< Previous33Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiF. Panggilan Karya/ProfesiGereja Katolik melalui Ajaran Sosialnya menaruh perhatian yang serius pada nilai kerja manusia. Manusia diciptakan menurut gambar Allah dan diberi mandat untuk mengelola bumi. Dengan ini, manusia hendaknya menyadari, ketika ia melakukan pekerjaan, ia berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan. Dengan tenaganya, manusia memberikan sumbangan merealisasikan rencana Tuhan di bumi. Manusia diharapkan tidak berhenti untuk membangun dunia menjadi lebih baik atau mengabaikan sesama. Manusia memiliki tanggung jawab lebih untuk melakukan hal itu. (LE25). Karena pekerjaan merupakan kunci atau solusi dari masalah sosial. Pekerjaan sangat menentukan manusia dalam membuat hidup menjadi lebih manusiawi. (LE 3).Doa PembukaAllah, Bapa Yang Maha Bijaksana, Engkau menghendaki agar kami menaklukkan bumi dan mengolahnya lewat aneka pekerjaan. Dengan demikian Engkau membimbing kami memenuhi kebutuhan hidup kami. Kami bersyukur karena melalui kerja yang bermacam-macam kami Kau ikut sertakan dalam karya-Mu. Engkau sendiri terus bekerja sampai sekarang, bahkan Engkau turut bekerja dalam aneka pekerjaan yang digeluti umat-Mu. Bapa, kami bersyukur atas aneka bidang pekerjaan dalam masyarakat kami, yang mencerminkan keragaman karya-Mu sendiri. Teristimewa kami mengucap syukur atas pekerjaan kami saat ini sebagai pelajar; bantulah kami melaksanakannya dengan segenap hati dan penuh tanggung jawab. Kami percaya bahwa melalui pekerjaan ini Engkau sendiri berkarya dalam diri kami. Semoga lewat pekerjaan ini kami dapat membantu orang-orang yang lemah, dan semoga pekerjaan ini sungguh menjadi pelayanan bagi sesama.Bapa, kami mohon semangat kesetiaan, ketekunan, dan pengorbanan, agar kami dapat meneladani Putra-Mu, Yesus Kristus. Sebagaimana karya Bapa mendatangkan keselamatan, semoga pekerjaan kami pun mendatangkan kebaikan dan berguna bagi perkembangan kami serta bermanfaat bagi masyarakat. Demikian pula kami berdoa bagi yang sedang berusaha mencari pekerjaan. Bantulah mereka agar tidak putus asa, dan segera menemukan apa yang dicita-citakan 34 Kelas XII SMA/SMK Ya Bapa, bantulah kami semua agar bekerja bukan hanya untuk makanan yang akan binasa, melainkan juga untuk makanan yang akan bertahan sampai kehidupan yang kekal. Bapa kami persembahkan kepada-Mu, segala usaha dan niat kami, agar menjadi persembahan yang berkenan di hati-Mu, karena Kristus, Tuhan kami. Amin.Sumber : Puji Syukur nomer 197 (dengan sedikit penyesuaian)1. Pandangan Umum Tentang Arti dan Makna Kerja a. Gambaran tentang kerja Perhatikan gambar-gambar berikut ini!Sumber: Koleksi penulisGambar 1.12 KaryawanSumber: Koleksi penulisGambar 1.14 SupirSumber: Share2joy.comDiakses pada tanggal 29 Mei 2014Gambar 1.13 Pemecah batu Sumber: Koleksi penulisGambar 1.15 Pemain Musik b. Pendalaman/DiskusiBerdasarkan pengamatanmu terhadap gambar-gambar di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.1) Jenis pekerjaan apa yang tampak pada gambar-gambar itu?35Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti2) Apa saja jenis pekerjaan? 3) Apa yang dimaksudkan dengan kerja?4) Apa tujuan bekerja? 2. Arti dan Makna Kerja Menurut Ajaran Sosial Gerejaa. Simaklah Ajaran Gereja berikut ini.Kerja Sebagai Partisipasi dalam Kegiatan Sang PenciptaMenurut Konsili Vatikan II: “Bagi kaum beriman ini merupakan keyakinan: kegiatan manusia baik perorangan maupun kolektif, atau usaha besar-besaran itu sendiri, yang dari zaman ke zaman dikerahkan oleh banyak orang untuk memperbaiki kondisi-kondisi hidup mereka, sesuai dengan rencana Allah. Manusia diciptakan menurut gambar Allah dan menerima titah-Nya. Manusia diciptakan supaya menaklukkan bumi beserta segala sesuatu yang terdapat padanya, serta menguasai dunia dalam keadilan dan kesucian; ia mengemban perintah untuk mengakui Allah sebagai Pencipta segala-galanya, dan mengarahkan diri beserta seluruh alam kepada-Nya, sehingga