< Previous 30010 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal Luar Biasa 1 = 92°52'Biasa 1 = 92°54'55,43Luar Biasa 2 = 180°58'Biasa 2 = 180°1'E q'''E 158°30'Luar Biasa 2 = 155°58'Biasa 2 = 155°28'Luar Biasa 1 = 357°12'Biasa 1 = 357°14'E 100°34'30''Luar Biasa 2 = 84°40'Biasa 2 = 84°42'Luar Biasa 1 = 357°12'Biasa 1 = 357°14'P4X = 786468.56Y = 9240679.9429,5661,57X = 786482.06Y = 9240673.30P5X = 786512.92Y = 9240670.83P6E 185°51'Luar Biasa 1 = 88°52'Biasa 1 = 88°54'Luar Biasa 2 = 263°18'Biasa 2 = 262°46'Y = 9240698.82101,4X = 786513.92P741,6Biasa 2 = 271°24'Luar Biasa 2 = 271°11'Biasa 1 = 182°43'Luar Biasa 1 = 182°20'X = 786520.64Y = 9240749.37P8E 88°46'6°23,57Biasa 1 = 172°29'Luar Biasa 1 = 172°40'Biasa 2 = 352°50'Luar Biasa 2 = 354°6'Luar Biasa 2=8°Biasa 2=8°P9X = 786499.76Y = 9240747.13E 180°53'30''E 96°48'P1 X = 786488Y = 924074645,42Luar Biasa 1 = 251°49'Luar Biasa 1 = 263°11'Biasa 1 = 251°45'E 191°4'30''21,49Biasa 1 = 263°11'Biasa 2 = 75°5'Luar Biasa 2 = 75°5'Luar Biasa 2 = 80°23'Biasa 2 = 85°20'E 171°54'69,41X = 786482.68Y = 9240713.59X = 786478.16P3Y = 9240723.62P2Biasa 1=271°11'Luar Biasa 1=271°19'NSITUASI TITIK-TITIK POLYGON TERTUTUP (METODE BOWDITCH)SKALA 1 : 200 Arah UtaraJalanNAzimuthRute PengukuranBacaan SudutLEGENDAMATA PELAJARANINSTITUSIDI GAMBARJUDUL GAMBARCATATANDIPERIKSAGambar 275. Situasi titik-titik KDH polygon tertutup metode bowditch 30110 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal PotonganSITE PLAN PENGUKURAN KDH POLYGON TERTUTUP (METODE BOWDITCH)SKALA 1 : 195Dak BetonPaving BlockRumputGedung PKMRute PengukuranPohonJalanLEGENDAAsbes GelombangAtapNP1 P2P3P4P5P6P7P8P9MATA PELAJARANINSTITUSIDI GAMBARJUDUL GAMBARCATATANDIPERIKSAGambar 276. Situasi lapangan metode transit 30210 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal SKALA 1 : 195SITE PLAN PENGUKURAN KDH POLYGON TERTUTUP (METODE BOWDITCH)Gedung PKMPaving BlockDak BetonRumputAsbes GelombangRute PengukuranPohonJalanPotonganAtapLEGENDANP3P2P1 P9P8P7P6P5P4MATA PELAJARANINSTITUSIDI GAMBARJUDUL GAMBARCATATANDIPERIKSAGambar 277. Situasi lapangan metode bowditch 30310 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal Model Diagram Alir Ilmu Ukur Tanah Pertemuan ke-10Pengukuran Poligon Kerangka Dasar HorisontalDosen Penanggung Jawab : Dr.Ir.Drs.H.Iskandar Muda Purwaamijaya, MTPoligonTinjauan VisualTinjauan GeometrisTerbukaTertutupTerikatSempurnaTerikatSebagianTidak TerikatTerikat :a. Sudutb. Absisc. OrdinatTerikat SudutsajaTerikat Absis& Ordinat sajaPengukuran di Lapangan :Azimuth Biasa & LuarBiasaJarak horisontal (datar) //bidang nivoKoordinat Titik-Titik BasisSudut Jurusan Awal &Sudut Jurusan AkhirKontrol Sudut| Azimuth Akhir - Azimuth Awal | = Jumlah Sudut Beta - (n-2).180 + fB (total koreksi beta)fB = |Azimuth Akhir - Azimuth Awal| - Jumlah Sudut Beta + (n-2).180 n = Jumlah Titik Sudut BetaBeta Koreksi = Beta + (fB/n)Azimuth ij = Jurusan Awal + Bo (+/- 360)Azimuth jk = Azimuth ij + 180 (+/- 360)Kontrol AbsisX Akhir - X Awal = Jumlah (d . sin Azimuth) + fX (total koreksi absis)fX = X Akhir - X Awal - Jumlah (d. sin Azimuth)Kontrol OrdinatY Akhir - Y Awal = Jumlah (d. cos Azimuth) + fY (total koreksi ordinat)fY = Y Akhir - Y Awal - Jumlah (d. cos Azimuth)Koreksi Metode Bowditch :Xj = X i + dij.sin Aij + fX.