< PreviousAnalisis Mikrobiologis Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 295hui jumlah mikroba yang domi-nan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh. Adapun kelemahan dari metode ini adalah : 1. Kemungkinan terjadinya kolo-ni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel. Kemungkinan ini akan mem-perkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. 2. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen se-lama masa inkubasi. 3. Kemungkinan ada jenis mi-kroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permu-kaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung. 4. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah po-pulasi mikrobanya antara 30 – 300 koloni. Bila jumlah popu-lasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitu-ngan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasil-kan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni. 5. Penghitungan populasi mikro-ba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umum-nya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih 14.5.2.2 Penyaringan dengan membran Pada metode penyaringan de-ngan membran (membrane filtra-tion), larutan contoh disaring dengan menggunakan membran steril atau filter dengan pori-pori yang cukup untuk menahan mi-kroba. Membran dengan ukuran lubang 0.45 μ dapat digunakan untuk menghitung bakteri dan kamir. Membran selanjutnya dipindah-kan secara aseptis ke cawan steril berisi kertas saring yang dijenuhkan dengan media nutrien cair. Membran juga dapat dipin-dahkan ke media nutrisi dalam cawan petri. Bagian membran yang ada mikrobanya mengha-dap ke atas. Selanjutnya lakukan inkubasi agar koloni yang tumbuh di permukaan kertas saring dapat dihitung. Beberapa keuntungan dari meto-de penyaringan dengan membran adalah : a. Metode ini sangat peka kare-na dapat menghitung sel mi-kroba hingga kepadatan 5 sel/100 ml. b. Proses penyaringan berlang-sung cukup cepat Sedangkan kelemahan dari meto-de ini adalah tersumbatnya mem-Analisis Mikrobiologis Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 296bran oleh zat tertentu, sehingga penggunaan teknik ini lebih cocok untuk contoh yang berupa cairan, seperti air dan minuman, dari-pada homogenat bahan pangan. 14.5.2.3 Teknik MPN Teknik Most Probable Number (MPN) banyak digunakan untuk menghitung populasi mikroba da-lam bahan atau produk pangan. Penghitungan mikroba dengan teknik MPN merupakan kombi-nasi antara pertumbuhan popula-si mikroba dan Tabel Mc Crady. Teknik MPN didasarkan pada pengenceran contoh. Prinsipnya, bila contoh diencerkan terus me-nerus maka akhirnya akan diper-oleh larutan yang tidak mengan-dung mikroba (steril). Teknik ini akan memberikan hasil baik bila asumsinya terpenuhi, yaitu : 1) sel mikroba tersebar merata dalam contoh dimana gaya tarik atau tolak diantara mikroba tidak terjadi; 2) larutan yang diinokulasi ke kaldu nutrien akan memper-lihatkan pertumbuhan positif apa-bila mengandung satu atau lebih mikroba hidup; dan 3) terhindar dari pencemaran yang berasal dari bahan dan peralatan. Dalam prakteknya, apabila con-toh A mengandung 1000 sel/ml diencerkan 10 kali, maka akan dihasilkan larutan B dengan kan-dungan 100 sel/ml. Bila diencer-kan lebih lanjut, maka akan diha-silkan larutan C, D, dan E dengan kandungan 10 sel/ml, 1 sel/ml, dan 0.1 sel/ml berturut-turut. Bila 1 ml larutan A, B, C, dan D dipindahkan ke tabung berisi kaldu nutrien (nutrient broth) akan selalu ditemukan pertumbuhan. Namun pada larutan E akan dite-mukan hanya sekali dalam dalam sepuluh kali pemindahan larutan ke kaldu nutrien. Dari masing-masing larutan di atas, pindahkan ke tiga atau lima tabung berisi kaldu nutrien. Ma-sing-masing tabung mendapat 1 ml. Masing-masing tabung diin-kubasi dan diamati apakah ada pertumbuhan. Tabung dengan kelarutan terting-gi, dimana tiga tabung memperli-hatkan pertumbuhan positif dica-tat bersama dengan hasil yang diperoleh pada dua pengenceran berikutnya. Misalnya ketiga ta-bung yang memperlihatkan per-tumbuhan positif didapat pada pengenceran 10-3, maka penga-matan pertumbuhan dilakukan pada tabung dengan pengencer-an 10-4 dan 10-5. Bila pada pengenceran 10-4 menunjukkan dua dari tiga tabung positif tum-buh dan pada pengenceran 