< Previous 453 bebas dari putaran penggerak kopling (8) dan bersama-sama pinion (7) dan cakram rem (5) mendorong pegas (2). rem lepas dan kopling terhubung. Kopling dan rem terpasang pada poros pukulan sehingga efek pada poros engkol (18) sesuai dengan perbandingan roda gigi (7) dan roda gigi (17). 8.5.6 Gerakan Putaran Balik kebanyakan mesin tenun tanpa teropong tidak dapat dioperasikan dangna arah putaran terbalik, karena dilengkapi dengan cam yang harus berputar satu arah. Mesin tenun gripper projektil sulzer tidak dapat disetel sama sekali, karena makanisme penyisipan pakan dirancang hanya untuk satu arah putaran. Untuk menghindari kerusakan mesin roda pemutar poros utama dilengkapi dengan rahang kopling A seperti terlihat pada gambar 8.7, sehingga gigi B didepannya terhubung dengan dan dapat diputar kedalam hanya satu arah dengan putaran waktu mesin jalan selanjutnya pada rangka mesin terpasang rol kupling R yang rol-rolnya tertekan pegas sehingga terhubung, sehingga poros utama (1) dapat diputarkan sesuai dengan arah S Ada 3 macam cara pembalikan pada mesin tenun : 1) Putaran balik mesin tenun bersumber pada motor penggerak balik. Suatu tombol pengontrol mesin tenun yang akan mempengaruhi gerak poros utama, yaitu merubah tombol “ on ” menjadi “ off ” apabila sisir berada pada titik mati belakang. 2) Putaran balik mesin tenun bersumber dari motor listrik khusus, yang pada saat jalan terkunci oleh tuas penjalan mesin. Pada mesin dobby dan mesin-mesin tenun yang mahal dilengkapi dengan sistem inching yang dihubungkan dengan motor penggerak setiap peluncuran pakan. 3) Putaran balik mesin tenun dihasilkan secara mekanik. Gerakan biasanya berasal dari bagian berputar dari kopling lepas dan diteruskan ketika bergesekan dengan poros utama mesin tenun. Salah satu sistem ini digunakan pada mesin tenun seperti gambar 24 A. Pada puli kopling (1) terdapat gigi (2) Roda (4) yang terpasang bersama cakram gesek (7) pada poros lain digerakkan oleh rantai (3). ketika poros S bergerak ke atas gesek (6) dan 7 menyebabkan poros penggerak (5) berputar kearah yang berlawanan. 454 8.6 Penguluran Lusi Penguluran lusi ada dua macam, yaitu : a) Penguluran lusi negatif, yang menggunakan rem beam lusi. Apabila tegangan lusi meningkat beam lusi berputar mengulur benang yang sesuai dengan panjang lusi yang ditarik, sehingga mencapai tegangan benang normal lagi. b) Penguluran lusi positif, yang merupakan pengukuran yang sebenarnya dan bekerja pada setiap peluncuran pakan, tanpa memandang apakah penyisipan pakannya berhasil atau tidak. Pada pengukuran semi positif. penguluran lusi terjadi karena tegangan benang. Apabila benang cukup tegang terjadi penguluran. Gerakan penguluran positif terjadi lebih teratur dan tidak terpengaruh oleh tegangan benang. Sistem ini hanya cocok untuk membuat kain tertentu. 8.6.1 Rem Beam Lusi Gambar 8.12 Ban Rem pada Beam Lusi Untuk menghasilkan tegangan yang tetap pada setiap perubahan diameter gulungan benang, posisi bandul G harus diubah dengan cara : - pada saat gulungan besar, jarak antara titik tumpu tuas G relatif lebih kecil - pada saat diameter gulungan mengecil, jarak antara titik tumpu tuas G dengan titik putar tuas G relatif lebih besar. 