< PreviousPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti17910PENJELASAN BABMenerapkan Keadilan Bagi Semua InsanBahan Alkitab: Imamat 26:1-46; Yohanes 14:23-31Kompetensi IntiKompetensi DasarKI-1Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.3 Menghayati pentingnya keadilan sebagai dasar mewujudkan demokrai dan HAM dengan mengacu pada Alkitab.KI-2Menunjukkan peri laku jujur, disiplin, tanggung ja wab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas ber bagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2.3 Mengembangkan rasa keadilan sebagai dasar mewujudkan demokrasi dan HAM dengan mengacu pada Alkitab. Buku Guru Kelas XII SMA/SMK180Kompetensi IntiKompetensi DasarKI-3Memahami, menerapkan, meng-analisis dan mengevaluasi penge-tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif ber-dasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab feno mena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifi k sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.3.3 Menilai pentingnya keadilan sebagai dasar mewujudkan demokrasi dan HAM pada konteks global dan lokal dengan mengacu pada Alkitab. KI-4Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ra-nah abstrak terkait dengan pengem-bangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.4.3 Mempresentasikan karya yang berkaitan dengan pentingnya keadilan sebagai dasar mewujudkan demokrasi dan HAM mengacu pada teks Alkitab.Indikator:• Menggambarkan ciri-ciri kehidupan masyarakat yang diliputi oleh keadilan. • Menyebutkan dampak yang muncul dari ketidakadilan. • Membuat laporan tentang tindakan yang dilakukannya untuk mewujud-kan keadilan kepada sesama. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti181A. Pengantar Pelajaran ini adalah yang terakhir dari pembahasan mengenai demorasi, hak azasi manusia dan keadilan. Sejauh ini tentunya sudah membekali peserta didik menjadi pribadi yang memahami kaitan antara demokrasi, hak azasi manusia dan keadilan, baik dari perspektif Alkitab maupun petunjuk praktis untuk menjalankan demokrasi, hak azasi manusia dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Sejak di kelas I SD, seluruh pembahasan materi Pendidikan Agama Kristen mengajak peserta didik untuk menghayati kehidupannya bersama dengan Allah Sang Pencipta dan Sang Pemelihara kehidupan kita dengan sesama makhluk lainnya, terutama dengan sesama manusia. Pemahaman bahwa semua mahkluk dipelihara oleh Allah Sang Pencipta dan bahwa manusia adalah mahluk mulia dan karena itu harus bertanggung jawab untuk memelihara isi dunia ini, hendaknya betul-betul dimiliki peserta didik. Ini menjadi landasan untuk membahas tentang peran peserta didik selaku pembawa damai sejahtera yang akan mengakhiri seluruh pembahasan di kelas XII ini. Pembahasan mengenai keadilan kepada sesama menjadi sangat penting. Pengertian mengenai pentingnya menyiapkan peserta didik untuk keadilan agar mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari didorong oleh penelitian terhadap para pelaku kriminal. Bechtold, Cavanagh, Shulman, Cauff man (2014), misalnya, menemukan bahwa perilaku kriminal para remaja yang dimasukkan dalam penjara sudah dapat diramalkan sejak mereka masih berusia lebih muda. Hal yang menarik ialah orang tua, khususnya ibu, sudah memiliki kepekaan bahwa anaknya akan bertingkah laku kriminal kelak di kemudian hari. Dari mana kepekaan ibu ini muncul? Dari mendengarkan keluhan-keluhan yang dilontarkan anaknya bahwa ia merasa diperlakukan tidak adil oleh lingkungannya. Misalnya, perlakuan teman-teman sebaya, perlakuan guru, dan sebagainya. Mengalami ketidakadilan memupuk rasa dendam yang kemudian dilampiaskan dalam perilaku kriminal ketika situasi memungkinkan. Sungguh luar biasa pengaruh dari pengalaman ketidakadilan, ya?Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, menyajikan pemahaman yang utuh tentang keadilan. Tuhan Yesus mempraktikkan keadilan ini dengan mengajarkan pentingnya mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ketika kita dapat melihat orang lain dalam kedudukan yang sederajat dengan kita, atau dengan kata lain, ketika kita melihat orang lain tidak lebih berharga atau tidak lebih hina dari diri kita, maka kita dapat menerapkan prinsip keadilan ini. Begitu banyak tokoh-tokoh Alkitab yang bisa dijadikan teladan tentang bagaimana menjadi pribadi yang menjalankan keadilan. Kisah Raja Salomo (1 Raja-raja 3: 15 – 28) menunjukkan bahwa menjalankan keadilan adalah memberikan apa yang menjadi hak dari pribadi yang memang memiliki hak tersebut, dan sebaliknya, memberikan ganjaran kepada pribadi yang memang perlu dihukum Buku Guru Kelas XII SMA/SMK182karena kesalahan yang dilakukannya dengan sengaja. Sebelum Raja Salomo, Nabi Samuel pun menjalankan keadilan terhadap Raja Saul (1 Samuel 13: 5 – 14). Ketika Nabi Samuel melantik Saul menjadi Raja, ia sudah berpesan untuk selalu taat pada perintah Allah (1 Samuel 12: 13 – 15). Namun, ketaatan Raja Saul tidak berlangsung lama. Ia melanggar perintah Allah dengan memberikan korban persembahan (1 Samuel 13: 9) padahal ia tidak berhak melakukan hal itu. Walaupun Nabi Samuel sangat mengasihi Raja Saul, namun ia tetap memberikan hukuman yang patut untuk kesalahan yang dilakukan Raja Saul, yaitu, dengan memutus kedudukan Raja Saul sebagai raja (1 Samuel 13: 14). Ini menunjukkan bahwa Nabi Samuel mengutamakan ketaatan kepada Allah dari hal-hal lain. Ketaatan seperti inilah yang hendaknya menjadi pedoman bagaimana kita menjalankan keadilan terhadap setiap insan.B. Mengapa Perlu Menerapkan Keadilan Bagi Semua Insan Tuhan Allah Pencipta semesta membuat segala ciptaan-Nya baik (Kejadian 1: 31). Perhatikan kata ‘segala’ dalam ayat ini. Walaupun di Mazmur 8 dinyatakan bahwa manusia adalah mahluk mulia, namun keselarasan dengan ciptaan Allah lainnya harus dijaga. Sebagai mahluk mulia, justru manusia memiliki hikmat untuk melakukan yang terbaik dalam menjaga keselarasan ini. Keserakahan dan kesewenang-wenangan manusia demi kepentingan dirinya justru membawa banyak bencana.Misalnya saja, pada bulan Oktober 2015 dimana musim hujan belum tiba untuk Indonesia wilayah Barat, terjadi bencana asap di wilayah Riau Sumatera Barat yang mengakibatkan sejumlah penerbangan dibatalkan selama berhari-hari. Penduduk di wilayah tersebut juga mengalami sesak nafas, bahkan ada beberapa yang meninggal. Dari mana asap ini muncul? Dari tindakan para penebang liar yang menggunakan cara cepat namun terkutuk untuk mengganti pepohonan di hutan dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan secara cepat, atau menjadikan lahan pemukiman yang tentunya juga liar. Sebetulnya, setiap hutan lindung dijaga, namun para penebang liar tetap dapat melakukan pembakaran hutan ini. Bahkan, yang lebih mengenaskan, sejumlah perusahaan besar terlibat dalam penebangan pohon-pohon di hutan sehingga menimbulkan bencana asap. Dari peristiwa ini, dapat kita lihat bahwa ketika manusia mementingkan dirinya sendiri sedangkan keselarasan dengan manusia lain dan lingkungan tidak dijaga, maka yang terjadi adalah bencana. Gundulnya hutan juga mengakibatkan banjir, walaupun hutan gundul bukan satu-satunya penyebab banjir karena bisa juga ini ulah manusia yang membuang sampah ke sungai sehingga terjadi pendangkalan.Appolloni dan McDougall (2011) memberikan