10-5 tidak dijumpai tabung yang positif tumbuh, maka diperoleh hasil 3/3, 2/3, dan 0/3. Hasil pembacaan dengan menggunakan tabel Mc Crady dapat diketahui konsen-trasi mikroba dalam contoh. Beberapa keuntungan dari meto-de MPN ini adalah 1) dapat dibu-Analisis Mikrobiologis Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 297at sangat peka dengan penggu-naan contoh lebih besar dari 1 ml/tabung; 2) dapat digunakan dilapangan karena media dapat disipkan sebelumnya; dan 3) untuk tujuan tertentu dapat meng-gunakan media pertumbuhan se-lektif sehingga hanya mikroba yang diharapkan dapat tumbuh baik. Kelemahan utama dari metode MPN adalah ulangannya banyak sehingga membutuhkan waktu dan biaya lebih besar untuk persiapannya. Dengan kondisi demikian, teknik MPN banyak digunakan untuk menghitung bakteri patogen. 14.5.2.4 Penghitungan selektif Dalam kondisi tertentu diperlukan penghitungan mikroba secara selektif (selective counting tech-niques), misalnya untuk mengeta-hui populasi bakteri pembusuk atau patogen tertentu. Pada prinsipnya pekerjaan ini dapat dilakukan secara mudah dengan menggunakan media selektif. Media selektif adalah media agar yang mengandung zat terpilih se-hingga dapat menghambat per-tumbuhan mikroba yang tidak diinginkan namun memberi kesempatan bagi mikroba yang dimaksud untuk berkembang. Prosedur yang dilakukan sama seperti inokulasi dengan meng-gunakan kultur murni. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan mikroba selektif adalah : a. Tidak ada media yang seratus persen selektif, selalu ada mikroba lain yang tumbuh. Penambahan komponen ter-tentu akan memberikan per-bedaan berupa warna atau bentuk morfologi. Agar bis-muth sulfit adalah media selektif bagi Salmonella, di-mana koloninya terlihat hitam dan dilingkari warna kaca mengkilat dari endapan bis-muth. b. Beberapa mikroba terdapat dalam jumlah sangat sedikit sehingga tidak dapat dihitung keberadaannya dengan me-nggunakan teknik pertumbuh-an sebelumnya. Untuk me-ngetahui keberadaan mikroba tersebut perlu dilakukan pe-mupukan selektif (selective enrichment) dengan cara menginokulasikan contoh ke dalam media cair tertentu yang komposisinya telah di-buat sedemikian rupa hingga dapat menumbuhkan mikroba yang diharapkan. Setelah masa inkubasi selesai, contoh yang telah dipupuk ditumbuh-kan ke dalam media agar diferensial selektif yang dapat membedakan pertumbuhan mikroba diinginkan dengan mikroba lainnya. Contoh me-dia pemupukan selektif untuk Salmonella adalah tetrathio-net broth. Media ini mengan-dung ion tetrathionat yang akan menekan pertumbuhan mikroba lain. Analisis Mikrobiologis Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 298c. Kerusakan sublethal Sebagian mikroba yang terdapat dalam produk pangan sudah mengalami kerusakan fisiologis dan biokimia akibat proses pengolahan, sehingga ti-dak dapat hidup secara normal. Mikroba ini tidak bisa tumbuh pada media selektif namun masih da-pat tumbuh pada media tidak selektif. Salmonella yang mengalami kerusak-an subletal akibat pengo-lahan dapat tumbuh pada media nutrien agar tetapi tidak dapat tumbuh pada media selektif, karena pe-ka terhadap senyawa pi-lihan yang digunakan da-lam media selektif. Untuk menghitung popula-si Salmonella sublethal, tumbuhkan dahulu dalam kaldu nutrien agar kerusa-kan sublethal yang bersi-fat sementara dapat di-sembuhkan dan Salmo-nella tumbuh menjadi sel normal. Jangka waktu yang diperlukan cukup 1 – 2 jam dan selanjutnya ino-kulasikan ke media selek-tif. 14.6. Pengujian mikrobiologi dasar 14.6.1 Pengujian E. Coli E. coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang, uji indol positif dan mampu memfer-mentasi berbagai karbohidrat se-perti glukosa, laktosa, manitol dan arabinosa. Ada tiga media yang dapat di-gunakan untuk membedakan E. Coli dan mikroba lain, yaitu : Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan me-ngandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasi laktosa seperti E. coli dengan mikroba yang tidak memfermentasikan laktosa se-perti S. aureus; P. aeruginosa dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa mengha-silkan koloni dengan inti berwar-na gelap dengan kilap logam, sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan methylene