< PreviousSejarah Indonesia 41e) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.f) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.g) Kesimpulan/rangkuman.4) Metode Student Facilitator and ExplainingLangkah-langkah:a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.b) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.c) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.d) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.e) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.f) Penutup.5) Metode Example non ExampleLangkah-langkah:a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan Indikator Pem belajaran.b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis.d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.f) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.g) Kesimpulan.6) Metode Think Pair and ShareLangkah-langkah:a) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.42 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK b) Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.c) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.d) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.e) Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.f) Guru memberi kesimpulan.g) Penutup.7) Two Stay Two StrayLangkah-langlah:a) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah empat orang.b) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok menjadi tamu ke kelompok yang lainc) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu merekad) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok laine) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja merekaHal yang harus diperhatikan oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran Sejarah Indonesia sebagai berikut.1) Setiap awal pembelajaran, siswa harus sudah membaca teks yang tersedia di dalam buku teks pelajaran Sejarah Indonesia.2) Siswa harus memperhatikan beberapa hal yang dipandang penting seperti istilah, konsep atau kejadian penting, bahkan mungkin angka tahun yang memiliki makna atau pengaruh yang sangat kuat dan luas dalam peristiwa sejarah yang berikutnya. Oleh karena itu, setiap siswa perlu memahami prinsip sebab akibat dalam peristiwa sejarah.3) Siswa harus memperhatikan dan mencermati beberapa gambar, foto, peta atau ilustrasi lain yang terdapat pada buku teks.Sejarah Indonesia 43Untuk mampu mengembangkan pembelajaran Sejarah Indonesia ini menjadi lebih menarik, guru harus menambah banyak sumber bacaan atau literatur lain yang relevan dengan materi yang akan dibelajarkan. Sehingga wawasan guru terhadap materi yang akan dibelajarkan semakin luas. Hal ini tentu akan membantu dalam proses pembelajaran. Selain guru, proses belajar Kurikulum 2013 juga menuntut siswa untuk memperbanyak sumber belajar, menambah bacaan buku sejarah lain yang relevan. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia siswa perlu banyak melakukan pengamatan objek sejarah dan banyak mempelajari peristiwa sejarah baik yang ada di lingkungannya ataupun di tempat lainnya.b. Pembelajaran Berbasis NilaiPembelajaran Sejarah Indonesia terkait dengan pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme, di samping nilai-nilai kejujuran, kearifan, menghargai waktu, ketertiban/kedisiplinan dan nilai-nilai yang lain. Oleh karena itu, dalam pembelajaran Sejarah Indonesia pendekatan pembelajaran berbasis nilai penting untuk dikembangkan. Bagaimana nilai-nilai kesejarahan atau nilai kebangsaan, nasionalisme, patriotisme, persatuan, kejujuran, kearifan itu dapat dihayati dan dapat diamalkan oleh siswa pada kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan materi biografiatau perjuangan para tokoh penting untuk disajikan. Model pembelajaran LVE (Living Values Education) cocok untuk melakukan pembelajaran sejarah.c. Pendekatan saintifikKurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern, dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah sebagai katalisator utamanya. Pendekatan saintifik (scientific approach) merupakan sebuah jalan menuju perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah. Dalam konsep pendekatan saintifik yang disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ada 7 kriteria dalam pendekatan saintifik, yaitu:1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. 