< Previous 443 water jet. Pada mesin ini sistem muatan benang pakan lebih canggih / sempurna. Beberapa metode penyisipan benang pakan dikombinasikan antara : a) Mesin tenun tanpa bobin palet dengan pembawa pakan yang tidak dimuati gulungan benang pakan ditarik dari suatu bobin kelos, yang posisinya tetap b) Mesin tenun rapier pneumatis, terdiri dari dua tangkai pembawa benang dan penarik benang. Tangkai pembawa mengantar ujung pakan ketengah-tengah dari salah sisi mesin, sedang tangkai penarik secara bersamaan akan bergerak ketengah bertemu dengan tangkai pembawa untuk mengambil ujung benang sehingga benang pakan terbentuk didalam celah mulut lusi. II. Jumlah fase pembukaan mulut lusi, yang terbagi lagi atas 1) Mesin Tenun Satu Fase. Kebanyakan mesin tenun menggunakan sistem satu fase 2) Mesin Tenun Multi Fase Kebanyakan didapati pada mesin tenun bundar yang menggunakan beberapa teropong. Mesin tenun segi empat rapier memproduksi dua macam lembar kain yaitu tipe segi empat dan tipe selubung (sarung) III. Sistem pemasok pakan 1) Pakan ditempatkan dalam jumlah besar diluar mulut lusi. Pada mesin tenun gripper projektil dan jet benang pakan ditarik sepanjang yang dibutuhkan lebar kain kecepatan penarikan benang dari gulungan sama dengan kecepatan penyisipan dalam mulut lusi. Setiap ujung benang yang sudah tersilang digunting dan pinggir kain dikedua sisi diperkuat dengan anyaman leno. 2) Pada mesin tenun teropong pakan ditempatkan dalam teropong berbentuk gulungan benang pada bobin palet. Teropong, bobin palet/pakan merupakan suatu satu kesatuan yang ukurannya relatif lebih besar dan berat dan bahannya terbuat dari kayu, plastik atau fibrelass yang umur pemakaiannya relatif pendek. Mesin tenun teropong kontruksinya sederhana agak kasar dan keakuratannya rendah. Disisi lain dengan bahan metal ukuran kecil namun presisinya tinggi, gripper 444 projektil bekerja lebih efektif dan efisien. 8.4.2 Fungsi Bagian-bagian Mesin Rancangan suatu mesin tenun berdasarkan satuan-satuan fungsi secara individu untuk memberikan suatu penampilan proses penenunan yang lancar. Satuan-satuan tersebut kebanyakan merupakan seperangkat komponen yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Satuan-satuan tersebut adalah : 1. Rangka mesin, poros utama dan lager (bearing) 2. Peralatan penggerak, kopling dan rem dan mungkin juga peralatan pembalik putaran (reverse). 3. Peralatan pengontrol gerak maju lusi dan kain seperti : penguluran lusi (termasuk gandar belakang) dan peralatan penggulung kain (termasuk ring temple / cincin candi) 4. Mekanisme pengontrol penyilangan benang lusi, misalnya gerakan pembukaan mulut lusi dengan eksentrik, dobi dan Jacquard 5. Penyuapan benang-benang awal, peralatan pemegang benang, meteran dan alat-alat ukur lainnya. 6. Mekanisme pengontrol pergerakan pakan seperti : sistem pukulan, pemandu pengangkut pakan dan mekanisme pengereman sistem pakan untuk teropong dan gripper projektil termasuk penyisipan peralatan pemeriksa pembawa pada keluar, seperti gerakan pelindung lusi pada mesin tenun tanpa teropong, termasuk sistem penyuapan benang pada pengangkut pakan, transport pembawa pakan dan gerakan baliknya. 7. Mekanisme pengetekan, termasuk sisir. 8. Gerakan otomatis lusi putus dan pakan putus, termasuk rambu-rambu lampu (cahaya) 9. Peralatan penggantian warna pakan, walaupun merupakan bagian dari sistem penguapan pakan, tetapi dipisahkan karena bukan standar setiap mesin tenun 10. Sistem pengutan pinggir kain 11. Perlengkapan tambahan dan asesoris, seperti sistem pengembunan air pada mesin tenun waterjet 12. Perlengkapan umum untuk melayani sejumlah besar mesin, tetapi membuat mesin-mesin bekerja secara terpadu, sepertis sistem pelumasan terpusat untuk instalasi mesin “air jet”. 445 8.4.3 Rangka Mesin Rangka mesin harus memnuhi kebutuhan berikut : 1. Harus kaku dan dapat mengatasi getaran yang disebabkan oleh getaran karena mekanisme bolak-balik. 