< Previous Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 189Terjemahan:Om, marilah kita sembahyang pada kecemerlangan dan kemahamuliaan Sang Hyang widhi, yang ada di dunia, di langit, di surga, semoga Ia berikan semangat pikiran kita;Om, semua yang ada ini berasal dari Sang Hyang Widhi, baik yang telah ada maupun yang akan ada, ia bersifat niskala, sunyi, mengatasi kegelapan, tidak dapat musnah, suci Ia hanya tunggal, tidak ada yang kedua;Om, engkau dipanggil Siwa, MahaDeva, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, an Purusa;Om, hamba ini papa, hamba berbuat papa, diri hamba papa, kelahiran hamba pun papa. Lindungilah hamba ya Sang Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba;Om, ampunilah hamba, oh Hyang Widhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskan hamba dari segala dosa, lindungilah, oh Sang Hyang Widhi;Om, hendaknya diampuni dosa-dosa yang dikerjakan oleh badan hamba, hendaknya diampuni dosa-dosa yang dikerjakan oleh kata-kata hamba, hendaknya diampuni dosa-dosa yang dikerjakan oleh pikiran hamba, ampunilah hamba dari segala kelalaian. Om, damai, damai, damai, om.2. Brahmabija atau Omkara (Pranava)AUMTerjemahan: “saya berbakti”, “Saya setuju”, “Saya menerima”, dalam bahasa yang mendasar. “sesungguhnya suku kata ini adalah persetujuan, sebagai wujud persetujuan apa yang telah disetujui, ia ucapkan secara sederhana, AUM. Sungguh mantra ini adalah realisasi, tentang sesuatu, persetujuan” (Chandogya Upanisad I.1.8).Mantra ini ditunjukan untuk membimbing seseorang untuk mencapai realisasi tertinggi, mencapai kebebasan dari keterikatan, untuk mencapai Realitas Tertinggi (Brahman).Penggunaannya setiap mulai acara ritual, mulai dan mengakhiri mantra.Sumber rujukan: Chandogya Upanisad, Mandukya Upanisad, Tantra Tatva Prakasa, Tantra Sara dan lain-lain.190 Kelas XII SMA/SMK 3. Brahma MantraAum Sat-cit-ekam BrahmaTerjemahan: Tuhan yang Maha Agung adalah Kesatuan, Keberadaan, dan kesadaran.Mantra ini digunakan untuk mencapai tujuan terpenuhinya catur purusa artha, kebenaran, kemakmuran, kesenangan dan kebebasan.Disamping vizamantra seperti dikutipkan di atas, di Bali kita warisi pula mantra-mantra yang oleh C.Hooykas telah dihimpun dan dikaji dalam bukunya Sruti and Stava of Balinese Brahman Priests, Saiva, Buddha and Vaisnava (1971). Beberapa mantra tersebut senantiasa digunakan oleh para pandita Hindu dalam melaksanakan pemujaan dan persembahyangannya, diantaranya sebagai berikut:4. Surya StavaOm Adityasya param jyoti, rakta-teja namo’ stu teSveta-pankaja-madhyastha, Bhaskaraya namo ‘stu teTerjemahan:Om Hyang Widhi, Yang berwujud kemegahan yang agung putra Aditi, Dengan kilauan yang merah, sembah kehadapan-Mu, Dikau yang bersthana di tengah sekuntum teratai putih, Sembah kehadapan-Mu, Penyebar kemegahan/kesemarakan! Mantram Surya Stava ini digunakan setiap mulai atau awal persembahyangan untuk memohon persaksian kehadapan Sang Hyang Widhi.Demikian arti, makna atau tujuan pengucapan mantra. Seperti telah dijelaskan di atas, sejalan dengan karakter seseorang, maka mantram dapat bersifat Sattvam (Sattvikamantra) bila digunakan untuk kebaikan mahluk, menjadi Rajasikamantra dan Tamasikamantra bila digunakan untuk kepentingan menghancurkan orang-orang budiman, kebajikan, seseorang atau masyarakat. Di Bali bijaksara mantra dan mantra-mantra tertentu di atas hampir setiap hari dirapalkan oleh para pandita Hindu, diharapkan segala gejolak emosional masyarakat dikendalikan. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 191# Selamat Belajar #Uji Kompetensi:1. Setelah membaca teks tentang cara mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu, apakah yang anda ketahui tentang agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah!2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan cara mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelas!3. Apakah yang anda ketahui terkait dengan cara-cara mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu? Jelaskanlah!4. Bagaimana caramu untuk mengetahui teknis mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra dalam ajaran Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya!5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk mengetahui cara mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra Hindu dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu? Tuliskanlah pengalaman anda!6. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya cara-cara untuk mempraktikkan ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra ajaran Hindu dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1–3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4!192 Kelas XII SMA/SMK Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 193”te dhyāna-yogānugatā apaṡyan dewātmaṡaktim swa guṇair nigudhamyaá kāranāni nikhilāni tāni kalatmayuktāny adhitis-thaty ekaá,”Terjemahannya“Orang–orang suci yang tekun melaksanakan yoga dapat membangun kemampuan spiritualnya dan mampu menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari Tuhan Yang Maha Esa; kemampuan tersebut tersimpan di dalam sifat-sifat (guna-nya) sendiri, setelah dapat manunggal dengan Tuhan Yang Maha Esa, dia mampu menguasai semua unsur, yaitu unsur; persembahan, waktu, kedirian, dan unsur-unsur lainnya lagi” (S.Up. I.3). Mengapa orang melaksanakan Yoga? kapan dan dimana sebaiknya dilakukan? Diskusikanlah!Sumber: http://google.co.idsearchq (26/01/2013).Gambar 4.1 Yoga ASHTANGGA YOGA DAN MOKSHABab IV194 Kelas XII SMA/SMK A. Ajaran Ashtangga YogaPerenungan:“Sa ṡakra ṡiksa puruhūta no dhiyā”Terjemahannya:“Ya, Tuhan Yang Maha Esa, tanamkanlah pengetahuan kepada kami dan berkahilah kami dengan intelek yang mulia” (ÅV. VIII. 4.15).Yoga berasal dari bahasa sangsekerta, Yuj yang artinya menghubungkan, arti lebih luas sebagai pemersatu spirit individu (jiwatman) dengan spirit Universal (Paramãtman). Penyatuan yang di Maksud adalah penyatuan Sang Diri, yaitu Roh/Atman yang ada pada diri seseorang dengan Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga mampu tercipta kedamaian di Jagat Raya ini. Yoga adalah praktik kehidupan, yang merupakan penerapan dari ajaran-ajaran Weda, dalam kehidupan setiap mahluk hidup dilandasi oleh kesadaran keTuhanan dalam hidupnya yang mengandung ajaran penuntun kehidupan sampai evolusi sang Roh. Yoga merupakan suatu kontak pembebasan diri agar selalu dalam keadaan bebas dari penderitaan sebagai penyebab dari suatu kesedihan. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan, Yoga adalah sistem filsafat Hindu yang bertujuan mengheningkan pikiran, bertafakur, dan menguasai diri. Senam gerak badan dengan latihan pernapasan, pikiran dan sebagainya untuk kesehatan rohani dan jasmani (Tim Balai Pustaka, 2001:1278).Secara etimologi, kata yoga berasal dari akar kata Yuj (Bahasa sanskerta), yoke (Inggris), yang berarti ‘penyatuan’ (union). Yoga berarti penyatuan kesadaran manusia dengan sesuatu yang lebih luhur, trasenden, lebih kekal dan illahi. Menurut Panini, yoga diturunkan dari akar