< PreviousAnalisis Kelayakan Usaha 419 1100..55.. BBiiaayyaa PPrroodduukkssii Biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap (Fix Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost). Biaya tetap merupakan biaya-biaya yang tidak terpengaruh dengan volume produksi. Biaya variable merupakan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan volume produksi. 10.5.1. Biaya Tetap Yang termasuk biaya tetap pada usaha agroindustri produksi tempe adalah peralatan, bangunan, perijinan dan overhead cost (biaya dimuka untuk pengurusan administrasi) dll. Contoh tertera pada tabel 10.2 besarnya biaya tetap adalah Rp 72.500.000,- 10.5.2. Biaya Variabel Yang termasuk biaya variabel antara lain bahan baku (kedelai), ragi tempe, bahan kemasan, tenaga kerja, listrik, bahan bakar dll. Contoh perhitungan biaya variabel tertera pada Tabel 10.3 Besarnya biaya variabel adalah Rp 11.060.000,- 10.5.3 Total Biaya Total biaya merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variable. Dari perhitungan usaha agroindustri produksi tempe, maka biaya yang diperlukan = Rp72.500.000 +Rp11.110.000 = Rp 83.610.000,- Tabel 10.1 Biaya Tetap (Fix Cost) No Deskripsi Unit SatuanHarga Jumlah 1 Dish Mill (penggiling dan pengupas kedelai) 1 unit 7.000.0007.000.000 2 Tong kayu (untuk merendam kedelai), kapasitas 50 kg kedelai basah atau 25 kg kedelai kering 4 unit 500.0002.000.000 3 Plastic sealer (alat penutup kantong plastic) 1 unit 500.000500.000 4 Sepeda motor (alat transportasi) 1 unit 15.000.00015.000.000 5 Pemanas/ kompor semawar 2 unit 750,0001,500,000 6 Nyiru bambu, diameter 90 cm 6 buah 100,000600,000 7 Nyiru bambu, diameter 60 cm 20 buah 50,0001,000,000 Analisis Kelayakan Usaha 420No Deskripsi Unit SatuanHarga Jumlah 8 Ember, diameter 40-50 cm 12 buah 75,000900,000 Sub Total I 28,500,000 9 Bangunan produksi 50 m2 500,00025.000,000 10 Bangunan gudang bahan 10 m2 300,0003,000,000 11 Sumur bor 1 buah 2000,0002,000,000 12 Instalasi Listrik 1 unit 5,000,0005,000,000 13 Generator (2.000 watt) 1 unit 7.000.0007.000.000 Total Bangunan (Sub Total II) 42,000,000 15 Ijin Tempat Usaha 1 ijin 500,000500,000 16 Ijin Bangunan 1 buah 500,000500,000 17 Proposal 1 dokumen 1,000,0001,000,000 Total Overhead (Sub Total III) 2,000,000 Total 72,500,000 Table 10.2 Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya Variabel (per Bulan) No Jenis Satuan Harga Jumlah 1 Tenaga Kerja 5OB 700,0003,500,000 2 Tenaga Admin 1OB 700,000700,000 3 Listrik 1bulan 50,00050,000 4 Kedelai 2500kg 10,00025,000,000 5 Ragi tempe 2.5kg 20.00050,000 6 Kemasan 25kg 60,0001.500,000 7 Gas elpiji 5tabung 80,000400,000 8 Operasional Kantor 1bulan 300,000300,000 9 Operasional Kendaraan 1bulan 20,000500,000 10 Sewa kendaraan 1bulan 500,000500,000 11 Sewa bangunan 1bulan 300,000300,000 12 Sewa alat 1bulan 200,000200,000 33,000,000 1100..66.. PPeerrhhiittuunnggaann PPeennddaappaattaann 10.6.1. Pendapatan (sewa alat dan bangunan) Pengertian sewa alat dan bangunan yang dimaksud merupakan biaya penyusutan peralatan, bangunan dan kendaraan. Biaya-biaya tersebut akan digunakan untuk membayar cicilan pinjaman, pemeliharaan peralatan, kendaraan dan gedung. Sehingga pendapatan tersebut Analisis Kelayakan Usaha 421tidak diperhitungkan dalam perhitungan pendapatan dari hasil penjualan. Jumlah pendapatan dari penyusutan alat, kendaraan dan bangunan per bulan = Rp 500.000,- + Rp 300.000,- + Rp 200.000,- = Rp 1.000.000,-. Dengan jumlah pemasukan dari uang penyusutan alat, bahan dan kendaraan diasumsikan per bulan tetap (Rp 1.000.000,-), maka dalam kurun waktu 73 bulan atau 6 tahun 1 bulan akan terkumpul Rp 73.000.000,- (lebih besar dari biaya fixed cost). 