< Previous3Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiBangkit dari keterpurukan“Pada tahun 2000, bulan Juli, suami saya, ayah dari anak-anak meninggalkan kami untuk selama-lamanya kembali ke haribaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Betapa kiamatnya hidup saya menyaksikan anak-anak yang masih kecil-kecil yang benar-benar membutuhkan kehadiran kedua orang tua mereka. Sampai kira-kira satu tahun, saya dalam keadaan seperti orang yang tidak waras, tidak mempedulikan diri sendiri, serta benar-benar merasakan panjangnya malam.Sumber: http://gambardanfoto.com/gambar-mata-menangis-dan-sedih-yang-menyentuh-hati.html.Diakses pada tgl. 15 September 2014 Gambar 1.2 Orang merasa sedih, dan putus asa dalam hidupnya.Pada suatu hari, kira-kira pukul 09.00 pagi, saya bersiap-siap akan menjemput anak kedua saya, yang bersekolah di Taman Kanak-Kanak. Waktu saya membuka lemari untuk berganti pakaian, terlihat sekilas piya-ma (baju tidur) almarhum suami saya. Piya-ma itu sangat disayangi olehnya. Ketika mengenakan piyama itulah, saya melepas-kan arwah suami saya. Hati saya luluh, piya-ma itu saya dekap erat-erat untuk melepas-kan rindu dan haru, air mata berderai membasahi piyama.Saya baru sadar, waktu men-dengar suara anak sulung saya yang baru pulang dari sekolah menanyakan adik-nya, “Ma, mana adik? Ini saya bawa permen untuknya.” Sa-ya kaget mendengar si su-lung menanyakan adiknya. Ternyata saya bersimpuh mendekap piyama itu selama hampir tiga jam. Saya ber-gegas meninggalkan rumah untuk menjemput adiknya. Waktu saya tiba di sekolah, ternyata sudah sepi dan anak saya pun tidak ada di sana. Dua hari saya dilanda beban perasaan serba bingung entah ke mana harus saya cari. Tiba-tiba ada orang yang mengantarkan anak saya ke rumah. Rupanya waktu itu anak saya pulang sendiri dan tersesat. Beruntung ada orang berbaik hati membawa dia pulang.Sumber: http://www.indocell.net/yesaya/id679.htm.Diakses pada tgl. 25 Mei 2014Gambar 1.3. Bunda Maria, teladan hidup orang Katolik.4 Kelas XII SMA/SMK Sejak peristiwa itu, saya berjanji pada diri sendiri akan mencurahkan kasih sayang dan perhatian saya kepada ketiga anak saya. Untuk itu, keadaan di rumah saya ubah. Bahkan tidurpun saya pindah ke kamar belakang bersama anak-anak. Melalui perantaraan Bunda Maria, saya berdoa setiap hari memohon kekuatan serta berkat dari Yesus Puteranya agar dapat berjuang melanjutkan hidup ini sebagai orang tua tunggal, guna membesarkan dan mendidik anak-anak untuk menyongsong masa depannya. (MM)Sumber cerita : Buletin Motivasi, Vol.1 no.5 Thn. 2014 dengan sedikit perubahan.b. Pendalaman/Diskusi 1) Rumuskan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan cerita yang telah kamu baca. Diskusikan pertanyaan berikut ini:a) Tantangan apa saja yang dihadapi dalam kehidupan keluarga saat ini?b) Bagaimana upaya menghadapi tantangan kehidupan keluarga?2) Temukan kisah-kisah kehidupan dalam masyarakat yang menjelaskan bagaimana orang-orang memaknai hidupnya di dunia ini?2. Makna Hidup Manusia menurut Ajaran Kitab Suci a. Menelusuri Ajaran Kitab SuciSetelah memahami makna hidup manusia melalui cerita-cerita kehidupan, sekarang cobalah dalam kelompok menelusuri ajaran Kitab Suci Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) yang mengajarkan bahwa hidup manusia sangatlah berharga.b. Menyimak teks Kitab SuciSetelah kamu menemukan ayat-ayat Kitab Suci yang dimaksudkan, sekarang cobalah menyimak teks Kitab Suci berikut ini.Delapan Sabda Bahagia Yesus Matius 5:1-121“Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-muridNya kepada-Nya. 2Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya. 3“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 4Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 6Berbahagialah 5Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekertiorang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. 11Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu”.c. Pendalaman/DiskusiSetelah menyimak teks Kitab Suci Matius 5:1-12, cobalah kamu rumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan tentang hidup manusia yang bermakna menurut teks ayat-ayat Kitab Suci tersebut. 3. Menghayati Hidup sebagai anugerah Tuhan.Untuk menghayati hidup sebagai anugerah Tuhan yang sangat berharga bagi setiap insan manusia, buatlah refleksi pribadi dan rencanakan suatu aksi!a. Refleksi Tulislah sebuah refleksi tentang makna hidupmu sebagai sesuatu yang berharga dari Tuhan! Apa saja yang perlu kamu lakukan sebagai pelajar untuk mengisi hidupmu secara berkualitas?b. Aksi1) Tulislah sebuah rencana aksi untuk menghargai hidupmu sendiri dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermutu. Seperti rajin belajar, disiplin terhadap peraturan di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.Sumber: http://chirpstory.com/ ...Diakses pada tgl. 26 Mei 2014Gambar 1.4 Yesus mengajar.6 Kelas XII SMA/SMK 2) Hasil refleksimu dapat dipajang di Mading kelas.Doa PenutupTerima kasih ya Bapa, Putra, dan Roh Kudus atas rahmat penyertaan-Mu bagi kami selama kegiatan pembelajaran ini, sehingga kami dapat memahami bahwa hidup itu sebuah panggilan yang sangat berharga, yang perlu kami perjuangkan selama hidup di dunia ini. Semoga kami senantiasa memuliakan Engkau sepanjang segala masa. Amin.B. Panggilan Hidup BerkeluargaGereja Katolik secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan Katolik adalah Sakramen. Karena itu, setiap pasang suami istri harus menjaga kesucian perkawinan. Karena itu sifat perkawinan Katolik adalah monogami dan tidak terceraikan, kecuali oleh maut; “karena apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia” (Mat 19:6). Sakramen Perkawinan sebagai akar pembentukan keluarga Katolik hendaknya dijaga kesuciannya. Oleh karena itu, keluarga merupakan Gereja kecil/mini atau ecclesia domestica. Artinya antara lain bahwa keluarga-keluarga Kristiani merupakan pusat iman yang hidup, tempat pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama tentang doa, kebajikan-kebajikan, dan cinta kasih Kristen (bdk. KGK 1656 & 1666). Doa PembukaAllah Bapa yang penuh kasih,Puji dan syukur kami haturkan kehadirat-Mu atas anugerah kehidupan yang Engkau berikan kepada kami. Bimbinglah kami dalam kegiatan pembelajaran ini agar kami sungguh memahami makna hidup kami di dunia. Bimbinglah kami untuk menghayati panggilan hidup berkeluarga. Bimbinglah kami untuk menghargai orang tua kami yang telah membangun keluarga di mana kami menjadi bagian dari keluarga ini. Doa ini kami sempurnakan dengan doa yang diajarkan Yesus Putra-Mu...Bapa Kami...7Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti1. Pemahaman umum tentang makna keluargaa. Melihat kasus sekitar kitaSimaklah sebuah cerita kehidupan keluarga berikut iniSaya Tidak Ingin Diganggu!