< Previous 27010 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal e. Putar teropong 90o, jika gelembung menggeser ketengahkan dengan sekrup penyetel C. f. Maka alat siap untuk digunakan pengukuran Catatan : - Dalam melakukan pengukuran sudut horizontal, nivo vertikal tidak perlu diatur - Sekrup repetisi (jika ada), jika tidak diperlukan agar tetap terkunci 10.3.4 Prosedur pengukuran poligon Pengukuran harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan sebelumnya. Ketentuan-ketentuan pengukuran Kerangka dasar Horizontal adalah sebagai berikut : a. Jarak antara dua titik, sekurang-kurangnya diukur 2 kali. b. Sudut mendatar, sekurang-kurangnya diukur 2 seri c. Pengukuran astronomi (azimuth), sekurang-kurangnya di ukur 4 seri masing-masing untuk pengukuran pagi dan sore hari. Prosedur pengukuran poligon kerangka dasar horizontal adalah sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan patok-patok yang telah ada yang digunakan pada pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal, dirikan alat theodolite pada titik (patok) awal pengukuran. Pada pengukuran poligon, alat didirikan di atas patok, berbeda dengan pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal dengan alat yang berdiri di antara 2 buah titik (patok) 2. Target diletakkan di atas patok-patok yang mengapit tempat alat sipat datar berdiri. Gelembung nivo tabung diketengahkan dengan cara memutar dua buah sekrup kaki kiap ke arah dalam saja atau keluar saja serta memutar sekrup kaki kiap kearah kanan atau kiri. Teropong diarahkan ke target belakang dan dibaca sudut horizontalnya pada posisi biasa. Teropong kemudian diputar ke arah target muka dibaca pula sudut horizontalnya pada posisi biasa. 3. Teropong diubah posisinya menjadi luar biasa dan diarahkan ke target muka serta dibaca sudut horizontalnya. 4. Alat theodolite dipindahkan ke patok selanjutnya dan dilakukan hal yang sama seperti pada patok sebelumnya. Pengukuran dilanjutkan sampai seluruh patok didirikan alat theodolite. 5. Data diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara manual atau tabelaris dengan menggunakan bantuan teknologi digital komputer. Pengolahan data poligon dapat diselesaikan dengan metode Bowditch atau Transit. Pada metode Bowditch, bobot koreksi absis dan ordinat diperoleh dari perbandingan jarak resultante dengan 27110 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal total jarak pengukuran poligon, sedangkan pada metode Transit bobot koreksi absis / ordinat diperoleh jarak pada arah absis dibandingkan dengan total jarak pada arah absis / ordinat. 6. Pengukuran poligon kerangka dasar horizontal selesai. 10.3.5 Cara pembidikan titik sudut untuk daerah yang terbuka a. Garis bidik diusahakan harus tepat mengincar pada titik poligon. b. Benang tengah harus tepat di atas titik poligon Gambar 269. Jalon di atas patok Untuk daerah yang terhalang Pada titik poligon yang terhalang ditempatkan : a. Rambu ukur dengan garis tengah rambu ukur tepat di atas titik pusat poligon. b. Unting-unting yang ditahan oleh 3 buah jalon. x Garis bidik diarahkan pada garis tengah rambu ukuran atau pada benang unting- unting. Gambar 270. Penempatan rambu ukur 27210 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal 10.4 Pengolahan data poligon x Pada titik-titik poligon yang akan dibidik ditempatkan : - unting-unting yang ditahan oleh 3 buah jalon. - dapat pula paku, ujung pensil, sapu lidi yang lurus sebagai pembantu. Hasil yang diperoleh dari praktek pengukuran poligon di lapangan adalah koordinat titik-titik yang diukur sebagai titik-titik ikat untuk keperluan penggambaran titik-titik detail dalam pemetaan. Pengolahan data dapat dilakukan secara manual langsung dikerjakan pada formulir ukuran atau secara tabelaris