< Previous195Seni BudayaD. Menyusun Naskah DramaNaskah atau Lakon dibuat oleh seorang penulis naskah (sastrawan). Dia adalah seniman utama, karena dengan karya sastranya bisa mengilhami para insan Teater untuk mewujudkan sebuah karya pertunjukan. Para sastrawan membuat naskah atau lakon drama dengan maksud untuk dipentaskan. Oleh karena itu ada penulis naskah yang merangkap sebagai penggarap, sebab penulis tersebut lebih tahu tentang maksud isi naskah atau lakon yang ditulisnya. Ada pula penulis naskah yang hanya mampu dan bagus dalam menciptakan naskah, akan tetapi kurang bagus dalam menggarapnya dalam bentuk pertunjukan. Dengan demikian banyak penulis naskah yang memasrahkan karyanya untuk dipentaskan kepada calon-calon penggarap. Sebaliknya, banyak dramawan yang hebat sebagai penggarap, tetapi tidak bisa membuat naskah. Antara penulis naskah dengan penggarap teater memiliki hubungan timbal-balik. Kedua insan tersebut bisa saling menguntungkan. Penulis naskah bisa terkenal karena karyanya dipentaskan dan ditonton oleh masyarakat. Sebaliknya penggarap juga otomatis terkenal dengan karya pertunjukannya.Apa yang terdapat dalam naskah? Di dalam naskah terdapat gagasan-gagasan pengarang tentang pengalaman batinnya yang ingin disampaikan kepada penonton. Gagasan atau bisa juga disebut ide pengarang apabila dirinci terdiri dari: satuan-satuan kecil yaitu nilai-nilai kehidupan yang dialami pengarang yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat. Nilai-nilai kehidupan tersebut sangat banyak, oleh karena itu tidak seluruh nilai dalam kehidupan bisa disajikan dalam satu naskah yang dibuatnya, hanya beberapa nilai saja. Seperangkat nilai itu bersatu menjadi sebuah gagasan atau ide. Gagasan-gagasan atau ide-ide tadi bersatu menjadi sebuah tema. Dalam sebuah lakon terdiri dari beberapa tema, tetapi ada juga lakon yang hanya memiliki satu tema, contohnya fragmen (sajian drama yang ceriteranya merupakan penggalan dari ceritera utuh).Di dalam naskah ada tokoh-tokoh ceritera atau peran-peran yang menghidupkan naskah itu sendiri. Tokoh-tokoh ceritera tersebut bila diklasifi kasi menjadi: 1. peran utama yang disebut protagonis,2. Peran lawan yaitu antagonis, 3. Peran ketiga yang mendukung protagonis atau antagonis yang disebut tritagonis 4. Peran pembantu. 196Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKGuru mengajak siswa untuk membaca naskah drama dari perpustakaan sekolah. Setelah dibaca kemudian dianalisis temanya, gagasan-gagasan pengarang, nilai-nilai yang dipesankan, tokoh-tokoh ceritanya, serta struktur-nya. Setelah memahami isi cerita yang mereka baca, kemudian dipersilahkan untuk mencoba mengarang cerita sendiri berdasarkan pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Ambil salah satu karya siswa, kemudian diskusikan bersama bimbingan guru.Di bawah ini adalah sebuah cuplikan dialog sebagai bahan analisis. Lakon ini berjudul “Mendung di Lokapala” diambil dari ceritera novel berjudul “Anak Bajang Menggiring Angin” karya: SindhunataWisrawa : Nak, kenapa kautatap langit dengan kedinginan?Danareja : Ayah, lihatlah Dewi Sukesi di ufuk timur. Kedua matanya bagaikan matahari kembar. Tapi sinarnya tak sampai di hatiku yang kedinginan. Ia menaburkan bunga dari angkasa, runtuh seperti emas-emas jatuh. Tapi emas-emas berubah menjadi karang-karang tajam yang menghempaskan Negeri Lokapala kecintaanku.Wisrawa : Nak kau telah jatuh cinta pada seorang dewi yang mengharapkan redupnya bulan. Hatinya mengeras seperti sebilah keris pusaka yang haus akan darah para dewa. Di pangkuannya, pertiwi dipeluknya dalam kedamaian.Danareja : Tapi, Ayah, hatinya menyulam cinta dengan benang-benang yang belum didapatkannya. Kau tahu Ayah, darahpun akan kuberikan supaya sulamannya cepat menjadi taman yang penuh dengan bunga-bungaan.E. Analisis Naskah DramaDalam menganalisis sebuah naskah drama, yang harus diperhatikan adalah: judul naskah, pengarang, temanya, serta dimana keunikannya? Naskah atau sastra drama merupakan karya seorang sastrawan yang khusus bakatnya dibidang penulisan naskah drama. Tidak semua sastrawan mampu membuat atau mencipta sastra drama sehubungan dengan bakat dan minatnya. Naskah-naskah yang tercipta kualitasnya sangat beragam, ada yang bagus dan ada yang kurang bagus. Ada naskah drama yang cocok untuk dipanggungkan, ada