2. Rangka samping harus cukup kuat dimuati beban pada mesin tenun tanpa teropong, diperlengkapi dengan rem yang efisien, karena daerah samping lager poros utama akan menderita tekan lebih besar. 3. Apabila mesin tenun dalam keadaan terpasang penuh dan memiliki lebar kerja yang besar, harus bisa mengatasi masalah pengangkutan. Rangka mesin terdiri dari dua rangka samping yang dihubungkan dengan satu atau dua sampai empat batang rangka yang melintang. Pada saat ini banyak digunakan dua tipe rangka mesin yang terbuat dari besi tuang, yaitu : Gambar 8.5 Macam-macam Rangka Mesin 446 1. Tipe samping datar (lihat gambar 8. 5. ) tipe ini cocok untuk kebanyakan mesin teropong dan tanpa teropong. Rangka mesin memiliki kekerasan yang cukup serta murah dan mudah dalam pembuatannya. 2. Tipe kotak samping Pada ini ditempatkan mekanisme alat kontrol individual 3. Tipe rangka baja Penggunaannya mencakup sepertiga dari jumlah mesin tenun di industri. Misalnya SACM rapier memiliki tebak baja 15 mm dan tingkat kerusakan yang lebih rendah dari pada besi tuang, sehingga mampu mengurangi kebisingan. 8.5 Gerakan Kopling dan Pengereman Penggerakan mesin tenun tediri dari satu unit penggerak yaitu motor listrik, mekanisme roda gigi, sebuah kopling dan pengereman. Fungsi-fungsi penggerakan terbagi menjadi empat langkah : Posisi mesin istirahat, mulai jalan, berputar normal dan berhenti. 8.5.1 Tipe-tipe Penggerak 8.5.1.1 Penggerak Langsung Arus listrik dialirkan lewat motor listrik 1 melalui transmisi 3 oleh belt datar atau belt V, rantai atau roda gigi ke puli (4) yang terpasang pada poros atas K Drum pengerem (5) dihubungkan puli besar (4) yang bekerja dengan pengerem B. Pada poros utama juga terpasang roda gigi (7) yang lebih kecil yang berhubungan dengan poros bawah S. Perbandingan roda gigi (7) dan roda gigi (8) adalah 1 : 2. (gambr 8.6A) Beberapa tipe mesin tenun dilengkapi dengan kopling gesek yang walaupun terjadi slip tidak meneruskan putaran ke poros utama, bila pengereman berjalan cepat dan tiba-tiba. Pengereman langsung kabanyakan dilengkapi mekanik pengerem lainnya yang terpasang pada poros utama. Pada mesin tenun moderen peralatan pengereman dipasang pada poros lain atau langsung pada motor listrik. Pengereman langsung memerlukan saat kontak yang lebih tinggi untuk menghasilkan putaran poros utama yang memadai. 447 Gambar 8.6 Tipe Penggerak Sederhana 8.5.1.2 Penggerak dengan Kopling Agar menjalankan dan mengerem mesin tenun lebih mudah, suatu kopling gesek ditempatkan antara motor listrik dan poros utama. Kopling dan pengerem merupakan suatu unit gabungan tersendiri yang dapat dipasang pada poros utama atau poros pukulan, atau langsung poros motor listrik. Penggerak dengan kopling gesek pada poros utama dapat dilihat pada gambar 8.6B sedangkan yang terletak pada poros lain dapat dilihat pada gambar 8.6 C. 8.5.2 Kopling Kopling yang digunakan pada mesin tenun dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan susunannya dan gesekan permukaannya. 1. kopling Frontal a) Cakram kopling hanya memiliki satu permukaan gesek antara penggerak dengan bagian-bagian 448 kopling penggerak (lihat gambar 8.12 A) b) Kopling datar dapat memiliki baik satu cakram berputar atau beberapa piring yang dapat bergerak dan terpasang pada suatu alur dibagian dalam. 2. Kopling Konis Suatu tipe kopling konis diperlihatkan pada gambar 8.7 sudut kerucut konis Į antara 450 sampai 600. 