“Biasanya saya mendahulukan ego saya ketika di rumah, apalagi jika sedang dikejar deadline. Saya akan sibuk di depan komputer, penuh konsentrasi, dan tidak mudah diganggu. Ketika anak atau istri saya mengganggu, saya akan mudah emosi karena ‘tekanan deadline’ (atau kadang-kadang sebenarnya hanya ‘keasyikan pribadi saya’) ditambah dengan permintaan/tekanan anak atau istri. Nada bicara saya akan mudah meninggi. Setelah itu, istri akan marah juga. Dan pada akhirnya istri saya akan mengatakan ‘papa sekarang gampang marah’.Hal yang saya lakukan sekarang adalah memberi perhatian akan kebutuhan anak dan istri. Jika anak saya yang masih TK minta dibacakan sesuatu, saya bacakan sambil memberi dia kasih sayang dengan memangkunya dan memeluknya. Jika anak saya yang besar minta dibantu belajar, saya mencoba merelakan kepentingan saya dan memberi perhatian akan kebutuhan anak saya. Jika istri minta tolong sesuatu, saya segera meninggalkan konsentrasi saya, dan membantu istri terlebih dahulu.Kadang-kadang memang terlalu sulit. Sampai-sampai pekerjaan yang sedang dikerjakan jadi terbengkalai. Saya sulit untuk selalu tetap melakukan hal-hal yang baik tersebut. Perlu kesadaran penuh (akan niat memperhatikan istri dan anak) ketika permintaan anak dan istri itu datang.Salah satu kuncinya adalah penyerahan kepada Tuhan. ‘Pekerjaan dengan deadlinenya’ saya serahkan pada Tuhan. Walaupun waktu saya tidak sepenuhnya pada pekerjaan, saya yakin Tuhan akan Sumber : https://asmatrch.wordpress.comDiakses pada tanggal 26 Mei 2014 Gambar 1.5 “Sibuk kerja, lupa kebersamaan dalam keluarga”8 Kelas XII SMA/SMK mencukupkan waktunya. Ketika Tuhan turun tangan, dengan waktu yang terbatas pun (karena banyak gangguan dari anak dan istri) saya akan mampu menyelesaikannya.Ternyata ketika saya punya masalah. Itu adalah ujian dari Tuhan juga. Apa yang saya pentingkan di dunia ini? Mengerjakan tugas (yang kadang-kadang adalah kepentingan pribadi) atau mengasihi keluarga? Kalau saya lengah, saya pasti akan mementingkan tugas, dengan akibat emosi tinggi di rumah. Akan tetapi, jika saya sadar akan ujian ini, saya akan memilih untuk mengasihi keluarga saya. Saya harap saya bisa tetap mempertahankan sikap ini sehingga bisa menjadi pria sejati seperti Kristus.Sumber: http://priasejatikatolik.orgb. Pendalaman/DiskusiSetelah menyimak cerita tersebut, cobalah rumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mendalami cerita itu kemudian diskusikan dalam kelompok. Pertanyaan-pertanyaan tentu saja dalam konteks cerita yaitu: apa, mengapa, dan bagaimana akhir dari kasus tersebut. 2. Memahami Ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja tentang Keluargaa. Kitab Suci 1) Bacalah teks Kitab Suci berikut ini: Matius 19:1-6“1Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan. 2Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan Ia pun menyembuhkan mereka di sana. 3Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: “Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?” 4Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? 5Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 6Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” 9Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti2) PendalamanBerdasarkan teks Kitab Suci Matius 19:1-6, diskusikan dengan teman-temanmu beberapa pertanyaan berikut. (kamu dapat merumuskan sendiri pertanyaan tentang isi teks tersebut) a) Apa pesan dari teks Mat 19:1-6?b) Apa yang dicobai orang Farisi pada Yesus?c) Apa jawaban Yesus?d) Mengapa mereka mau mencobai Yesus?e) Bagaimana sifat keluarga menurut teks