dengan terbawanya segala sesuatu kepada manusia nama Allah sendiri dikagumi di seluruh bumi”.Sabda pewahyuan Allah secara mendalam ditandai oleh kebenaran asasi, bahwa manusia, yang diciptakan menurut citra Allah, melalui kerjanya berperan serta dalam kegiatan Sang Pencipta, dan dalam batas-batas daya-kemampuan manusiawinya sendiri ia dalam arti tertentu tetap makin maju dalam menggali sumber-sumber daya serta nilai-nilai yang terdapat dalam seluruh alam tercipta. Kebenaran itu tercantum dalam Kitab Kejadian, yang menyajikan karya penciptaan dalam bentuk “kerja” yang dijalankan oleh Allah selama “enam hari”, sedangkan Ia “beristirahat” pada hari ketujuh. Selain itu kitab terakhir Kitab suci menggemakan sikap hormat yang sama terhadap segala yang telah dikerjakan oleh Allah melalui “karya” penciptaan-Nya, bila menyatakan: “Agung dan ajaiblah segala karya-Mu, ya Tuhan, Allah Yang Mahakuasa!” Itu senada dengan Kitab Kejadian, yang menutup lukisan setiap hari penciptaan dengan pernyataan: “Dan Allah melihat bahwa itu baik adanya”.Gambaran penciptaan terdapat dalam bab pertama Kitab Kejadian yang merupakan “Injil Kerja” yang pertama. Dalam Kitab tersebut ditunjukkan di mana letak martabat kerja: Dalam Kitab tersebut juga diajarkan bahwa manusia harus meneladani Allah Penciptanya 36 Kelas XII SMA/SMK dalam bekerja, sebab hanya manusialah yang mempunyai ciri unik menyerupai Allah. Manusia harus berpola pada Allah dalam bekerja maupun dalam beristirahat, sebab Allah sendiri bermaksud menyajikan kegiatan-Nya menciptakan alam dalam bentuk kerja dan istirahat. Kegiatan Allah di dunia itu selalu berlangsung, seperti dikatakan oleh Kristus: “Bapa-Ku tetap masih berkarya...”: Ia berkarya dengan kuasa pencipta-Nya dengan melestarikan bumi, yang dipanggil-Nya untuk berada dari ketiadaan, dan Ia berkarya dengan kuasa penyelamat-Nya dalam hati mereka, yang sejak semula telah ditetapkan-Nya untuk “beristirahat” dalam persatuan dengan diri-Nya di “rumah Bapa”-Nya. Oleh karena itu kerja manusia pun tidak hanya memerlukan istirahat setiap “hari ketujuh”, melainkan tidak dapat pula terdiri hanya dari penggunaan tenaga manusiawi dalam kegiatan lahir. Kerja harus membuka peluang bagi manusia untuk menyiapkan diri, dengan semakin menjadi seperti yang dikehendaki oleh Allah, bagi “istirahat” yang disediakan oleh Tuhan bagi para hamba dan sahabat-Nya.Manusia harus memiliki kesadaran bahwa kerja yang dilakukannya adalah partisipasi dalam kegiatannya dengan Allah. Menurut Konsili, kita harus selalu meresapi pekerjaan kita meskipun hanya pekerjaan yang biasa. Pria maupun wanita, tidak hanya mencari nafkah bagi diri maupun keluarga. Mereka melakukan pekerjaan agar dapat berjasa-bakti bagi masyarakat. Dengan jerih payah itu mereka dapat ikut serta mengembangkan karya Sang Pencipta, dan ikut memenuhi kepentingan sesama saudara. Selain itu, mereka juga menyumbangkan kegiatan mereka demi terlaksananya rencana ilahi dalam sejarah.Kerja yang dilakukan oleh Spiritualitas Kristiani harus merupakan warisan bagi semua. Khususnya pada zaman modern, spiritualitas kerja harus menampilkan kematangan yang dibutuhkan untuk menanggapi ketegangan-ketegangan dan ketidaktenangan budi dan hati. “Umat kristiani tidak beranggapan seolah-olah karya kegiatan, yang dihasilkan oleh bakat pembawaan serta daya kekuatan manusia, berlawanan dengan kuasa Allah, seakan-akan ciptaan yang berakal budi menyaingi Penciptanya. Mereka meyakini bahwa, kemenangan-kemenangan bangsa manusia justru menandakan keagungan Allah dan merupakan buah rencana-Nya yang tak terperikan. Adapun semakin kekuasaan manusia bertambah, semakin luas pula jangkauan tanggung jawabnya, baik itu tanggung jawab perorangan maupun tanggung jawab bersama. Maka jelaslah pewartaan kristiani tidak menjauhkan 37Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekertiorang-orang dari usaha membangun dunia, dan juga tidak mendorong mereka untuk mengabaikan kesejahteraan sesama; melainkan