1100..77.. HHaassiill PPeennjjuuaallaann Hasil produksi per bulan diperkirakan dari 2.500 kg kedelai maka akan diperoleh tempe 4.000 kg atau setara dengan 80.000 kemasan tempe @ 50 g. Apabila harga jual Rp 450 per kemasan, maka hasil penjualan = 80.000 x Rp 500,- =Rp 40.000.000,- Perkiraan keuntungan/bulan = Rp 40.000.000 – Rp 33.000.000 = Rp 6.000.000,- 1100..88.. BBEEPP ((BBrreeaakk EEvveenn PPooiinntt)) BEP merupakan suatu kondisi dimana diperoleh kalkulasi yang impas usaha agroindustri tempe pada posisi tidak rugi dan tidak untung. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan satuan harga dan satuan jumlah produk. Masing-masing dijelaskan sbb: 10.8.1. BEP Unit (berdasarkan satuan jumlah produk) Total biaya tetap BEP = Harga jual per satuan – biaya variabel per satuan y Biaya tetap = Rp 72.500.000,- y Biaya variabel per kemasan tempe = Rp 33.000.000,- : 80.000 = Rp 412,5 Rp 72.500.000,- 72.500.000 BEP = = = 828.572 Rp 500,- – Rp 412,5 87,5 Dengan produksi tempe 80.000 kemasan tempe (2.500 kg kedelai) per bulan maka maka BEP akan dicapai pada awal bulan ke 11. Analisis Kelayakan Usaha 422 10.8.2. BEP berdasarkan harga Total biaya tetap BEP = Total biaya variabel 1 - Total hasil penjualan dalam rupiah Rp 72.500.000 Rp 72.500.000 Rp 72.500.000 BEP = = = Rp 33.000.000 1- 0,917 0,083 1 - Rp 36.000.000 BEP = Rp 873.493.976,- Jadi BEP dicapai pada awal tahun ke 3, pada saat pendapatan sebesar Rp 163.104.612,- Daftar Pustaka A1 DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA Anonim. 1980b. PNKP Padalarang. Laporan Biro Engineering. Padalarang. Anonim. 1992. USDA/FDA Consumer Bulletin: January 1992, vm.cfsan. fda.gov/~dms/eggs.html Anonim… Daily Fress Eggs. www.dailyfresheggs.com.au. Anonim… Egg Shopping Guide. www.hormel.com/templates/ knowledge/knowledge.asp? catitemid=2&id=181 Anonim… Foodservice Professionals. www.aeb.org/professional/egg safety.htm Anonim. (tanpa tahun). Pengantar Mikrobiologi Industri. Diakses 20 Desember 2005 dari http://www.google.co.id Anonim, (tanpa tahun). Pencemaran. Diakses 20 Desember 2005 dari http://id.wikipedia.org/wiki/ Pencemaran Anonim, 2005. Food Safety (Guideline Distance Education). Seafast Center IPB. Bogor Anonim. 2005. Industrial Fermentation. Diakses 14 Desember 2005 dari www.google.com/ Anonima. (tanpa tahun). Probiotik. Diakses 20 Oktober 2007 dari www.google.com/growth microorganism. Anonim.b (tanpa tahun). Probiotik. Diakses 20 Oktober 2007 dari www.id.wikipedia.org/probiotik-yoghurt. Anonim. 2006. Mikrobiologi Industri. Diakses 08 Januari 2006 dari www.google.com/ Anonim, 2007. Keamanan Pangan "Food Safety" Industri. Diakses 30 Oktober 2007 dari http://teknofood blogspot.com/ 2007/04/ keamanan-pangan-food-safety-industri.html Anonim. (tanpa tahun). Industril Fermentation. Diakses 04 September 2007 dari www.google.com/fermentation Anonim, 2000. Cari Tahu Tentang Telur Dari Pemilihan, Penyimpanan, sampai Teknik Merebus yang Rumit. Sedap Sekejap Edisi 6/1 Mei 2000. Anonim. 2001. Daftar Komposisi Zat Gizi Makanan Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi. Bogor. Anonim, 2002. Food Safety Facts For Consumers. Center for Food Safety and Applied Nutrition, U.S. Food and Drug Administration. www.FoodSafety.gov, Hypertext updated by kwg/ear/dms2002-MAY-17 Adiwilaga C.S dan SDI. Insyaf. 