blue membantu mem-pertajam perbedaan tersebut. Namun demikian jika media ini digunakan pada tahap awal, karena mikroba lain juga tumbuh terutama P. aeruginosa dan Salmonella sp dapat menim-bulkan keraguan. Bagaimanapun media Eosin Methylene Blue sangat baik untuk mengkonfir-masi bahwa kontaminan tersebut adalah E. coli. Media MacConkey Agar mempu-nyai keistimewaan memilah bak-teri enterik gram negatif yang memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa, crystal violet dan neutral red bile salt. Kemampuan E. coli mem-Analisis Mikrobiologis Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 299fermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga mem-permudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata dan mengendapkan bile empedu. Koloni lain (S. aureus; P. aeruginosa dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Entero-bacter; Proteus; Salmonella; Shigella, Aerobacter; Entero-coccus. Media MacConkey Broth ber-manfaat sekali dalam memilah E. coli dari mikroba lain terutama S. aureus, P. aeruginosa dan Salmonella. Adanya Oxgall da-lam media berperanan dalam menghambat bakteri gram positip lain seperti S. aureus. Kandung-an laktosa sangat penting untuk memilah E. coli dari mikroba lain yang tidak memfermentasi lakto-sa, terutama P. aeruginosa dan Salmonella. Kondisi asam akan menyebabkan bromo cresol pur-ple (media berwarna ungu) berubah menjadi kuning (media berwarna kuning) dan adanya pembentukan gas yang dapat diamati pada tabung durham. Sedangkan Salmonella dan P. aeruginosa tidak dapat mengu-bah warna media karena tidak memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang mampu memfermetasi laktosa dan mempunyai ekspresi pada media seperti E. coli adalah Enterobacter aerogenes. Adapun cara untuk memilah E. aerogenes antara lain dengan reaksi indol. Dimana E. coli mempunyai reaksi positif, sedang E. aerogenes bereaksi negatif. Dengan sifat tersebut media ini sangat baik untuk memilah E. coli dari mikroba lain pada tahap awal terutama P. aeruginosa; S. aureus dan Salmonella. 14.6.2 Pengujian Salmonella Sp. Bakteri Salmonella mempunyai karakteristik gram negatif; Ber-bentuk batang, tidak membentuk spora, aerob/ fakultatif anaerob. Ia dapat memfermentasi glukosa dengan membentuk asam/gas dan dapat mereduksi nitrat men-jadi nitrit. Mempunyai sifat kata-lase positif dan oksidase negatif serta mudah tumbuh pada ke-banyakan media. Ada empat jenis media yang da-pat digunakan untuk memilah Salmonella dari mikroba lain, yaitu : a. Media agar Bismuth Sulfite merupakan media yang sa-ngat spesifik untuk isolasi Salmonella typhii dan spesies lain. Adanya bismuth sulfite dan brilliant green dapat menghambat pertumbuhan gram positip dan coliform. Adanya S dalam media akan diubah menjadi H2S yang berperanan mengendapkan besi, sehingga koloni berwar-na coklat-hitam dengan kilap logam. Mikroba lain yang Analisis Mikrobiologis Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 300dapat tumbuh antara lain Pseudomonas, Shigella dan Vibrionaceae. Media ini sa-ngat baik digunakan pada tahap awal untuk memilahkan Salmonella dari mikroba lain. Sedangkan mikroba lain yang tumbuh terutama Pseudo-monas dapat dipilah dengan media lain. b. Media agar Brilian green me-ngandung brilian green yang sangat baik untuk mengham-bat E. coli dan bakteri yang memfermentasi sukrosa dan laktosa. Garam empedu ber-peranan menghambat bakteri untuk batang gram negatif. Media ini sangat selektif untuk isolasi Salmonella sp. Salmonella typhii akan ber-warna merah dikelilingi zona merah. Pseudomonas diham-bat, tetapi jika tumbuh menye-rupai koloni Salmonella ber-warna merah. Untuk mene-tapkan kontaminan tersebut Salmonella atau Pseudomo-nas diperlukan konfirmasi de-ngan media lain. c. Media agar Xylose-Lysine-Desoxycholate digunakan un-tuk isolasi Salmonella dan memilah organisme lain de-ngan cara memfermentasi xylose, dekarboksilasi lysine dan produksi H2S. Fermentasi xylose sangat lazim bagi kebanyakan organisme ente-rik kecuali, Shigella, Providen-cia, Edwardsiella. Pada media ini, Salmonella akan membentuk koloni merah dengan inti hitam, sedang Pseudomonas dapat tumbuh dengan warna merah dan Eschericia berwarna kuning. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Arizona, Proteus, Aero-bacter, Klebsiella, Citrobacter. Begitu banyak mikroba yang dapat tumbuh, sehingga me-dia ini kurang dapat memilah Salmonella pada tahap awal. Lebih baik digunakan untuk tahap konfirmasi kontaminan Salmonella. d. Triple Sugar Iron Agar medium, biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E. coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/ laktosa/sukrosa dan produksi H2S. Dari fungsi tersebut media ini dapat di-usulkan untuk konfirmasi Salmonella dan memilahkan dari Pseudomonas yang tumbuh pada media BSA dan BGA. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi asam. Kondisi ini akan me-nyebabkan perubahan phenol red (media merah) menjadi kuning. Sedangkan Pseudo-monas karena tidak mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media ini dapat de-ngan mudah memilah Salmo-nella dari Pseudomonas. Analisis Mikrobiologis Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 301 14.6.3 Pengujian Staphylococcus aureus Ada tiga jenis media yang dapat digunakan untuk membedakan S. Aureus dari mikroba lainnya, yaitu : a. Media agar garam mannitol mempunyai kandungan ga-ram cukup tinggi, sehingga mikroba lain terutama P. aeruginosa; E. coli; Salmonella akan dihambat pertumbuhannya. S. aureus cukup tahan terhadap garam tinggi, sehingga dapat tumbuh dengan warna kuning ke-emasan dan mediapun beru-bah menjadi kuning. Dengan demikian media ini sudah sangat selektif dan mampu memilah S. aureus dari mikroba lain terutama ketiga mikroba tersebut. Namun demikian ada juga mikroba lain yang dapat tumbuh pada media tersebut seperti jenis Staphylococcus lain dan beberapa mikroba halophili marine. b. Media agar Vogel Johnson mengandung mannitol, telluri-te dan lithium chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat koagula-se positip, karena semua yang bersifat koagulase posi-tip akan tumbuh pada media ini. S. aureus mempunyai koloni hitam sebagai akibat pengendapan hasil reduksi tellurite. Media di sekitar koloni akan berubah menjadi kuning akibat fermentasi man-nitol. Adanya lithium chloride bermanfaat untuk mengham-bat pertumbuhan bakteri lain termasuk E. coli. Namun demikian media ini kurang mampu memilah S. aurrus karena semua koagulase po-sitip dapat tumbuh termasuk S. epidermidis dan Proteus. c. Media Agar Baird Parker Media ini juga mengandung lithium untuk menghambat pertumbuhan mikroba lain dan mikroba yang bersifat koagulasi positip akan tum-buh. S. aureus mempunyai koloni spesifik berwarna hitam akibat endapan hasil telurite dan media disekitarnya men-jadi jernih. Jenis mikroba yang dapat tumbuh antara lain Bacillus, Proteus dan yeast. 14.6.4 Pengujian Pseudomonas aeruginosa P. aeruginosa mempunyai karak-teristik berbentuk batang, gram negatif, tidak mampu memfer-mentasi tetapi dapat mengok-sidasi glukosa/ karbohidrat lain, aerob, katalase positip, oksidase positip dan tidak berspora. Ia dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur Nitrogen dan Carbon. Pengujian bakteri P. aeruginosa dapat dilakukan dengan menggu-Analisis Mikrobiologis Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 302nakan media agar Cetrimide. Media agar ini biasanya digu-nakan untuk mengisolasi Pseudo-monas. Kandungan cetrimide yang merupakan quarternary ammonium adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain, karena kemampu-annya menimbulkan kebocoran unsur-unsur dari dalam sel. Pada media cetrimide konvensional be-berapa bakteri dapat tumbuh seperti Klebsiella, Proteus dan Providencia. Untuk menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dapat ditambahkan cetrimide. Pa-da media ini, untuk membedakan P. aeruginosa dari mikroba lain dapat dibantu dengan menggu-nakan media Pseudomonas Selective Medium yang mengan-dung Nalidixi acid untuk meng-hambat pertumbunan bakteri lain. Analisis Organoleptik Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 303BAB XV ANALISIS ORGANOLEPTIK Setelah mengulas analisis fisik, kimiawi, dan biologis, metode terakhir yang dapat digunakan untuk menentukan mutu bahan pangan adalah analisis organo-leptik. Pada prinsipnya analisis organoleptik menggunakan pan-ca indera sebagai alat untuk mengukur mutu. Oleh karenanya analisis organoleptik