< Previous Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 129E. Kontribusi Kebudayaan Hindu dalam Pem-bangunan Nasional dan Pariwisata Indonesia Menuju Era Globalisasi.Perenungan.”Agne nakûatram ajaramà sùrya rohayo divi,dadhaj jyotir janebhyaáagne ketur viúam asipreûþah srestah upasthasatbhodhà stotre bayo dadhat.2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan upaya yang berhubungan dengan Pelestarian peninggalan budaya agama Hindu di Indonesia, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelas-mu!3. Apakah yang anda ketahui tentang Pelestarian peninggalan budaya agama Hindu di Indonesia? Jelaskanlah!4. Bagaimana cara-mu untuk dapat mewujudkan usaha dan upaya tentang Pelestarian peninggalan budaya agama Hindu di Indonesia? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya!5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya-mu untuk melestarikan peninggalan budaya agama Hindu di Indonesia? Tuliskanlah pengalaman anda!6. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya usaha Pelestarian peninggalan budaya agama Hindu di Indonesia, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1–3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4!130 Kelas XII SMA/SMK Terjemahan:‘Ya Engkau yang bersinar, Engkau telah menciptakan matahari, bintang-bintang, bergerak di langit, menyinari manusia; Engkau yang bercahaya, menjadi pelita bagi manusia; sangat mulia dan tercintalah Engkau yang mendampingi kami; berkatilah penyanyi, berilah dia kehidupan yang baik’ (Ågveda X. 156.45).Bahasa (budaya) menunjukkan bangsa, demikian para budayawan menyatakan. Brandes (Belanda) tahun 1884 M. menerangkan bahwa bangsa-bangsa di seluruh kepulauan Indonesia mulai dari pulau Formosa di sebelah utara, dan Madagaskar di sebelah barat, tanah Jawa, Bali dan seterusnya disebelah selatan, sampai ke tepi Amerika pada zaman dahulu berbahasa satu. H. Kern (Belanda) tahun 1889 M. mengadakan penyelidikan bahasa di kepulauan Indonesia, menyatakan penduduk kepulauan Indonesia berbahasa Tjempa (tanah Annam; sekarang). Sampai tahun 1500 SM bangsa Indonesia masih berkumpul di Tjempa, karena desakan bangsa lain (orang Asia tengah), lalu mereka berpindah ke Kamboja, ke Thai dan ke Malaka. Dari Malaka berpindah ke Sumatra, Borneo (Kalimantan), Jawa dan sebagainya. Sampai pada permulaan Masehi bangsa-bangsa ‘Hindu’ tersebut sudah ada di Borneo (Kutai) yang dari padanya baru diketahui ada ke’Hindu’an tahun 400 Masehi (abad ke 4 M) di Borneo Timur (Kutai) dan Jakarta. Tulisan yang terdapat di Kutai berbunyi berbunyi sebagai berikut; ”Çrimatah çri-narendrasya, Kundungasya mahàtmanah, putro’çvavarmo vikhyàtah, vançakarttà yathànçumàn, tasya putra mahàtmànah, trayas traya ivàgnayah, tesan trayànàm pravarah, tapo-bala-damànvitah, çri-Mùlavarman ràjendro, yastvà buhusuvarnnakam, tasya yajnasya yùpo’yam, dvijendrais samprakalpitah.Terjemahan:”Sang Maharaja Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Acwawarman namanya, yang seperti sang ancuman (Dewa matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Acwawarman mempunyai Semua yang ada di dunia ini diciptakan dan dijiwai oleh Tuhan Yang Maha Esa, Hindu mengajarkan umatnya untuk selalu percaya dengan keberadaan-Nya. Bagaimana Kontribusi kebudayaan Hindu dalam pembangunan Nasional dan Parawisata Indonesia menuju era Globalisasi. Cari dan atau buatlah artikel yang berhubungan dengan kebudayaan Hindu. Diskusikanlah! Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 131putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ke tiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas amat banyak. Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para Brahmana” (Purbatjaraka, R.M.Ng. 1968).Sebagai anak bangsa Indonesia sudah sepantasnya kita bersyukhur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, karena telah dilahirkan, dipelihara/dibesarkan menjadi insan-insan yang beragama dan berbudaya. Berangkat dari pemikiran Dr. H. Kern, dapat disimak bahwa bangsa Indonesia di lahirkan oleh nenek moyangnya yang religius, berbudaya sesuai dengan zamannya. Hindu yang disebut-sebut sebagai agama tertua di dunia menurut penuturan sejarah, memiliki benang merah dengan keberadaan nenek moyang kita. Oleh karena panjangnya perjalanan yang dilalui maka sangat wajar memiliki