tersebut?b. Ajaran Gereja 1) Simaklah Ajaran Gereja tentang keluarga berikut ini“Keluarga adalah tempat pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya keluarga mampu mencapai kepenuhan hidup dan misinya, diperlukan komunikasi, hati penuh kebaikan, kesepakatan suami-istri, dan kerja sama orang tua yang tekun dalam mendidik anak-anak. Kehadiran aktif ayah sangat membantu pembinaan mereka dan pengurusan rumah tangga oleh ibu, terutama dibutuhkan oleh anak-anak yang masih muda, perlu dijamin, tanpa maksud supaya pengembangan peranan sosial wanita yang sewajarnya dikesampingkan. Melalui pendidikan hendaknya anak-anak dibina sedemikian rupa, sehingga ketika sudah dewasa mereka mampu dengan penuh tanggung jawab mengikuti panggilan mereka; panggilan religius; serta memilih status hidup mereka. Maksudnya apabila kelak mereka mengikat diri dalam pernikahan, mereka mampu membangun keluarga sendiri dalam kondisi-kondisi moril, sosial, dan ekonomi yang menguntungkan. Merupakan kewajiban orang tua atau para pengasuh, membimbing mereka yang lebih muda dalam membentuk keluarga dengan nasihat bijaksana, yang dapat mereka terima dengan senang hati. Hendaknya para pendidik itu menjaga jangan sampai memaksa mereka, langsung atau tidak langsung untuk mengikat pernikahan atau memilih orang tertentu menjadi jodoh mereka.Demikianlah keluarga, lingkup berbagai generasi bertemu dan saling membantu untuk meraih kebijaksanaan yang lebih penuh, dan memadukan hak pribadi-pribadi dengan tuntutan hidup sosial lainnya, merupakan dasar bagi masyarakat. Oleh karena itu, siapa 10 Kelas XII SMA/SMK saja yang mampu memengaruhi persekutuan-persekutuan dan kelompok-kelompok sosial, wajib memberi sumbangan yang efektif untuk mengembangkan perkawinan dan hidup berkeluarga. Hendaknya pemerintah memandang sebagai kewajibannya yang suci: untuk mengakui, membela, dan menumbuhkan jati diri perkawinan dan keluarga; melindungi tata susila umum; dan mendukung kesejahteraan rumah tangga. Hak orang tua untuk melahirkan keturunan dan mendidiknya dalam pangkuan keluarga juga harus dilindungi. Hendaknya melalui perundang-undangan yang bijaksana serta pelbagai usaha lainnya, mereka yang malang, karena tidak mengalami kehidupan berkeluarga, dilindungi dan diringankan beban mereka dengan bantuan yang mereka perlukan.Hendaknya umat Kristiani, sambil menggunakan waktu yang ada dan membeda-bedakan yang kekal dari bentuk-bentuk yang dapat berubah, dengan tekun mengembangkan nilai-nilai perkawinan dan keluarga, baik melalui kesaksian hidup mereka sendiri maupun melalui kerja sama dengan sesama yang berkehendak baik. Dengan demikian mereka mencegah kesukaran-kesukaran, dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan keluarga serta menyediakan keuntungan-keuntungan baginya sesuai dengan tuntutan zaman sekarang. Untuk mencapai tujuan itu semangat iman Kristiani, suara hati moril manusia; dan kebijaksanaan serta kemahiran mereka yang menekuni ilmu-ilmu suci, akan banyak membantu. Hasil penelitian para pakar ilmu pengetahuan, terutama di bidang biologi, kedokteran, sosial, dan psikologi, dapat berjasa banyak bagi kesejahteraan perkawinan dan keluarga serta ketenangan hati. Contohnya, melalui pengaturan kelahiran manusia yang dapat dipertanggungjawabkan.Berbekalkan pengetahuan yang memadai tentang hidup berkeluarga, para imam bertugas mendukung panggilan suami-istri melalui pelbagai upaya pastoral; pewartaan sabda Allah; ibadat