2) Penjelasan guru, respons siswa dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, memahami, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran.44 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK 3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran.4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.5) Mendorong dan menginspirasi siswa dalam memahami, menerapkan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespons materi pembelajaran.6) Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.7) Indikator pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi menarik sistem penyajiannya.Dalam proses pembelajaran saintifik, siswa dituntut secara aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas ilmiah yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking). Dalam proses pembelajaran saintifik, belajar itu bukan hanya di ruang kelas, namun juga di lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Di sisi lain guru lebih bertindak sebagai scaffolding ketika siswa mengalami kesulitan, guru bukan satu-satunya sumber ilmu. Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, namun melalui contoh, keteladanan dan praksis.Untuk lebih memahami lima pengalaman belajar melalui pendekatan saintifik, perlu memperhatikan lima pengalaman belajar berikut ini.MengamatiDalam pembelajaran sejarah, kegiatan mengamati dilakukan dengan membaca dan menyimak bahan bacaan atau mendengar penjelasan guru atau mengamati foto/gambar/diagram/film yang di-tunjukkan atau ditentukan guru. Agar lebih efektif kegiatan mengamati ini, tentunya guru sudah menentukan objek dan atau masalah dan aspek yang akan dikaji.MenanyaSetelah proses mengamati selesai, maka aktivitas berikutnya adalah siswa mengajukan sejumlah pertanyaan berdasarkan hasil pengamatannya. Jadi, aktivitas menanya bukan aktivitas yang di-lakukan oleh guru, melainkan oleh siswa berdasarkan hasil peng-Sejarah Indonesia 45amatan yang telah mereka lakukan. Dalam pelaksanaannya, guru memberikan motivasi atau dorongan agar siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari apa yang sudah mereka baca dan simpulkan dari kegiatan di atas. Siswa dapat dilatih bertanya dari pertanyaan yang faktual sampai pertanyaan-pertanyaan yang bersifat hipotetis (bersifat kausalitas).Mengumpulkan InformasiSetelah melewati proses menanya, aktivitas berikut dalam kegiatannya adalah mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber seperti buku, dokumen, artefak, fosil, termasuk melakukan wawancara kepada narasumber. Data dan informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan (data primer) maupun dari berbagai bahan bacaan (data sekunder). Hasil pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi siswa untuk melakukan penalaran. Misalnya mengumpulkan informasi atau data tentang pemberontakan-pemberontakan daerah pada masa awal kemerdekaan.Mengasosiasi/MenalarSetelah data terkumpul melalui proses mengumpulkan informasi, langkah berikutnya adalah mengolah informasi atau data yang telah dikumpulkan. Pengolahan dan analisis data terkait dengan hasil pengamatan dan kegiatan pengumpulan informasi/data, maupun pengolahan dan analisis informasi/data untuk menambah keluasan dan kedalaman. Pengolahan atau analisis informasi untuk mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat berbeda bahkan sampai pendapat yang bertentangan sehingga dapat ditarik kesimpulan. Misalnya mengolah informasi atau menganalisis tentang pemberontakan PKI Madiun 1948.MengomunikasikanSetelah proses mengelola informasi selesai dilakukan, dilanjutkan dengan/melalui penyampaian hasil dan temuan atau kesimpulan berdasarkan hasil analisis, baik secara lisan, tertulis atau media lainnya. Misalnya hasil diskusi kelompok dipresentasikan, karya tulis dipajang di “Majalah Dinding” atau dimuat di surat kabar atau majalah sekolah.d. Kemampuan Berpikir SejarahDi samping beberapa pendekatan tersebut, dalam pembelajaran Sejarah Indonesia perlu juga dikembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking). Karena untuk mampu memahami peristiwa 46 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK sejarah harus dengan pendekatan pemikiran sejarah. Hal yang terkait dengan kemampuan berpikir sejarah ini adalah kemampuan berpikir kronologis, memperhatikan prinsip sebab akibat dan prinsip perubahan dan keberlanjutan.1. KronologisIstilah kronologis sangat familier di lingkungan