3. Kopling silinder Kopling konis rancangan texima diperlihatkan pada gambar 2. kontruksi kopling ini agak komplek terutama pada waktu transfer gerakan kontak kopling. Gambar 8.7 Kopling Konis 8.5.3 Rem x Rem Drum Mesin tenun biasanya dilengkapi dengan rem drum luar / dalam, rem cakram atau rem konis. Rahang tunggal rem luar tidak banyak dipakai lagi pada mesin tenun karena efek remnya rendah dan karena yang dibebani hanya satu sisi, poros akan bengkok karena tekanan. Beberapa tipe mesin dilangkapi dengan rem dua rahang dalam yang hampir sama dengan rem mobil konvensional. Bagaimana pun efisiensi pengereman ini lebih ringan dari pada rem rahang tunggal. Pada gambar 8.8 A, pin (1) pada rahang (2) dan (3) tidak terpasang mati pada rangka mesin. Pada mesin air 449 jet plat melintang (4), membuka rahang yang dihubungkan dengan tuas (4a) apabila ditarik oleh bar (5) dengan tenaga magnit listrik. Gambar 8.8 Rem Mesin Tenun x Rem Ban Rem ban memberi efek pengereman yang jauh lebih besar sehingga banyak digunakan pada mesin tenun. Untuk menjamin pemisahan yang sempurna ban rem (2) dari keliling drum (1) pada waktu rem dilepas, rem dilengkapi dengan penutup (3) dan beberapa skrup (4), sehingga ban dalam posisi bebas dari drum (gambar 8.8B) x Rem konis Suatu contoh rem konis dapat dilihat pada gambar 8.8, yang biasanya melengkapi mesin mesin gripper projektil. Suatu kekurangan rem cakram satu sisi dan rem konis adalah daya rem terhadap poros. Dipihak lain pelat rem biasanya 450 dirancang agar tekanan rem terjadi pada pelat tetap dan tidak ada dorongan pada poros pada saat berputar. Hal ini dapat diatasi dengan rem magnit listrik yang digunakan pada mesin tenun otomatis UTAS (gambar 8.9) pelat tetap 16 dipasang pada alur drum yang dipasang pada kurung siku (breaket) 19. Gambar 8.9 Kopling Magnit Listrik dan Pengereman 8.5.4 Pengontrol Penggerakan Pada mesin tenun tipe lama penggerak dengan kupling biasanya dikontrol secara mekanis sedangkan pada tipe baru digunakan sistem kontrol magnit listrik. x Kontrol Penggerak Mekanis Oleh karena secara komparatif sistem ini lebih ruwet dan banya liku-likunya dan karena jarak yang jauh antara tuas penggerak dengan poros kupling, hal ini akan menimbulkan masalah kompleks, biasanya komponennya dirancang yang memiliki ruang khusus. Selain itu tenaga yang diperlukan juga lebih besar. kontrol penggerak magnit listrik mengacu pada keruwetan dan ongkos yang tinggi pada sistem mekanis, kontrol penggerak 451 magnit listrik banyak dipakai pada mesin-mesin baru. Keuntungan yang diperlihatkan dari sistem magnit listik tersebut adalah : - Tidak diperlukan tenaga fisik untuk menangani mesin tenun. - Pemindahan tenaga listrik sangat sederhana dan alat kontrol dapat ditempatkan dimana saja pada mesin kabel-kabel listrik pengontrol untuk menghentikan mesin, peralatan pemeriksan dan keselamatan mesin tenun mudah dihubungkan. - Penampilan mesin, sepeti menghentikan mesin pada saat bekerja, pengembalian sisir pada posisi titik mati, inching atau gerakan membalik dapat dikontrol secara terprogam. 8.5.5 Rancangan Penggerak Kopling Pelat Tunggal Sulzer Gambar 8.10 Kopling Pelat Tunggal Puli kopling terdiri dari dua bagian (16) dan (18) yang berputar pada poros (19) dan duhubungkan dengan pelat friksi (17). ketika tuas penjalan (14) diputar seperti arah sudut Į garpu (13) bergerak menekan pin (12) ke kiri. Putaran poros 452 dipindahkan melalui piring (11), mendorong leger (10), pin (8) dari ring (15) ke bagian luar puli (16), yang seporos dengan penyangga (shoulder) (3), pelat terjepit, tepat mendorong poros, antara kedua bagian puli kupling dan kupling terhubung. Selama mesin berjalan. Selama mesin berjalan secara penuh bagian-bagian kopling berputar mendorong lager (10). pada gambar 17 : 7 menunjukkan rem cakram, 6 – ban rem x Kopling Novostav dan Rem Gambar 8.11 Kopling dengan Pengontrol Rem oleh Magnit Listrik Tunggal Puli kopling (10) dengan permukaan gesek (9) dapat berputar dan terpasang pada poros tetap (15). bagian kopling penggerak (8) disekrup pada cakram rem (9) x Pada saat diam Magnit listrik (12) pada posisi “off”, jangkar pelindung (13) terlepas dan kopling tidak terhubung. Takanan pegas (2) berjalan dengan dorongan lager (3), menekan cakram rem (5) dan menekan bagian (6). mesin tenun berhenti. x Menjalankan mesin Waktu magnit listrik berjalan, jangkar pelindung (13) dan sekrup (14) denga penyisip (11) beputar dengan arah S. Hasilnya puli kopling (10) terlepas, permukaan gesek (9) Next >