beberapa perspektif terkait dengan tema mengapa kita harus memberikan perhatian besar terhadap keadilan bagi semua, yaitu perspektif Kristiani, ilmiah, dan historis. Istilah keadilan ekologis (ecological justice) merujuk pada pemahaman bahwa manusia haruslah Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti183hidup dalam keadaan damai dengan lingkungannya, serta menyadari adanya saling ketergantungan antara berbagai unsur di lingkungan. Dengan demikian, keadilan ekologis justru mengangkat derajat manusia yang memang diberikan tugas istimewa oleh Tuhan untuk bertambah banyak, memenuhi bumi dan menaklukkannya, dan menguasai binatang (Kejadian 1: 28). Perintah ini tentu harus dijalankan dengan bijak. Misalnya, bila perintah “beranak cuculah dan bertambah banyak” dianggap sebagai perintah untuk memiliki anak sebanyak-banyaknya, ternyata tidaklah tepat pada masa kini. Dunia dengan isinya memiliki keterbatasan. Jumlah manusia yang banyak menyebabkan makanan yang tersedia menjadi terbatas. Pemerintah Tiongkok pernah mengeluarkan peraturan bahwa setiap keluarga hanya boleh memiliki satu anak. Peraturan ini dibuat untuk membatasi jumlah penduduk yang terus meningkat, padahal sumber daya alam tidak memadai. Dampak dari peraturan ini adalah, banyak bayi-bayi perempuan yang dibunuh. Mengapa? Karena budaya Tionghoa menganut sistem patriarkat, artinya garis keturunan dilanjutkan oleh anak pria. Bila keluarga hanya mempunyai satu anak dan anak itu adalah perempuan, tentu tidak dapat meneruskan keturunan ayahnya.Perspektif Kristiani melihat bumi sebagai sesuatu yang dikuduskan, dan ma-nusia barulah berharga bila memberikan perhatian terhadap pemenuhan kebutu-han mereka yang termarjinalkan dan miskin. Perspektif ilmiah memperhitungkan bahwa bumi dan sumber dayanya adalah terbatas. Terdapat saling ketergantung-an dan keterhubungan antara sistem yang satu dengan yang lain, dan karena itu, manusia harus melakukan kegiatannya dengan bijaksana dan hati-hati. Perspektif historis melihat bahwa selama ini, yang lebih beruntung menikmati sistem eko-nomi, sosial dan politik adalah mereka yang tinggal di belahan utara. Akan tetapi, dampak dari berkurangnya keberagaman ekologis dan sumber-sumber daya alam, polusi yang ditemukan pada laut, tanah, dan udara, serta rusaknya ekosistem, pu-nahnya sejumlah spesies dan perubahan iklim ternyata dialami oleh mereka yang juga tinggal di belahan selatan walaupun mereka tidak seberuntung yang tinggal di belahan utara dalam menikmati keuntungan dari sistem ekonomi, sosial, dan politik. Memperhatikan keadilan bagi semua insan ternyata memerlukan pema-haman tentang bagaimana memelihara bumi agar tetap menjadi tempat tinggal yang memadai bagi sekian generasi ke depan. Dampak dari perubahan iklim ternyata dahsyat, yaitu antara lain hasil pertanian menurun, siklus iklim yang tidak normal yang dipicu oleh meningkatnya permintaan energi dan meningkatnya produksi emisi sedangkan hujan berkurang, berkurangnya sumber air bersih, bencana alam karena perubahan suhu yang ekstrim. Siapkah kita ketika dampak perubahan iklim ini muncul dan membuat kehidupan kita terganggu? Pihak yang acap kali menjadi korban dari perubahan iklim adalah wanita dan anak-anak yang memang digolongkan sebagai pihak yang lebih lemah. Disinilah tanggung jawab manusia sebagai mahluk mulia dituntut Buku Guru Kelas XII SMA/SMK184agar dapat menggunakan kepintarannya secara bijak untuk kesejahteraan semua manusia, bukan hanya sekelompok saja.C. Mewujudkan Keadilan Bagi Semua InsanDobson mengaitkan antara keadilan sosial dengan keadilan ekologis. Keadilan ekologis dapat ditegakkan bila para pemimpin