< Previous309i.Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal parallel pad dibawahnya (Gambar 127 a). Untuk mendapatkanpemasangan benda kerja agar dapat duduk pada paralleldengan baik, sebelum ragum dikencangkan dengan kuat pukul benda kerja secara pelan-pelan dengan palu lunak (Gambar 127 b).j.Selanjutnya lakukan setting nol untuk persiapan melakukan pemakanan dengan cara menggunakan kertas ( Gambar 128 a). Dan untuk jenis pekerjaan yang tidak dituntut hasil dengan kepresisian tinggi, batas kedalaman pemakanan dapat diberi tanda dengan balok penggores(Gambar 128 b)(a)(b)Gambar126. Pengecekan kesejajaran ragum(a)(b)Gambar 127 . Pemasangan benda kerja pada ragum310Gambar 128 a . Setting nol diatas permukaankerja dengan kertasGambar 128 b. Penandaan kedalaman pemakanank.Atur putaran danfeeding mesin sesuai perhitungan ataumelihat tabel kecepatan potong mesin fais. l.Selanjutnya lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam bila pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri(Gambar 129). Dan pemakanannya dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.311Gambar 129 . Proses pemotongan benda kerjam.Dalam menggunakan nonius ketelitian yang terletak padahandel mesin, pemutaran roda handel arahnya tidak boleh berlawanan arah dari setting awal karena akan menyebabkankesalahan setting yang akan mengakibatkan hasil tidak presisi. Gambar 130 menunjukkan pengunaan nonius ketelitian pada handel mesin frais.Gambar 130. Pemutaran handel pemakananUntuk mengefrais bidang rata juga dapat digunakan shell end mill cutter (Gb. 131). dengan cara yang sama tetapi menggunakan mesin frais tegak. Namun untuk mesin frais unifersal dapat juga digunakan untuk mengefrais rata pada sisi benda kerja yaitu stub arbor dipasang langsung pada sepindel mesin.312Gambar 131. Proses pengefraisan bidang ratadenganShell end mill cutter.2.11.2Pemotongan bidang miringBidang miring dapat dikerjakan dengan memiringkan benda kerja pada ragum universal (Gambar 132)Gambar 132. Pengefraisan bidang permukaan miringApapila bidang permukaannya lebih lebar dan diperlukanmemasang cutter pada arbor yang panjang dengan pendukung (Gb. 133).Gambar 133. Pengefraisan bidang miring yang lebar3132.11.3 Pemotongan bidang miring menggunakan cutter sudut.Pemotongan bidang miring atau sudut juga dapat dibuat dengan pisau sudut. Gambar 134 menunjukkan hasil pengefraisanmenggunakan dengan pisau dua sudut 45° dan prosesnya dapatdilihat pada gambar 133..Gambar 134. Blok-VGambar 135. Pengefraisan blok-V2.11.4 Pemotongan alur segi empat dan shoulder bendaBanyak bagian-bagian mesin yang mempunyai bentuk/bidangsiku satu buah, dua atau bahkan hamper semua bidangnya seperti ditunjukkan pada Gambar 136. Gambar 136. Model alur dan shoulderGambar 137 menunjukkan pemotongan shoulder dengan pisau side and face cutter dan Gambar 138 menunjukkan pemotongan alur dengan end mill.Gambar 137. PemotonganshoulderGambar 138. Pembuatan alur3142,11.5 Pengefraisan alur pasakPoros yang berfungsi sebagai penerus daya biasanya dibut alur pasak. Alur pasak tersebut pembuatannya dapat dilakukan dengan mesin frais. Gambar 139 menunjukkan pemotongan alur pasak pada mesin frais horizontal, gambar 140 menunjukkan pemotongan alur pasak yang stub arbornya dipasang lansung pada lubang sepindel mendatar dan Gambar 141 menunjukkan pemotongan alur pasak pada mesin frais vertical.Gambar 139. Pembuatan alur pasak padamesin frais horisontalGambar 140. Pembuatan alur pasak dengan pisau terpasang pada spindel mendatar.315Gambar 141. Pengefraisan alur pasak pada mesin frais tegak.2.11.6 Pemotongan bentuk persegiBentuk-bentuk persegi misalnya membuat segi enam, segi empat dan sebagainya dapat dilakukan dengan mesin fraisdengan alat bantu kepala pembagi. Untuk membuat bentuk segi beraturan ini dapatdilakukan pada posisi mendatar dengan menggunakan posau end mill (Gambar. 