liturgis; dan bantuan-bantuan rohani lainnya dalam hidup perkawinan dan keluarga mereka. Tugas para imam pula, dengan kebaikan hati dan kesabaran meneguhkan mereka di tengah kesukaran-kesukaran, serta menguatkan mereka dalam cinta kasih, supaya terbentuk keluarga-keluarga yang sungguh-sungguh berpengaruh baik. 11Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiHimpunan-himpunan keluarga, hendaknya berusaha meneguhkan kaum muda dan para suami-istri sendiri, terutama yang baru menikah, melalui ajaran dan kegiatan; hidup kemasyarakatan, serta kerasulan.Akhirnya hendaknya para suami-istri sendiri, yang diciptakan menurut gambar Allah yang hidup dan ditempatkan dalam tata-hubungan antarpribadi yang autentik, bersatu dalam cinta kasih yang sama, bersatu pula dalam usaha saling menguduskan supaya mereka, dengan mengikuti Kristus sumber kehidupan, di saat-saat gembira maupun pengorbanan dalam panggilan mereka, karena cinta kasih mereka yang setia menjadi saksi-saksi misteri cinta kasih, yang oleh Tuhan diwahyukan kepada dunia dalam wafat dan kebangkitan-Nya”. (GS.52)2) PendalamanSetelah menyimak teks GS.52, cobalah mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini. (kamu dapat merumuskan sendiri pertanyaan lain untuk mendiskusikan teks tersebut)a) Apa makna keluarga?b) Apa manfaat komunikasi dalam keluarga?c) Apa peran bapak dan ibu dalam keluarga?d) Apa upaya Gereja dalam membina keluarga?12 Kelas XII SMA/SMK Doa PenutupYa Allah, Bapa sekalian insan, Engkau menciptakan manusia dan menghimpun mereka menjadi satu keluarga, yakni keluarga-Mu sendiri. Engkau pun telah memberi kami keluarga teladan, yakni keluarga kudus Nazaret, yang anggota-anggotanya sangat takwa kepada-Mu dan penuh kasih satu sama lain. Terima kasih, Bapa, atas teladan yang indah ini. Semoga keluarga kami selalu Kau dorong untuk meneladani keluarga kudus Nazaret. Semoga keluarga kami tumbuh menjadi keluarga Kristen yang sejati yang dibangun atas dasar iman dan kasih: kasih akan Dikau dan kasih antar semua anggota keluarga. Ajarlah kami hidup menurut Injil, yaitu rukun, ramah, bijaksana, sederhana, saling menyayangi, saling menghormati, dan saling membantu dengan ikhlas. Hindarkanlah keluarga kami dari marabahaya dan malapetaka; sertailah kami dalam suka dan duka; tabahkanlah kami bila kami sekeluarga menghadapi masalah-masalah. Bantulah kami agar tetap bersatu padu dan sehati sejiwa; hindarkan kami dari perpecahan dan percekcokan.Sumber: http://mukjizatitunyataadanya.comDiakses pada tanggal 26 Mei 2014Gambar 1.6 Keluarga Kudus NazaretJadikanlah keluarga kami ibarat batu yang hidup untuk membangun jemaat-Mu menjadi Tubuh Kristus yang rukun dan bersatu padu. Berilah keluarga kami rezeki yang cukup. Semoga kami sekeluarga selalu berusaha hidup lebih baik di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.Jadikanlah keluarga kami garam dan terang dalam masyarakat. Semoga keluarga kami selalu setia mengamalkan peran ini kendati harus menghadapi aneka tantangan.Ya Bapa, kami berdoa pula untuk keluarga yang sedang dilanda kesulitan. Dampingilah mereka agar jangan patah semangat. Terlebih kami sangat prihatin untuk keluarga-keluarga yang berantakan. Jangan biarkan mereka ini hancur. Sebaliknya, berilah kekuatan kepada para anggotanya untuk membangun kembali keutuhan keluarga.Semua ini kami mohon kepada-Mu, Bapa keluarga umat manusia, dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin!(Puji Syukur 1992, No. 162)Next >