< Previous 319Kemajuan teknologi teknik cetak fleksografi semakin berkembang dan sangat canggih. Disamping ketiga tipe tersebut di atas, terus dikembangkan jenis-jenis mesin yang lain, bahkan sudah dimodifikasi dengan mesin cetak yang lain misalnya digabung dengan mesin cetak offset, cetak rotografur. disamping itu mesin fleksografi juga dilengkapi dengan unit pemotong, unit lipat, unit UV. Selain dirancang untuk jenis bahan gulungan, mesin fleksografi juga ada yang dirancang untuk mencetak lembaran. Dengan demikian pengguna mesin disediakan berbagai jenis mesin fleksografi. Gambar 7.51. Skema mesin cetak fleksografi empat warna desain tipe susun/tumpuk untukmencetakkemasan 320Gambar 7.52. Mesin cetak surat kabar untuk mencetak multi warna dengan 144 unit cetak (Flexocourier, KBA) Gambar 7.53. Skema mesin cetak fleksografi dengan multi silinder Gambar 7.54. Penggantian lapisan silinder pelat dan rol anilox pada mesin Fleksografi Gambar 7.55. a. Mesin cetak fleksografi 2 warna b.Silinderpelatdenganpelatcetakdanroltinta(FlexoGold,Aurelia) a. Dibandingkan dengan cetak offset, dalam hal viscositas (kekentalan), tinta flexo lebih mirip dengan tinta rotogravure yang 321 Gambar 7. 56. Skema mesin cetak fleksografi 8 warna dengan silinder tekan Gambar 7.57. Skema mesin cetak fleksografi kapasitas tinggi dengan silinder tekan terpusat dengan8unitpenintaan(W&H)tipis. Tinta flexo mampu membentuk lapisan cetak yang tebal dan merata ke seluruh permukaan bahan yang dicetak. Ketebalan lapisan tinta dapat diatur dengan mengganti-ganti rol screen yang berbeda. Besarnya ukuran partikel pigment metal pada tinta cetak offset adalah 3,5 mm, paada tinta flexo dan rotogravure adalah 8 – 9 mm. Tujuan utama pemasangan unit cetak flexo pada cetak offset adalah untuk dapat mencetak lapisan warna putih keruh (opaque), membentuk warna blister, warna metalik, warna 322opalescent serta untuk pengaburan lembaran film/plastik yang aslinya tembus pandang dan juga untuk melapiskan coating (vernis/tinta). Proses pengembangan mesin sheetfed flexo penuh (untuk proses cetak dan pelapisan coating) yang dikombinasikan dengan mesin sheetfed offset adalah kemajuan yang luar biasa. Mesin ini memiliki sistem gripper / penjepit transport antar unit. Sistem ini menjamin terjadinya ketepatan register antara unit cetak yang satu dengan unit cetak berikutnya. Mesin ini juga mampu mencetak mulai lembaran tipis sampai jenis karton setebal 1,25 mm. Mesin sheetfed flexo dirancang sama persis dengan mesin cetak sheetfed offset biasa, tetapi dilengkapi dengan dua unit perangkat flexo, yang bisa dipakai sebagai mesin finishing untuk aplikasi pelapisan coating UV atau efek pelapisan lainnya. Proses pelapisan khusus seperti untuk pembuatan warna blister, pelapisan zat bau-bauan (scanted), pelapisan untuk panahan (barrier coatid) dan pelapisan untuk perekat, membutuhkan lapisan coating yang tebal. Pelapisan pigment berat untuk iriodine dan untuk menghasilkan efek metalik, bisa dilaksanakan dengan melapiskan tinta dalam jumlah tertentu dengan tepat. Untuk proses pelapisan coating yang sering berganti atau berubah, akan lebih diuntungkan kalau mengaplikasi dua macam kombinasi unit mesin pelapis coating. Unit mesin pertama untuk proses pemerataan lapisan coating, unit mesin kedua untuk proses pelapisan (vernis) UV. Sistem sirkulasi penggantian bahan pelapis coating yang mudah dikerjakan memungkinkan pergantian pekerjaan bisa dilaksanakan dengan cepat. Pada jenis kemasan kualitas tinggi biasanya dibutuhkan proses penyelesaian tingkat tinggi yang memerlukan beberapa kali proses pencetakan dengan unit coating/unit flexo. Satu mesin yang 323Gambar 7. 58. Skema Unit Pencetakan Mesin Cetak Fleksografi Gulungan, dengan Silinder Pusat, 8 Warna dipakai untuk beberapa macam proses pelapisan coating dan untuk menangani hasil cetakan dari empat sampai lima buah mesin cetak, biasanya akan menjadi penghambat produksi secara keseluruhan. Mesin sheet fed flexo yang diapakai secara offline (terlepas berdiri sendiri-sendiri), bisa dipakai sebagai introduksi yang mudah dipantau untuk memasuki sektor teknologi finishing kemasan kualitas tinggi. Dikembangkan juga mesin cetak fleksografi multi silinder. Gabungan tipe susun/tumpuk dengan tipe silinder sentral, atau gabungan tipe satu garis dengan tipe silinder sentral. 