455 Rem Beam Lusi Otomatis Gambar 8.13 Rem Beam Lusi Otomatis Benang lasi tergulung pada barrel (laras) yang terbuat dari baja. Cakram rem (3) terpasang dibagian ujung beam, dan bagian rendahnya berputar pada suatu bearing (lager), yang berhubungan dengan dengan rangka mesin. Cakram rem selanjutnya dililit ban rem (5) dari atas dengan salah satu ujung pada rangka mesin, sementara ujung ban rem lain dikendalikan oleh lengan pendek (6). Gaya rem B oleh lilitan ban rem dihasilkan oleh gaya pegas (8), yang ditempatkan pada lengan panjang tuas lengkung (6). tegangan pegas diteruskan oleh hubungan bar penarik (9) ketuas lengkung (6) dan oleh lengan pendek tuas ini diteruskan ke ban rem. Ujung pegas yang kain dipasang pada braeket (kurungan) (10) pada rangka mesin. Pengontrolan gaya pengereman dipengaruhi oleh perubahan diameter gulungan berkurang akan ditarik oleh bar tarik penghubung (9) yang dipindahkan oleh tuas kontak. Jarak pada tuas lengkung (6) akan berubah. 8.6.2 Penguluran Lusi dengan Gandar Belakang Penguluran lusi otomatis merupakan salah satu faktor penting dalam mekanisasi yan dapat membantu operator untuk 456 menjaga tegangan normal benang lusi. Suatu rancangan yang baik dan akurat pada gerakan pengukur, lusi harus dapat menjaga keseragaman tegangan lusi mulai dari awal menenun, pada saat diameter gulungan besar sampai benang lusi pada beam habis. Sepanjang sejarah mesin tenun telah dirancang sejumlah gerakan penguluran lusi yang beraneka dan telah mengalami pengembangan-pengembangan. Pada dasarnya ada dua kelompok yaitu : 1. penguluran lusi dengan putaran beam yang terputus-putus 2. penguluran lusi dengan putaran beam yang konstan 8.6.2.1 Penguluran Lusi dengan Kendali Pengungkit Penguluran lusi otomatis masih tetap manggunakan sestem Roper dan Barlet yang telah berjalan puluhan tahun. Sistem ini terbagi menjadi dua kelompok : 1. penguluran yang bar penariknya dikendalikan oleh pawl (cakar) pada setiap pergantian langkah x dari bagian penggerak penguluran lusi. Langkah x akan berkurang ketika gandar belakang (back rest), ketika benang lusi kendor akan turun. Hasilnya adalah saat penguluran akan lebih lama. Tipe penguluran lusi ini dapat dilihat pada gambar 8.14A. Benang lusi dari beam lusi (1) ke rol back rest (2). lengan back rest rol 3 ditahan oleh pegas daun atau pegas spiral, yang menghasilkan gaya momen menurut arah M. Tarikan bar (4) dihubungkan dengan pengungkit (tuas) lengan gandar (5). pada saat benang kendor, rol G mendekati cam (7) dan jarak berkurang karena posisi cam (7) tetap, langkah bar penarik (8) semakin berkurang dan lusi diulur lebih cepat. Gerakan penguluran diperoleh perputaran gigi cacing (10) yang digerakan oleh sebuah cakar (pawl) pada gigi rachet oleh kopling rol (9). cara kerja sistem ini akan dijelaskan lebih rinci. Gerakan penguluran diteruskan oleh gigi cacing (10), (11) dan roda (12) dan (13) ke beam lusi (1). poros gigi cacing tertahan oleh sebuah rem untuk mencegah putaran balik. Ketika kuku kopling ( claw cluth) telah lepas, beam lusi dapat diputarkan kedepan dan kebelakang dengan roda putar tangan. 