kata Bahasa sanskerta yuj yang memiliki tiga arti yang berbeda, yakni: penyerapan, samadhi (yujyate) menghubungkan (yunakti), dan pengendalian (yojyanti). Namun makna kunci yang biasa dipakai adalah ‘meditasi’ (dhyana) dan penyatuan (yukti) (Matius Ali, 2010).Yoga adalah Suatu seni untuk meningkatkan kesadaran diri, baik pikiran, ucapan dan perbuatan. Dengan berlatih yoga secara rutin dan benar maka kesadaran, kebijaksanaan, ketenangan, ketentraman dan kedamaian setiap praktisinya dapat bangkit, tumbuh dan berkembang secara harmonis. Untuk melaksanakan yoga yang baik dijelaskan ada beberapa tahapan yang wajib diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh seseorang, yang disebut dengan Astangga Yoga. Astangga Yoga adalah delapan tahapan gerak dan langkah yang patut diikuti dan dilalui oleh seseorang dalam melaksanakan yoga. Ajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 195Yoga sangat populer dikalangan Umat Hindu. Adapun pembangun ajaran Yoga adalah Maharsi Patanjali. Ajaran Yoga adalah merupakan anugerah yang luar biasa dari Maharsi Patanjali kepada siapa saja yang ingin merasakan kehidupan rohani. Bila kitab Weda merupakan pengetahuan suci yang sifatnya teoritis, maka Yoga merupakan ilmu yang sifatnya praktis dari ajaran Weda. Ajaran Yoga merupakan bantuan bagi mereka yang ingin meningkatkan diri dalam bidang rohani (Kementrian Agama Republik Indonesia, 2010:86).Ashtangga yoga atau Delapan tangga yoga, yang di rumuskan oleh seorang yogi terkenal bernama Patanjali di dalam kitab yoga sutra, merupakan warisan berharga bagi para praktisi yoga masa kini. Pada awal masa pembentukanya, yoga masih merupakan suatu pengetahuan yang lebih sistematis. Dalam kitab yang di tulis dengan bahasa sanskerta pada kira-kira abad ke-2 SM ini, terdapat panduan mengenai tahap-tahap pemurnian tubuh dan pikiran agar dapat masuk lebih jauh ke dalam kesadaran yang lebih tinggi menuju realisasi diri atau Samadhi. Setiap tahapan merupakan bagian mandiri yang dapat dilakukan secara terpisah, atau dapat pula dilakukan simultan dan bertahap. Tahap-tahap awal bernama yama dan niyama. Yama merupakan kode etik moral dan Niyama merupakan panduan disiplin diri bagi setiap siswa yoga. Diibaratkan sebuah gedung yang membutuhkan fondasi yang kukuh, begitu pula di butuhkan moral dan disiplin yang kuat untuk mempelajari yoga.Seorang siswa hendaknya tiada henti-hentinya mempertajam intelek, memiliki ingatan yang kuat (melalui latihan), mengikuti ajaran suci Weda, memiliki ketekunan dan keingin-tahuan, melatih konsentrasi (penuh perhatian), menyenangkan hati guru (dengan mematuhi perintahnya), mengulang-ulangi pelajaran, jangan mengantuk (karena sebelumnya kurang tidur), malas dan banyak bicara kosong. Sikap yang paling sederhana dalam kehidupan beragama adalah cinta kasih dan pengabdian (bakti yoga). Para pengikut yoga mewujudkan Tuhan sebagai penguasa dengan rasa yang tersayang, sebagai bapak, ibu, kakak, kawan, tamu dan sebagainya. Tuhan adalah penyelamat, Maha Pengampun, dan Maha Pelindung.Era globalisasi sekarang ini menuntut kita untuk dapat beraktifitas sekuat fisik dan pikiran, yang terkadang melebihi kemampuannya. Hal ini terjadi tidak saja di kalangan masyarakat perkotaan, tetapi juga sampai ke pelosok desa. Beban fisik dan rohani yang berlebihan menyebabkan kita sakit. Sedapat mungkin hindarkanlah diri dari beban yang berlebihan. Adakah Yoga dapat mengatasi semuanya itu?Dalam patanjali Yogasutra, yang di kutip oleh Tim Fia (2006:6), menguraikan