menggunakan lembar elektrolis (spreadsheet) di komputer, contohnya : adalah perangkat lunak Lotus atau Excell. Rumus-rumus dasar pengolahan data ditransfer dari penyajiannya secara analog menjadi rumus-rumus terprogram dalam bentuk digital. Pengolahan data poligon dikontrol terhadap sudut-sudut dalam atau luar poligon dan dikontrol terhadap koordinat baik absis maupun ordinat. Pengolahan data poligon dimulai dengan menghitung sudut awal dan sudut akhir dari titik-titik ikat poligon. Perhitungan meliputi : - mengoreksi hasil ukuran - mereduksi hasil ukuran, misalnya mereduksi jarak miring menjadi jarak mendatar dan lain-lain - menghitung azimuth pengamatan matahari - menghitung koordinat dan ketinggian setiap titik Catatan : 1. Apabila Kerangka Dasar Horizontal akan dihitung pada proyeksi tertentu misalnya Polyeder atau U.T.M, maka sebelumnya harus dilakukan hitungan reduksi data ukuran ke dalam proyeksi peta yang bersangkutan 2. Sesuai dengan bentuk jaringannya, hitungan koordinat atau ketinggian dapat dilakukan dengan peralatan sederhana (bertingkat-tingkat) atau dengan perataan kuadarat terkecil. Dasar-dasar perhitungan pengukuran poligon adalah sebagai berikut : Menghitung Sudut Jurusan Awal yang telah diketahui koordinatnya Gambar 271. Penempatan unting-unting 27310 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal (XA, YA) dan (XB, YB), maka : D AB = )()(arctanABABYYXX ABABYYXX Menghitung Sudut Jurusan Akhir yang telah diketahui koordinatnya (XC, YC) dan (XD, YD), maka : DCD = arc Tgn CDCDYYXX Menghitung Koreksi Penutup Sudut melalui syarat penutup sudut dengan : E adalah sudut-sudut dalam / luar poligon hasil pengukuran dari lapangan dan n adalah jumlah titik-titik poligon yang diukur sudut-sudutnya, maka D akhir - D awal = E - (n – 2) . 180q+kE kE = D akhir - D awal -E + (n – 2). 180q Menghitung Sudut-sudut Dalam / Luar Poligon yang telah dikoreksi terhadap Kesalahan Penutup Sudut : E0k = E0 + (kE / n) E1k = E1 + (kE / n)* ...... ..... ........... Enk = En + (kE / n) * Menghitung Sudut-Sudut Jurusan antara titik-titik poligon Kontrol sudut poligon diawali terlebih dahulu dilakukan yaitu untuk memperoleh koreksi sudut poligon dengan cara mengontrol jumlah sudut poligon terhadap pengurangan sudut akhir dengan sudut awal poligon. Koreksi sudut poligon yang diperoleh kemudian dibagi secara merata tanpa bobot terhadap sudut-sudut poligon hasil pengukuran dan pengamatan di lapangan. Menghitung Sudut-sudut jurusan antara titik-titik poligon : Sudut-sudut jurusan titik poligon terhadap titik poligon berikutnya mengacu terhadap sudut awal poligon dijumlahkan terhadap sudut poligon yang telah dikoreksi. Untuk perhitungan awal dapat dihitung, yaitu: - Jika putaran sudut-sudut tidak melebihi 1 putaran atau sudut 360o, maka : D A1 = D AB + E0k - Jika putaran sudut-sudut melebihi 1 putaran atau sudut 360o, maka : D A1 = D AB + E0k - 360o Untuk selanjutnya dapat dihitung, yaitu : - Jika putaran sudut-sudut tidak melebihi 1 putaran atau sudut 360o, maka : D 12 = D A1 + 180o + E1k - Jika putaran sudut-sudut melebihi 1 putaran atau sudut 360o, maka : D 12 = D A1 + 180o + E1k - 360o D 12 = D A1 + E1k - 180o 27410 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal Menghitung Koreksi Absis dan Ordinat Koreksi absis dan ordinat ini dapat didekati melalui metode Bowditch dan Transit. Koreksi metode Bowditch meninjau bobot jarak dari proyeksi pada absis dan ordinat sedangkan koreksi metode Transit meninjau bobot jarak dari resultante jarak absis dan ordinat. Mengkoreksi absis dan ordinat melalui syarat absis dan ordinat, dengan d adalah jarak datar / sejajar bidang nivo dan D adalah sudut jurusan: Syarat Absis : X akhir – X awal = d . sin D + kx Kx = X akhir – X awal - d . sin D Syarat