beraneka macam bentuk, sifat dan ciri khas peninggalan kebudayaan yang dimilikinya termasuk karya sastra. Apa kontribusi budaya Hindu Indonesia?Berdasarkan fakta-fakta sejarah Indonesia dengan peninggalan benda-benda budaya yang bernafaskan ke’Hindu’an dengan yang ada, dapat dinyatakan agama Hindu memiliki kontribusi yang besar terhadap pembangunan pariwisata Indonesia menuju era global. Kontribusi yang dimaksud antara lain;1. Pariwisata alam; Indonesia dikenal oleh dunia memiliki sumber daya alam yang kaya dan indah bernafaskan ke-Hinduan. Keindahan alam Indonesia mejadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dunia untuk berkunjung ke Indonesia. Atas kunjungan itu sudah menjadi kewajiban bangsa dan negara kita menyiapkan pasilitas yang memadai, seperti ; transportasi (jalan dan angkutan) umum dan khusus, gedung atau rumah-rumah penginapan beserta fasilitasnya, makanan dan minuman sesuai kebiasaannya, jasa pelayanan (harus mengetahui dan pasih berbahasa asing), keamanan dan kenyamanan para wisatawan dalam berwisata, administrasi yang akurat/jelas (tidak berbelit-belit atau membingungkan) dan yang lainnya. Sumber: Dok. Pribadi/Penulis (12-06-2014).Gambar 2.33 Gunung Bromo132 Kelas XII SMA/SMK Bangsa Indonesia lebih dari wajar harus memelihara kelestarian alamnya sebagaimana mestinya. Realisasi dari wisata alam ini dapat memberikan pendapatan negara yang juga dapat meningkatkan kesejahtraan bangsa ini. Ajaran Hindu yang bersifat kreatif mengantarkan bangsa ini bebas dari kemiskinan material dan rohani.2. Wisata budaya; Budaya anak bangsa Indonesia melahirkan kebudayaan. Dari berbagai macam suku bangsa yang ada di Indonesia berbuah beraneka-macam kebudayaanya yang dapat dinikmati oleh para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Hindu sebagai agama tertua di dunia termasuk Indonesia, menjiwai kebudayaan anak bangsa ini sehingga semuanya itu menjadi hidup ”metaksu”. Kebudayaan yang ‘metaksu’ menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan (lokal dan asing) untuk menikmatinya. Semuanya itu lagi-lagi dapat menambah pendapatan negara dan daerah yang dikunjunginya. Selanjutnya beberapa bentuk kebudayaan sumbangan agama Hindu yang dapat disajikan dalam tulisan ini, seperti;3. Candi:Candi Jabung: Candi Hindu ini terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Struktur bangunan candi yang terbuat dari bata merah ini mampu bertahan ratusan tahun. Menurut kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan istilah Bajrajinaparamitapura. Kitab Nagarakertagama juga menyebutkan bahwa candi Jabung pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada Sumber: Dok. Pribadi/Penulis (02-05-2015).Gambar 2.34 Krthagosa KlungkungSumber: http://1.bp. blogspot.com (12-06-2014).Gambar 2.35 Candi Jabung Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 133kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja. Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan candi Bahal yang ada di Bahal, Sumatera Utara. Bagaimana hubungan raja-raja Sumatra dengan raja-raja Jawa, lakukanlah penelusuran selanjutnya!Candi TikusCandi ini terletak di kompleks Trowulan, sekitar 13 km di sebelah Tenggara kota Mojokerto. Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat.Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.Candi DiengSecara administratif dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau) berada di lokasi wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau) berada pada ketinggian kurang lebih 2088 m dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 13-17 C, Dataran tinggi Dieng merupakan dataran yang terbentuk oleh kawah gunung berapi yang telah mati. Bentuk kawah jelas terlihat dari dataran yang terletak di tengah dengan dikelilingi oleh bukit-bukit. Sebelum menjadi dataran, area Sumber: http://1.bp. blogspot.com (12-06-2014).Gambar 2.36 Candi TikusSumber: http://Jagadkejawen.com/id/ (12-06-2014).Gambar 2.37 Candi Dieng134 Kelas XII SMA/SMK ini merupakan danau besar yang kini tinggal bekas-bekasnya berupa telaga. Bekas-bekas kawah pada saat ini, kadang-kadang masih menampakan aktivitas vulkanik, misalnya pada kawah Sikidang. Disamping itu juga aktivitas vulkanik, yang berupa gas/uap panas bumi dan dialirkan melalui pipa dengan diameter yang cukup besar, dan