(dij/Jumlah (d))Yj = Yi + dij.cos Aij + fY.(dij/Jumlah (d))Koreksi Metode TransitXj = X i + dij.sin Aij + fX.(dij.sin Aij/Jumlah(d.sin A))Yj = Yi + dij.cos Aij + fY.(dij.cos Aij/Jumlah(d.cos A)) Gambar 278. Model diagram alir pengukuran kerangka dasar horizontal metode poligon Model Diagram AlirPengukuran Kerangka Dasar Horizontal Metode Poligon 30410 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal Berdasarkan uraian materi bab 10 mengenai pengukuran poligon kerangka dasar horisontal, maka dapat disimpulkan sebagi berikut: 1. Kerangka dasar horizontal adalah sejumlah titik yang telah diketahui koordinatnya dalam suatu sistem koordinat tertentu. Tujuan pengukuran ini ialah untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi. 2. Cara menentukan koordinat titik-titik KDH yang diukur : a. Menentukan koordinat satu titik yaitu suatu pengukuran untuk suatu wilayah yang sempit, cara ini terbagi menjadi dua metode yaitu : pengikatan kemuka dan pengikatan kebelakang. b. Menentukan koordinat beberapa titik yang terdiri dari beberapa metode, yaitu : Cara poligon, Cara triangulasi, Cara trilaterasi dan Cara Kwadrilateral. 3. Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan. Sedangkan metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). 4. Syarat pengukuran poligon adalah : a) Mempunyai koordinat awal dan akhir, b) Mempunyai azimuth awal dan akhir 5. Tujuan Pengukuran poligon yaitu untuk menetapkan koordinat titik-titik sudut yang diukur. 6. Jenis – jenis pengukuran poligon dapat ditinjau dari bentuk fisik visualnya dan dari geometriknya. 7. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran poligon : Pesawat Theodolite, Statif, Unting-Unting, Patok, Rambu Ukur, Payung, Meja lapangan (meja dada),Pita Ukur (meteran). Bahan yang digunakan dalam pengukuran poligon: Formulir Ukur, Peta wilayah study, Cat dan koas, Alat tulis, Benang dan Paku. 8. Sebelum melakukan pengukuran, sebaiknya prosedur penggunaan alat, dan prosedur pengukuran dipahami terlebih dahulu. Dalam pengolahan RANGKUMAN 30510 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal SOAL LATIHAN data dan penggambaran poligon KDH bias dilakukan secara manual atau digital. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini ! 1. Jelaskan pengertian dan tujuan pengukuran poligom kerangka dasar horizontal! 2. Apa kegunaan dari pengukuran poligon? 3. Apa yag dimaksud dengan theodolit reiterasi dan theodolite repetisi dan apa perbedaannya? 4. Bagaimana cara mengatur nivo tabung agar ketengah? 5. Diketahui : Data hasil Pengukuran Poligon Tertutup dengan titik Poligon 1 (716,50 ; 826,25) dan D12 = 81q01 01 = 81,016944 Ditanyakan : Koordinat titik P2, P3, P4, P5, dan P6 dengan Metode Bowditch dan Metode Transit, serta cari luas Poligon Tertutup dengan Metode Sarrus ? Bacaan Sudut Bacaan Sudut Sudut q Desimal Jarak (m) E1 73 58 59 73,983056 d1 75,6 E2 198 0 01 198,00027 d2 69,2 E3 88 58 02 88,96722 d3 64,9 E4 121 01 59 121,03306 d4 79,7 E5 128 59 01 128,98361 d5 80,6 E6 108 0 58 108,01611 d6 100,3 30611 Perhitungan Luas 11.1 Metode-metode pengukuran 11. Perhitungan Luas Perhitungan dan informasi luas merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan perencana dari hasil pengukuran lapangan. Pengukuran luas ini dipergunakan untuk berbagai kepentingan, yaitu hukum