2.3. Teknik Cetak Dalam adalah proses cetak menggunakan permukaan yang dikerik (tenggelam) Pada cetak dalam bagian gambar didalamkan ke dalam logam acuan cetak. Bagian yang didalamkan harus mengalihkan tinta pada kertas (atau bahan lain yang dicetaki) sedang permukaan logam yang tidak digarap harus menghasilkan bagian putih pada cetakan. Dengan sendirinya sevyaktu penintaan acuan cetak tidak hanya bagian yang didalamkan saja yang menerima tinta, tetapi juga permukaannya. Jadi supaya dapat memperoleh bagian putih pada cetakan, setelah penintaan 324tinta harus dihilangkan dari permukaan. Bentuk cetak-dalam yang tertua ditemukan sejak abad ke-15. Ini antara lain berupa ukiran tembaga dan baja serta etsa. Pada ukiran (gravur), gambarnya yang terdiri dari garis dan/atau titik, diukirkan pada pelat logam yang datar dan licin. Tergantung dari dalam dan luasnya pengukiran dalam logam, terjadi garis-garis yang kurang atau lebih dalam, dan yang kurang atau lebih lebar, yang menurut perbandingan dapat memuat tinta lebih sedikit atau lebih banyak, jadi juga dapat memberikan tinta kepada kertas lebih sedikit atau lebih banyak. Juga karena kerapatan penggoresan garis terjadi perbedaan nada pada cetakan, dan perbedaan itu dapat terjadi pula karena lebar dan dalamnya garis. Bila ukiran telah selesai, lalu digosok dengan tinta kaku memakai tampon. Permukaan pelat dihapus sampai bersih memakai kain kasa dan dengan pangkal kepalan tangan. Karena tegangan kuat pada alat cetak tangan, tinta dapat teralihkan dari garis-garis kepada kertas. Teknik ini masih diterapkan oleh para seniman, dengan maksud untuk membuat gambarnya yang asli. Pengukiran (gravur) juga masih diterapkan secara pertukangan untuk membuat uang kertas dan perangko, meskipun ukiran bajanya yang asli diperbanyak secara mekanis dan pencetakannya - yang karenanya disebut cetak-pelat - dilakukan pada mesin-cetak besar. Pada etsa, di atas pelat tembaga yang datar-licin di-bubuhkan yang disebut : dasar etsa, terutama terdiri dari malam (lilin). Dasar etsa itu dihitamkan dengan jelaga. Pada dasar etsa itu gambar digoreskan memakai jarum, hingga gambarnya menjadi kelihatan dalam warna tembaganya. Garis yang digoreskan diperdalam dengan pengetsaan. Menurut pengetsaan setempat yang lebili lama dan lebih dalam maka garis-garisnya juga lebih lebar, dan mengambil tinta lebih banyak. Jadi perbedaan nada terjadi kira-kira seperti pada pengukiran. Juga 325pencetakannya dilakukan seperti pada pengukiran. Teknik ini diterapkan oleh para seniman. Cetak dalam raster, cetak-dalam rakel dan rotogravur adalah nama-nama untuk teknik-cetak yang sama. Untuk pembuatan acuan cetak digunakan fotografi dan raster, dan untuk mencetak dipakai pembawa gambar yang berputar. Cetak-dalam raster sangat cocok untuk membuat ilustrasi, majalah mingguan dan bulanan serta penanggalan (kalender) satu warna atau warna ganda, untuk mereproduksi lukisan dan gambar dan untuk mencetak bungkusan. Juga perangko sering dicetak dengan cetak-dalam raster. Percetakan yang menggunakan cetak dalam meliputi beberapa bagian. Untuk mendapat gambaran, bagaimana cara-kerjanya dalam perusahaan semacam itu, kifa akan mengikuti pembuatan suatu barang cetakan. Sebagai contoh kita ambil buku dengan ilustrasi dan teks penjelasannya. Ilustrasi, potret dan gambar diproses di bagian fotografi reproduksi, dan teksnya diproses di bagian penyusunan huruf. 2.3.1. Prinsip Dasar Cetak Dalam Cetak dalam adalah teknik cetak mencetak dengan menggunakan silinder tembaga dan bagian yang mencetak lebih dalam dari permukaan silinder pelat. Disebut cetak dalam karena tinta yang berada pada bagian-bagian yang mencetak (image area) lebih rendah dar pada bagian yang tidak mencetak. Teknik cetak ini termasuk teknik cetak langsung karena acuan cetak langsung mengenai bahan yang akan dicetak dengan bantuan dari silinder tekan, berbeda dengan cetak offset yang acuan cetaknya tidak langsung mengenai bahan cetak. Teknik cetak dalam dibagi menjadi dua macam, yaitu rotogravure dan intaglio. Kedua teknik tersebut pada prinsipnya adalah sama yaitu sama-sama teknik cetak dalam dimana bagian 326yang mencetak lebih dalam dan yang tidak mencetak lebih tinggi. Keduanya dibedakan pada pembuatan pelat cetaknya. Teknik rotogravure menggunakan raster