< Previous 239 Tabel 9.2 : Temperatur yang baik untuk penyimpanan sayuran segar No Nama sayuran Temperatur dalam celsius Umur simpan (hari) 1. Asparagus 6,0 21 – 28 2. Kacang-kacangan 7,0 – 10,0 8 – 10 3. Buncis 7,0 – 10,0 8 – 10 4. Broccoli 0,5 7 – 10 5. Cauliflower 0,6 14 – 21 6. Peterseli 0,6 2 – 4 7. Lobak cina 0,0 7 – 14 8. Jagung 0,6 7 – 14 9. Timun 7,2 – 10,0 14 – 21 10. Terong 7,2 – 10,0 10 11. Lottuce 0,6 14 12. Jamur 0,0 14 bulan 13. Bawang Bombay 0,6 – 1,7 6 bulan 14. Cabe 7,2 – 10,0 8 – 10 15. Kentang 10,0 21 – 45 16. Labu parang 10,0 – 12,8 2 – 5 bulan 17. Radische 0,6 10 – 14 18. Bayam 0,6 5 – 10 19. Tomat hijau 12,8 – 15,6 14 – 25 20. Tomat masak 10,0 8 – 12 D. PEMILIHAN DAN PENANGANAN GULA Beberapa macam gula yang sering digunakan dalam pengolahan patiseri adalah: 1. Gula kaster yaitu gula pasir setengah halus. 2. Gula semut (palm sugar) yang terbuat dari pohon enau atau lontar 3. Gula tanjung (brown sugar) yang terbuat dari sari tebu. 4. Gula caramel (hasil pemanasan gula kristal) 5. Glucosa (sirup kental dari buah-buahan) 6. Corn syrup (sirup jagung) 7. Gula halus (icing sugar) Pemilihan gula kaster maupun gula pasir sebaiknya adalah gula yang kelihatan biturannya jernih, dan tidak mengandung kotoran. Gula yang kotor akan terlihat kusam dan tidak berkilau. Selain itu gula pasir harus kering, agar tidak mengganggu proses pengolahan kue, terutama jika digunakan dalam pembuatan kue yang pertlu dikocok kembang. Pada jenis gula palm dan brown sugar prinsipnya sama, yaitu gula terlihat bersih, tidak ada aroma lain selain aroma khas gula terse- 240 but, Tidak mengandung sampah / kotoran serta mudah dipatahkan atau tidak keras. Selain itu perlu dicicipi rasa dari gula, gula yang baik hanya memiliki rasa khas dari gula tersebut dan tidak ada rasa lain seperti asam ataupun pahit. Pemilihan gula yang bentuknya berupa sirup, harus diperhatikan dengan baik. Sirup gula yang baik adalah yang jernih dan bening. Tidak mengandung endapan atau tidak mengandung partikel lain yang tidak diharapkan seperti berminyak atau terdapat kotoran. Selain itu juga per-lu diperharikan aroma khas dari gula sirup tersebut. Penyimpanan gula agar bertahan lama dan kualitasnya tetap terjaga, harus disimpan ditempat yang keing dan bebas dari aroma ba-han makanan yang tajam. Gula sangat mudah menyerap aroma dari bahan makanan lainnya. Usahakan tempat penyimpanan tidak terkena panas matahari baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini terutama perlu diperhatikan dalam penyimpanan gula dalam bentuk padat ataupun kristal. Gula yang disimpan dalam keadaan terkena sinar mata-hari, dapat meleleh dan menyebabkan gula menjadi basah/ lembab. E. PEMILIHAN DAN PENANGANAN COKLAT Coklat termasuk bahan makanan yang banyak digunakan dalam pengolahan dan penyajian patiseri. Beraneka coklat dapat dilihat pada Bab sebelumnya tentang bahan-bahan yang digunakan dalam patiseri. Pada dasarnya coklat yang baik adalah yang coklat yang tidak meng-gumpal, jika coklat yang dimaksud adalah coklat bubuk. Sedangkan coklat yang berbentuk cair, sebaiknya coklat tidak terpisah antara ba-han coklat dengan minyaknya. Coklat yang berbentuk padat atau batangan sebaiknya berwar-na cerah dan mengkilat. Coklat batangan harus kelihatan bersih serta ti-dak terdapat kabut yang menyelimuti batangan coklat. Terdapatnya ka-but, menandakan umur simpan sudah melewati batas (kadaluara). Cok-lat sebaiknya disimpan pada suhu kamar, jika coklat harus didinginkan dalam lemari pendingin sebaiknya hanya untuk waktu yang singkat sekitar 5 – 15 menit saja. Jika terlalu lama, maka coklat akan mengem-bun akibat adanya suhu rendah di dalam lemari pendingin. F. PEMILIHAN DAN PENANGANAN TEPUNG-TEPUNGAN Jenis tepung-tepungan yang banyak digunakan dalam pengola-han patiseri. Tepung