pertanahan, perubahan status hukum tanah, pajak bumi dan lain sebagainya. Luas adalah jumlah area yang terproyeksi pada bidang horizontal dan dikelilingi oleh garis-garis batas. Pekerjaan pengukuran luas secara kasaran dapat diklasifikasikan menjadi pekerjaan studio dan pekerjaan lapangan. Suatu luas dapat dihitung dengan mengukur kertas hasil penggambaran dengan garis-garis batas yang diukur dilapangan atau dapat juga diketahui dengan perhitungan koordinat titik-titik potong garis batas. Untuk mengukur luas terdapat berbagai macam instrumen dan akhir-akhir ini dikembangkan metode dimana koordinat-koordinat dari titik potong garis batas. Untuk mengukur luas terdapat berbagai macam instrumen dan akhir-akhir ini dikembangkan metode dimana koordinat-koordinat dari titik potong batas dari gambar dimasukkan dengan menggunakan plotter x-y untuk menghitung luas dengan mini komputer. Metode pengukuran luas ada dua macam : a. Diukur pada gambar situasi b. Dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung diperoleh dari pengukuran di lapangan. Luas yang diukur pada gambar situasi disebut pengukuran tak langsung, karena luas diperoleh secara tak langsung dengan menggunakan instrumen dan gambar situasi. Luas yang dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung diperoleh dari pengukuran dilapangan disebut pengukuran langsung, karena luas diperoleh secara langsung tanpa gambar dengan melakukan pengukuran yang dibutuhkan untuk menghitung luas dilapangan. Metode pengukuran langsung lebih tinggi ketelitiannya bila dibandingkan dengan pengukuran tak langsung karena lapangan besarnya skala gambar, harga yang diperoleh dari gambar selalu kurang teliti dibandingkan dengan harga dari pengukuran dilapangan. Selain itu, perhitungan luas dapat dilakukan secara numeris analog, mekanis planimetris dan numeris digital. Perhitungan luas secara numeris analog menggunakan Metode 30711 Perhitungan Luas hbaAcBCSarrus, yaitu menggunakan koordinat-koordinat titik batas sebagai masukan untuk perhitungan luas. Bentuk daerah yang dihitung luas daerahnya dengan metode sarrus ini haruslah beraturan dengan segmen garis yang jelas. Perhitungan luas secara mekanis planimetris menggunakan suatu alat serupa pantograph (dibentuk dari dua buah mistar penggaris) yang dinamakan alat planimeter. Alat planimeter ini dilengkapi dengan suatu alat penunjuk angka yang dapat berputar ketika posisi mistar-mistar planimeter ini bergerak. Perhitungan luas dengan planimeter ini harus dilengkapi pula dengan skala peta beserta penetapan titik awal perhitungan luas. Bentuk daerah yang akan dihitung luasnya dengan alat planimetris ini harus sudah disajikan dalam bentuk peta dengan skala tertentu dan bentuknya dapat tidak beraturan. Perhitungan luas secara numeris digital menggunakan bantuan perangkat lunak CAD (Computer Aided Design) dan perangkat keras komputer. Daerah yang akan dihitung luasnya harus sudah dimasukan ke dalam bentuk digital melalui papan ketik (keyboard), digitizer (alat digitasi) atau scanner. Koordinat batas-batas daerah yang akan masuk ke dalam memori komputer dan diolah secara digital ini dapat berbentuk beraturan dengan jumlah segmen terbatas atau tidak beraturan dengan jumlah segmen banyak serta berjarak kecil-kecil. Perhitungan luas metode numeris digital relatif lebih disukai dan lebih unggul dibandingkan metode numeris analog dan metode mekanis planimetris. Tingkat akurasi dan keamanan penyimpanan data pada numeris digital merupakan salah satu keunggulan dibandingkan metode numeris analog dan metode planimetris. 