2005. Teh Sebagai Sumber Kesehatan dan Kebugaran. Makalah pada pertemuan Daftar Pustaka A2 Ilmiah Festival Teh. Desember. Bandung. Bachriansyah, S. 1997. Identifikasi Plastik. Makalah Pelatihan Teknologi Bambang BS. dan Purwako SB. Fisiologi dan Tekologi Pasca Panen Tanaman Holtikultura. Indonesia Austraila, Estern University Project, Ausaid. Kerjasama Universitas Mataram dan Institut Pertanian Bogor. Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott, 1988, Plastic Materials Properties and Bintang, M. 2000. Orasi Ilmiah ”Aspek Biokimiawi Bakteri Asam Laktat Selain Sebagai Bibit Keju dan ypghurt”. F-MIPA IPB. Bogor Bishcof, W. 1993. Abwasser Technik. B.G. Teuber, Stuttgart. Brody. A.L. 1972. Aseptic Packaging of Foods. Food Technology. Aug. 70-74. Brydson J.A. 1975. Platic Materials. 3th. Newnes-Butterworths. London Buckle KA et al. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah Purnomo H dan Adiono. UI Press. Buckle. K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, M.Wootton. 2007. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Departement of Education and Culture Directorate General of Higher Education, International Development Program of Australia Universities and Colleges. Penerbit Universitas Indonesia. Casey, J.P. 1961. Pulp and Paper, vol.II Second Ed. International Publisher Inc. Christopher. H. 1981. Polymer Materials. Mac Millan Publishers LTD. London. Crawford. J.H. 2003. Composting of Agricultural Waste in Biotechnology Applications and Research. Paul N. Cheremisinoff and R. P.Ouellette (ed). p. 68-77. Crompton, T.R. 1979. Additive Migration from Plastic into Food. Pergamon Press. Davidson A., 1970. HandBook of Precision Engineering. Mc. Graw Hill Book Departemen Pertanian. Pengolahan Limbah Ternak Sapi Menjadi Pupuk Organik Berkualitas Tinggi (Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Diakses 30 Oktober 2007 dari http://database.deptan.go.id Dewanti-H, R. 2005. Keracunan Pangan. Departemen Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diakses 02 November 2007 dari www.ipb.ac.id Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian, 2007. Pengelolaan Limbah Industri Pangan. Departemen Perindustrian RI. Jakarta Earle RL. 1982. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Penerjemah Nasution Z. Sastra Hudaya. Daftar Pustaka A3 Erliza dan Sutedja. 1987. Pengantar Pengemasan. Laboratorium Pengemasan, Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka, Jakarta. Fellows PJ. 1988. Food Processing Technology Principles and Practice. Ellis Horwood Limited. England. Flin R.A. and P.K. Trojan. 1975. Engineering Materials and Their Aplications. Frazier, dan Westhoff. 1978. Food Microbiology. McGraw-Hill Book Co, New York. Fruits And Vegetables. The The AVI Publishing. Co. Westport. Guideline Industri PT. Pulau Sambu Gunung. 2000. Penanganan Limbah. PT. PSG. Kepulauan Riau Hadi, R dan Srikandi F. 1990. Bakteri Asam Laktat dan peranannya dalam Pengawetan Makanan. Jurnal Media Teknologi Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi FTP-IPB. Bogor Harun Yahya,… Keajaiban Design di Alam. Harun Yahya Seruan Kepada Kebenaran. www. harunyahya.com/i...angan/bird_egg_2.jpg Haryono. 1996. Teknologi Tepat Guna. Pengawetan Telur Segar. Penerbit Kaisius. Jakarta. Heri PI. dan Nawawangsih AA.1999. Menyimpan Bahan Pangan. Penebar Swadaya. Hunnicliffe, H. 1993. Basic Food Hygiene Certificate Coursebook, The Institution of Environmental Health Officers, London. Hyde TA, Millor LD, Raphael S. 1983. Lync’s Medical Laboratory Technology, 4th Edition. WB Saunders Company. Philladelphia. Isroi.