terigu sebaiknya diayak dua atau tiga kali, bahkan boleh sekali lagi sambil dimasukkan kedalam adonan telur dan gula. Dengan cara ini, tepung menangkap banyak udara, benar-benar terurai, tidak menggumpal serta cepat tercampur rata. 241 Terlalu lama mengaduk tepung terigu dalam adonan berarti me-musnahkan gelembung-gelembung udara yang sudah terbentuk. Te-pung tepungan baik yang berasal dari gandum , umbi-umbian maupun jenis serealia lainnya perlu penanganan yang baik. Hal ini dilakukan agar kualitas tepung tetap terjaga dan produk yang dihasilkan dari penggunaan tepung tersebut memberikan hasil yang maksimal. Cara menyimpanan tepung: 1. Tempat penyimpanan harus mempunyai ventilasi yang baik agar ada sirkulasi udara. 2. Tidak boleh terkena panas matahari langsung. 3. Jika disimpan dalam jumlah banyak, dan ditempatkan di atas lantai, seharusnya diberi alas (misalnya palket) agar ada rongga antara alas dan lantai. 4. Suhu yang ideal untuk penyimpanan tepung adalah 19 – 24 derajat celsius. 5. Kelembabab (RH) ideal adalah 55 – 65 % 6. Jauhkan dari barang dan bahan lain yang mengeluarkan aroma tajam agar tidak terjadi kontaminasi dengan bahan / tepung. 7. Umur simpan antara 1 – 3 bulan, jika faktor-faktor tersebut di atas diperhatikan dengan baik. G. PEMILIHAN DAN PENANGANAN LEMAK Penggunaan lemak dalam pengolahan patiseri sangatlah bera-neka ragam. Berbagai jenis lemak, baik yang bersumber dari hewani maupun nabati. Pemilihan lemah dalam bentuk padat, sebaiknya mem-perhatikan tekstur dari lemak tersebut. Sebaiknya lemak tidak mencair atau melelah. Namun jika dijumpai lemak padat dalam kondisi setengah mencair, dapat diatasi dengan menyimpan lemak sementara dalam ruangan yang bersuhu rendah, agar lemak yang mencair dapat kembali ke bentuk semula (padat). Lemak merupakan bahan makanan yang mudah menyerap aroma , oleh karena itu harus disimpan di tempat yang tidak berdekatan dengan barang dan bahan lain yang menimbulkan aroma tajam. Lemak yang baik berwarna jernih, bersih dan tanpa adanya perubahan warna dan aroma dari kondisi awalnya. Penyimpanan lemak sebaiknya jauh dari sinar matahari lang-sung, karena menyebabkan lemak beku akan mencair. Demikian pula menyimpan lemak dalam bentuk cair, haruslah dalam wadah yang tertutup rapat. Hal ini menghindari terjadinya kontaminasi dengan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan kualitas lemak tersebut. 242 H. HIASAN ATAU GARNISH Sesuatu hidangan sudah matang, tetapi ini belum lengkap apabila belum disempurnakan penghidangannya. Apabila ikan disajikan di ata piring tanpa sesuatu, dia hanya merupakan hidangan yang biasa saja. Hidangan demikian kurang menarik. Karenanya hidangan dilengkapi dengan hiasan hidangan yang berupa bahan-bahan garnishing. Bahan ini beraneka-ragam bentuk dan jenisnya, tergantung macam hidangannya. Adakalanya hiasan berupa campuransayur-mayur matang yang dipotong rapi, atau jeruk berukir, telur berukir, hias tomat, dan banyak lagi hiasan. Hiasan-hiasan yang umumnya juga dapat dimakan itu, dina-makan dengan istilah garnish, garnishing, atau garniture. Tujuannya selain melengkapi hidangna itu sendiri, juga memperidnah penampi-lannya. Selain garnish, adapula bahan pelengkap yang dioleskan, dita-bur, dibubuhkan yang semua itu menambah sempurnanya hidangan. Untuk itu ada beberapa istilah yang perlu diketahui. 1. Rub Kegiatan mengoleskan sesuatu bahan ke atas permukaan hi-dangan dinamakan rub. Umpamanya saja kalau kita membuat omelet (dadar gulung), sekalipun permukaan omelet itu sudah halus berkat pertolongan pan penggoreng yang dinamakan teflon, namun masih perlu di-rub, dioles permukaannya agar memperoleh warna mengkilat. Kadang-kadang juga ikan yang selesai dimasak agar tak nampak kering, juga dioles butter dengan tujuan supaya tampak basah. Proses rub ini biasanya ditolong dengan sebuah kwas pengoles dan untuk itu disediakan butter cair dalam sebuah cambung kecil. 