sering di-katakan bersifat subyektif. Saat ini analisis organoleptik sudah di-gunakan secara luas pada ber-bagai industri, termasuk industri bahan pangan. Seperti analisis secara fisik, kimiawi, dan biologis, analisis organoleptik memiliki kekhasan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh analisis yang lain. Adapun keuntungan analisis organoleptik antara lain : (1) dapat mengukur tingkat kesukaan terhadap suatu produk. Hanya analisis organoleptik yang dapat menjelaskan mengapa konsumen lebih menyukai roti keju keluaran pabrik A dibandingkan keluaran pabrik lainnya; (2) dapat mem-bantu konsumen untuk menen-tukan pilihan terhadap suatu produk. Semua produk dibuat dengan mutu terbaik, hanya ana-lisis organoleptik yang dapat menjelaskan mengapa konsumen tidak jadi membeli bahan pangan yang satu tetapi memilih yang lain; (3) dalam keadaan dimana alat uji lain terbatas, analisis organoletik dapat digunakan untuk menentukan mutu. Pem-beli tidak mungkin membawa peralatan untuk analisis fisik, ki-mia, dan biologis ke pasar, namun ia masih dapat meng-gunakan peralatan analisis orga-noleptik untuk menentukan mutu bahan pangan (4) hasil analisis organoleptik dapat diperoleh jauh lebih cepat dibandingkan dengan hasil pengujian lainnya. Analisis organoleptik cocok untuk diguna-kan pada produk-produk yang mudah mengalami kebusukan. Penentuan mutu ikan yang akan dibeli dari nelayan harus dila-kukan dengan cepat karena ikan bersifat mudah busuk (highly perishable ). Bila menggunakan analisis sebelumnya, dibutuhkan waktu lebih lama dan peralatan lebih banyak. 15.1. Berpartisipasi dalam analisis organoleptik Setelah berhasil ditetapkan nilai (skor) yang menunjukkan karak-ter, analisis organoleptik banyak digunakan. Hasil analisisnya mampu memberi jawaban yang tidak dapat diberikan oleh metode analisis lainnya. 15.1.1 Persiapan pelaksanaan uji organoleptik Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum melak-Analisis Organoleptik Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan 304sanakan analisis organoleptik, yaitu : 15.1.1.1 Penentuan prosedur dan metode pengujian Dalam suatu penelitian, prosedur dan metode penelitian merupa-kan dua hal yang benar-benar sudah difikirkan jauh sebelum rencana penelitian dibuat. Tanpa keduanya, penelitian sering men-jadi sulit untuk dilaksanakan. Penelitian yang menggunakan analisis organoleptik sebagai alat uji melibatkan keberadaan pane-lis dalam prosedur pengambilan datanya. Jumlah panelis yang dilibatkan dalam penelitian dipe-ngaruhi oleh kemampuan panelis. Bila menggunakan panelis de-ngan tingkat keahlian tinggi, diperlukan jumlah panelis lebih sedikit dibandingkan bila meng-gunakan panelis dengan kemam-puan lebih rendah. Pengambilan data penelitian un-tuk menggunakan analisis orga-noleptik dilakukan dengan meng-gunakan lembar penilaian (score sheet) dan teknik penyajian sam-pel. Jumlah sampel yang disajikan ke-pada panelis sebaiknya tidak ter-lalu banyak karena akan mem-pengaruhi kualitas hasil peng-ujian. Selain jumlahnya, sampel yang disajikan juga harus diberi kode yang terdiri dari 3 angka atau huruf. Data yang diperoleh dari hasil uji organoleptik dianalisis dengan menggunakan metode statistik non parametrik. 15.1.1.2 Penentuan kriteria pengujian Kriteria pengujian yang akan diterapkan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian yang menggunakan analisis organo-leptik memiliki dua tujuan, yaitu : (a) penelitian bertujuan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap produk yang diuji, maka dilakukan uji hedonik (kesukaan); dan (b) penelitian yang bertujuan hendak mengetahui karakteristik produk yang diuji, maka diguna-kan uji skoring. 15.1.1.3 Penyiapan lembar penilaian Pelaksanaan analisis organo-leptik memerlukan lembar penilai-an (score sheet) yang akan digu-nakan oleh panelis untuk menen-tukan mutu bahan pangan. Lem-bar penilaian bersifat spesifik ter-gantung dari bahan pangan. Dengan lain perkataan, lembar penilaian untuk roti keju berbeda dengan lembar penilaian untuk roti pisang. Dalam kondisi di-mana tidak ada lembar penilaian yang spesifik untuk roti keju, dapat digunakan lembar penilaian roti pisang sebagai lembar pe-nilaian untuk roti keju setelah dilakukan revisi. Next >