bahwa; “yogas citta vrtti nirodhah”, Artinya, mengendalikan gerak-gerik pikiran, atau cara untuk mengendalikan tingkah polah pikiran yang cenderung 196 Kelas XII SMA/SMK liar, bias, dan lekat terpesona oleh aneka ragam obyek (yang dihayalkan) memberi nikmat. Obyek keinginan yang dipikirkan memberi rasa nikmat itu lebih sering kita pandang ada diluar diri. Maka kita selalu mencari. Bagi sang yogi inilah pangkal kemalangan manusia. Selanjutnya Peter Rendel (1979: 14), menguraikan bahwa: “kata yoga dalam kenyataan berarti kesatuan yang kemudian didalam, bahasa inggris disebut “Yoke”. Kata “Yogum” dalam bahasa latinya berasal dari kata yoga yang disebut dengan”Chongual”. Chongual berarti mengendalikan pangkal penyebab kemalangan manusia yang dapat mempengaruhi” pikiran dan badan, atau rohani dan jasmani”. Untuk pelaksanaan yoga, agama banyak memberikan pilihan dan petunjuk-petunjuk melaksanakan yoga yang baik dan benar. Melalui yoga agama menuntun umatnya agar selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Disamping berbagai petunjuk agama sebagai pedoman pelaksanaan yoga, sesuatu yang baik berkembang di masyarakat hendaknya juga dapat dipedomani. Dengan demikian maka pelaksanaan yoga menjadi selalu eksis disepanjang zaman. Renungkanlah sloka suci berikut ini!“ṡruti-vipratipannā te yadā sthāsyati niṡcalā,samādhāv acalā buddhis tadā yogam avāpsyasi.Terjemahannya:Bila pikiranmu yang dibingungkan oleh apa yang didengar tak tergoyahkan lagi dan tetap dalam Samadhi, kemudian engkau akan mencapai yoga (realisasi diri) (BG.II.53).Yoga merupakan jalan utama dari berbagai jalan untuk kesehatan badan dan pikiran agar selalu dalam keadaan seimbang. Kesehimbangan kondisi rohani dan jasmani mengantarkan kita tidak mudah untuk diserang oleh penyakit. Yoga adalah suatu sistem yang sistematis mengolah rohani dan fisik guna mencapai ketenangan batin dan kesehatan fisik dengan melakukan latihan-latihan secara berkesinambungan. Fisik atau jasmani dan mental atau rohani yang kita miliki sangat penting dipelihara dan dibina. Yoga dapat diikuti oleh siapa saja untuk mewujudkan kesegaran rohani dan kebugaran jasmani. Untuk menyatukan badan dengan alam, dan menyatukan ‘pikiran’ yang disebut juga ‘jiwa’ dengan ‘Roh’ atau jiwan mukti disebut Tuhan Yang Maha Esa, dapat diwujudkan dengan yoga. Bersatunya Roh dengan sumbernya (Tuhan) disebut dengan “Moksha”.Dalam Pelaksanaan Yoga yang perlu diperhatikan adalah gerak pikiran. Pikiran memiliki sifat gerak yang liar dan paling sulit untuk dikendalikan. Agar terfokus dalam melaksanakan yoga ada baiknya dipastikan bahwa pikiran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 197dalam keadaan baik dan tenang. Secara umum yoga dikatakan sebagai disiplin ilmu yang digunakan oleh manusia untuk membantu dirinya mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Kata Yoga berasal dari bahasa sanskerta yaitu “yuj” yang memiliki arti menghubungkan atau menyatukan, yang dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai meditasi atau mengheningkan cipta/pikiran, sehingga dapat dimaknai bahwa yoga itu adalah menghubungkan atau penyatuan spirit individu (jivātman) dengan spirit universal (paramātman) melalui keheningan pikiran.Ada beberapa pengertian tentang yoga yang dimuat dalam buku Yogasutra, antara lain: Yoga adalah ilmu yang mengajarkan tentang pengendalian pikiran dan badan untuk mencapai tujuan terakhir yang disebut dengan samadhi. Yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk dapat berhubungan dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Yoga dapat diartikan sebagai proses penyatuan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa secara terus-menerus (Yogascitta vrtti nirodhah). Yoga adalah salah satu latihan yang bermanfaat dan menyehatkan. Selain bagus buat tubuh, yoga juga bagus untuk pikiran dan jiwa. Jika Anda ingin melangsingkan tubuh dengan cara yang mudah, gerakan-gerakan yoga bisa Anda lakukan. Yoga merupakan bentuk latihan dari India kuno untuk menghalau penyakit, menjaga tubuh tetap fit dan meningkatkan kekebalan tubuh. Yoga baik dilakukan dengan mengikuti disiplin fisik, mental dan spiritual. Yoga adalah sebuah teknik yang memungkinkan seseorang untuk menyadari penyatuan antara roh manusia individu (atman/jiwātman) dengan Paramātman melalui keheningan sebuah pikiran. Renungkanlah sloka suci berikut ini;Šikṣa na indra rāya ā puruvidaṁ ṛcisama, avā naá pārye ghaneTerjemahannya:‘Berilah kami petunjuk, ya Tuhan, untuk mendapatkan kekayaan, Engkau Yang Maha Tahu, dipuja dengan lagu-lagu, tolonglah kami dalam perjuangan ini’ (Rg veda VIII. 92. 9).Memahami Teks:Bangsa yang besar adalah bangsa (masyarakatnya) yang menghormati sejarahnya. Kehadiran ajaran yoga di kalangan umat Hindu sudah sangat populer, bahkan juga merambah masyarakat pada umumnya. Adapun orang suci yang membangun dan mengembangkan ajaran ini (yoga) adalah Maharsi Patañjali. Ajaran yoga dapat dikatakan sebagai anugerah yang luar biasa dari Maharsi Patañjali kepada siapa saja yang ingin melaksanakan hidup 198 Kelas XII SMA/SMK kerohanian. Bila kitab Weda merupakan pengetahuan suci yang bersifat teoritis, maka Yoga adalah merupakan ilmu yang bersifat praktis darinya. Ajaran yoga merupakan bantuan kepada siapa saja yang ingin meningkatkan diri dibidang kerohanian.Kitab yang menuliskan tentang ajaran yoga untuk pertama kalinya adalah kitab yogasūtra karya Maharsi Patañjali. Namun demikian dinyatakan bahwa unsur-unsur ajarannya sudah ada jauh sebelum itu. Ajaran yoga sesungguhnya sudah terdapat di dalam kitab ṡruti, smrti, itihāsa, maupun purāna. Setelah buku yogasūtra berikutnya muncullah kitab-kitab Bhāsya yang merupakan buku komentar terhadap karya Maharsi Patañjali, diantaranya adalah Bhāsya Niti oleh Bhojaraja dan yang lainnya. Komentar-komentar itu menguraikan tentang ajaran Yoga karya Maharsi Patañjali yang berbentuk sūtra atau kalimat pendek dan padat.Sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu, yoga telah diketahui sebagai salah satu alternatif pengobatan melalui pernafasan. Awal mula munculnya yoga diprakarsai oleh Maharsi Patañjali, dan menjadi ajaran yang diikuti banyak kalangan umat Hindu. Maharsi Patañjali mengartikan kata yoga setara dengan Citta vrtti nirodha yang bermakna penghentian gerak pikiran. Seluruh kitab Yogasutra karya Maharsi Patañjali dikelompokan atas 4 pada (bagian) yang terdiri dari 194 sūtra. Bagian-bagiannya antara lain: 1. Samadhipāda;Kitab Samadhipāda menjelaskan tentang; sifat, tujuan dan bentuk ajaran yoga. Didalamnya memuat tentang perubahan-perubahan pikiran dan tata cara melaksanakan yoga.2. Shādhanapāda;Kitab Shādhanapāda menjelaskan tentang pelaksanaan yoga seperti tata cara mencapai Samadhi, tentang kedukaan, karmaphala dan yang lainnya.3. Vibhūtipāda;Kitab Vibhūtipāda menjelaskan tentang aspek sukma atau batiniah serta kekuatan gaib yang diperoleh dengan jalan yoga. 4. Kaivalyapāda;Kitab Kaivalyapāda menjelaskan tentang alam kelepasan dan kenyataan roh dalam mengatasi alam duniawi.Next >