masyarakat. Kronologis, berasal dari kata kronologi, dengan akar katanya dari bahasa Yunani, chronos yang berarti waktu dan logos yang berarti ilmu, jadi kronologi adalah ilmu tentang pengukuran kesatuan waktu. Di sisi lain kata kronologi juga memiliki makna urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa. Sedangkan kronologis memiliki makna menurut urutan dalam penyusunan sejumlah kejadian atau peristiwa. Kronologis juga bisa dimaknai sebagai rangkaian peristiwa yang berada dalam setting urutan waktu. Definisi inilah yang kita gunakan dalam proses berpikir sejarah. Salah satu sifat dari peristiwa sejarah itu kronologis. Karena sejarah tidak lepas dari ruang dan waktu. Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah, setiap siswa dilatih untuk memahami bahwa setiap peristiwa itu berada pada ruang dan waktu. Misalnya dalam peristiwa sekitar Proklamasi kita susun: tanggal 15 Agustus 1945, tanggal 16 Agustus 1945, dan tanggal 17 Agustus 1945. Tanggal 15 Agustus 1945 diketahui Jepang menyerah, tanggal 16 Agustus 1945 peristiwa Rengasdengklok, tanggal 17 Agustus 1945, terjadi peristiwa Proklamasi. Dalam konsep waktu sejarah dikenal juga ada “waktu lampau” yang bersambung dengan “waktu sekarang” dan “waktu sekarang” akan bersambung dengan “waktu yang akan datang”. Dengan berpikir secara kronologis akan melatih hidup tertib dan bekerja secara sistematis.2. Konsep sebab akibatDalam proses berpikir sejarah juga dikenal prinsip kausalitas atau prinsip sebab akibat dari sebuah peristiwa. Konsep sebab akibat ini merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan penjelasan tentang terjadinya sebuah peristiwa sejarah. Karena dalam setiap peristiwa sejarah ada faktor penyebab dan faktor akibat yang akan dimunculkan dari sebuah peristiwa. Akibat dari peristiwa itu akan menjadi sebab pada peristiwa yang berikutnya demikian seterusnya. Coba lihat diagram berikut ini.Sebab peristiwa akibat sebab peristiwa akibatSejarah Indonesia 47Sebab dari sebuah peristiwa sejarah itu bisa langsung dan sangat dekat dengan peristiwa sejarah namun bisa juga jauh dari waktu peristiwa-nya. Sebagai contoh peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, mengapa terjadi peristiwa Proklamasi Kemerdekaan. Ini sebuah perjalanan panjang perjuangan bangsa Indonesia menuju sebuah kemerdekaan. Atau peristiwa Rengasdengklok tentu penyebabnya ingin segera memerdekaan diri dari penjajahan yang panjang.Pertanyaan lainnya misalnya kenapa mahasiswa dan masyarakat Indonesia di era 1990 melakukan demonstrasi menuntut reformasi? Atau mengapa Kartosuwiryo mendeklarasikan kemerdekaan Negara Islam Indonesia? Atau pertanyaan-pertanyaan lainnya terkait sebab.3. Perubahan dan keberlanjutanPerubahan merupakan konsep yang sangat penting dalam sejarah. Namun tidak semua peristiwa dapat berakibat pada terjadinya perubahan. Hanya peristiwa yang mengakibatkan perubahan yang dikatakan sebagai peristiwa sejarah sehingga hakikat sejarah adalah sebuah perubahan. Perubahan merupakan proses bergeser atau beralih dari suatu keadaan atau realitas yang satu ke keadaan atau realitas yang lain, dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari waktu yang satu ke waktu yang lain. Misalnya perubahan dari keadaan bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang merdeka setelah terjadi peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945. Tetapi sekalipun peristiwa tersebut telah berlalu ada aspek-aspek tertentu yang tersisa dan masih berlanjut. Sebagai contoh peristiwa Proklamasi. Status kita berubah dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka, tetapi dalam bidang hukum seperti UU Hukum Pidana kita masih menggunakan UU Hukum Pidana zaman Belanda. Dalam pembelajaran sejarah Indonesia siswa harus memahami hakikat perubahan yang terjadi dalam peristiwa sejarah begitu juga yang terkait dengan keberlanjutan. Dengan memahami konsep itu siswa akan lebih memahami setiap peristiwa sejarah yang dipelajarinya. Konsep ini juga memberikan pengalaman belajar bahwa hidup ini mengandung perubahan, perubahan itu diusahakan menuju yang lebih baik. Tugas guru bagaimana mengantarkan pemahaman ini kepada siswa.48 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK e. Model PembelajaranDalam Kurikulum 2013 direkomendasikan untuk dikembangkan beberapa model pembelajaran, yakni: pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran discovery/inquiry, model values exploration (Eksplorasi Nilai).1) Pembelajaran berbasis masalahPembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan dan juga model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar. Adapun langkah-langkahnya:• Merumuskan masalah.