< Previous 26010 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal Titik yang diketahui koordinatnyaABCDEFG123456EEEEEE Sudut yang diukur Sudut yang diukur$% Sudut yang diukurPoligon terbuka, kedua ujung terikat koordinat. Gambar 252. Poligon terbuka kedua ujung terikat koordinat Pada pengukuran ini titik awal dan akhir pengukuran diketahui koordinatnya. Langkah perhitungan sudut pada poligon ini adalah sebagai berikut : x Misalkan diketahui sudut azimuth pada salah satu titik dengan harga sembarang. x Menghitung azimuth pada setiap titik dengan dasar titik sebelumnya yang ditentukan dengan harga sembarang. x Menghitung selisih absis (S Sin D) dan ordinat (S Cos D). x Hitung (S Sin D) dan (S Cos D). x J` ҏarc tan (S Sin D) / (S Cos D). x Jҏ ҏarc tan (Xq-Xp) / (Yq-Yp). x 'J JJCx Beri koreksi setiap sudut azimuth poligon sebesar 'Jѽҏ sehingga diperoleh CDx Hitung selisih –selisih absis yang baru (S Sin D), sebagai Si Sin Di dan selisih ordinat yang baru (S Cos D) sebagai Si Cos Di. x Hitung (S Sin CDҗҏ) dan (S CosCDҗ). x Hitung (V'X) = (Xq - Xp) - (S SinCD (V'Y) = (Yq - Yp) - (S CosCDHitung ҏkoreksiҏ setiap Si CosCDi sebesar V'Xi = Si (V'X) / (S) V'Yi = Si (V'Y) / (S) (S) = 6 jarak Si = jarak x Hitung koordinat titik A, B, C,… menggunakan : (Si SinCDi + V'Xi) , (Si Cos `ai + V'Yi) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran poligon tipe ini tidak ada koreksi sudut,yang ada hanya rotasi, koreksi koordinat ada, orientasi benar dan koordinat benar. n 26110 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal DakhirED Azimuth yang diketahuiDawalEABCDEFG123456EEEEEE Sudut yang diukur Jarak yang diukur$% Tempat pesawat theodolite Titik yang diketahui koordinatnyaPoligon terbuka, salah satu ujung terikat koordinat dan azimuth sedangkan ujung lainnya hanya terikat azimuth. Langkah perhitungan poligon tipe ini : x Menghitung koreksi setiap sudut VEi ={(Dawal -Dakhir)–(6E)+ n.1800}/ n Ei E + vEi x Menghitung azimuth setiap titik poligon berdasarkan Dawal dan EE,i DA-B=Dawal +CE1 DB-C= DAB + CEҏ– 1800 DC-D= DBC + CEҏ– 1800, dst. x Menghitung selisih absis dan selisih ordinat dengan data azimuth dan panjang poligon : HAB = Si Sin DAB KAB = Si Cos DAB HBC = Si Sin DBC KBC = Si Cos DBC x Dengan selisih absis (H) dan selisih ordinat (K) serta koordinat titik A (XA, YA) maka koordinat titik B, C, D,... dapat dihitung : XB = XA + HAB YB = YA + KAB XC = XB + HBC YC = YB + KBC Dapat disimpulkan bahwa tidak ada koreksi koordinat, ada koreksi sudut, orientasi benar dan koordinat benar. Gambar 253. Poligon terbuka salah satu ujung terikat koordinat dan azimutk sedangkan yang lain hanya terikat azimuth 26210 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal D Azimuth yang diketahuiDawalEA(XA,YA)BCDEFG(XG,YG)123456EEEEEE Sudut yang diukur Jarak yang diukur$% Tempat pesawat theodolite Titik yang diketahui koordinatnyaPoligon terbuka, satu ujung terikat azimuth dan koordinat sedangkan ujung lainnya hanya terikat koordinat. Gambar 254. Poligon terbuka salah satu ujung terikat azimuth dan koordinat sedangkan ujung lain hanya terikat koordinat x Semua sisi poligon dihitung azimuthnya dengan data Dawal dan E sebagai berikut : DAB = Dawal +ҏEң DBC = D$%+ҏER x Hitung selisih absis (H) dan ordinat (K) dengan data – data sebagai berikut : HAB = SAB Sin DAB KAB= SAB Cos DAB HBC = SBC Sin DBC KBC= SBC CosDBC x Selisih absis (S Sin D) dijumlahkan, demikian pula dengan ordinat (S Cos D). x Dari koordinat titik A (XA, YA) dan G (XG, YG), maka dapat dihitung : Jumlah koreksi absis (V'X) = (XG - XA ) – ('X) Jumlah koreksi