2. Top Sesuatu hidangan pada puncaknya diberikan bahan pemanis disebut topping, yang bisa berupa cream kental (whipping cream). Di atas cream ini dapat ditaruh sebuh cherry merah, atau pemanis yang lain. Prose memberi sesuatu di puncak hidangan ini dinamakan top (top = puncak) dan dapat dilakukan menurut petunjuk resep. Dalam resep biasa ditulisksan : with …….. on top. Titik-titik itu berisikan bahan yang dipakai misal : cherry, olive, topping-cream, sauce, slice lemon dan apa saja yang ditunjuk. 3. Sprinkle Arti sprinkle adalah menaburkan. Bahan yang sudah masak se-bagai hidangan ditabur sesuatu untuk sempurnanya. Penaburan ini boleh jadi berupa : bubuk coklat, cacah petersell, parutan keju, bubuk roti, powder sugar, cacah seledri dan banyak lagi bahan penabur, ter-gantung apa yang diperlukan. Dalam resep dituliskan : springkle with 243 ………..(misalnya with grated Parmesan cheese = dengan keju parut Parmesan). Bila dituliskan demikian maka maksudnya ditaburid engan sedikit atau sepenabur keju yang telah diparut. Kegunaan springkle, mungkin sekali ada hubungannya dengan metode memasak untuk resep yang bersangkutan. Misalnya sebuah hidangan “Spagheeti Hapolitaine” sesudah ditaburi parutan keju Parmesan kemudian dipanggang lagi dengan panggangan agar kejunya meleleh (proses AU GRATIN). Contoh lain : Lemon Merringue Pie setelah diberi whip-cream lantas dipanggang agar whip-creamnya tampak agak kehitaman. Pembubuhan semacam itulan (top, sprinkle) yang dimaksud ada hubungannya dengan resep. 4. Dot Kadangkala suatu hidangan yang sudah selesai dimasak disu-ruhkan oleh resep bahwa harus di dot dengan mentega. Dot berarti titik atau noda yang sengaja dibuat untuk makanan itu. Bahan yang dipakai untuk dot biasanya butter dan ini harus ditersukan prosesnya di bawah panggangan agar butter itu meleleh membentuk noda di atas makanan-nya. 5. Mask Proses masking (mask = kedok, topeng) adalah pembubuhan bahan atas suatu hidangan yang sudah siap agar tampak lebih menarik. Pembubuhan ini dengan cairan kental suatu saus (boleh saus putih atau coklat). Sebagai contoh proses masking umpamanya saja pada hidang-an appetizer “Eggs a la Russe” (Telur Rusia). Disini telur dibelah dan ditaruh di atas salad a la Russe yang merupakan campuran antara ma-yonnaise dan diced vegetables (saus mayones dan sayur potong per-segi kecil). Maka permukaan terlur tersebut di-mask dengan sesendok the mayonnaise kental, kemudian di-sprinkle dengan bubuk paprika. Contoh lain, potongan fish dalam hidangan Fish Tricolor sebagai appetizer juga, di-mask dengan mayonnaise berwarna 3 (warna). Masking ini dapat juga pada potongan pate, atau benda-benda yang dijadikan hiasan dengan menggunakan jelly (jelatin) yang dibuat dari fish atau beef (dari kaldunya). Proses masking dengan jelly memakai alat kwas lembut, sedang yang dengan saus bolehlah memakai tea-spoon. Dengan masking tercapailah penampilan yang bagus dan attraktip. 6. Deglace Pada pemasakan steak secara grill, sautee, pan-fried, juga fish secara meuniere, sering dikocorkan anggur putih atau merah. Proses pengocoran anggur ini disebut deglace. Tujuannya selain menambah aroma pada masakan yang bersangkutan, juga untuk melarutkan drip- 244 pings (kerak yang ada di dasar pan penggoreng) untuk sekaligus dijadi-kan sausnya. Ada berbagai versi deglace ini. Sebagian menyatakan bahwa anggur yang digunakan selalu white-wine (putih). Ada pula yang mem-bedakan antara daging merah (beef, chicken, deer, dan sebagainya) harus dikocor dengan anggur merah (red-wine), sedang daging putih (pork, fish, crustaces dan sebagainya) dengan anggur putih (white-wine). Tetapi yang penting proses ini merupakan penyempurnaan dari proses masak sebelumnya (sautee, grill, pan-fried), dengan tujuan menambah aroma dan melepaskan kerak atau membuat saus instant. 