dan penegak hukum mempraktikkan keadilan sosial. Mengapa demikian? Karena menjadi tugas para pemimpin dan penegak hukum unuk memastikan bahwa rakyat yang berada di bawah pimpinannya hidup dalam sejahtera, dan tidak dipersulit atau diperalat oleh segelintir orang yang memiliki kekuasaan lebih. Atau, dapat juga dikatakan bahwa setiap manusia harus mendapatkan hak untuk kesejahteraan hidup.Terganggunya kesejahteraan dan hadirnya kemiskinan dapat dijadikan indikator bahwa ada kerusakan dalam lingkungan hidup. Hidup yang sejahtera haruslah menjadi hak bagi setiap orang terlepas dari latar belakang ras, etnis, agama, atau kelompok yang dimilikinya.Perlu juga kita pahami pengertian keadilan lingkungan (environmental justice), yaitu keadilan yang berkaitan dengan norma, nilai budaya, aturan, kebijakan, kebiasaan, dan keputusan untuk mendukung keberlangsungan suatu komunitas sehingga di dalam komunitas tersebut anggota komunitas dapat merasakan berada di lingkungan yang aman, sehat, dan produktif (Bryan). Termasuk di dalam keadilan lingkungan ini adalah ada pekerjaan dan upah yang layak, pendidikan dan rekreasi yang berkualitas, pemukiman dan layanan kesehatan yang pantas; pembuatan keputusan yang demokratis dan pemberdayaan personal serta lingkungan yang bebas dari kekerasan, obat-obat terlarang dan kemiskinan. Dalam lingkungan yang seperti itu, tentu pencapaian kesejahteraan menjadi lebih terjamin. Inilah hendaknya yang menjadi tugas dan perhatian para pemimpin, penegak hukum, dan kita semua yang peduli untuk tercapainya keadilan bagi semua insan.D. Kegiatan Pembelajaran 1. Menjadi orang yang mengalami ketidakadilan.Pembelajaran diawali dengan mengajak peserta didik untuk memilih peran sebagai orang yang diperlakukan tidak adil. Mereka bebas memilih diperlakukan tidak adil dalam hal apa dan dimana (di keluarga, di sekolah, di lingkungan, di gereja, di pasar, dan sebagainya). Misalnya, orang tua terkesan lebih mengasihi adik daripada dirinya, dan sebagainya. Kemudian, mereka menuliskan apa saja perasaan yang muncul ketika mengalami atau mengingat pengalaman sebagai orang yang diperlakukan tidak adil. Apakah muncul perasaan terhina, tersisihkan? Apakah muncul amarah, keinginan balas dendam? Hasil tulisan peserta didik dibahas di kelompok 5-6 orang, lalu kelompok membuat rangkuman, dan membacakan hasilnya di depan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti185kelas. Guru hendaknya memperhatikan, apa kesamaan dan perbedaan yang ditemukan dari presentasi kelompok tentang topik ini. Dari sini, Guru membuat rangkuman, bahwa tidak ada orang yang menerima dengan mudah saat diperlakukan dengan tidak adil. 2. Doa orang yang terluka karena diperlakukan tidak adil.Peserta didik diminta untuk menuliskan doa dengan membayangkan perasaannya saat diperlakukan tidak adil oleh orang lain. Guru hendaknya memperhatikan agar di dalam doa tersebut ada rumusan tekad dan harapan yang peserta didik miliki untuk mencapai keadilan walaupun mungkin sulit.3. Memahami wujud ketidakadilan. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mempelajari dari berbagai sumber, apa saja bentuk-bentuk ketidakadilan yang diberitakan di media massa. Peserta didik boleh memilih dari surat kabar, majalah, televisi, radio, dan sebagainya. Aktivitas ini dikerjakan secara kelompok 5-6 orang, dengan melengkapi tabel berikut:Tabel 10.1 Tabel tentang wujud ketidakadilanNoWujud ketidakadilan(Tuliskan apa yang dialami korban) Analisis penyebab munculnya ketidakadilanApa yang dilakukan korban sebagai respon terhadap perlakuan ketidakadilan yang diterimanyaApa yang seharusnya dapat dilakukan korban sebagai respon