ordinat (V'Y) = (YG - YA ) – ('Y) x Menghitung masing – masing koreksi absis dan koreksi ordinat : V'Xi = (Si . V 'X) / S V'Yi = (Si . V 'Y) / S x Menghitung koordinat titik B, C, D, …. XB = XA+'XAB YB = YA+'YAB XC = XB+'XBC YC = YB+'YBC XD = XC+'XCD YD = YC+'YCD XE = XD+'XDE YE = YD+'YEF Harga-harga ini harus sama dengan harga XG dan YG yang sudah diketahui sebelumnya. Bila tidak sama, tentu ada kesalahan pada hitungan. Dapat ditarik 26310 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal CDEFGHIABkesimpulan bahwa pada pengukuran ini tidak terdapat koreksi sudut, ada koreksi koordinat, orientasi benar dan koordinat benar. Poligon terbuka kedua ujung terikat azimuth dan koordinat. Poligon tipe ini merupakan tipe poligon yang paling baik karena kedua ujung poligon terikat penuh. x Menghitung sudut-sudut ukuran x Menghitung selisih Dawal dan Dakhir x Menghitung jumlah koreksi sudut : (VE) = (Dakhir - Dawal) – (6E) +n.1800 x Membagi jumlah koreksi sudut kepada setiap sudut yang diukur VEҏҡҏn x Menghitung azimuth setiap sisi poligon DAB = Dҏawal + Eң +VEң DBC = DABҏ + E +VE DCD = DCDҏ + E +VE DEF = DDEҏ + E +VE Dakhir = DFGҏ + E +VE Dakhir harus sama dengan Dakhir yang telah diketahui sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada koreksi sudut dan ada koreksi koordinat, orientasi benar dan koordinat benar. Poligon Tertutup Langkah-langkah hitungan pada poligon ini adalah sebagai berikut : a. Jumlahkan semua sudut poligon. b. Menghitung koreksi sudut : VEҏ= (n-2).180 – (6Esudut E di dalam c. Membagi koreksi tersebut kepada semua sudut : nVBVi d. Bila salah satu sisi poligon itu diketahui misal Dmaka azimuth sisi yang lain dapat dihitung sbb: D D12+E2+V2-1800 D D23+E3+V3-1800 Dҏ D23+E4+V4-1800 EDakhir$% Tempat pesawat theodolite Jarak yang diukurE Sudut yang diukurEEEEE654321GFEDCBAEDawalD Azimuth yang diketahuiGambar 255. poligon terbuka kedua ujung terikat azimuth dan koordinat Gambar 256. Poligon tertutup 26410 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal 10. 3 Peralatan, bahan dan prosedur pengukuran poligon D D45+E5+V5-1800 D D56+E6+V6-1800 D D71+E7+V7-1800 Sebagai kontrol dihitung : D D71+E1+V1-1800 harus sama dengan Dҏ yang sudah ҏdiketahui. Pembahasan yang penting terutama untuk poligon terikat sempurna baik tertutup maupun terbuka. Poligon terikat sempurna yaitu suatu poligon yang diikatkan oleh dua buah titik pada awal pengukuran dan dua buah titik pada akhir pengukuran yang masing-masing telah mempunyai koordinat definitif dari hasil pengukuran sebelumnya. Nilai sudut-sudut dalam atau luar serta jarak mendatar antara titik-titik poligon diperoleh atau diukur dari lapangan menggunakan alat pengukur sudut dan pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi. 10.3.1 Peralatan Yang Digunakan : 1. Pesawat Theodolite Alat pengukur Theodolitee dapat mengukur sudut-sudut yang mendatar dan tegak. Alat pengukur sudut theodolite dibagi dalam 3 bagian yaitu: a. Bagian bawah, terdiri atas tiga sekrup penyetel SK yang menyangga suatu tabung dan pelat yang berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat skala lms yang dinamakan limbus. b. Bagian tengah, terdiri atas suatu sumbu yang dimasukkan kedalam tabung bagian bawah. Sumbu ini sumbu tegak atau sumbu kesatu S1. Di atas sumbu S1 diletakkan lagi suatu pelat yang berbentuk lingkaran dan mempunyai jari-jari kurang dari jari-jari pelat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran di buat pembaca no yang berbentuk alat pembaca nonius. Diatas nonius ini ditempatkan dua kaki yang penyangga sumbu mendatar. Suatu