mereka justru semakin terikat tugas untuk melaksanakan itu”.Kesadaran bahwa melalui kerja, manusia berperan serta dalam karya penciptaan merupakan motif yang terdalam untuk bekerja di pelbagai sektor. “Jadi”-menurut Konstitusi “Lumen Gentium”-“kaum beriman wajib mengakui makna sedalam-dalamnya, nilai serta tujuan segenap alam tercipta, yakni: demi kemuliaan Allah. Lagi pula mereka wajib saling membantu juga melalui kegiatan duniawi untuk hidup dengan lebih suci, supaya dunia diresapi semangat Kristus, dan dengan lebih tepat mencapai tujuannya dalam keadilan, cinta kasih dan damai. Maka dengan kompetensinya di bidang profan’ serta dengan kegiatannya, yang dari dalam diangkat oleh rahmat Kristus, hendaklah mereka memberi sumbangan yang andal, supaya hal-hal tercipta dikelola dengan kerja manusia, keahlian teknis, serta kebudayaan yang bermutu, menurut penetapan Sang Pencipta dan dalam cahaya Sabda-Nya” (LE 25).*****b. Pendalaman/Diskusi Setelah menyimak beberapa dokumen Ajaran Sosial Gereja di atas, diskusikanlah dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1) Apa arti dan makna dari kerja?2) Apa tujuan manusia bekerja? 3) Apa hubungan kerja dengan doa?4) Apa hubungan kerja dengan istirahat?3. Menghayati Arti dan Makna Kerjaa. Refleksi Tulislah sebuah refleksi tentang kerja; bagaimana kamu mempersiap-kan masa depanmu dengan memulainya dari bangku sekolah.b. Aksi1). Ungkapkan niatmu secara tertulis untuk rajin belajar, mengerja-kan tugas mandiri dan kelompok belajar di sekolah dan di luar sekolah secara bertanggung jawab untuk mempersiapkan masa depanmu.38 Kelas XII SMA/SMK 2). Bersikap menghargai, hormat, sopan, dan santun pada para guru serta semua karyawan di sekolahnya yang bekerja untuk melayani setiap hari.Doa PenutupAllah Bapa yang penuh kasih,Kami bersyukur atas anugerah kemampuan, atau talenta yang Engkau anugerahkan kepada kami. Semoga dengan talenta itu, kami dapat berkarya dalam hidup kami untuk kemajuan hidup kami serta kemajuan hidup masyarakat serta untuk memuliakan Engkau sepanjang segala masa. Amin.39Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiBAB IIMemperjuangkanNilai-Nilai Kehidupan Manusia dalam MasyarakatPada Bab I, kita telah menggeluti tema tentang “Panggilan Hidup Manusia”. Kita memahami bahwa hidup manusia merupakan rahmat panggilan Allah. Hidup manusia itu sangatlah bermakna. Kita dipanggil dan diutus ke dunia sesuai dengan kehendak atau rencana Tuhan. Dalam meniti panggilan hidup itu, manusia menghadapi pelbagai tantangan yang perlu kita atasi dengan penuh tanggung jawab. Pada Bab II ini, kita akan belajar tentang “Memperjuangkan Nilai-Nilai Kehidupan manusia dalam Masyarakat”. Nilai-nilai kehidupan yang perlu diperjuangkan yaitu keadilan, kejujuran, kebenaran, kedamaian, serta keutuhan ciptaan (lingkungan hidup). Hal-hal tersebut juga merupakan nilai-nilai dasar hidup kristiani. Meskipun nilai-nilai itu merupakan nilai dasar yang melekat dalam diri setiap insan manusia, tetap harus kita perjuangkan, karena kalau tidak bisa terjadi kemerosotan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan kita. Kini, di Indonesia kita menyaksikan praktik-praktik ketidakadilan, ketidakjujuran, ketidakbenaran, kekacauan, kekerasan, dan perusakan alam lingkungan secara memprihatinkan. Karena itu, kita perlu bersikap peduli, memahami dan menghayati nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian, serta menjaga keutuhan ciptaan Tuhan. Diharapkan agar nilai-nilai dasar ini sungguh menyatu dan bahkan menjadi suatu gerakan dalam hidup kita sesuai ajaran dan teladan Yesus Sang tokoh idola iman kita. 40 Kelas XII SMA/SMK Untuk memahami dan menghayati tema ini, pada bab ini akan dibahas tiga pokok bahasan yaitu: A. Nilai-Nilai Kehidupan Penting dalam Masyarakat yang Diperjuangkan (Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, Kedamaian, Keutuhan Lingkungan Hidup).B. Landasan untuk Memperjuangkan Nilai-Nilai Penting dalam Masyarakat (Landasan