penyakit infeksi seperti TBC, tetanus, kolera dan penyakit menular lainnya merupakan penyebab utama kematian penduduk. Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Sedang untuk Negara yang sudah berkembang, penyebab utama kematian pada umumnya ialah penyakit jantung, pembuluh darah dan kanker. 16.2. Mekanisme Terjadinya Penyakit Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain: penyebab penyakit (agen), induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation of disease). 16.2.1. Penyebab Penyakit Bab 15: Kesehatan & Penyakit 369 Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan atau menyebabkan penyakit pada orang lain. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sumber penularan ialah induk semang penyakit baik manusia atau hewan yang dapat mengeluarkan benih-benih penyakit dan menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain. Sumber penularan harus dibedakan dari sumber penyakit. Manusia sebagai sumber penularan. Orang yang menderita penyakit typhus, dalam darah, air kencing dan kotorannya, terdapat basil-basil typhus. Kotoran-kotoran dan air kencing yang mengandung basil-basil typhus tersebut dapat membahayakan kesehatan orang-orang yang tinggal disekitarnya. Keterangan: lalat suka sekali hinggap di tempat-tempat yang kotor, najis-najis dan lain-lain. Pada waktu lalat itu hinggap pada najis yang mengandung basil-basil typhus, maka akan melekat pada kaki-kakinya najis tersebut beserta basil-basil itu. Dari najis lalat hinggap ke lain-lain tempat, antara lain ke makanan, piring, cangkir dan lain-lain. Bila orang makan makanan yang sudah mengandung basil-basil tersebut, maka mungkin orang itu akan kejangkitan penyakit typhus. Demikianlah keterangan orang yang sakit typhus sebagai sumber penularan. Hewan sebagai sumber penularan. Contoh hewan yang bersifat sebagai sumber penularan antara lain: tikus yang kejangkitan penyakit pes. Sebenarnya penyakit pes itu bukan penyakit manusia, melainkan penyakit-penyakit hewan mengerat pada umumnya dan penyakit tikus pada khususnya. Dalam darah tikus yag menderita pes terdapat basil-basil pes. Pinjal-pinjal yang hidup pada pemukaan tubuh tikus hidupnya dari darah tikus yang ditempati. Pada waktu pinjal-pinjal itu menghisap darah si tuan rumah, turut pula ke dalam tubuh pinjal itu basil-basil pes. Bila tikus itu mati, maka sumber makanan bagi pinjal-pinjal itu tentunya akan hilang. Dicarinya sumber makan lain,yaitu tikus-tikus lain. Pinjal itu berpindah ke tikus-tikus ini dan hidup dari darahnya. Pada waktu menghisap darahnya, masuklah basil-basil pes yang sudah terdapat dalam tubuh pinjal-pinjal itu. Dengan demikian, penyakit pes menjalar dari tikus satu ke tikus yang lain. Bila karena suatu hal pinjal-pinjal yang sudah mengandung basil-basil pes ini menggigit manusia, maka orang mungkin akan kejangkitan penyakit pes. 16.2.3. Induk semang (hospes) Induk semang atau hospes (host) adalah makhluk hidup dimana penyebab penyakit hidup dan berkembang biak. Terjadinya suatu Bab 15: Kesehatan & Penyakit 370 penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung ditentukan oleh kekebalan resistensi orang yang bersangkutan. Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular tetap dapat meneruskan kehidupannya, maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1. Berkembang biak 2. Bergerak atau berpindah dari induk semang 3. Mencapai induk semang baru 4. Menginfeksi induk semang baru tersebut. Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup. Dari sini timbul istilah 16.2.3. Reservoar Reservoar (sumber penyakit) yang diartikan sebagai berikut: 1. Tempat bibit penyakit melangsungkan kehidupan dan berkembang-biak. 2. Survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-benda mati. Bab 15: Kesehatan & Penyakit 371 Hewan sebagai reservoar Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang pada umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni: 1. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita. 2. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus, malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk. 3. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies. 4. Benda-benda mati sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh: Clostridium tetani penyebab penyakit tetanus, C. botulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya. 5. Manusia sebagai reservoar. Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain campak (measles), cacar air (small pox), typhus, miningitis, gonorhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier. 16.2.3. Carrier Ada suatu keadaan, yakni seseorang sehat-sehat kelihatannya, dapat bekerja biasa, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-sering keluar benih-benih penyakit. Orang seperti itu tentu sangat berbahaya bagi masyarakat sekelilingnya. Orang yang demikian disebut pembawa basil atau carrier. Untuk mengetahui orang seperti itu tidak mudah; biasanya diketemukan secara kebetulan saja. Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit di dalam tubuhnya tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Convalescant carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit. Carriers memegang peran sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococal meningitis dan Bab 15: Kesehatan & Penyakit 372 amoebiasis. Pembawa basil atau carrier ialah orang yang selalu atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit dari tubuhnya, sedangkan ia sendiri tidak menunjukkan gejala-gejala menderita penyakit tertentu. Orang yang sudah sembuh dari penyakitnya dan untuk beberapa waktu tertentu masih mengeluarkan basil-basil penyakit dari dalam tubuhnya, disebut juga pembawa basil. Ada dua macampembawa basil, yakni: 1. Pembawa basil tulen (yakni orang yang sama sekali tidak sakit, tetapi dari tubuhnya selalu atau sering-sering mengeluarkan benih-benih penyakit). 2. Pembawa basil setelah sembuh dari penyakit. Jadi setelah orang itu sembuh dari penyakitnya, untuk beberapa waktu berikutnya ia masing mengeluarkan benih-benih penyakit dari tubuhnya. Antara yang pertama dan yang kedua mana yang lebih berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya?Hal ini disebabkan karena: 1. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya sendiri). 2. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka menderita / kena penyakit. 3. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. 4. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama. 16.2.3. Hospes perantara Hospes perantara adalah hewan yang berperan menularkan suatu penyakit, dan agen penyebab penyakit tersebut mengalami perkembangbiakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh: Nyamuk Anopheles sp. menularkan malaria. Kucing menularkan penyakit Toxoplasmosis. 16.2.3. Vektor melalui hewan perantara insekta, hewan mengerat dsb. Penyakit yang ditularkan lewat vektor/perantara; malaria, DHF. 16.7. Cara Penyakit Masuk ke Dalam Tubuh Tubuh yang sehat dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit dari berbagai jurusan. Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain melalui beberapa jalur penularan (route of transmission). Penyakit-penyakit itu dapat masuk melalui: permukaan kulit, jalan pernafasan, dan jalan pencernaan makanan. Next >