(Peneliti pada Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia). Pengomposan Limbah Padat Organik. Diakses 30 Oktober 2007 dari http://www.google.co.id Jenie BSL, Winiati PR. 1992. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius. Jogyakarta Jenie, BSL. 1987. Sanitasi dalam Industri Pangan. PAU-LSI IPB. Bogor Jennifer A Thomson. 2006. Biotechnology Resenct (JAT@science.uct.ac.za), Departemen Molekular dan Biologi Cell, University of Cape Town, Afrika Selatan. Joedodibroto, H. 1982. Plan Plantation Residues as an Alternative Sourece of Kartasapoetra, 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Daftar Pustaka A4 Loehr, R.C. 1974. Agricultural Waste Management. Academic Press, New York. Makfoeld D., Marseno D.W., Hastuti P.,Anggrahini S. Raharjo S.,Sastrowuwignyo S., Suhardi, Martoharsono S. Hadiwiyoto S. Tranggono. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Gizi. Kanisius. Yogyakarta. Mathlouthi, M. 1994. Editor. Food Packaging and Preservation. Blackie Academic & Professional. Chapman & Hall. London. Melawati. 2006. Optimasi Pro-ses Maserasi Panili (Vanilla planifolia Andrews) Hasil Modifikasi Proses Kuring [skripsi]. Bogor: Fateta-IPB. Melawati. 2006. Optimasi Proses Maserasi Panili (Vanilla planifolia Andrews) Hasil Modifikasi Proses Kuring [skripsi]. Bogor: Fateta-IPB. Moavenzadeh F. and H.F. Taylor. 1995. Recycling and Plastics. Center for Construction Research and Education Departement of Civil and Environtmental Engineering Massachuett Institute of Technology. Muchtadi D. 1992. Petunjuk laboratorium Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-Buahan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Naidu AS. 2000. Natural Food Microbial System. CRC Press. New York. 2000 Nathanson, J. A. 1997. Basic Environmental Technology. 2nd ed. Prentica Hall, Ohio. Nazution Z., Wachyudin T. 1975. Pengolahan Teh. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fateta-IPB. Bogor Nester EW, Anderson DG, Robertf JR. 2001. Microbiology a Human Perspective, Third Edition. McGraw-Hill. New York. Paine, F.A. dan H.Y. Paine, 1992. Editor. A Handbook of Food Packaging. Second Edition. Blackie Academic & Professional. Chapman & Hall. London. Pandit S. IG. 2004. Teknologi Penanganan dan Pengolahan Ikan. Universitas Warmadewa. Bali. Pelczar et. Al, dkk. 1977. Microbiology. Tata McGraw-Hill Publ. Co. Ltd, New Delhi. Peleg. K. 1985. Produce Handling Packaging and Distribution. The AVI Publishing. Pencegahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta. Pengemasan Industri Makanan dan Minuman, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Bogor 29 November 1997 Daftar Pustaka A5 Phillip J. Clauer, 1997. Proper Handling of Eggs : From Hen to Consumption. Small Flock Factsheet, Number 9, Posted October 1997. Virginia Cooperative Extension Knowlwdge for the Commonwealth. Virginia State University Ray B. 2004. Fundamental Food Microbiology, Third Edition. CRC Press. New York. Robinson RK. 1999. Yoghurt. dalam Robinson RK, Batt CA dan Patel PD (Ed) Encyclopedia of Food Microbiology II, 784-790. Academic. London. Roja, A. (tanpa tahun). Teknologi Pembuatan Kompos Kotoran Ternak Diakses 30 Oktober 2007 dari http:// sumbar.litbang.deptan.go.id/ttgkomposternak. Rynk R, 1992. On-Farm Composting Handbook. Northeast Regional Agricul-tural Engineering, Service Pub. No. 54. Cooperative Extension Service. Ithaca, N.Y. 1992; 186pp. A classic in on-farm composting. Website: www.nraes.org Sacharow. S. and R.C. Griffin. 