• Mendeskripsikan masalah.• Merumuskan hipotesis.• Mengumpulkan data dan analisis data.2) Pembelajaran berbasis proyekPembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah, isu-isu aktual atau konsep dan peristiwa yang kontroversi dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa melakukan investigasi, membuat keputusan dan memberikan kesempatan siswa untuk bekerja mandiri dan mengembangkan kreativitasnya. Adapun langkah-langkahnya:• Penentuan pertanyaan mendasar.• Menyusun rencana proyek.• Menyusun jadwal.• Memonitoring hasil proyek.• Menguji hasil.• Evaluasi pengalaman.3) Pembelajaran discovery learningModel discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi dan menyelesaikannya sendiri. Langkah-langkahnya:Persiapan: sejak dari merumuskan tujuan, penentuan topik, mengembangkan dan seleksi bahan ajar.Sejarah Indonesia 49Pelaksanaan:• Pemberian rangsangan/motivasi dengan membuat materi/ problem yang akan dipecahkan agak membingungkan/dilematis.• Identifikasi dan merumuskan masalah• Pengumpulan data• Analisis data• Pembuktian/verifikasi• Kesimpulan/generalisasi4) Model Values Exploration (Eksplorasi Nilai).Pengertian model eksplorasi nilai adalah pembelajaran yang berorentasi pada pengembangan nilai-nilai sejarah Indonesia. Model pembelajaran ini berawal dari pemikiran "students will demontrastrate skills as they explore and analyse values" bahwa siswa akan mendemonstrasikan berbagai keterampilan. Model pembelajaran ini berorentasi pada pemahaman sejarah dan sangat mendukung Kurikulum 2013. Model pembelajaran ini mengajak siswa untuk mengeksplorasikan masalah atau tema-tema yang terkait dengan sejarah Indonesia.Di dalam menerapkan berbagai model pembelajaran tersebut, guru perlu menggunakan pendekatan scientifik dengan lima langkah seperti telah diterangkan sebelumnya.Buku Siswa Sejarah Indonesia Kelas XII terdiri atas enam bab. Materi pelajaran ini diberikan dalam waktu satu tahun dan memerlukan waktu sekitar 30 minggu. Untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia diberikan waktu 2 jam per minggu. Terkait dengan itu, penggunaan Buku Siswa mapel Sejarah Indonesia dapat dibuat skenario sebagai berikut.ISI BUKUPERTEMUAN MINGGU KESEMESTER ISEMESTER II1-67-1213-1819-2425-30Bab IXXXXXXXXBab IIXXXXXBab IIIXXXXX50 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK Bab IVXXXXXBab VXXXBab VIXXXE. Penilaian Hasil Belajar1. Pemahaman Konsep PenilaianKita sering kali dihadapkan dengan berbagai konsep dalam proses penilaian hasil belajar, misalnya penilaian, evaluasi, tes, dan pengukuran. Istilah penilaian dan evaluasi berbeda secara konsepsional namun memiliki hubungan yang erat. Di sisi lain ada pula yang menyamakan istilah evaluasi dan penilaian dengan tes dan pengukuran. Agar tidak terjadi kesalahan persepsi, perlu dipahami arti dari istilah-istilah tersebut.Tes pada hakikatnya merupakan suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal tertentu yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Tes berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. (Arifin, 2009).Pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk me-nentukan kuantitas atas sesuatu aktivitas. Dalam proses pengukuran, guru menggunakan alat ukur baik berupa tes maupun nontes. (Arifin, 2009)Penilaian merupakan suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. (Arifin, 2009)Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. (Arifin, 2009)Penilaian pembelajaran merupakan bagian dari evaluasi pembelajaran. Proses ini merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Di sisi lain evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahapan yang harus ditempuh oleh guru agar bisa mengetahui keefektifan belajar.2. Prinsip Penilaian Hasil Belajar SejarahGuru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa harus dilakukan secara berkelanjutan mulai dari awal pembelajaran hingga siswa menyelesaikan pendidikan di satuan pendidikan tertentu. Apabila siswa belum memperlihatkan hasil belajar yang sesuai dengan indikator Next >