< Previous105Seni BudayaMembiasakan berpikir kreatif dapat menumbuhkan sikap dan menanamkan rasa percaya diri. Konsep dan makna musik merupakan suatu bagian dari dunia bunyi. Artinya, musik adalah pengungkapan ide melalui seni yang didasarkan pada pengorganisasian bunyi atau suara menurut waktu, yang unsur dasarnya berupa irama, melodi, dan harmoni, dengan unsur lainnya berupa gagasan, sifat, timbre, yang juga didukung oleh unsur ekspresi dan disusun secara indah. Keindahan akan lebih terasa oleh adanya jalinan nilai-nilai estetis yang selaras dan artistik. Untuk melihat keindahan dalam seni musik, maka diperlukan suatu aktivitas kreativitas, salah satunya adalah dengan melakukan analisis.Analisis musik tidak berarti menjelaskan komposisi karya seseorang, akan tetapi analisis musik lebih cenderung ke prinsip-prinsip yang universal, atau setidaknya mencari rumusan-rumusan konsep menyeluruh untuk menjelaskan makna, gramatika, dan mekanisme karya musik serta menemukan nilai estetis musik.Kita tahu bahwa fenomenologi adanya produk karya musik baik musik tradisi, klasik, modern maupun kontemporer di dalamnya tidak dapat terlepas dari sebuah kreasi penataan unsur-unsur musik beserta elemen-elemennya. Musik tercipta dan dibangun oleh keterpaduan substansi unsur-unsur irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur yang dibungkus oleh kualitas musik yaitu unsur ekspresi yang meliputi tempo, dinamika, timbre dan kekuatan volume atau intensitas suara.Karl Seashore seorang ahli psikologi musik berpendapat bahwa musik memiliki makna sebagai pesona jiwa yang merupakan alat yang dapat membuat seseorang gembira, sedih, semangat, galau, sesal, penuh harapan, riang, tenang, damai, bahkan dapat membawa kita seolah-olah mengangkat pikiran serta ingatan kita melambung tinggi, sehingga emosi kita melampaui diri kita sendiri, seolah-olah gelombang-gelombang di laut lepas.Secara konseptual musik adalah sebagai pengungkapan gagasan melalui bunyi atau suara, yang unsur dasarnya berupa irama, melodi, dan harmoni, dengan pendukung lainnya berupa bentuk gagasan, sifat, dan warna bunyi (timbre). Namun, dalam penyajiannya sering masih berpadu dengan unsur-unsur lainnya seperti bahasa, gerak atau warna. (Soeharto,1992:86)Analisis Konsep dan Makna Musik Kreasi106Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKCara-cara yang dapat ditempuh untuk mendekati musik dalam kajian bidang analisis musik (Dieter Mack, 2001:100-103) 1. Adanya budaya musik yang hampir tidak memiliki suatu kesadaran kognitif tentang aspek-aspek dalam dan luar musiknya sendiri, walaupun setiap jenis musik memiliki unsur internal, yaitu gramatikanya dan teksnya, dan unsur eksternal, yaitu konteksnya;2. Kecenderungan yang sama dapat ditemukan adanya perubahan fundamen-tal, ketika memulai menjelaskan musik berdasarkan logika rasional, dan melalui yang dikatakan aturan-aturan alamiah dalam bidang ilmu “musikologi”;3. Teori musik terkait dengan studi komposisi yang dipandang sebagai disiplin ilmu dengan nilai akademis yang sejajar dengan musikologi atau etnomusikologi. Studi ini sebagai disiplin akademis dengan tuntutan keilmiahan;4. Kecenderungan diwarnai dengan ke-salahpahaman tentang keuniversalan struktur-struktur dalam musik, sebagai pola dasar ideologi. Sebagai langkah selanjutnya dalam melakukan analisis karya musik kreasi, perlu adanya pengenalan secara dalam terhadap bentuk nama not dan tanda diam musik, aspek dan unsur musikal, karena dalam karya musik terdapat berbagai simbol dan tanda-tanda untuk dapat diketahui. Unsur-unsur musik yang telah diberikan pada semester sebelumnya dalam mata pembelajaran seni budaya, sebagai acuan dasar untuk dapat menganalisis dan mengembangkan karya musik lainnya. 108Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKsatu unsur musik saja. Oleh karena semua unsur itu berkaitan erat, maka dalam pembahasan sebuah unsur musik mungkin pula akan menyinggung unsur yang lain. Raden Machjar Angga Kusumadinata adalah seorang tokoh karawitan Sunda yang menciptakan notasi daminatila pada tahun 1924 dan notasi tersebut disebarluaskan pada kegiatan pembelajaran seni karawitan di daerah Jawa Barat berawal sekitar tahun 1925, dan sampai sekarang notasi daminatila masih dipergunakan oleh kreator-kreator Sunda dalam mengarsipkan karya musiknya khususnya untuk seni karawitan baik sekar (vokal) maupun gending (instrumen). Banyak istilah dan simbol musik yang digunakan untuk sebutan nada. Misalnya:1. Nada tonal, yaitu nada-nada diatonis untuk musik barat; 2. Nada modal adalah nada-nada pentatonis untuk musik daerah. Simbol musik yang berupa nada-nada ada yang ditulis dengan angka, huruf, dan juga balok not.Diyakini bahwa kamu sudah mengenal dan mempelajari beragam jenis nada baik dalam bentuk angka, huruf atau pun balok yang digunakan sebagai simbol musik, yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler, maupun di dalam kegiatan pendidikan di luar sekolah. Pada umumnya nada diatonis yang memiliki arti dua jarak nada yakni jarak 1 (200 Cent Hz) dan jarak ½ (100 Cent Hz) dilambangkan dengan: • Nada Angka 1 2 3 4 5 6 7 1`• Nada Huruf c d e f g a b c`Atau d r m f s l t ddibaca do re mi fa sol la ti do` Interval nada 1 1 ½ 1 1 1 ½ 200 200 100 200 200 200 100Nada balok (not) dan garis paranada♪109Seni BudayaUntuk menulis not atau notasi balok diperlukan garis-garis paranada, karena notasi balok biasanya tersimpan pada paranada atau balok not yang terdiri dari lima garis sejajar. Not yang tersimpan pada garis not balok disebut dengan not garis/not balok, sedangkan not yang tersimpan antara garis dan garis disebut dengan not ruang atau not spasi. Paranada yaitu seperangkat tanda terdiri atas lima garis mendatar. Nada-nada diletakan pada garis paranada atau di antara dua garis yaitu disebut spasi. Dalam menghitung paranada atau garis not balok selalu dimulai dari bawah. Dalam praktiknya, aturan penulisan notasi dalam garis paranada adalah berikut.1. Not-not yang tersimpan di atas garis ke tiga arah tiang not di gambar ke atas.2. Not-not yang berada di bawah garis ketiga arah tiang not di gambar ke bawah.3. Not-not yang terletak pada garis ketiga arah tiang not, boleh ke atas atau ke bawah.4. Untuk peletakkan bendera, selalu ke arah kanan.5. Untuk notasi yang mempergunakan suara dua, gambar tiang not mengarah ke atas untuk suara pertama, sedang untuk suara kedua mengarah ke bawah. Agar lebih jelas penulisan not dan penyimpanannya pada garis paranada, dapat dilihat salah satu model penulisan notasi yang tersimpan pada garis paranada di bawah ini.Jika penulisan notasi balok untuk penambahan nilai not, maka dipergunakan titik di belakang not, sedangkan untuk notasi angka, nilai not dari pada titik akan ditentukan oleh garis nilai. Namun, seandainya tidak ada garis nilai, maka nilai titik akan sama nilainya dengan not yang berada di depannya. Apabila kita menemukan tiga buah not yang mendapat nilai satu ketuk, ini disebut triol (tri nada/tiga nada yang disatukan).110Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKSelanjutnya terdapat beberapa simbol musik terkait dengan sistem nada pentatonik (berarti lima nada pokok) yang tumbuh dan berkembang di daerah, dilambangkan dengan:1. Karawitan Sunda Notasi Daminatila, memiliki lima nada pokok disimbolkan dengan: •Angka 1 5 4 3 2 1 disebut nada relatif •Huruf T S G P L T disebut nada mutlak (notasi buhun) •dibaca da la ti na mi da •T singkatan dari Tugu adalah lambang nada 1, dibaca da •L singkatan dari Loloran adalah lambang nada 2, dibaca mi •P singkatan dari Panelu adalah lambang nada 3, dibaca na •G singkatan dari Galimer adalah lambang nada 4, dibaca ti •S singkatan dari Singgul adalah lambang nada 5, dibaca laSelain nada pokok, dalam karawitan terdapat pula nada sisipan atau nada hiasan, nada tersebut dengan istilah lain disebut nada uparenggaswara (Sunda). Misalnya nada pamiring atau nada meu (2+), bungur atau nada ni (3-), pananggis atau nada teu (4+), dan sorog atau nada leu (5+). Nada uparenggaswara tersebut dalam istilah musik biasa dikenal dengan sebutan nada kromatik, misalnya f menjadi fi s (4). Dalam penyajian karawitan Sunda, terdapat beberapa laras yang dapat dipergunakan untuk bermain musik, baik dalam sajian lagu-lagu maupun sajian gending. Laras yang merupakan susunan nada pentatonis dapat dikelompokan menjadi dua kelompok besar, yaitu laras salendro dan laras pelog. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para akademisi, laras salendro di daerah Sunda melahirkan tiga laras, yaitu laras salendro, laras degung, dan laras madenda. Adapun laras pelog melahirkan tiga surupan, yaitu surupan jawar, surupan sorog, dan surupan Liwung. 111Seni BudayaNada angka pentatonik dalam simbol not daminatila yang diciptakan R Machjar Anggakusuma Dinata dan komparasinya dengan notasi diatonik yang diciptakan John Curwen dan dikembangan oleh Tn Cheve adalah: 1’ 5 4 3 2 1 da la ti na mi da T/Tugu S/ Singgul G/Galimer P/Panelu L/loloran T/Tugu1 2 3 . 4 . 5 6 7 1C D E F G A B CDo re mi . Fa . So la ti do 2. Karawitan JawaNotasi yang digunakan untuk gending atau karya musik Jawa adalah nada-nada Kepatihan, yang diciptakan oleh R.M.T. Wreksodiningrat sekitar tahun 1910 di Surakarta. Notasi ini sering digunakan untuk pembelajaran musik/seni karawitan Jawa yang memakai lambang dengan angka. Atik Soepandi (1975) menjelaskan kata salendro berasal dari kata sala dan indira. Sala – sara – suara, dan indira adalah dewa utama di India, jadi apabila kita simpulkan salendro dapat diartikan suara pertama dalam kata lain disebut tangga nada pertama. Arti kiasan dari istilah salendro itu sendiri ungkapan nadanya memiliki karakteristik gagah, berani, dan gembira. Tangga nada untuk laras madenda memiliki karakter sedih, susah, bingung, sakit hati. Laras degung ungkapan nadanya bersifat tenang dan kadang bingung.Menurut Soepandi (1975:36) istilah pelog memiliki arti latah/cadel, maksudnya berbicara atau dalam mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas dengan istilah lain disebut seliring atau sumbang. • Adapun dalam karawitan Jawa, pelog artinya nada hiasan atau nada kromatik.112Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK• Angka 1 2 3 4 5 6 7 Ji ro lu pat mo nem pi • Perhatikan notasi angka tersebut pada penulisan gending yang diadaptasi dari karya tulisan Surjodiningrat (1995) berikut:Sebagai contoh penerapan dan penulisan notasi angka kepatihan tersebut pada komposisi gending Gandrung Manis dan gending Purwagilang yang diadaptasi dari sebuah karya tulis Surjodiningrat (1995) berikut:113Seni Budaya3. Karawitan BaliNotasi dingdong menggunakan lambang bahasa kawi tepatnya bahasa Jawa kuno, yang pada awalnya hanya berkembang di lingkungan pembelajaran karawitan tembang di Bali, sejalan dengan perkembangannya notasi Ding dong telah dipergunakan untuk menotasikan berbagai jenis gending pada gamelan Bali. Bentuk notasi tersebut dapat ditransfer pada notasi angka dengan susunan Notasi Ding dong (nada pokok) adalah disimbolkan sebagai berikut: ndong simbol musik nada 1 dibaca dong ndeng simbol musik nada 2 dibaca deng ndung simbol musik nada 3 dibaca dung ndang simbol musik nada 4 dibaca dang nding simbol musik nada 5 dibaca ding114Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKSebuah model gending dalam motif tabuhan gamelan Bali yang dikutip dari Esther L Siagian (2006).53553533323323332222211211212221661661611165212616152122125655266533323323332555352221661661633321261321dingdongdèngdungdang12356mifasolsido(notasi Bali)(not angka Bali)(prakiraan/tidak persis samadengan solmisasi Barat)Sangsih(5)PolosJublag(1)(1)SangsihPolosJublagKotekan - PemadeBerikut adalah perbandingan nada dan simbol nada pentatonik dan nada diatonik yang digunakan dalam pembelajaran seni musik.DAMINACHEVESARI SUARAWANU SUARASUNDA BUHUNDING DONG1 = Da1 = Do4 = Pat6 = nemBarang/ TuguDang2 = Mi7 = Ti3 = Lu5 = MaLoloranDung3- = Ni6 = La3- = Le4 = PatBungurDeung3 = Na5 = So2 = Re3 = LuPaneluDeng4 = Ti4 = Fa1 = Ji2 = RoGalimerDongNext >