11.1.1 Penentuan luas Yang dimaksud luas suatu daerah disini adalah proyeksi luas diatas permukaan bumi pada bidang mendatar yang dikelilingi oleh garis-garis batas. Tergantung dari cara pengukuran dan ketelitian yang dikehendaki penentuan dapat dilakukan dengan cara-cara antara lain : a) Dengan mengunakan angka-angka koordinat. b) Dengan cara grafis. c) Dengan cara setengah grafis. 11.1.2 Metode pengukuran luas a. Metode diagonal dan tegak lurus Gambar 279. metode diagonal dan tegak lurus 30811 Perhitungan Luas mcsmbsmas5,85,115,6 Bila pada suatu segitiga dasarnya = c, tingginya = h dan luasnya = s, maka cbs21 Apabila sudut A antara sisi b dan c diketahui, maka : Achssin21 b. Metode pembagian segitiga Bila sisi suatu segitiga adalah a, b, c maka luasnya adalah : ))()((csbsasss ,dimana )(21cbas Metode pembagian segitiga digunakan sebagai metode lapangan dan dalam hal ini sering digunakan perhitungan logaritmis sebagai berikut : 2 log s = log s + log (s-a) + log (s-b) + log (s-c) Contoh Soal Bila pada suatu segitiga panjang sisi-sisinya adalah 20, 15 dan 18, maka: mcbas5,26)(21 2 log s = 1,432+ 0,8129+ 1,0607+ 0,9294 = 4,226 Log s = 2,1131 s = 129,76 m2 c. Metode trapesium Bila batas atas dan batas bawah trapesium masing-masing adalah b1 dan b2 tingginya (h) dan panjang garis lurus yang menghubungkan titik tengah kedua sisi (b1), maka luasnya adalah : S = hbhb212121 = )(2121bbh = bh Dimana 221bbb Gambar 280. metode trapesium d. Metode offset Metode ini sering digunakan baik di lapangan maupun di studio. Dalam metode ini, panjang-panjang offset dari suatu garis lurus tertentu diukur dan areal-areal yang dibatasi masing-masing offset dihitung sebagai trapesium. Offset dengan intervalnya tidak tetap : Pada gambar berikut terdapat offset-offset y1, y2, y3, y4 dan y5 dan intervalnya masing-masing adalah d1, d2, d3 dan d4. Untuk 30911 Perhitungan Luas menyederhanakannya ditentukan S1 = d1 , S2 = d1 + d2 , S3 = d2 + d3 , S4 = d3 + d4 , S5 = d4. Hal ini bisa ditulis sebagai persamaan umum berikut : ).......(21332211nnySySySySA Gambar 281. offset dengan interval tidak tetap Offset dengan interval yang sama : Metode ini sering digunakan untuk mengukur panjang sisi pada gambar. Disini d1 = d2 = d3 = d4, jadi : ^`432212222yyyyydA ¿¾½¯® 432212yyyyydA Persamaan umumnya menjadi : ¿¾½¯® 13221..........2nyyyyydA e. Metode offset pusat Seperti yang tertera pada gambar berikut, apabila offset dapat ditempatkan pada titik-titik pusat, perhitungannya menjadi mudah. 94321.......lhlhlhlhlhA 9321......(hhhhl = ¦ niihl11 Gambar 282. offset sentral f. Metoda simpson Metoda simpson digunakan dalam keadaan apabila batasnya merupakan lengkung yang merata. II2IA1Y1Y0Y2abdce Gambar 283. metoda simpson Offset ditempatkan pada interval yang sama. Biasanya perhitungan dibuat dengan menganggap lengkung sebagai parabola. Dengan anggapan ini terdapat cara-cara sebagai berikut : Cara 1/3 Simpson, Maksud dari 1/3 simpson adalah 2 bagian yang dianggap 1 set. Luas A1 = (trapesium abcd + parabola cde) Next >