< Previous Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 83d. Menghormati dan menghargai budaya Hindue. Bersikap saling asah, asih dan asuh dengan sesama mahkluk hidup.f. Menanyakan baik kepada pendidik maupun putra/putrinya tentang perkembangan pembelajaran Sejarah Perkembangan Kebudayaan Hindu, tugas, hasil ulangan maupun perkembangan sikap dan perbuatan putra/putrinyaC. Bab III Yantra, Tantra Dan Mantra1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)KOMPETENSI INTIKOMPETENSI DASAR1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1.3 Mengamalkan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam konsep Weda;2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2.3 Tanggungajwab menjalankan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan nyata;3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah3.3 Menerapkan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra;84 Kelas XII SMA/SMK Semester 1KOMPETENSI INTIKOMPETENSI DASAR4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan4.3 Menyajikan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra;2. Tujuan Pembelajaran.Setelah mempelajari materi Tantra, Yantra dan Mantra peserta didik dapat:a. Menjelaskan ajaran Tantra, Yantra dan Mantrab. Menjelaskan fungsi, dan manfaat Tantra, Yantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapannya dalam ajaran Hinduc. Meningkatkan keyakinannya terhadap kekuatan yang terdapat dalam Tantra, Yantra dan Mantrad. Menunjukkan bentuk-bentuk Tantra, Yantra dan Mantrae. Mempraktikkan membuat bentuk Tantra, Yantra dan Mantraf. Melestarikan ajaran dan praktik Tantra, Yantra dan Mantra3. Peta Konsep BAB III Tantra, Yantra, Dan Mantra Alur PembelajaranTantra,Yantra, dan MantraAjaran Tantra, Yantra, dan MantraFungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Penerapan Ajaran HinduBentuk-BentukTantra, Yantra, dan Mantra yang Dipergunakan Dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu.Cara Mempraktikkan Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 854. Proses PembelajaranPendidik diharapkan dapat menyampaikan materi ajaran Tantra, Yantra dan Mantra sesuai dengan buku siswa secara lengkap, maka Pendidik harus memahami dan menguasi pokok-pokok materi ajaran Tantra, Yantra dan Mantra yang akan diterima oleh peserta didik dan menguasai batasan materi tersebut. Selain dari materi buku siswa, pendidik agar menugaskan peserta didiknya mencari dan menemukan materi-materi lain yang berkaitan dan berhubungan dengan materi Tantra, Yantra dan Mantra untuk menambah wawasan dan pengetahuannya malalui membaca kitab suci, internet, mengamati yang terjadi dimasyarakat sesuai dengan budaya Hindu setempat. Adapun materi Tantra, Yantra dan Mantra dapat diajarkan kepada peserta didik dengan metode Saintifik antara lain:Mengamati:Pendidik mengajak peserta didik untuk:a. Menyimak penjelasan Pendidik tentang Tantra, Yantra dan Mantrab. Mengamati berbagai macam bentuk gambar-gambar Tantra, Yantra dan mantra-mantra dalam kaitannya dengan Tantra dan Yantrac. ......... dan seterusnya.Menanya:Pendidik mengajak peserta didik untuk:a. Menanyakan manfaat Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan baik dalam kaitan dengan upacara keagamaan dan kehidupan sosialb. Membimbing peserta didik membuat bentuk-bentuk Tantra dan Yantra manfaat, tujuan mantrac. ......... dan seterusnya.Mengeksplorasi:Pendidik mengajak peserta didik untuk:a. Dapat mengumpulkan informasi untuk mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan kreativitasnya melalui membaca, mengamati aktivitas, untuk memperoleh informasi dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan tentang Tantra, Yantra dan MantraPada Pelajaran Bab III para siswa diharapkan dapat mengapresiasi Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra.86 Kelas XII SMA/SMK Semester 1b. Mengumpulkan sumber data untuk mendukung terwujudnya pengamalan Tantra dan Yantra, Mantra dalam kehidupan c. ......... dan seterusnya. Mengasosiasi:Pendidik mengajak peserta didik untuk:a. Melakukan kegiatan menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, hubungan Tantra, Yantra dan Mantra b. Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam pemahaman ajaran Tantra, Yantra dan Mantrac. ......... dan seterusnya. Mengomunikasikan:Pendidik mengajak peserta didik untuk:a. Menyampaikan hasil belajar dalam bentuk tulisan manfaat mempelajari Tantra, Yantra dan Mantra dalam keidupan b. Membuat Gambar-gambar Tantra, Yantra dan Mantra sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhic. 3. ......... dan seterusnya.Metode Pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh pendidik dalam pembelajaran Tantra, Yantra dan Mantra adalah:a. Inquiry Based Learningb. Discovery Based Learningc. Project Based Learningd. Problem Based Learninge. Ceramahf. Diskusig. Tanya Jawab (dharmatula)h. Penugasan membuat ringkasan yang berhubungan dengan ajaran Tantra, Yantra dan Mantra.i. Presentasi Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 875. EvaluasiPendidik dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan Tantra, Yantra dan Mantra. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan non-test. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Non-test dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Pendidik juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi Tantra, Yantra dan Mantra Pendidik atau fasilitator selalu mengecek setiap tahapan yang dilakukan peserta didik, serta membimbing peserta didik agar menjalankan setiap proses dengan baik dan mendapat hasil yang maksimal sesua potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik.Pendidik dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek yang diujikan. Indikator-ini merupakan skoring terhadap apa yang akan dinilai dan dicapai oleh peserta didik berdasarkan uji kompetensi yang dikembangkan pada bab III Tantra, Yantra dan Mantra. Pendidik dapat membuat dan mengembangkan Rubrik ini sesuai dengan pengembangan materi pembelajarannya seperti contoh tertera dibawah ini. Pengetahuan:a. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Tantra, Yantra dan Mantra baik berdasarkan sastra maupun bersarkan pemehaman diri anda !b. Dimana saja penerapan Tantra, Yantra dan Mantra tersebut dilaksanakan!c. Sebutkan dan jelaskan contoh Tantra, Yantra dan Mantra pada praktik keagamaan maupun dalam kehidupan sehari-hari !Keterampilan:a. Praktikkan bagaimana membuat bentuk-bentuk Yantra maupun Tantra ! b. Praktikkan mengucapkan mantra-mantra sebagai bentuk mohon perlindungan Ida Sang Hyang Widhi!c. Praktikkan bagaimana perbuatan yang diharapkan Tantra, Yantra dan Mantra, yang dapat diteladani dalam kehidupan sekarang ini dan yang akan datang!SikapMelalui ajaran Tantra, Yantra dan Mantra peserta didik dapat meyakini, menghayati, memahami, mencintai, dan menghargai Tantra, Yantra dan Mantra. Sehingga menjadi insan-insan Hindu yang memiliki pengetahuan dan dapat memetik hasil pembelajaran dari Tantra, Yantra dan Mantra untuk Rubrik Pendidik 88 Kelas XII SMA/SMK Semester 1lebih baik dikemudian hari. Peserta didik diharapkan dapat menghargai hasil karya para leluhur yang menjadi inspirasi dan spirit menjunjung nilai-nilai Dharma atau kebajikan.a. Cobalah refleksi diri kita sejauh mana dapat memberikan perubahan sikap sesudah dan sebelum mempelajari ajaran Tantra, Yantra dan Mantra!b. Bagaimanakah cara kita untuk selalu dapat menerapkan Tantra, Yantra dan Mantra secara konsisten sehingga menjadi manusia yang religius, berbudi pekerti yang santun dalam kehidupan ini sehingga nanti dapat tercapainya tujuan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra?6. Pengayaan dari materi TantraTANTRASecara umum tantra dapat diartikan yaitu kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetapkan dalam kitab suci. Tantra adalah konsep pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa di mana manusia kagum pada sifat-sifat kemahakuasaan-Nya, sehingga ada keinginan untuk mendapatkan sedikit kesaktian.Tantra adalah ilmu pengetahuan kerohanian yang untuk pertama kalinya diajarkan di India 7000 tahun silam. Tan berasal dari akar kata Sansekerta yang berarti ”perluasan”, dan Tra berarti ”pembebasan”. Dengan demikian Tantra merupakan latihan rohani yang mengangkat manusia ke dalam suatu proses yang memperluas pikirannya. Tantra menghantar manusia dari suatu keadaan tidak sempurna menjadi sempurna, dari keadaan kasar menjadi halus, dari kemelekatan menjadi terbebaskan.Perkembangan Tantra berjalin dengan perkembangan peradaban di India kuno. Guru dan MuridDalam berbagai ulasan mengenai Tantra Shastra dan dalam bukunya mengenai kehidupan dan ajaran Shiva, Shrii Shrii Anandmurti mengemukakan beberapa pemikiran dasar bersumber dari ajaran-ajaran kuno itu. Salah satu unsur utama dalam Tantra adalah hubungan antara Guru dan murid. Guru berarti “seseorang yang dapat menyingkirkan kegelapan” dan Shiva menjelaskan bahwa agar diperolehnya keberhasilan rohani harus ada seorang guru yang baik dan seorang murid yang baik. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 89Shiva menjelaskan bahwa ada tiga jenis Guru. Golongan pertama adalah guru yang memberikan sedikit pengetahuan namun tidak menindaklanjuti pengajarannya. Jadi mereka pergi dan meninggalkan murid tanpa pengarahan. Kelompok kedua atau tingkat menengah adalah mereka yang mengajar dan mengarahkan para muridnya sebentar namun tidak selama masa yang diperlukan murid untuk mencapai tujuan akhirnya. Jenis guru yang paling baik menurut Tantra adalah yang memberikan pengajaran dan kemudian mengupayakan terus menerus agar muridnya mengikuti semua petunjuk dan sampai menyadari tujuan akhir kesempurnaan manusia.Ciri guru yang istimewa ini lebih jauh diperinci dalam Tantra Shastra. Guru adalah yang tenang, dapat mengendalikan pikirannya, rendah hati, dan berpakaian sederhana. Dia memperoleh penghidupannya secara layak, dan berkeluarga. Dia fasih dalam filsafat metafisik dan matang dalam seni meditasi. Dia juga tahu