Ordinat : Y akhir – Y awal = d . cos D + ky Ky = Y akhir – Y awal - d . cos D Menghitung Koordinat – Koordinat Definitif titik-titik poligon dengan Metode Bowditch : X1 = XA + dA1 . sin DA1 + kx (dA1 / d) Y1 = YA + dA1 . cos DA1 + ky (dA1 / d) Menghitung koordinat – koordinat definitif titik-titik poligon dengan metode transit : X1 = XA + dA1 . sin DA1 + kx (dA1 . sin DA1 / d . sin D) Y1 = YA + dA1 . cos DA1 + ky (dA1 . cos DA1 / d . cos D) Kontrol koordinat berbeda dengan kontrol sudut yaitu koordinat akhir dan awal dikurangi serta dibandingkan terhadap jumlah proyeksinya terhadap absis dan ordinat. Koreksi absis dan ordinat akan diperoleh dan dibagikan dengan mempertimbangkan bobot kepada masing-masing titik poligon. Bobot koreksi didekati dengan cara perbandingan jarak pada suatu ruas garis terhadap jarak total poligon dari awal sampai akhir pengukuran. Untuk menghitung Toleransi adalah sebagai berikut : 1. Toleransi Sudut Jika digunakan alat Theodolite berdasarkan estimasi maximum ditentukan bahwa salah penutup sudut poligon = K = in i = ketelitian dalam satuan detik (sekon) Maka : fE harus in dimana : n adalah banyak titik sudut 2. Toleransi Jarak Jika digunakan pita ukur, ditentukan toleransi ketelitian jarak linier = 25001 Salah Linier = L = 22fyfx Maka : Toleransi salah linier harus memenuhi : 25001)(2d¦dfyfx 27510 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal 10.5 Penggambaran poligon Untuk menghitung koordinatnya, disamping sudut dan jarak mendatar diperlukan pula minimal satu jurusan awal dan satu titik yang telah diketahui koordinatnya. Untuk jurusan Awal dapat ditentukan sebagai berikut : - Bila di sekitar titik-titik kerangka dasar terdapat 2 titik Triangulasi, sudut jurusan dihitung dari titik-titik Triangulasi dapat digunakan sebagai jurusan awal Apabila jurusan awal ini yang akan digunakan, maka jaring titik-titik kerangka dasar harus disambungkan ke tiitk Triangulasi tersebut. Bila tidak terdapat dari pengamatan astronomi (pengamatan matahari atau bintang); dari pengukuran menggunakan Theodolite Kompas atau ditentukan sembarang. Untuk koordinat Awal dapat ditentukan sebagai berikut : - Bila dikehendaki koordinat dalam sistem umum (sistem yang berlaku di wilayah suatu negara) digunakan tiitk Triangulasi (cukup satu titik saja). Dengan demikian kerangka dasar harus diikatkan ke titik Triangulasi tersebut. - Bila dikehendaki koordinat dalam sistem umum tetapi terdapat tiitk Triangulasi, maka di salah satu titik kerangka dasar dilakukan pengukuran astronomi untuk menentukan lintang dan bujurnya. Dari lintang dan bujur geografi ini dapat ditentukan koordinat (X , Y) dalam sisitem umum. - Bila tidak terdapat titik Triangulasi dan tidak dikehendaki koordinat dalam sistem umum, maka salah satu titik kerangka dasar dapat dipilih sebagai titik awal dengan koordinat sembarang, misalnya : X = 0, Y = 0. Sistem demikian dinamakan Koordinat Setempat (lokal) Titik awal tersebut sebaiknya dipilih yang terletak di tengah wilayah yang dipetakan. Penggambaran poligon kerangka dasar horizontal dapat dilakukan secara manual atau digital. Penggambaran secara manual harus memperhatikan ukuran lembar yang digunakan dan skala gambar, sedangkan penggambaran secara digital lebih menekankan kepada sistem koordinat yang digunakan serta satuan unit yang akan dipakai dalam gambar digital yang berhubungan dengan keluaran akhir. Penggambaran poligon kerangka dasar hoizontal akan menyajikan unsur-unsur : sumbu absis, sumbu ordinat, dan garis hubung antara titik-titik poligon. 