dipasang di permukaan tanah untuk menuju ke lokasi tertentu yang berada cukup jauh dari lokasi pemukiman penduduk dan dimanfaatkan untuk Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi. Dengan kondisi topografi, pemandangan alam yang indah dan situs-situs peninggalan purbakala yang berupa candi, sehingga dataran tinggi Dieng mempunyai potensi sebagai tempat rekreasi dan sekaligus obyek peninggalan sejarah Hindu yang indah.Dataran tinggi Dieng dipandang sebagai suatu tempat yang memiliki kekuatan misterius, tempat bersemayamnya arwah para leluhur, sehingga tempat ini dianggap suci. Dieng berasal dari kata Dihyang yang artinya tempat arwah para leluhur. Terdapat beberapa komplek candi di daerah ini, komplek Candi Dieng dibangun pada masa agama Hindu, dengan peninggalan Arca Dewa Siwa,Wisnu, Agastya, Ganesha dan lain-lainya bercirikan Agama Hindu. Candi-candi yang berada di dataran tinggi Dieng diberi nama yang berhubungan dengan cerita atau tokoh-tokoh wayang Purwa dalam lokan Mahabarata, misalnya candi Arjuna, candi Gatotkaca, candi Dwarawati, candi Bima, candi Semar, candi Sembadra, candi Srikandi dan candi Punta Dewa. Nama candi tersebut tidak ada kaitannya dengan fungsi bangunan dan diperkirakan nama candi tersebut diberikan setelah bangunan candi tersebut ditinggalkan atau tidak digunakan lagi. Tokoh siapa yang membangun candi tersebut belum bisa dipastikan, dikarenakan informasi yang terdapat di 12 prasasti batu tidak ada satupun yang menyebutkan siapa tokoh yang membangun candi religius ini.Tugas para ilmuwan muda untuk membuka tabir misteri yang ada pada peninggalan budaya candi Dieng menuntaskannya. Sudah menjadi pakem kita bahwa segala sesuatu yang ada pasti ada yang menciptakannya. Hal ini patut ditelusuri kebenarannya, walaupun bagaimana ini adalah salah satu aset pariwisata budaya yang patut digali eksistensinya untuk kesejahtraan dan kebahagiaan anak bangsa ini. Lakukanlah ... !Candi CethoCandi Cetho adalah sebuah candi bercorak agama Hindu, merupakan peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama tentang keberadaan candi Cetho dibuat oleh Van de Vlies pada tahun 1842. Masehi A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 135yang berhubungan dengan keberadaan candi ini. Ekskavasi atau penggalian untuk kepentingan rekonstruksi candi ini dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda.Berdasarkan keadaannya ketika itu, pada reruntuhan candi Cetho mulai diadakan penelitian, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Candi Cetho berada pada ketinggian 1400 m di atas permukaan laut. Candi ini patut dikunjungi oleh umat sedharma untuk mengetahui keberadaannya.Candi SukuhMerupakan sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi Sukuh ini tergolong kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas. Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.Candi SurawanaMerupakan candi Hindu yang terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar 25 kilometer arah timur laut dari Kota Kediri. Candi Surawana juga dikenal dengan nama candi Wishnubhawanapura. Sumber: http://2.bp. blogspot.com (12-06-2014).Gambar 2.38 Candi CethoSumber: http://2.bp. blogspot.com (12-06-2014).Gambar 2.39 Candi Sukuh136 Kelas XII SMA/SMK Candi ini diperkirakan dibangun pada abad 14 Masehi, untuk memuliakan Bhre Wengker, yang dikenal sebagai seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.Raja Wengker ini mangkat pada tahun 1388 M. Dalam Negarakertagama diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di candi Surawana. Candi Surawana saat ini keadaannya sudah tidak utuh. Hanya bagian dasar yang telah direkonstruksi. Untuk menghormati jasa para pendahulu negara kita, candi ini sebaiknya dilanjutkan rekonstruksinya sehingga menjadi utuh dan tetap lestari keberadaannya dalam rangka mewujudkan pariwisata berwawasan budaya.Candi Gerbang LawangDalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti ‘Pintu Beringin’. Gapura agung ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi. Candi Gerbang ini lazim disebut bergaya candi bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini diduga muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali.Sumber: http://1.bp. blogspot.com (12-06-2014).Gambar 2.40 Candi SurawanaSumber: http://2.bp. blogspot.com (12-06-2014).Gambar 2.41 Candi Gerbang Lawang Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 1374. KaryasastraIndonesia memiliki banyak Pujangga besar pada masa pemerintahan raja-raja di nusantara ini. Para pujangga pada masa itu tergolong varna Brahmana yang memiliki kedudukan sebagai purohita kerajaan. Banyak karya sastra yang ditulis oleh pujangga kerajaan. Kekawin Ramayan ditulis oleh Empu Yogiçwara. Dalam salah satu bait karya beliau menjelaskan sebagai berikut;”Bràhmana ksatryàn padulur, jàtinya paras paropasarpana ya, wiku tan panatha ya hilang, tan pawiku ratu wiçîrna.Terjemahan:”Sang Brahmana dan sang Ksatria mestinya rukun, jelasnya mesti senasib sepenanggungan tolong menolong, pendeta tanpa raja jelas akan kerusakan, raja tanpa raja tentu akan sirna, (Ramayana Kekawin, I.49).Dalam karya ini Empu Yogiswara ingin mengajarkan bagaimana pentingnya hubungan harmonis dan timbal-balik antara para raja dengan para brahmana. Karya sastra yang lainnya yang penuh dengan makna tersebar di masyarakat dapat dijadikan penuntun hidup menghadapi dunia pariwisata di era globalisasi ini, antara lain;a. Carita Parahiyangan Bogor, Jabar Abad ke-5 M TarumanegaraCarita Parahiyangan merupakan nama suatu naskah Sunda kuna yang dibuat pada akhir abad ke-16, yang menceritakan sejarah Tanah Sunda, utamanya mengenai kekuasaan di dua ibukota Kerajaan Sunda yaitu Keraton Galuh dan Keraton Pakuan. Naskah ini merupakan bagian dari naskah yang ada pada koleksi Museum Nasional Indonesia Jakarta. Naskah ini terdiri dari 47 lembar daun lontar ukuran 21 x 3 cm, yang dalam tiap lembarnya diisi tulisan 4 baris. Aksara yang digunakan dalam penulisan naskah ini adalah aksara Sunda (Soeroto. 1970:1650.Naskah Carita Parahiyangan menceritakan sejarah Sunda, dari awal kerajaan Galuh pada zaman Wretikandayun sampai runtuhnya Pakuan Pajajaran (ibukota Kerajaan Sunda akibat serangan Kesultanan Banten, Cirebon dan Demak).138 Kelas XII SMA/SMK b. Kresnayana Bogor, Jabar Abad ke-5 M TarumanegaraKakawin Kresnâyana adalah sebuah karya sastra Jawa kuno karya Empu Triguna, yang menceritakan pernikahan prabu Kresna dan penculikan calonnya yaitu Rukmini. Singkat, ceritanya adalah sebagai berikut. Dewi Rukmini, putri prabu Bismaka di negeri Kundina, sudah dijodohkan dengan Suniti, raja negeri Cedi. Tetapi ibu Rukmini, Dewi Pretukirti lebih suka jika putrinya menikah dengan Kresna. Maka karena hari besar sudah hampir tiba, lalu Suniti dan Jarasanda, pamannya, sama-sama datang di Kundina. Pretukirti dan Rukmini diam-diam memberi tahu Kresna supaya datang secepatnya. Kemudian Rukmini dan Kresna diam-diam melarikan diri.Mereka dikejar oleh Suniti, Jarasanda dan Rukma, adik Rukmini, beserta para bala tentara mereka. Kresna berhasil membunuh semuanya dan hampir membunuh Rukma namun dicegah oleh Rukmini. Kemudian mereka pergi ke Dwarawati dan melangsungkan pesta pernikahan. Kakawin Kresnâyana ditulis oleh Empu Triguna pada saat prabu Warsajaya memerintah di Kediri pada kurang lebih tahun 1104 Masehi (Yamin, Muhammad. 1975 : 29).c. Arjunawiwaha Kahuripan, Jatim Abad ke-10 M Medang KamulanKakawin Arjunawiwāha adalah kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Karya sastra ini ditulis oleh Empu Kanwa pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur dari tahun 1019 sampai dengan 1042 Masehi. Sedangkan kakawin ini diperkirakan digubah sekitar tahun 1030.Kakawin ini menceritakan sang Arjuna ketika ia bertapa di gunung Mahameru. Lalu ia diuji oleh para Dewa, dengan dikirim tujuh bidadari. Bidadari ini diperintahkan untuk menggodanya. Nama bidadari yang terkenal adalah Dewi Supraba dan Tilottama. Para bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, maka Batara Indra datang sendiri menyamar menjadi seorang brahmana tua. Mereka berdiskusi soal agama dan Indra menyatakan jati dirinya dan pergi. Lalu setelah itu ada seekor babi yang datang mengamuk dan Arjuna memanahnya. Tetapi pada saat yang bersamaan ada seorang pemburu tua yang datang dan juga memanahnya. Ternyata pemburu ini adalah batara Siwa. Setelah itu Arjuna diberi tugas untuk membunuh Niwatakawaca, seorang raksasa yang mengganggu kahyangan. Arjuna berhasil dalam tugasnya dan diberi anugerah boleh mengawini tujuh bidadari ini (Poerbacaraka, RM. Ng. Kepustakaan Jawa: 15).Next >