teori dan praktik pengajaran meditasi. Dia mencintai dan menuntun para muridnya. Guru yang demikian disebut Mahakoala.Namun meskipun ada seorang guru yang hebat, tetap saja harus ada sesorang yang dapat menyerap pelajarannya. Tantra Shastra menguraikan tiga kelompok murid. Jenis pertama dapat dibandingkan dengan sebuah gelas yang dibenamkan ke air dengan mulut kebawah. Meskipun berada di dalam air dan tampak penuh, namun bila dikeluarkan dari air akan tetap kosong. Ini seolah seorang murid yang berlaku baik di depan gurunya, namun begitu gurunya pergi, murid itu tidak melanjutkan latihannya dan tidak dapat menerapkan pelajarannya dalam keseharian.Kelompok murid kedua adalah seperti gelas yang dicelupkan miring ke dalam air. Tampaknya memang penuh saat terbenam namun ketika diangkat akan kehilangan banyak air. Murid seperti ini adalah yang tekun saat kehadiran gurunya namun perlahan-lahan akan berkurang bahkan meninggalkan latihannya sama sekali.Kelompok murid yang terbaik dilambangkan dengan gelas yang dibenamkan dalam air dengan posisi tegak. Saat dalam air gelas itu penuh dan saat diangkat keluar air tetap penuh. Murid seperti ini tekun berlatih di hadirat gurunya dan terus bertekun biarpun secara fisik terpisah jauh dari gurunya.Hubungan guru murid sangat penting dan merupakan ciri kunci dalam Tantra. Jalan rohani sering disamakan dengan sisi tajam pisau cukur. Mudah sekali keluar dari jalur dan dengan demikian memang sulit memperoleh pembebasan. Sang guru selalu hadir untuk mencintai dan menuntun si murid pada setiap tahap upayanya.90 Kelas XII SMA/SMK Semester 1Pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik atau kelompok yang lebih cepat dalam mencapai kompetensi dibandingkan dengan peserta didik lain agar mereka dapat memperdalam kecakapannya atau dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Tugas yang diberikan pendidik kepada peserta didik dapat berupa tutor sebaya, mengembangkan latihan secara lebih mendalam, membuat karya baru ataupun melakukan suatu proyek. Kegiatan pengayaan hendaknya menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong peserta didik untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.d. Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi siswa untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.7. Remedial dari materi Tantra, Yantra dan MantraPembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan kompetensi. Remedial menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik. Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik bersifat terpadu, artinya pendidik memberikan pengulangan materi dan mengenali potensi setiap individu ataupun kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 91peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.8. Interaksi dengan orang tua Pembelajaran disekolah merupakan tanggung jawab bersama antar warga sekolah, yaitu kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan serta orang tua. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu mengomunikasikan kegiatan pembelajaran peserta didik dengan orang tua. Orang tua dapat berperan sebagai partner sekolah dalam menunjang keberhasilan pembelajaran peserta didik. Pendidik dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan melalui komunikasi melalui telepon, kunjungan ke rumah, atau media sosial lainnya. Pendidik juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja peserta didik yang harus ditanda tangani oleh orang tua murid baik aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui ineteraksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya. Orang tua selalu memantau perkembangan pembelajaranya, mengingatkan akan tugas-tugas apa saja yang diberikan oleh pendidik, sering mengontrol hasil ulangan harian, tugas-tugas/PR, orang tua menanamkan nilai-nilai budi pekerti dirumah menjauhkan diri dari tindakan kekerasan fisik maupun verbal. Pendidik agama Hindu bekerjasama menugaskan orang tua di rumah antara lain:92 Kelas XII SMA/SMK Semester 1a. Membimbing putra/putrinya untuk rajin bersembahyang Puja Trisandya dan Panca sembah.b. Rajin bersembahyang ke Pura atau ke tempat-tempat suci pada hari-hari suci (Tirta Yatra).c. Rajin beryadnyad. Menghormati dan menghargai budaya Hindu.e. Bersikap saling asah, asih dan asuh dengan sesama mahkluk hidup.f. Menanyakan baik kepada pendidik maupun putra/putrinya tentang perkembangan pembelajaran Tantra, Yantra dan Mantra, tugas, hasil ulangan maupun perkembangan sikap dan perbuatan putra / putrinya.D. Bab IV Ashtangga Yoga dan Moksa1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)KOMPETENSI INTIKOMPETENSI DASAR1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1.4 Menghayati konsep Ashtangga Yoga dalam upaya mencapai Moksa;2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2.4 Disiplin menjalankan Ashtangga Yoga dalam upaya mencapai Moksa;3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah3.4 Menganalisis ajaran Ashtangga Yoga untuk mencapai Moksa;Next >