1980. Principles of Food Packaging. The AVI Salminen S, Wright AV, Arthur Ouwehand. 2004. Lactic Acid Bacteria Microbiologcal and Functional Aspects, Third Eddition, Revised and Expanded. Marcel Dekker Inc. New York. Saraswati (ed.). 1993. Mengawetkan Daging. Bhratara. Jakarta. Sofyaningsih M. 1992. Mempelajari Proses Pengolahan Daging Sapi dan Ayam di PT Kemfoods, Jakarta [Laporan Praktek Lapang]. Bogor: Fateta-IPB. Sofyaningsih M. 2007. Retensi Vanilin [Laporan Praktek Lapang]. Bogor: Fateta-IPB. Sofyaningsih M. 2007. Retensi Vanilin pada Produk Ekstrak Pekat dan Pasta Vanili Selama Penyim-panan [Tesis]. Bogor: Fateta-IPB. Sofyaningsih M. 1992. Mempelajari Proses Pengolahan Daging Sapi dan Ayam di PT Kemfoods, Jakarta [Laporan Praktek Lapang]. Bogor: Fateta-IPB. Somali L., Marudut, Muthia S. dan Aminarti ET. Buku Pegangan Praktek Ilmu Teknologi Pangan. Proyek Pendidikan Tenaga Kesehatan Pusat. Aka-demi Gizi Jakarta. Sudjatha W.dan Wisaniyasa. 2001. Pengantar Teknologi Pangan. Program Studi Teknologi Pertanian Universitas Udayana Denpasar Supardi, I dan Sukamto, 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Penerbit Alumni Bandung Suryani A, Hambali E, dan Rivai M. 2004. Membuat Aneka Selai. Penebar Swadaya. Jakarta. Daftar Pustaka A6 Suryani A, Hambali E, dan Rivai M. 2004. Membu-at Aneka Selai. Penebar Swadaya. Jakarta. Suyitno. 1990. Bahan-bahan Pengemas. PAU. UGM. Yogyakarta. Swasembada Eksport. Departemen Pertanian. Jakarta. Syarief.R., S. Santausa dan Isyana. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan, Teknologi Pangan. Penerbit PT. Media. Jakarta. Tesfaye, W et al. 2004. Evolution of Wine Vinegar Compo-sition During Acceterated Aging with Oak Chips. J. of Elsevier; 239-245 Diakses dari www.elsevier.com/locate/aca Thomas P. (1975), Journal Food Science, 40 (4).704-706. dalam Winarno. FG. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Holtikultura. M-Brio Press Bogor. Wawo, B. (Penyuluh Pertanian Madya). (tanpa tahun). Mengolah Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak. Diakses 30 Oktober 2007 dari http://www. google.co.id Wenas, R.I.F, Sunaryo, dan Styasmi, S. 2002. Comperative Study on Characteristics of Tannery, "Kerupuk Kulit", "Tahu-Tempe" and Tapioca Waste Water and the Altemative of Treatment. WHO, 2002. WHO Global Strategy for Food Safety: Safer Food for Better Health. WHO. Geneva. Wibowo S. 2002. Industri Pengasapan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Winarno FG dan Rahayu TS. 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Si-nar Harapan. Jakarta. Winarno FG dan Rahayu TS. 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Winarno FG. 1994. Sterilisasi Komersial Produk Pa-ngan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Winarno FG. 1994. Sterilisasi Komersial Produk Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Winarno, F.G. 1983. Gizi Pangan, Teknologi dan Konsumsi. Penerbit Gramedia. Winarno, F.G. 1987. Mutu, Daya Simpan, Transportasi dan Penanganan Winarno, F.G. dan Jennie. 1982. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Winarno, F.G. Moehammad A. 1979. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Hudaya. Institut Pertanian Bogor. Next >