< Previous Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 53b). Inkuiri berfokus pada hipotesis. Peserta didik perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif, tidak ada kebenaran mutlak. Kebenarannya selalu bersifat sementara. Sikap terhadap pengetahuan yang demikian perlu dikembangkan. Dengan demikian, maka penyelesaian hipotesis merupakan fokus strategi inkuiri. Apabila pengetahuan dipandang sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkisar pada pengujian hipotesis, dengan pengajuan berbagai informasi yang relevan. Sehubungan adanya berbagai sudut pandang yang berbeda di antara peserta didik, maka sedapat mungkin diadakan variasi penyelesaian masalah sehingga inkuiri bersifat open ended. Inkuiri bersifat open ended jika ada berbagai kesimpulan yang berbeda dari peserta didik dengan argumen masing-masing yang benar. Selain inkuiri terbuka, dikenal pula inkuiri tertutup, yaitu jika hanya ada satu kesimpulan yang benar sebagai hasil proses inkuiri.c). Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya.Untuk menciptakan kondisi seperti itu, maka peranan pendidik sangat menentukan. Pendidik tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan peserta didik sebagai penerima informasi, sekalipun hal itu sangat diperlukan. Peranan utama pendidik dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut: a). Motivator, yang memberi rangsangan agar peserta didik aktif dan gairah berfikir.b). Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir peserta didik.c). Penanya, untuk menyadarkan peserta didik dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.d). Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas.e). Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir peserta didik pada tujuan yang diharapkan.f). Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.g). Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada peserta didik. Supaya pendidik dapat melakukan perananya secara efektif, maka pengenalan kemampuan peserta didik sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya.54 Kelas XII SMA/SMK Semester 14). Strategi pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dalam kaitannya dengan pendekatan saintifik (scientific approach) dan implementasi Kurikulum 2013, adalah model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Saat ini pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih lebih terfokus pada hasil belajar berupa pengetahuan (knowledge) semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada tingkatan ingatan (C1) dan pemahaman (C2) dan belum banyak menyentuh aspek aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Ini berarti pada umumnya, pembelajaran di sekolah belum mengajak peserta didik untuk menerapkan, mengolah setiap unsur-unsur konsep yang dipelajari untuk membuat (sintesis) generaliasi, dan belum mengajak peserta didik mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya. Sementara itu, aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap (attitude) juga banyak terabaikan. Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari model pembelajaran lain. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran berbasis proyek adalah; (1) menentukan pertanyaan dasar; (2) membuat desain proyek; (3) menyusun penjadwalan; (4) memonitor kemajuan proyek; (5) penilaian hasil; (6) evaluasi pengalaman. Model pembelajaran berbasis proyek selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek bagi peserta didik (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata. Selanjutnya dengan dibantu pendidik, kelompok-kelompok peserta didik akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide peserta didik (kelompok peserta didik) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek tersebut. Selanjutnya, pendidik dan peserta didik menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka. Dalam berjalannya waktu, peserta didik melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara pendidik memonitor dan memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok peserta didik dan memberikan pembimbingan yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah peserta didik melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, pendidik menilai pencapaian yang peserta didik peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap yang Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 55mengiringinya. Terakhir, pendidik kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih baik lagi.5). Strategi pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, peserta didik melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Pengertian discovery learning cms-formulasi pada lampiran iv Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.2. Metode PembelajaranMetode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMA/SMK Kelas XII. Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dapat menggunakan beberapa Metode di antaranya, metode tradisional yaitu:a. Metode Dharmawacana adalah pelaksanaan mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan tulisan diperkuat dengan menggunakan media visual. Dalam hal ini peran pendidik sebagai sumber pengetahuan sangat dominan. Belajar agama dengan strategi Dharmawacana dapat memperoleh ilmu agama dengan mendengarkan wejangan dari pendidik. Strategi Dharmawacana termasuk dalam ranah pengetahuan dalam dimensi Kompetensi Inti b. Metode Dharmagītā adalah pelaksanaan mengajar dengan pola melantunkan sloka, palawakya, dan tembang. Pendidik dalam proses pembelajaran dengan pola Dharmagītā, melibatkan rasa seni yang dimiliki setiap peserta didik, terutama seni suara atau menyanyi, sehingga dapat menghaluskan budi pekertinya.56 Kelas XII SMA/SMK Semester 1c. Metode Dharmatula adalah pelaksanaan mengajar dengan cara mengadakan diskusi di dalam kelas. Strategi Dharmatula digunakan karena tiap peserta didik memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan menggunakan strategi Dharmatula peserta didik dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran.d. Metode Dharmayatra adalah pelaksanaan pembelajaran dengan cara mengunjungi tempat-tempat suci. Strategi Dharmayatra baik digunakan pada saat menjelaskan materi tempat suci, hari suci, budaya dan sejarah perkembangan Agama Hindu.e. Metode Dharmashanti adalah pelaksanaan pembelajaran untuk menanamkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh yang penuh dengan rasa toleransi. Strategi Dharmashanti dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik, untuk saling mengenali teman kelasnya, sehingga menumbuhkan rasa saling menyayangi.f. Metode Dharma Sadhana adalah pelaksanaan pembelajaran untuk menumbuhkan kepekaan sosial peserta didik melalui pemberian atau pertolongan yang tulus ikhlas dan mengembangkan sikap berbagi kepada sesamanya, sesuai dengan ajaran filsafat Hindu yaitu Tat Twam Asi.Di samping itu, pendidik harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda dengan kelas lainnya. Untuk itu seorang pendidik harus mampu menguasai dan mempraktikkan berbagai metode pembelajaran. Berikut dijelaskan beberapa macam metode modern yang dapat dipergunakan oleh seorang Pendidik, antara lain: a. Metode Ceramah atau Dharma Wacana yaitu penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Dengan metode ceramah, pendidik dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.b. Metode Diskusi atau Dharma Tula, yaitu proses pelibatan dua orang peserta didik atau lebih untuk berinteraksi dengan saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif. Metode diskusi dapat meningkatkan peserta didik dalam memahami konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 57c. Metode Demonstrasi, yaitu metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong peserta didik mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peserta didik. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang pendidik atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang peserta didik memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. Kelebihan metode Demonstrasi:1). Perhatian peserta didik dapat lebih dipusatkan.2). Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.3). Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri peserta didik.Kelemahan metode Demonstrasi:1). Peserta didik kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan2). Tidak semua benda dapat didemonstrasikan3). Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikand. Metode Ceramah Plus, yaitu metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, di antaranya yaitu:1). Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas2). Metode ceramah plus diskusi dan tugas3). Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)e. Metode Resitasi, yaitu suatu metode pengajaran dengan mengharuskan peserta didik membuat resume dengan kalimat sendiri.Kelebihan Metode Resitasi adalah:1). Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.2). Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.Kelemahan Metode Resitasi adalah:1). Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.2). Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.3). Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.58 Kelas XII SMA/SMK Semester 1f. Metode Eksperimental, yaitu suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.g. Metode Study Tour atau Dharma Yatra (Karya wisata), yaitu metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.h. Metode Latihan Keterampilan (drill method), yaitu suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat. Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.i. Metode Pengajaran Beregu, yaitu suatu metode mengajar di mana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap peserta didik yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.j. Peer Theaching Method, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.k. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method), yaitu bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh peserta didik. Seorang pendidik harus pandai-pandai merangsang peserta didiknya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.l. Project Method, yaitu metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.m. Taileren Method, yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 59n. Metode Global (ganze method), yaitu suatu metode mengajar di mana peserta didik disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian peserta didik meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.o. Metode Contextual Teaching Learning (CTL) Pembelajaran Konstektual adalah konsep belajar yang membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: kontruktivisme (contructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi dan penelitian sebenarnya (authentic assessment). Sedangkan menurut Jhonson (2006: 67) yang mendefinisikan pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai berikut: Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong peserta didik melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks pribadi, sosial dan budaya mereka. 