142). Atau dilakukan pada posisi tegak denganmengguanakan pisau shell endmill (Gambar 143)Gambar 142. Pengefraisan segi empat dengan end mill cutter316Gambar 143. Pengefraisan persegi empat dengan Shell endmill cutter2.11.7 Pemotongan roda gigi Pada hakekatnya profil-profil gigi dapat dibentuk dengan macam-macam cara diantaranya :a.Dipotong. Pembuatan roda gigi dengan cara ini dapat dilakukan dengan proses pemesinan:•Milling (pengefraisan)•Shaping (penyekrapan)•Planing (penyerutan)•Hobbing (pergeseran)b.Dicetak . Roda gigi dibuat dengan cara dituang kemudiandisempurnakan dengan pemotongan .c.Diroll . Pembuatan roda gigi dengan cara diroll dibuat dengan cara semacam proses kartel (knoerling). Sebagai pengerjaan akhir(finishing) dapat dilakukan dengan : digerinda, laping biladikehendaki.Cara-cara tersebut di atas digunakan atau dipilih sesuai dengan faktor-faktor yang ada. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :•Type mesin yang ada pada operator•Kemampuan skill yang ada pada operator•Ketelitian yang dikehendaki •Kekuatan roda gigi yang dikehendaki•Jumlah roda gigi yang dikehendaki•Kecepatan produksi yang dikehendaki•Biaya/ harga•Dalam materi ini hanya akan dibahas mengenai pengefraisanroda gigi lurus (milling of spur gear).2.11.7.1Penentuan besar-besaran dan ukuran roda gigiAda bermacam-macam sistem ukuran roda gigi yaitu,Sistemmodul,Sistem diametral pitch,Sistem circural pitch317a.Sistem modul (m)Sistem ini digunakan untuk satuan metris dan untuk satuan modul (mm) biasanya tidak dicantumkan. Modul adalah perbandinganantaradiameter jarak antara dengan jumlah gigiJadi : mmzDm=b.Diameteral pitch (Dp)Diameteral pitch (Dp) ialah perbandingan antara banyaknya gigi dengan diameter jarak antara (dalam inchi).Jadi : DpzDDzDp=→=""c.Circural pitch (Cp) adalah panjang busur lingkaran jarak antara pada dua buah gigi yang berdekatan (dalam inchi)Jadi : inchizDCp".=BilainchimCpmzD"."""=→=Persamaan diameteral pitch dengan module:"".zDcp sedang ; DpzD="DpmDpCpzDpzcp=→=→=".".makaDpm1"= atau Dpm4,25=Catatan :Pembuatan roda gigi yang sistim besarannya tidak sama, hasilnya tidakdapatdipasangkan.d.Istilah-istilah pada roda gigi•Pitch circle = lingkaran tusuk = lingkaran jarak antara =merupakan garis lingkaran bayangan yang harus bertemu/bersinggungan untuk sepasang roda gigi.•Pitch diameter = tusuk = panjang busur lingkaran jarak antara pada dua gigi yang berdekatan•Circular Pitch = tusuk = panjang busur lingkaran jarak antara pada dua gigi yang berdekatan•Addendum = tinggi kepala gigi = tinggi gigi di luar lingkaran jarak antara318•Dedendum = tinggi kaki gigi = tinggi gigi di dalam lingkaran jarak antara•Clearance = kelonggaran antara tinggi kaki gigi-gigi dengan tinggi kepala gigi yang saling menangkap•Backlash = perbedaan antara lebar gigi yang salingmenangkap pada lingkaran jarak antara•Sudut tekan = sudut antara garis singgung jarak antara dengan garis tekan•Garis tekan = garis yang dihasilkan dari hubungan titik-titiktekan dan melalui titik singgung lingkaran jarak antara dan roda gigiGambar 144. Istilah pada roda gigiNext >