27610 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal A1A3A2A4Pembagian Kertas Seri APenggambaran secara manual pada poligon kerangka dasar horizontal memiliki skala yang sama pada arah sumbu absis dan sumbu ordinat karena jangkauan arah sumbu absis dan ordinat memiliki ukuran yang sama. Informasi ukuran kertas yang demikian menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Ukuran kertas untuk penggambaran hasil pengukuran dan pemetaan terdiri dari : Tabel 21. Ukuran kertas seri A Ukuran Kertas Panjang (milimeter) Lebar (milimeter) A0 A1 A2 A3 A4 A5 1189 841 594 420 297 210 841 594 420 297 210 148 Ukuran kertas yang digunakan untuk pencetakkan peta biasanya Seri A. Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan 1 meter persegi. Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya. Jadi, A1 adalah setengah A0, A2 adalah seperempat dari A0 dan A3 adalah seperdelapan dari A0. Perhitungan yang lebih besar dari SAO adalah 2A0 atau dua kali ukuran A0. Gambar 272. Pembagian kertas seri A Unsur-Unsur yang harus ada dalam penggambaran hasil pengukuran dan pemetaan adalah : Legenda Yaitu suatu informasi berupa huruf, simbol dan gambar yang menjelaskan mengenai isi gambar. Legenda memiliki ruang di luar muka peta dan dibatasi oleh garis yang membentuk kotak-kotak. Tanda-tanda atau simbol-simbol yang digunakan adalah untuk menyatakan bangunan-bangunan yang ada di atas bumi seperti jalan raya, kereta api, sungai, selokan, rawa atau kampung. Juga untuk bermacam-macam keadaan dan tanam-tanaman misalnya ladang, padang rumput, atau alang-alang, perkebunan seperti : karet, kopi, kelapa, untuk tiap macam pohon diberi tanda khusus. 27710 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal 10.501234Kilometer Untuk dapat membayangkan tinggi rendahnya permukaan bumi, maka digunakan garis-garis tinggi atau tranches atau kontur yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama di atas permukaan bumi. Muka Peta Yaitu ruang yang digunakan untuk menyajikan informasi bentuk permukaan bumi baik informasi vertikal maupun horizontal. Muka peta sebaiknya memiliki ukuran panjang dan lebar yang proporsional agar memenuhi unsur estetis. Skala Peta Yaitu simbol yang menggambarkan perbandingan jarak di atas peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala peta terdiri dari : skala numeris, skala perbandingan, dan skala grafis. Skala numeris yaitu skala yang menyatakan perbandingan perkecilan yang ditulis dengan angka, misalnya : skala 1 : 25.000 atau skala 1 : 50.000. Skala grafis yaitu skala yang digunakan untuk menyatakan panjang garis di peta dan jarak yang diwakilinya di lapangan melalui informasi grafis. Gambar 273. Skala grafis Skala grafis memiliki kelebihan dibandingkan dengan skala numeris dan skala perbandingan karena tidak dipengaruhi oleh muai kerut bahan dan perubahan ukuran penyajian peta. Orientasi arah utara Yaitu simbol berupa panah yang biasanya mengarah ke arah sumbu Y positif muka peta dan menunjukkan orientasi arah utara. Orientasi arah utara ini dapat terdiri dari : arah utara geodetik, arah utara magnetis, dan arah utara grid koordinat proyeksi. Skala peta grafis biasanya selalu disajikan untuk melengkapi skala numeris atau skala perbandingan untuk mengantisipasi adanya pembesaran dan perkecilan peta serta muai susut bahan peta. Sumber gambar yang dipetakan Untuk mengetahui secara terperinci proses dan prosedur pembuatan peta, sumber peta akan memberikakan tingkat akurasi dan kualitas peta yang dibuat. 