3. Teknik PembelajaranDunia pendidikan merupakan dunia yang dinamis. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran di mana peserta didik diharapkan mampu menguasai hasil proses belajar mengajar. Dunia pendidikan akan selalu menyelaraskan hasil belajar peserta didik sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal ini, digunakanlah beragam pendekatan dan teknik pembelajaran.Teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan sesuatu atau dapat dikatakan sebagai jalan, alat, atau media yang digunakan oleh pendidik untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. Teknik secara harfiah juga diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan suatu metode. Khusus untuk pengertian teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan pengajar dalam menerapkan metode pembelajaran tertentu.Agar metode pembelajaran yang telah diuraikan di atas dapat diterapkan dan mendorong pendidik mencapai tujuan pembelajaran, dibutuhkan teknik pembelajaran yang menyenangkan, baik antara pendidik dan terutama peserta didik, serta dengan memanfaatkan beragam media pembelajaran, misalnya gambar, video, musik, skema, diagram, dan media lainnya. Dalam dunia pendidikan ada dikenal beberapa teknik pembelajaran komunikatif yang menyenangkan, beberapa di antaranya:60 Kelas XII SMA/SMK Semester 1a. Role play, yaitu kegiatan pembelajaran dengan cara bermain peran. Pendidik menjadikan suasana kelas seperti seolah dunia yang nyata, misalnya dengan topik penjual dan pembeli dalam dagang.b. Surveys, yaitu peserta didik membuat tim survey di kelas. Teknik survey ini harus disesuaikan dengan tingkat pembelajar, misalnya membuat angket pertanyaan kepada 30 peserta didik di kelasc. Games, yaitu teknik bermain yang paling disukai anak-anak dan para pembelajar.d. Interview, yaitu teknik bertanya kepada teman sekelas maupun teman di luar atau bahkan dengan orang yang tidak dikenal di luar sekolah dan jalan. Pertanyaan harus disusun oleh pendidik dan prosesnya di bawah kontrol pendidike. Pair work/group work, yaitu teknik dengan meminta peserta didik belajar berkelompok dan bekerjasama dalam tim.f. Storytelling g. Storytelling adalah sebuah teknik pembelajaran melalui sebuah cerita dengan cara mendongeng. Storytelling menggunakan kemampuan penyaji untuk menyampaikan sebuah cerita dengan gaya, intonasi, dan alat bantu yang menarik minat pendengar. Menggunakan teknik Storytelling harus mempunyai kemampuan public speaking yang baik, memahami karakter pendengar, meniru suara-suara, pintar mengatur nada dan intonasi serta keterampilan memakai alat bantu. Dikatakan berhasil menggunakan teknik storytelling, jika pendengar mampu menangkap jalan cerita serta merasa terhibur. Selain itu, pesan moral dalam cerita juga diperoleh. Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 61Pendidik sebelum memulai proses pembelajaran agar selalu mengajak peserta didiknya untuk mengawali dengan mengucapkan Penganjali Agama Hindu dan melakukan Puja Tri Sandya / doa Puja Saraswati, atau mantra-mantra serta doa lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat tersebut, serta pendidik mengamati dan memberikan penilaian sikap religius dan sikap sosial yaitu seperti menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi (Ahimsa), berperilaku jujur (Satya), menghargai dan menghormati antar sesama (Tat Tvam Asi). Pendidik diharapkan dapat membentuk sikap dan karakter peserta didiknya seperti yang tercermin dan tuntutan dari setiap KD 1, KD 2, dari materi KD 3, dan KD 4, dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan materi “Weda sebagai sumber hukum Hindu, Sejarah Perkembangan Kebudayaan Hindu di dunia, Tantra, Yantra dan Mantra, Ashtangga Yoga dan Moksa, Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Btarha”. Dalam setiap Bab materi tersebut peserta didik dapat menjelaskan, menyebutkan, mempraktikkan atau mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan perubahan sikap dan pengetahuan yang lebih baik membentuk sikap, karater serta kepribadian yang sesuai dengan budaya Hindu, adat istiadat daerah setempat. Pendidik pada saat mengakhiri pembelajaran agar peserta didik diajak merefleksikan dirinya, serta ditutup dengan doa dan Parama Santhi.Petunjuk Khusus Proses PembelajaranBab 362 Kelas XII SMA/SMK Semester 1Pendidik dapat menjelaskan kepada peserta didik tentang materi pembelajaran yang akan diberikan sesuai dengan Bab atau topik materi yang akan diajarkan, serta pendidik juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran sehingga pesrta didik mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai dan dikuasai. Pendidik berdasarkan alur pembelajaran dapat menginformasikan kepada peserta didiknya tentang alat, metode, strategi dan media yang dibutuhkan sebagai pengantar pembelajaran sehingga dapat dipersiapkan secara baik dan benar. A. Bab. I Weda Sebagai Sumber Hukum Hindu 1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)KOMPETENSI INTIKOMPETENSI DASAR1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1.1 Menghayati Weda sebagai sumber Hukum Hindu yang tertuang dalam Weda Sruti dan Smrti;2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2.1 Menghayati perilaku disiplin ajaran Weda sebagai sumber Hukum Hindu;3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.3.1 Memahami klasifikasi Weda sebagai sumber Hukum Hindu;Informasi untuk PendidikNext >