yang bagus bila dibaca saja, ada yang bagus bila difi lmkan, malah ada yang tambah bagus jika sastra drama itu dipanggungkan karena nilai-nilainya diperkaya oleh para penggarap, 197Seni Budayadan ada pula sastra drama yang jadi jelek, menurun kualitasnya karena penggarapnya salah menafsirkan atau kurang wawasan. Sastra drama adalah khayalan pengarang tentang kehidupan manusia. Para penonton drama juga sadar bahwa yang ditontonnya hanyalah fi ksi, bukan realitas yang sebenarnya, namun kadang-kadang penonton hanyut dalam jalinan ceritera sehingga ikut sedih, gembira, haru, marah, dan berbagai perasaan lainnya sesuai dengan ceritera yang disajikan. Barangkali disitulah uniknya karya sastra drama. Hal-hal yang perlu Anda perhatikan manakala akan membuat naskah. Pertama yang harus diperhatikan adalah rangka ceritera. Bagaimana ceritera itu akan dibuat secara garis besarnya. Selain itu, adegan mana yang akan disimpan di bagian permulaan serta adegan mana yang akan disimpan pada bagian akhir. Hal ini harus dipertimbangkan demi terwujudnya sebuah struktur dramatik yang menarik.Kedua adalah karakter, yaitu perwatakan yang terdapat dalam tokoh-tokoh ceritera yang Anda buat. Apakah akan menghadirkan tokoh jahat dengan perangai yang buruk atau sebaliknya. Selain itu, berapa tokoh yang terdapat dalam ceritera atau naskah yang Anda buat. Apakah dalam naskah yang Anda buat itu hanya ada satu tokoh, sehingga dimainkan oleh satu orang, atau beberapa tokoh sehingga memerlukan beberapa orang pemain. Di samping itu berapa babak drama yang akan Anda buat. Apakah hanya satu babak yang terdiri dari beberapa adegan? Atau lebih dari satu babak yang sudah barang tentu harus disesuaikan dengan kemampuan kerja tim. Terlalu banyak babak otomatis akan menyita waktu serta tenaga yang banyak pula. Pertunjukan yang terlalu panjang akan membuat penonton bosan. Selain itu para penonton juga belum tentu siap untuk tetap bertahan mengikuti jalannya pertunjukan.Ketiga adalah diksi (bahasa). Yang dimaksud dengan diksi di sini adalah bahasa verbal atau bahasa kata-kata yang diucapkan oleh pemain sebagai salah satu bahasa ungkap dalam drama. Apakah Anda akan membuat naskah dengan bahasa puisi? Atau dengan bahasa keseharian seperti yang Anda gunakan sehari-hari. Dalam bahasa drama sebenarnya tidak terbatas pada bahasa kata-kata, tetapi bisa juga bahasa visual (yang bisa dilihat), bahasa gerak yang dilakukan oleh pemain, serta bahasa musik yang dimainkan oleh pemusik atau pemain. Sekarang bagaimana naskah yang akan Anda buat? Apakah menggunakan bahasa verbal saja? Bahasa visual? Bahasa gerak? Atau bahasa musik? Naskah yang baik adalah naskah yang banyak memberi keleluasaan kepada penggarap drama untuk menggunakan aneka 199Seni BudayaNo.Pernyataan Uji Kompetensi1Saya berusaha belajar menganalisis tentang konsep, teknik dan prosedur berkarya teater.YaTidak2Saya berusaha belajar memahami karya seni teater melalui apresiasi dan diskusi.YaTidak3Saya mengikuti pembelajaran cara mengevaluasi konsep, bentuk dan prosedur berkarya teater.YaTidak4Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu.YaTidak5Saya mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami.YaTidak6Saya aktif dalam mencari informasi tentang konsep, teknik dan prosedur berkarya seni teater.YaTidak7Saya menghargai keunikan berbagai jenis karya seni teater.YaTidak8Saya menghargai keunikan karya pergelaran teater yang dibuat oleh teman saya.YaTidak9Saya penuh percaya diri untuk mempresentasikan kreasi naskah yang saya buat melalui pergelaran teater.YaTidak10Saya menerima masukan dan kritik teman tentang naskah yang saya kreasikan.YaTidak203Seni BudayaProperti dalam Permainan DramaProperti yaitu perkakas pelengkap permainan. Apakah benda-benda yang dihadirkan di atas pentas sebagai pelengkap permainan sesuai dengan tema yang dibawakan? Apakah benda-benda yang dipegang (handprop) dan dimainkan oleh tokoh ceritera sesuai dengan karakter dan jabatannya? Ketepatan dalam menghadirkan benda-benda baik di atas pentas maupun dimainkan oleh tokoh dengan tema lakon yang disajikan akan menambah kualitas permainan. Jika tidak tepat maka sebaliknya properti hanya akan jadi benda mati yang mengganggu permainan. Oleh karena demikian, semua insan teater dituntut pandai dan cerdik dalam menghadirkan properti.Next >