6. Garnish Merupakan bahan penyempurnaan suatu hidangan adalah garnishing. Mulai garnish yang sederhana seperti sepetik daun parsley, sampai garnish komplit berupa mixed vegetables dan food decoration yang lain pada suatu gala-buffet. Prinsipnya segala macam garnish ini hendaknya di samping menghiasi juga harus dapat dimakan. Pada pembuatan cakes, garnish ini merupakan hal yang teramat penting dan tercakup dalam bidang ilmu tersendiri yang disebut Cake Decorating. Umpamanya pada Birthday Cake, di situ tidaklah cukup disajikan main-cakenya yang mungkin berupa Sponge-cake, namun masih harus di dekor dengan garnishing dan ditambah batang lilin. Begitupun pada penampilan hidangan seperti : steak, fish, chicken, masih ditambah adanya garnish yang akan mempercantik penampilannya. Beberapa contoh Garnish untuk Beef, Fich, Chicken : - Beef : Hot vegetables, carrots, greenbeans, grill tomato, french fried potatoes, parsley. - Fish : Cauliflower polonaise, carrots vichy, pommes anglaise, lemon wedges, parsley. - Chicken : Spaghetti milanaise atau nature, boiled carrots, greenpeas, grill tomato, fried banana, parsley. - Appetizer : Fresh shrimp cocktail, di-garnish : lemon wedges, parsley, slice tomato, slice egg, slice black-olive. - Soup : Cream coup di-garnish : crouton, consomme di-garnish : Diablotins. Dengan demikian jelas bahwa garnish penting jika dilihat dari penampilan sesuatu hidangan. Yang harus dicatat dari bab garnish ini : a. Garnish tersebut dari bahan yang segar. Jangan diberikan garnish dari bahan yang sudah rusak, berbau, atau berwarna kusut. Baik garnish matang atau mentah, sebaiknya yang dapat dimakan dan mempunyai warna segar. b. Untuk memperoleh warna segar dari bahan sayur hendaknya diperhatikan metode permasakannya. Memasaknya sebaiknya 245 dekat waktunya dengan sat penyajian agar warna segar tersebut masih dapat dipertahankan. c. Garnish harus tepat dengan hidangannya. Umpamanya : steak dengan fried potatoes, roast dengan baked potatoes, fish dengan boiled potatoes, goulash dengan pasta (macaroni, spaghetti), bahan amis seperti salmon dengan garnish lemon, dan seterusnya. d. Garnish tidak boleh berlebihan dalam macamnya ataupun beratnya. Berat garnish sayur untuk steak misalnya, ideal sekali 60 gram per jenisnya. Jadi steaknya 180 gr, wortel, 60 gr, greenbeans 60 gr, potatoes 60 gr, grill tomato 60 gr. e. Perawatan garnish hampir sama dengan makanannya. Makanan panas digarnish dengan sayur panas, untuk menjaganya perlu alat pemanas. Adanya garnish merupakan kesempurnaan bagi hidangan tersebut yang tidak saja berfungsi sebagai unsur keseimbangan, tapi juga mempunyai motivasi yang erat dengan penampilan dan selera. RANGKUMAN 1. Memilih produk susu yang baik harus memperhatikan beberapa hal: a. Memiliki warna dan aroma khas susu yang segar. b. Produk susu tidak boleh berubah warna aroma dan rasa. c. Tidak terdapat lendir pada produk susu yang lebih cair. d. Tidak mengandung bibit penyakit. 2. Hasil olahan susu yang sering digunakan dalam pengolahan dan penyajian patiseri adalah: a. susu bawah( cairan susu) b. Room (kepala susu) c. Slagroom (kepala susu yang dikocok) d. Yoghurt. 3. Mutu buah ditentukan oleh tingkat kesegarannya (freshness), kesegaran buah segar dapat diketahui melalui: a. Buah tampak segar, kulit buah mulus, tidak layu dan keriput. b. Buah tidak terlalu matang (over ripe). c. Warna kulit buah menunjukkan bahwa buah matang sempurna d. Buah tidak memar, tergores, tumbuh jamur. e. Memiliki aroma khas buah yang segar. 4. Cara penyimpanan buah yang baik adalah : a. Disimpan dengan temperatur 5 – 10 C atau dilemari pendingin. b. Buah yang disimpan adalah buah yang telah matang sempurna. 