< Previous Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 43Rambu-rambu deskripsi pencapaian sikap:1. Sikap yang ditulis adalah sikap spiritual dan sikap sosial.2. Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang diinginkan dan belum tercapai yang memerlukan pembinaan dan pembimbingan.3. Substansi sikap spiritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.4. Substansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.5. Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.6. Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A= sangat baik, B= baik, C=cukup, dan D= kurang. Deskripsi dalam bentuk kalimat positif, memotivasi dan bahan refleksi.Berikut contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap spiritual oleh wali kelas. Contoh kesimpulan hasil deskripsi sikap sosial oleh wali kelas :2. Nilai PengetahuanNilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama satu semester untuk mengetahui pencapaian kompetensi pada setiap KD Nengah Mudana :Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta memiliki toleran pada agama yang berbeda ; ketaatan beribadah mulai berkembang.Nengah Mudana :Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif dalam pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat.44 Kelas XII SMA/SMK Semester 1pada KI-3. Penilaian harian dapat dilakukan melalui tes tertulis dan/atau penugasan, maupun lisan, dan lain-lain sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Pelaksanaan penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD dengan cakupan materi luas dan komplek sehingga penilaian harian tidak perlu menunggu pembelajaran KD tersebut selesai.Berikut contoh pengolahan nilai KD pada KI-3.Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dengan berbagai teknik penilaian dalam satu semester direkap dan didokumentasikan pada tabel pengolahan nilai sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian lebih dari satu kali maka nilai akhir KD tersebut merupakan nilai rerata. Nilai akhir pencapaian pengetahuan mata pelajaran tersebut diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka pada skala 0-100 dan predikat serta dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian KD selama satu semester.Contoh pengolahan nilai pengetahuan mata pelajaran Pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti kelas XII semester I.Keterangan :1. Penilaian harian dilakukan oleh pendidik dengan cakupan meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar.2. Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan penilaian seluruh indikator yang mempresentasikan semua KD pada semester tersebut.3. KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali, maka nilai pengetahuan pada KD 3.1 NoNamaKDHasil Penilaian HarianPenilaian Akhir SemesterRerata (Pembulatan)1234…13.1756870713.2606670653.386809080843.48095883.5888084Nilai Rapor78= 75 + 68 + 703= 70 Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 454. 5. Deskripsi berisi kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh peserta didik dan/atau kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas yang dikuasai peserta didik adalah KD 3.4 dan yang perlu ditingkatkan pada KD 3.2.6. Contoh deskripsi: ”Memiliki kemampuan mendeskripsikan Asatangga Yoga ”3. Nilai KeterampilanNilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik KD mata pelajaran. Hasil penilaian pada setiap KD pada KI-4 adalah nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama. Penilaian KD yang sama dilakukan dengan proyek dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhir krterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua nilai KD pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0-100 dan predikat serta dilengkapi deskripsi singkat capaian kompetensi.Contoh 1:Berikut cara pengolahan nilai keterampilan mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti kelas XII yang dilakukan melalui praktik pada KD 4.1 sebanyak 1 kali dan KD 4.2 sebanyak 2 kali. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui satu proyek. Selain itu KD 4.4 juga dinilai melalui satu kali Portofolio.Keterangan :1. Pada KD 4.1, 4.2 dan 4.3 Nilai Akhir diperoleh berdasarkan nilai optimum, sedangkan untuk 4.4 diperoleh berdasarkan rata-rata karena menggunakan proyek dan Portofolio.= 78Nilai rapor 71 + 65 + 84 88 + 84 5KDPraktikProdukProyekPortofolioNilai Akhir (Pembulatan)4.187874.26675754.392924.4827579Rerata8346 Kelas XII SMA/SMK Semester 12. Nilai akhir semester didapat dengan cara merata-ratakan nilai akhir pada setiap KD.3. 4. Nilai rapor keterampilan dilengkapi deskripsi singkat kompetensi yang menonjol berdasarkan pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester.5. Deskripsi nilai keterampilan diatas adalah : “Memiliki keterampilan memperagakan tahapan-tahapan Ashtangga Yoga sesuai dengan tuntunan guru Yoga ”2. Komponen PenilaianAdapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh pendidik pada saat melaksanakan penilaian untuk implementasi Kurikulum 2013 baik pada jenjang pendidikan menengah Atas (SMA dan SMK) adalah: 1). Sahih yaitu Penilaian yang dilakukan haruslah sahih, maksudnya penilaian didasarkan pada data yang memang mencerminkan kemampuan yang ingin diukur. 2). Objektif yaitu Penilaian yang objektif adalah penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (pendidik). 3). Adil adalah Penilaian yang adil maksudnya adalah suatu penilaian yang tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik hanya karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta memiliki perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4). Terpadu yaitu Penilaian dikatakan memenuhi prinsip terpadu apabila pendidik yang merupakan salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5). Terbuka adalah Penilaian harus memenuhi prinsip keterbukaan di mana kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. 6). Menyeluruh dan berkesinambungan yaitu Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan oleh pendidik dan mesti mencakup segala aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai. Dengan demikian akan dapat memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7). Sistematis yaitu Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana dan dilakukan secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku. = 83,13 ~ 83 (pembulatan).Nilai Rapor = 92 + 75 + 87 + 78,50 4 Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 478). Beracuan kriteria adalah Penilaian dikatakan beracuan kriteria apabila penilaian yang dilakukan didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9). Akuntabel yaitu Penilaian yang akuntabel adalah penilaian yang proses dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 10). Edukatif adalah penilaian disebut memenuhi prinsip edukatif apabila penilaian tersebut dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan peserta didik. 3. Pemanfaatan dan tindak lanjut hasil penilaianKonsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kompetensi sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan pembinaan karakter setiap peserta didik.a. Bentuk Pelaksanaan RemedialSetelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:1). Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.2). Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.48 Kelas XII SMA/SMK Semester 13). Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.4). Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.b. Bentuk Pelaksanaan PengayaanBentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:1). Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.2). Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.3). Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.4). Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi siswa untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.c. Hasil Penilaian1). Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.2). Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD. 3). Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal KD Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 494). Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.G. Strategi, Metode dan Teknik PembelajaranBuku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada jenjang Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan disusun sebagai penjabaran atau operasionalisasi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti. Pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti yang paling penting adalah menjunjung tinggi Dharma, diantaranya nilai Sraddha. Sraddha adalah keyakinan akan Brahman atau Sang Hyang Widhi, keyakinan akan Atman, keyakinan akan Karmaphala, keyakinan akan Punarbhava, dan keyakinan akan Moksa. Pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti menekankan pada dua aspek, yaitu; aspek Para Vidya dan Apara Vidya sehingga dapat melahirkan insan Hindu yang Sadhu Gunawan. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu mendesain dan menerapkan strategi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui:1. Strategi PembelajaranSebelum masuk ke strategi pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti perlu dimulai dengan memahami makna dari apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran. Strategi adalah usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran agama Hindu dan Budi Pekerti.Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenang-kan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Begitu juga seorang Pendidik yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar peserta didik mendapat prestasi yang terbaik baik secara akademik maupun sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Hindu dan norma-norma, adat istiadat yang berlaku sesuai dengan budaya yang luhur.Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan seorang pendidik dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan demikian, strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menghasilkan prestasi belajar peserta didik. 50 Kelas XII SMA/SMK Semester 1Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran:Strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut juga sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Lebih lanjut, strategi pengorganisasian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penetapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.b. Strategi Penyampaian Pembelajaran:Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel, metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: 1). Menyampaikan isi pembelajaran kepada peserta didik, dan 2). Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan peserta didik untuk menampilkan unjuk kerja.c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran:Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara peserta didik dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada tiga klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik, dan motivasi.Berikut ada beberapa strategi yang dapat dipraktikkan para pendidik dalam menunjang hasil proses belajar mengajar antara lain:1). Strategi Student Centered Learning (SCL) yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif Buku Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 51dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu peserta didik dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya . pembelajar memiliki tanggung jawab penuh atas kegiatan belajarnya, terutama dalam bentuk keterlibatan aktif dan partisipasi peserta didik. Hubungan antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya adalah setara, yang tercermin dalam bentuk kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas belajar. Pendidik lebih berperan sebagai fasilitator yang mendorong perkembangan peserta didik, dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Keaktifan siswa telah dilibatkan sejak awal dalam bentuk disain belajar yang memperhitungkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar peserta didik yang telah didapatkan sebelumnya. Dari pengalaman praktik yang ada, diharapkan setelah mengalami pembelajaran dengan pendekatan SCL pembelajar akan melihat dirinya secara berbeda, dalam arti lebih memahami manfaat belajar, lebih dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, dan lebih percaya diri (O’Neill & McMahon, 2005)2). Strategi Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Kelebihan Problem Based Learning (PBL) antara lain: a). Dengan Problem Based Learning (PBL) akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahasiswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.b). Dalam situasi Problem Based Learning (PBL), peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.c). Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. 52 Kelas XII SMA/SMK Semester 1Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh pendidik mata pelajaran yang bersangkutan.3). Strategi inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran pada strategi ini adalah:a). Keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.b). Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.c). Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri pada diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.Untuk menyusun strategi yang terarah pada sasaran tersebut, perlu diperhatikan kondisi-kondisi yang memungkinkan peserta didik dapat berinkuiri secara maksimal. Joyce mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi peserta didik. Kondisi tersebut adalah: a). Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang peserta didik berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas (permisif) di dalam kelas, di mana setiap peserta didik tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. Adanya rasa takut, atau rasa rendah diri, rasa malu dan sebagainya, baik terhadap teman peserta didik maupun terhadap pendidik adalah faktor yang menghambat terciptanya suasana bebas di kelas. Kebebasan berbicara dan penghargaan terhadap pendapat yang berbeda sekalipun pendapat itu tidak relevan, perlu dipelihara dalam batas-batas disiplin yang ada.Next >