dalam pembuatan acuan cetaknya, sedangkan intaglio tidak menggunakan raster, tetapi dalam pembuatan acuan cetak menggunakan sistem etsa. Pembawa bentuk gambar atau permukaan cetak pada rotogravure umumnya terdiri dari silinder baja dengan lapisan luar yang terbuat dari tembaga dimana bentuk gambar terdiri dari jutaan sel-sel kecil dengan bermacam-macam kedalaman yang dihasilkan melalui proses elektromechanical engraving. Intaglio Engraving, sebagai metode cetak sudah dikembangkan sejak pertengahan abad 15, kemungkinan besar di Jerman. Contohnya bisa ditemukan di hiasan senjata, baju zirah, alat musik, dan benda-benda relijius. Di dalam seni grafis, penggunaan engraving berbahan tembaga pertama kali diketahui digunakan oleh Martin Schongauer. Sementara Albrecht Dürer adalah salah satu seniman intaglio terkenal. Pada abad 17 dan 18 teknik ini mencapai masa keemasannya dan kadang bahkan dipakai untuk mereproduksi gambar-gambar potret. Banyak pula ditemui perangko-perangko bernilai tinggi yang dicetak dengan teknik ini. Proses pembuatan pelat cetak intaglio yang biasanya terbuat dari tembaga atau seng digunakan sebagai bahan acuan utama, dan permukaan cetak dibentuk dengan teknik etsa, engraving, drypoint, atau mezzotint. Penggunaan pelat ini dengan menyelimuti permukaan acuan dengan tinta, kemudian tinta di permukaan yang tinggi dihapus dengan doctor blade sehingga yang tertinggal 327hanyalah tinta di bagian rendah. Kertas cetak kemudian ditekan ke atas pelat intaglio sehingga tinta berpindah. Etsa (chemical etching) bisa disebut salah satu proses intaglio. Proses chemical etching memungkinkan kita untuk menggunakan berbagai metal sebagai silinder, seperti zinc dan metal yang digunakan saat ini. Permukaan metal diberi soft resist, kemudian dikeruk lapisannya sehingga larutan etching dapat mengetsa permukaannya. Proses manual ini sangat membutuhkan ketelitian, kesabaran yang tinggi, karena hasilnya sangat dipengaruhi oleh yang melakukan pekerjaan etsa. Berbeda dengan engraving, di dalam etsa pembentukan bagian rendah dilakukan dengan korosi senyawa asam sementara engraving menggunakan alat-alat mekanik untuk mendapatkan efek yang sama. Mesin ukir (engraving machine) yang bekerjanya secara elektronis untuk membuat klise garis maupun raster, pertama kali dibuat oleh Faieschild pada tahun 1948. Pada tahun 1953 Hell Company di Jerman mulai memproduksi secara massal dengan “Klischograph”. Cara kerjanya di atas sebuah meja yang dapat dipindah-pindahkan bahan yang akan diukir (yang berupa plastik atau senga) ditempatkan. Bagian belakang meja memuat model asli (bukan transparan). Model asli disinari dari belakang dan titik demi titik disekan. Cahaya yang dipantulkan diperkuat (amplified) dan menjalankan scorper (semacam pisau kecil). Scorper ini ”mengikis“ bagian-bagian yang tidak akan mencetak. Kecepatan scorper bergerak naik turun setiap cm dapat ditentukan, sehingga dapat menentukan lebar raster, dan juga tingkat kekontrasan warna dapat 328disesuaikan dengan keinginan kita. Bahkan ada kemungkinan untuk memperbaiki atau meningkatkan sebuah gambar. Mesin ukir berikutnya adalah Varioklischograph. Pengecilan dan pembesaran dapat dikerjakan serta dapat juga dipakai sebuah transparan-positif. Dengan mesin ini dapat dibuat pemisahan warna dengan menggunakan filter-filter seperi yang biasa dikerjakan. Proses engraving (mechanical engraving) dikembangkan lagi sekitar tahun 1960 di Jerman dengan menggunakan copper yang diukir dengan menggunakan berlian (industri). Proses pembuatannya dikendalikan komputer yang mengubah informasi yang dibaca menjadi getaran listrik yang disalurkan ke satu atau lebih silinder gravure. Berdasarkan dari kekuatan getaran listrik engraving head akan mengukir silinder dengan kedalaman sel (lubang kecil) yang berbeda-beda . Perbedaan kedalaman sel tersebut akan mempengaruhi perbedaan banyak sedikitnya tinta yang diambil. Sel yang dangkal akan mengl yang dihasilkan warna yang cerah, sedangkan sel yang dalam akan menghasilkan warna yang gelap. Sistem pelat photopolymer untuk rotogravure/intaglio juga telah dikembangkan. Demikian juga sistem computer-to cylinder. Dan yang terbaru telah dikenalkan sistem direct digital laser etching, dengan harapan akan mengurangi biaya pembuatan silinder rotogravure. Next >