27810 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal Tim pengukuran yang membuat peta Untuk mengetahui penanggung jawab pengukuran di lapangan dan penyajiannya di atas kertas, personel yang disajikan akan memberikan informasi mengenai kualifikasi personel yang terlibat. Instalnsi dan simbol Instalasi dan simbol yang memberikan pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pembuatan peta. Instalnsi dan simbol instalnsi ini akan memberikan informasi mengenai karakteristik tema yang biasanya diperlukan bagi instalnsi yang bersangkutan. Peralatan yang harus disiapkan untuk menggambar sipat datar kerangka dasar vertikal meliputi : 1. Lembaran kertas milimeter dengan ukuran tertentu 2. Penggaris 2 buah (segitiga atau lurus) 3. Pinsil 4. Penghapus 5. Tinta Prosedur penggambaran untuk poligon kerangka dasar horizontal Prosedur penggambaran untuk poligon kerangka dasar horizontal adalah sebagai berikut : 1. menghitung kumulatif jarak horizontal pengukuran poligon 2. menentukan ukuran kertas yang akan dipakai 3. membuat tata jarak peta, meliputi muka peta dan ruang legenda 4. menghitung panjang dan lebar muka peta 5. mendapatkan skala jarak horizontal dengan membuat perbandingan panjang muka peta dengan kumulatif jarak horizontal dalam satuan yang sama. Jika hasil perbandingan tidak menghasilkan nilai yang bulat maka nilai skala dibulatkan ke atas dan memiliki nilai kelipatan tertentu 6. membuat sumbu mendatar dan tegak yang titik pusatnya memiliki jarak tertentu terhadap batas muka peta, menggunakan pinsil 7. menggambarkan titik-titik yang merupakan posisi tinggi hasil pengukuran dengan jarak-jarak tertentu serta menghubungkan titik-titik tersebut, menggunakan pinsil 8. membuat keterangan – keterangan nilai tinggi dan jarak di dalam muka peta serta melengkapi informasi legenda, membuat skala, orientasi pengukuran, sumber peta, tim pengukuran, nama instnasi dan simbolnya, menggunakan pinsil 9. menjiplak draft penggambaran ke atas bahan transparan, menggunakan tinta. 27910 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal Prosedur penggambaran untuk poligon kerangka dasar horizontal secara manual, adalah sebagai berikut : 1. menghitung range absis pengukuran poligon kerangka dasar horizontal 2. menghitung range ordinat pengukuran poligon kerangka dasar horizontal 3. membandingkan nilai range absis dengan range ordinat pengukuran poligon kerangka dasar horizontal. Nilai range yang lebih besar merupakan nilai untuk menetapkan skala peta. 4. menentukan ukuran kertas yang akan dipakai 5. membuat tata letak peta, meliputi muka peta dan ruang legenda 6. menghitung panjang dan lebar muka peta 7. menetapkan skala peta dengan membuat perbandingan panjang muka peta dengan nilai range absis dan ordinat yang lebih besar dalam satuan yang sama. Jika hasil perbandingan tidak menghasilkan nilai yang bulat maka nilai skala dibulatkan ke atas dan memiliki nilai kelipatan tertentu 8. membuat sumbu mendatar dan tegak yang titik pusatnya memiliki jarak tertentu terhadap batas muka peta, menggunakan pinsil 9. menggambarkan titik-titik yang merupakan posisi koordinat hasil pengukuran poligon kerangka dasar horizontal serta menghubungkan titik-titik tersebut, menggunakan pinsil 10. membuat keterangan – keterangan nilai tinggi dan jarak di dalam muka peta serta melengkapi informasi legenda, membuat skala, orientasi pengukuran, sumber peta, tim pengukuran, nama instansi dan simbolnya, menggunakan pinsil 11. menjiplak draft penggambaran ke atas bahan yang tansparan menggunakan tinta. Untuk penggambaran poligon kerangka dasar horizontal secara digital dapat menggunakan perangkat lunak Lotus, Exceell, atau AutoCAD. Penggambaran dengan masing-masing perangkat lunak yang berbeda akan memberikan hasil keluaran yang berbeda pula. Untuk penggambaran menggunakan Lotus atau Excell yang harus diperhatikan adalah penggambaran grafik dengan metode Scatter, agar gambar yang diperoleh pada arah tertentu (terutama sumbu horizontal) memiliki interval sesuai dengan yang diinginkan, tidak memiliki interval yang sama. Penggambaran dengan AutoCAD walaupun lebih sulit akan menghasilkan keluaran yang lebih sempurna dan sesuai dengan format yang diiinginkan. Next >