terhadap ketidak- adilan yang diterimanya1.2.3.Setiap kelompok menyajikan hasilnya di depan kelas. Pada akhir presentasi, Guru meminta peserta didik untuk membuat kesimpulan tentang isi dari keempat kolom di atas: wujud ketidakadilan, analisis penyebab munculnya ketidakadilan, apa yang dilakukan korban sebagai respon terhadap perlakuan ketidakadilan yang dialami, dan apa yang seharusnya dilakukan korban sebagai respon terhadap perlakuan ketidakadilan. Guru dapat menekankan, bahwa pemimpin atau mereka yang berkuasa acap kali justru membiarkan kesewenang-wenangan terjadi sehingga keadilan memang sulit terwujud. Buku Guru Kelas XII SMA/SMK1864. Kegiatan mewujudkan keadilan bagi setiap insan. Guru meminta tiap kelompok untuk menyusun program yang dapat dilak-sanakan dalam seminggu ke depan. Program ini adalah untuk mewujudkan keadilan dalam lingkungan peserta didik. Misalnya, peserta didik dapat meran-cang program berupa sosialisasi terhadap orang-orang lain di lingkung annya, agar mereka tidak berdiam diri saat mengalami ketidakadilan. Tiap kelompok hendaknya mempresentasikan rencana masing-masing di depan kelas. 5. Doa penutupGuru mengakhiri kegiatan dengan menaikkan doa penutup yang isinya meminta kekuatan dan keberanian dari Tuhan agar dimampukan untuk mewujudkan keadilan dalam hidup sehari-hari. E. Rangkuman Memahami keterkaitan antara keadilan, hak azasi dan demokratis akan menolong kita untuk lebih mengerti bagaimana mewujudkan hal ini dalam hidup sehari-hari. Sebagai umat Allah, kita tidak boleh berdiam diri saat menemukan dan mengalami ketidakadilan. Ternyata banyak yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan keadilan.F. PenilaianPenilaian diberikan terhadap kegiatan nomor 3 dan 4, jadi berupa penilaian kelompok. Khusus untuk penilaian terhadap kegiatan nomor 4, Guru menunggu sampai ada laporan terhadap pelaksanaan kegiatan ini setelah kelompok melakukannya. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti18711PENJELASAN BABDamai Sejahtera Menurut AlkitabBahan Alkitab: Imamat 26:1-46; Yohanes 14: 23-31 Kompetensi IntiKompetensi DasarKI-1Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.4 Menghayati perannya sebagai pembawa damai sejahtera dalam kehidu-pan sehari-hari.KI-2Menunjukkann perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong ro yong, kerja sama, toleran, damai), santun, res ponsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2.4 Bersikap proaktif sebagai pembawa damai se-jahtera dalam kehidupan sehari-hari. Buku Guru Kelas XII SMA/SMK188Kompetensi IntiKompetensi DasarKI-3Memahami, menerapkan, meng-analisis dan mengevaluasi penge-tahuan faktual, konseptual, pro-sedural, dan meta kognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wa-wasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab feno mena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifi k sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan ma-salah.3.4 Menganalisis peran remaja sebagai sebagai pembawa damai se-jahtera dalam kehidupan sehari-hari selaku murid Kristus.KI-4Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembang an dari yang dipelaja-rinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.4.4 Membuat proyek yang berkaitan dengan peran remaja sebagai pembawa damai sejahtera.Indikator: • Menjelaskan arti damai sejahtera menurut Alkitab. • Menggambarkan ciri-ciri kehidupan masyarakat yang diliputi oleh damai sejahtera yang dikehendaki oleh Allah.• Menyebutkan contoh-contoh perilaku pembawa damai sejahtera Allah. • Membuat laporan tentang tindakan yang dilakukannya untuk mewujud-kan damai sejatera Allah kepada sesamanya. Next >