246 c. Buah yang berkulit tipis dan berdaging lunak sebaiknya disimpan dalam kotak berlubang, agar ada sirkulasi udara. d. Buah pisang sebaiknya disimpan tergantung, agar tidak ada bagian kulit yang tertekan, sehingga menyebabkan daging buah berubah warna . e. Hindari menyimpanan buah yang telah dikupas dan dipotong. 5. Memilih sayur yang berkualitas baik dapat dilihat dari; a. Sayuran tampak segar, bersih, tidak diselubungi tanah atau kotoran, maupun memar akibat benturan. b. Daun sayur tampak segar, tidak layu, kering atau terdapat bekas serangan hama. c. Sayuran berbiji atau kacang-kacangan tampak penuh berisi, mudah dipatahkan dan bijinya belum tampak jelas. d. Berwarna cerah. 6. Cara menyimpanan tepung: a. Tempat penyimpanan harus mempunyai ventilasi yang baik agar ada sirkulasi udara. b. Tidak boleh terkena panas matahari langsung. c. Jika disimpan dalam jumlah banyak, dan ditempatkan di atas lantai, seharusnya diberi alas (misalnya palket) agar ada rongga antara alas dan lantai. d. Suhu yang ideal untuk penyimpanan tepung adalah 19 – 24 derajat celsius. e. Kelembabab (RH) ideal adalah 55 – 65 % f. Jauhkan dari barang dan bahan lain yang mengeluarkan aroma tajam agar tidak terjadi kontaminasi dengan bahan / tepung. g. Umur simpan antara 1 – 3 bulan, jika faktor-faktor tersebut di atas diperhatikan dengan baik. 7. Penyimpanan lemak sebaiknya jauh dari sinar matahari langsung, karena menyebabkan lemak beku akan mencair. Demikian pula menyimpan lemak dalam bentuk cair , haruslah dalam wadah yang tertutup rapat. 8. Garnish merupakan kesempurnaan bagi hidangan tersebut yang tidak saja berfungsi sebagai unsur keseimbangan, tapi juga mempunyai motivasi yang erat dengan penampilan dan selera. Beberapa istilah dalam garnish rub, sprinkle, dot, mask, deglace, garnish 247 EVALUASI 1. Jelaskan cara memilih produk susu yang baik ! 2. Sebutkan hasil olahan susu yang sering digunakan dalam peng-olahan dan penyajian patiseri ! 3. Jelaskan criteria kesegaran buah segar ! 4. Jelaskan cara penyimpanan buah yang baik ! 5. Jelaskan cara memilih sayur yang berkualitas baik ! 6. Jelaskan cara menyimpanan tepung yang baik ! 7. Jelaskan cara penyimpanan lemak ! 8. Jelaskan fungsi dari garnish dan jelaskan 3 istilah pada garnish! 248 BAB X PASTRY Gambar 10.1 : Beberapa produk pastry A. PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN PASTRY Sebagaimana produk bakery lainnya pastry merupakan ha-sil panggang dari kombinasi telur-mentega-tepung. Awalnya dike-nal di Inggris sebagai adonan kulit pie untuk membungkus daging selama dipanggang diatas bara api. Daging menjadi matang tapi tetap lembab karena dibungkus adonan tepung dan air. Perkem-bangan pastry selanjutnya adonan kulit bungkus yang disebut puff pastry juga sudah ada. Variasi adonan pastry semakin berkembang kini ditambah dengan lemak, gula, dan telur. Yang menggunakan tepung terigu, mentega dan telur saja disebut butter pastry atau adonan kulit yang lebih dikenal dengan nama pie. Setelah adonan kulit ini siap dan dipasang pada loyang, barulah bagian tengahnya diberi adonan isi, lalu dipanggang. Atau adonan kulit disiapkan hingga matang lalu diberi isi yang tidak perlu dimatangkan lagi. Sekarang ada yang disebut adonan lipat, dimana adonan dasar pastry tersebut dilipat berulang kali dan diolesi lemak. Setelah dipanggang hasil pastry menjadi renyah dan tampil berlapis-lapis. Kemudian muncul adonan rebus atau adonan sus dan sering juga disebut adonan Choux pastry, oleh karena adonan harus direbus lebih dahulu sebelum dimatangkan lebih lanjut dengan cara me-manggang atau digoreng. Dari asal katanya pastry berasal dari kata paste yang berarti campuran tepung terigu, cairan dan lemak. Pembuatan Next >