2. gerakan penguluran lusi yang gerakan bar penariknya oleh pawl (cakar) 457 diawali oleh gerakan tuas (gambar 8.14B). Tegangan benang lusi diraba oleh back rest (2), (3) yang mengimbangi pegas Z. Pada saat benang kendor, back rest akan turun, dan perubahan posisinya akan diteruskan oleh tenaga pengungkit (3) ke (5) untuk menarik bar (6). Pin A yang terangkat dalam bidang gerak lengan y dari tuas (14) A dihubungkan dengan sword (14). karena sword (pedang) (14) berayun konstan, langkah penarikan bar (6) akan berkurang. Dipihak lain bar (6) dihubungkan ke tuas (7) oleh pawl (8). gerakan kemudian diteruskan oleh rachet (9) dan gigi cacing (10),(11),(12),(13) kedalam beam lusi (1). x Mekansime Penguluran Untuk memindahkan gerakan bar penarik ke gerak putar beam lusi digunakan mekanisme penyuapan lusi yang berbeda-beda, antara lain - Sistem Rachet dan Pawl Gambar 8.15 Mekanisme Penguluran Lusi Minimal satu pawl (2), dipasang pada tuas (1), yang berayun pada poros (4) dari gigi rachet (3). untuk mendapatkan langkah gigi rachet yang kecil waktu penyuapan, dua sampai (4) pawl yang panjangnya berbeda dipasang pada tuas. Untuk 458 mendapatkan langkah yang sangat halus, pada keliling rachet dipasang 8 sampai 21 pal rachet ring (5). pawl ditekan rachet 5 dengan pegas 8. 8.6.3 Penguluran Dua Beam Pada mesin tenun dengan lebar diatas 3 m, persiapan untuk beam lusi agak lebih sulit, karena itu penggunaan beam lusi terdiri dari dua beam. Gambar 8.16 Penguluran Lusi untuk Dua beam Kedua beam lusi (8a) dan (9a) dapat berputar dan posisinya berdampingan, satu garis sumbu poros. Jarak kedua beam harus sekecil-kecilnya dan biasanya antara 60-80 mm. Karena kekerasan gulungan dan diameter gulungan tidak pernah sama, kedua beam tidak dapat dipersatukan sistemnya dan harus dipisahkan sendiri-sendiri. Satu back rest bersama terbentang melintang selebar mesin tenun yang menopang kedua beam tersebut. Setiap beam dikendalikan oleh sistem penguluran sendiri tapi hanya menggunakan satu back rest. Sistem ini menuntut penyetelan yang sempurna untuk kedua beam untuk menjaga hasil tegangan yang sama pada kedua bagian lembar lusi. 459 8.7 Beam Lusi Selama tiga dekade beam lusi secara perlahan-lahan telah bertambah dari 500 mm sampai 800 mm dan pada mesin-mesin mutakhir sampai 1000 mm. Sekarang sudah banyak mesin tenun yang lebar kerjanya 3,3 m, 4 atau 5,4 m. Untuk mengatasi kesulitan pada saat pertenunan keseluruhan lebar kerja lusi harus dibagi menjadi dua kelompok beam lusi. Untuk memproduksi kain dai serat buatan, tipe beam lusi sutra dengan garis-garis tebal yang terbuat dari laras baja dan dapat dimasukkan ke lubang piringan (rlange), digunakan untuk mengatasi tekanan radial dan aksial yang ditimbulkan. Gambar 8.17 Macam-macam Beam Lusi 8.8. Gandar Belakang 8.8.1. Macam-macam Gandar Belakang Gandar belakang atau back rust dirancang untuk menjalankan dua fungsi waktu menenun : 1) Mengontrol tegangan benang, baik dengan posisinya dan ayunannya waktu bergerak. 2) Meraba tegangan benang lusi waktu gerakan penguluran, bila menggunakan peralatan. 460 Bermacam-macam back rest dibuat sesuai dengan perbedaan tipe peralatan pengontrol tegangan, benang lusi dan anyaman kain yang diinginkan. Apabila digunakan peralatan penguluran, salah satu rol gandar layang harus dimuati tenaga pegas, karena posisinya ditentukan oleh kecepatan beam berputar. Apabila digunakan rem lusi, penampilan gandar belakang tidak dipengaruhi oleh putaran beam lusi dan rol gandar belakang dapat dimuati pegas, atau digerakkan secara positif atau dapat diubat posisinya tetap. Selanjutnya gandar belakang dapat dilbuat lebih sederhana, terdiri dari satu rol atau dua mesin tenun yang