negara dan Landasan Gereja).C. Yesus Kristus, Pejuang Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, dan Kedamaian.A. Nilai-Nilai Kehidupan Penting dalam Masyarakat yang DiperjuangkanKorupsi adalah perilaku tidak jujur dari seseorang karena mencuri uang negara, dan/atau uang rakyat untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompok. Jujur berarti tulus hati, tidak curang terhadap diri sendiri dan orang lain. Kejujuran merupakan keselarasan antara kata hati dan kata yang diucapkan, antara kata yang diucapkan dan sikap serta perbuatan nyata. Sebagai orang Kristen tentu saja kita dinasihati untuk selalu bersikap jujur. Di tengah semua ketidakjujuran dan ketidakbenaran ini, kita harus tetap bersikap benar, jujur, dan adil. Kata-kata dan tingkah laku seorang Kristen sejati hendaknya dapat dipercaya. Yesus berkata: “Jika berkata ‘ya’ hendaknya ‘ya’, jika berkata ‘tidak’ hendaknya ‘tidak’; apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat (bdk.Mat 5:37). Yesus juga menuntut supaya kita bersikap jujur. Terhadap orang yang munafik seperti kaum farisi, Yesus bersikap sangat tegas (bdk.Mat 23: 1-34).41Pendidikan Agama Katolik dan Budi PekertiDoa PembukaTUHAN, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.Bila terjadi keputusasaan, jadikanlah aku pembawa harapan.Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.Ya Tuhan Allah, ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur; mengerti daripada dimengerti; mengasihi daripada dikasihi; sebab dengan memberi kita menerima; dengan mengampuni kita diampuni, dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal.Amin.Sumber: Ensiklpoedi Orang KudusGambar 2.1 St. Ftansiskus Asisi1. Makna Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan a. Memperjuangkan Keadilan1) Mengamati masalah keadilan di masyarakata) Identifikasi masalahCobalah identifikasi masalah-masalah ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat saat ini!b) Melihat kasusSimaklah kisah nyata berikut ini.Kisah Nenek Minah Belum SelesaiSeorang nenek, warga Banyumas, Jawa Tengah, belum lama ini divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Purwokerto karena mencuri kakao milik PT. Rumpun Sari Antan. Majelis 42 Kelas XII SMA/SMK hakim menghukum Minah satu bulan dengan masa percobaan tiga bulan tanpa harus menjalani kurungan tahanan. Dengan begitu ia tak perlu menjalani hukuman asal berkelakuan baik. Kini, ibu tujuh anak dan nenek belasan cucu ini, sudah kembali menjalani kehidupan seperti biasa. Saat ditemui SCTV di kediamannya di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jateng, Sabtu (21/11), Minah menjalani aktivitasnya dengan semangat baru. Kondisi ini berbeda saat ia menghadiri pembacaan vonis. Minah tak kuasa membendung air mata karena ketakutan.Kisah Minah mengundang simpati masyarakat. Usianya yang sudah lanjut ikut meringankan putusan hakim. Tapi benarkah drama sudah selesai? Tampaknya ia belum bisa bernapas lega, karena jaksa penuntut umum menyatakan masih pikir-pikir. Di persidangan, Minah mengaku hanya mengambil tiga butir kakao seharga dua ribu rupiah dan sudah mengembalikannya. Tapi, manajemen PT. Rumpun Sari Antan mengatakan biji kakao yang dicuri nenek Minah jumlahnya mencapai tiga kilogram seharga Rp 30 ribu.PT. Rumpun Sari Antan memiliki lebih dari 200 hektare tanaman kakao di Desa Darmakradenan, Banyumas, Jateng. Jika melihat luasnya kebun, sebenarnya tiga biji kakao yang dicuri Minah tidak akan membuat perusahaan bangkrut. Namun manajemen PT Rumpun Sari Antan tetap bersikeras membawa Minah ke pengadilan dengan alasan untuk memberikan efek jera bagi masyarakat. Pihak perusahaan mengaku puas dengan vonis pengadilan.Siapa yang salah memang harus dihukum. Tetapi kasus ini menjadi perhatian masyarakat karena sanksi hukum seakan hanya berani dijatuhkan pada masyarakat kecil seperti Minah. Sumber: http://news.liputan6.comSumber: http://news.detik.comDiakses pada tanggal 30 Mei 2014 Gambar 2.2 Nenek MinahNext >