nivo diletakkan di atas pelat nonius untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. c. Bagian atas, terdiri dari sumbu mendatar atau sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyangga sumbu kedua S2. Pada sumbu kedua ditempatkan suatu teropong tp yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik gb. Pada sumbu kedua diletakkan pelat yang berbentuk lingkaran dilengkapi dengan skala lingkaran tegak ini ditempatkan dua nonius pada kaki penyangga sumbu kedua. Jika di lihat dari cara pengukuran dan konstruksinya, bentuk alat ukur Theodolite di bagi dalam dua jenis, yaitu : 26510 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal a. Theodolite reiterasi, yaitu jenis Theodolite yang pelat lingkaran skala mendatar dijadikan satu dengan tabung yang letaknya di atas tiga sekerup. Pelat nonius dan pelat skala mendatar dapat diletakkan menjadi satu dengan sekrup kl, sedangkan pergeseran kecil dari nonius terhadap skala lingkaran, dapat digunakan sekrup fl. Dua sekrup kl dan fl merupakan satu pasang ; sekerup fl dapat menggerakkan pelat nonius bila sekerup kl telah dikeraskan. b. Theodolite repetisi, yaitu jenis Theodolite yang pelatnya dengan skala lingkaran mendatar ditempatkan sedemikian rupa sehingga pelat dapat berputar sendiri dengan tabung pada sekrup penyetel sebagai sumbu putar. Perbedaan jenis repetisi dengan reiterasi adalah jenis repetisi memiliki sekrup k2 dan f2 yang berguna pada pengukuran sudut mendatar dengan cara repetisi. (Gambar Terlampir) Selain menggunakan Theodolite, pengukuran poligon Kerangka Dasar Horizontal dapat menggunakan Topcon. Alat Pengukur Sudut (Topcon) Negara Asal : Jepang Keterangan : Topcon Total Station GTS-233N - Ketelitian Sudut : 3” - Ketelitian Jarak : ± - (2mm+2ppmxD) - Pembesaran Lensa : 30x - Pembacaan Sudut : 1/5” - Internal Memory : 24.000 Points - Display : 2 Muka - Jarak ukur 1 Prisma : 3.000 M - Jarak ukur 3 Prisma : 4.000 M Gambar 257. Topcon total station-233N 2. Statif Statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti Sipat datar. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Statif saat didirikan harus rata karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran Gambar 258. Statif 26610 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal 3. Unting-Unting Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada seutas tali. Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan tanah atau sebaliknya. Gambar 259. Unting-unting 4. Patok Patok dalam ukur tanah berfungsi untuk memberi tanda batas jalon, dimana titik setelah diukur dan akan diperlukan lagi pada waktu lain. Patok biasanya ditanam didalam tanah dan yang menonjol antara 5 cm-10 cm, dengan maksud agar tidak lepas dan tidak mudah dicabut. Patok terbuat dari dua macam bahan yaitu kayu dan besi atau beton. x Patok Kayu Patok kayu yang terbuat dari kayu, berpenampang bujur sangkar dengan ukuran r 50 mm x 50 mm, dan bagian atasnya diberi cat. x Patok Beton atau Besi Patok yang terbuat dari beton atau besi biasanya merupakan patok tetap yang akan masih dipakai diwaktu lain. 5. Rambu Ukur Rambu ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Ukuran lebarnya r 4 cm, panjang antara 3m-5m pembacaan dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. Gambar 260. Jalon 26710 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal 6. Payung Payung ini digunakan atau memiliki fungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan untuk alat ukur itu sendiri. Karena bila alat ukur sering kepanasan atau kehujanan, lambat laun alat tersebut pasti mudah