menjalankan tugas berat biasanya dilengkapi dengan multi rol gandar belakang, tetapi mesin ringan dan berat kebanyakan dilengkapi dengan back rest ganda. Rol back rest biasanya merupakan rol berputar yang kecepatan kelilingnya sesuai dengan penyuapan. Pada mesin tenun berat satu dari dua rol penuh tegangan benang lusi dari mesin tenun ke peralatan penguluran. Gambar di bawah ini menunjukkan bermacam-macam lokasi-lokasi back rest. 461 Gambar 8.18 Lokasi Back Rest pada Mesin Tenun 8.8.2. Penyetelan Gandar Belakang Back rest harus disetel ketinggiannya untuk menjamin penganyaman benang lusi yang sempurna, ketinggian biasanya antara 70 sampai 100 mm di atas garis lusi atau antara 60 sampai 80 mm dibawah garis lusi. Pada beberapa benang dimungkinkan untuk menyetel ulang ketinggian antara 150 sampai 100 mm. Pada beberapa mesin tenun sutra gerakan penguluran benang lusi dan back rest ditempatkan pada suatu dudukan khusus yang dapat dipindahkan beberapa puluh cm jauhnya dari mesin. 8.9. Penyetelan Tegangan Benang Lusi a. Pengereman lusi Pengoperasian rem lusi dilakukan oleh tangan operator sendiri. Penyetelannya 462 tegantung pada jari-jari gulungan lusi. apabila gulungan penuh, bandul G yang dipasang pada lengan tuas b pada jarak tertentu sampai tegangan benang lusi normal. Agar dapat menjamin penempatan bandul yang tepat, disarankan untuk memberi tanda dengan warna atau gambar pada cakra beam dan tuas bandul. Pada gambar roda pemutar digunakan untuk mengencangkan rem lusi yang dilengkapi dengan piring (dial) yang sudah disetel, tetapi tanda-tanda itu tidak sesuai dengan pengurangan diameter gulungan pada beam. Dengan rem lusi otomatis jarak maksimal y disetel untuk beam penuh. Rol peraba 12 harus menekan lusi pada beam. Tegangan lusi yang diinginkan disetel pada pegas 8. Penguluran benang lusi dioperasikan dengan rem lusi jika sisir pada posisi mengetek dan tegangan benang mencapai maksimal. Pada umumnya rem lusi seperti pada gambar tersebut akan mengulur lusi ketika dilepas oleh gaya S. Rem lusi pada gandar layang suatu mekanisme yang dinamis yang penampilannya tergantung pada kecepatan sudut beam lusi selanjutnya. b. Gerakan penguluran lusi Penampilan setiap penguluran lusi tegantung pada gandar belakang, oleh karena itu gerakan penguluran lusi dan ayunan gandar belakang (back rest) bekerja secara serentak, demikian pula dengan penyetelannya. c. Penguluran lusi dan penyuapan yang terputus-putus Gandar belakang tidak behubungan dengan gerakan penguluran dan mesin tenun berputar melalui suatu posisi yang sistem penyuapannya pada posisi naik maksimal siap untuk menyatu. Hal itu biasanya terjadi pada posisi mengetek. Lusi dan kain menjadi kendor dan seutas tali di belakang digunakan untuk menyetel mekanisme penyuapan. Penguluran lusi dihubungkan dengan gandar belakang. Pertama lusi dan kemudian kain ditegangkan kembali. Untuk menghindari terjadinya bar kain pada saat awal gerakan. Harus dilakukan lebih hati-hati sehingga ujung kain tidak menjauhi sisir. Mesin tenun sisap dijalankan dan pakan dipersiapkan dengan baik dengan cara memutar roda pemutar pada peralatan penggulung kain. Sesudah beberapa pada disisipkan dengan baik-baik peralatan penguluran disetel dengan baik dengan menghubungkan ujung kain ke gandar belakang, sementara mesin dijalankan gerakan penguluran dengan Next >