rusak (seperti; jamuran, dll). Gambar 262. Payung 7. Meja lapangan (meja dada) 8. Pita Ukur (meteran) Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tidak, dan kadang-kadang diperkuat dengan benang serat. Pita ini tersedia dalam ukuran panjang 10 m, 15 m, 20 m, 25 m atau 30 m.Kelebihan dari alat ini adalah bisa digulung dan ditarik kembali, dan kekurangannya adalah kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak dan mudah putus, tidak tahan air. Gambar 263. Pita ukur 10.1.1 Bahan Yang Digunakan : 1. Formulir Ukur Formulir pengukuran digunakan untuk mencatat kondisi di lapangan dan hasil perhitungan-perhitungan/ pengukuran di lapangan. (Lihat tabel 24, 25 dan 26) Gambar 260. Rambu Ukur 26810 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal Gambar 264. Formulir dan alat tulis 2. Peta wilayah study Peta digunakan agar mengetahui di daerah mana akan melakukan pengukuran 3. Cat dan koas Alat ini murah dan sederhana akan tetapi peranannya sangat penting sekali ketika di lapangan, yaitu digunakan untuk menandai dimana kita mengukur dan dimana pula kita meletakan rambu ukur. Tanda ini tidak boleh hilang sebelum perhitungan selesai karena kemungkinan salah ukur dan harus diukur ulang. 4. Alat tulis Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengukuran di lapangan. 5. Benang Benang berfungsi sebagai: a. menentukan garis lurus b. menentukan garis datar menentukan pasangan yang lurus c. meluruskan plesteran d. menggantungkan unting-unting Gambar 265. Benang 6. Paku Paku terbuat dari baja (besi) dengan ukuran ± 10 mm. Digunakan sebagai tanda apabila cat mudah hilang dan patok kayu tidak dapat digunakan, dikarenakan rute (jalan) yang digunakan terbuat dari aspal. 10.3.3 Prosedur Pemakaian Alat Pada Poligon Cara mengatur dan sentering alat theodolite adalah sebagai berikut : 1. Pasang statif alat kira-kira diatas titik poligon - keraskan sekrup-sekrup statif - usahakan dasar alat statif sedatar mungkin untuk memudahkan mengatur nivo mendatar 2. Pasang alat theodolite di atas statif, keraskan sekrup pengencang alat 3. Pasang unting-unting pada sekrup pengencang di bawah alat. 4. Jika ujung-ujung belum tepat di atas paku aturlah dengan menggeser atau 26910 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal NIVO KOTAKACBBCAmenaik turunkan kaki alat dengan bantuan sekrup kaki sehingga unting-unting tepat di atas paku - kaki alat diinjak kuat-kuat sehingga masuk ke dalam tanah. 5. Ketengahkan gelembung nivo kotak dengan bantuan ketiga sekrup penyetel sekaligus Gambar 266. Nivo kotak Catatan : Jika alat mempunyai sentering optis T.2 Sokisha, Topcon, Th3 Zeis dll, maka cara melakukan sentering optis adalah sebagai berikut : - Lepaskan unting-unting - Lihat melalui teropong sentering optis - Jika benang silang optis belum tepat di tengah-tengah paku, longgarkan sekrup-sekrup pengencang, geserkan alat translasi sehingga benang silang tepat di atas paku (tengah-tengah paku) kemudian kencangkan kembali sekrup - Periksa gelembung nivo kotak jika berubah atur lagi dan ulangi pekerjaan. 6. Atur nivo tabung dengan 3 sekrup penyetel A, B, C. Cara mengaturnya : a. Putar teropong hingga nivo tabung terletak ejajar dengan 2 sekrup penyetel A dan B Gambar 267. Nivo tabung Gambar 268. Nivo tabung b. Ketengahkan gelembung dengan salah satu sekrup penyetel A atau B c. Putar teropong 180o jika gelembung menggeser n skala, maka kembalikan n ½ n dengan salah satu sekrup penyetel d. Pekerjaan (a), (b), (c) dilakukan berulang-ulang sehingga teropong sebelum dan sesudah diputar 180o gelembung tetap di tengah. Next >